Blog gw bulan ini sempat nggak di-update selama 10 hari. Lumayan lama tuh... alasannya, gara2 internet di rumah gw lagi mati. Padahal ada banyak sekali yang ingin gw ceritain. Beruntung sih akhirnya bisa diceritain, tapi kalau menurut gw, itu sepertinya sudah terlambat banget. Biarin deh, yang penting bisa diupdate dan diceritakan... soalnya bahaya banget kalau misalnya nggak diceritakan. Kalau menurut gw, informasi2 itu sangat penting untuk diceritakan dalam blog ini, jadi memang harus diceritakan. Nah, sambil menunggu internet di rumah gw balik lagi, gw melanjutkan cerita Fanfiction gw, yang sepertinya menurut gw, ceritanya sudah bergeser banget. Ada satu orang teman gw yang langsung nge-tweet ke gw, kalau ceritanya udah terlalu banyak basa-basi. Memang, cerita ini lama-kelamaan udah kebanyakan basa-basinya. Gw harusnya cerita soal 7 Icons, malah gw sekarang asyik ceritain Cherrybelle. Meskipun dalam rencana gw nantinya 7 Icons akan diceritakan lagi, tapi masalahnya, yang ada dalam pikiran gw saat ini ya Cherrybelle. Dalam cerita yang harusnya hanya melibatkan 7 Icons, malah gw juga melibatkan Cherrybelle. Dan mereka sudah terlibat lumayan jauh. Padahal Cherrybelle kan cuma bintang tamu dalam Fanfiction itu... tapi akhirnya, lama-kelamaan, mereka jadi bagian dalam cerita itu. Tapi gw harus jujur, memang dalam pikiran gw ini sudah tercampur antara 7 Icons dan Cherrybelle. Beneran. Udah kecampur banget. Harusnya gw lebih banyak ngomong soal 7 Icons daripada Cherrybelle, justru sekarang keduanya seimbang atau kadang2 Cherrybelle lebih banyak. Yah, memang dalam beberapa bulan ini Cherrybelle sukses men-Dilema-kan semua orang, termasuk gw. Dan sepertinya lebih banyak fans Cherrybelle daripada 7 Icons. Buktinya, kalau bikin hashtag di Twitter, pasti masuk trending topic. Kita para Iconia sepertinya butuh perjuangan banget untuk bisa buat sebuah hashtag itu masuk dalam trending topic. Gw mau cerita sesuatu. Tanggal 28 Oktober, itu hari ulang tahun 7 Icons yang pertama. Gw melihat di timeline, para Iconia sudah sepakat untuk bikin hashtag #7ICONSANNIV untuk merayakannya. Sebenarnya sih sudah direncanakan dari beberapa hari sebelumnya... tapi pada saat yang sama, Cherrybelle tampil di sebuah acara, dan mereka juga bikin hashtag. Namanya #ChibiMissCeleb. Hasilnya, siapa yang lebih tinggi posisinya di daftar trending topic ? #ChibiMissCeleb. Hashtag #7ICONSANNIV sih masuk juga, tapi posisinya jauh di bawah. Sekitar jam sembilan malam tuh hashtag muncul, tapi kemudian malah menghilang, turun ke trending topic se-Jakarta. Sementara hashtag-nya Cherrybelle masih stay on top di trending topic se-Indonesia. Yang bikin gw miris adalah, ada sebuah fanbase Cherrybelle yang bilang, "eh, tetangga sebelah yang lagi ulang tahun malah menghilang... sesuatu!" kalau nggak salah begitu lah... buset, kalau gw bilang ini nggak hormat amat. Di mata gw, ini seperti merusak pesta orang. Akhirnya, gw sedikit kesal dalam hati, dan bikin tweet ini, "Kira-kira, Cherrybelle tahu nggak ya, kalau hari ini ulang tahunnya 7 Icons ?" dan ada Iconia yang jawab ke saya, jawabannya "sepertinya tidak..." kalau nggak salah. Ya, beneran. Kesal dikit sih... udah jelas ada yang ulang tahun dan bikin hashtag, malah main nyusul aja... padahal sehari sebelumnya, Cherrybelle udah bikin hashtag #Chibi8Months dalam rangka perayaan delapan bulan usia Cherrybelle. Harusnya menurut gw, dua2nya fair dong. Kemarin Cherrybelle sudah merajai trending topic, seharusnya hari itu giliran 7 Icons yang gantian. Apalagi ini kan ulang tahun mereka yang pertama. Ulang tahun yang harusnya dirayakan ya seperti ini. Bukan ulang tahun yang dirayakan bulanan. Jujur saja, baru sekarang ada baru tahu ada ulang tahun bulanan. Pertamanya dari pasangan pacaran, seperti ini, "Happy (sekian-sekian) Month Anniversary to (sekian-sekian) and (sekian-sekian), longlast..." kalau ini sih masih wajar... tapi kalau girlband merayakan ulang tahun bulanan, sepertinya baru Cherrybelle yang melakukan ini. Dan saya pun juga ikut memberikan selamat. Karena saya juga ngefans sama Cherrybelle. Kalau gw benci Cherrybelle, sayang. Mereka biarpun badannya kecil2, tapi skill-nya mantap. Suara dan dance sudah teruji. At least, gw sudah mengakui kalau mereka juga girlband yang bagus, that's it. So, buat apa membenci Cherrybelle ? Hanya karena plagiat Girls Generation ? Itu alasan yang klise. Cherrybelle ya Cherrybelle, Girls Generation ya Girls Generation. Kalaupun ada yang mirip, itu lebih karena kebetulan saja. Anggap saja Girls Generation memberikan inspirasi terbentuknya Cherrybelle. Sisanya, biarlah Captain Cherly dan teman2nya, Daddy2nya, dan timnya yang mengarahkan ke mana arahnya. Bisa saja Cherrybelle akan mengikuti atau berlawanan arah dengan Girls Generation, tapi tetap, ide dan dasar pendiriannya, plus semangatnya, mengikuti mereka. Pokoknya semua terserah mereka, itu saja. Kembali lagi soal cerita tadi, beruntung kekesalan gw nggak berlangsung lama. Kenapa ? Karena ternyata hashtag #7ICONSANNIV masih bisa tahan hingga besok harinya, sementara yang satunya menghilang. Hehehehehe... dan kondisi gw makin tenang setelah melihat kak Anisa dan Captain Cherly ngasih selamat pada ce Mezty atas wisudanya. Kebetulan, setelah perayaan ulang tahun 7 Icons yang pertama itu, keesokan harinya ce Mezty wisuda. Dia SE lho sekarang... dan ucapan selamatnya lumayan banyak. Termasuk dari kak Anisa dan Captain Cherly itu... plus juga kak Rafael Sm*sh. Cerita pun selesai. Nah, dari cerita itu, bisa disimpulkan bahwa sepertinya Cherrybelle punya basis fans yang lebih banyak daripada 7 Icons. Buktinya, bikin hashtag saja, bisa langsung masuk trending topic. Hehehehehe... terserah Anda mau menyimpulkan saya seperti apa setelah saya ceritakan hal ini. Tapi ini fakta lho... dan ini pandangan gw sendiri. Kadang2 gw juga bisa kritis terhadap apa yang terjadi di timeline gw, dan gw punya pandangan sendiri terhadap apapun yang terjadi di sekitar gw. Balik ke persoalan utama. Jadi gitu, pikiran gw udah campur aduk. 7 Icons ada... Cherrybelle juga ada... campur aduk abis dan sulit untuk dipisahkan. Dan mungkin isi pikiran gw soal mereka udah rumit banget sekarang. Itulah salah satu yang bikin cerita gw melenceng cukup jauh. Selain itu juga, konsep cerita yang memang kesannya imajinatif banget, itu termasuk faktor lain yang bikin cerita ini nggak kelar2, berlarut-larut, dan melenceng terlalu jauh. Yah, maklumi saja isi imajinasi saya yang kadang2 bisa di luar dugaan banget. Gw memang punya keinginan untuk membangun dunia berdasarkan apa yang gw mau dalam imajinasi gw. Kadang2 gila dan di luar dugaan, tapi memang seperti itulah saya berimajinasi. Jadi maklumi saja. So, bagaimana nasib Fanfiction gw sekarang ? Sekarang tidak dilanjutkan dulu, saya sedang berusaha untuk memantapkan konsepnya biar ceritanya nggak melenceng lagi. Apakah suatu saat nanti akan dilanjutkan ? We'll see.
Di bulan Oktober ini juga merupakan bulan kelabu buat dunia motorsport. Ada dua pembalap tewas di medan balap hanya dalam waktu dua minggu di dua balapan berbeda. Ada Dan Wheldon yang tewas di seri terakhir IndyCar di Las Vegas, tanggal 16 Oktober 2011, dan yang paling bikin heboh, si kribo Marco Simoncelli di MotoGP Malaysia satu minggu kemudian. Mungkin kalian nggak mengenal Dan Wheldon. Tapi gw yakin kalian semua kenal Marco Simoncelli. Pembalap Honda Gresini yang selalu naik motor nomor 58 dan terkenal dengan gaya balapnya yang super nekat. Kalau melihat kecelakaannya... rasanya miris banget melihatnya, karena kecelakaannya itu disiarkan live. Replay-nya bahkan tak jelas dan tidak diputarkan. Mungkin karena kecelakaannya terlalu mengerikan. Simoncelli itu ditabrak motor lain hingga helmnya lepas. Kalau menurut tabloid Otomotif terbaru yang baru gw baca tadi siang, lepasnya helm Simoncelli adalah karena efek tabrakan yang cukup keras. Biasanya kalau seseorang dihantam dengan benda apapun, dengan berat tertentu, dan kecepatan tertentu (biasanya cukup cepat), helm seaman apapun tidak akan dapat menolong. Ada possibility untuk lepas, tergantung besar dan berat beban yang dihantamkan padanya. Dan apa yang dialami oleh Simoncelli, sepertinya dia memang dihantam beban yang sangat berat. Hantaman yang dialami Simoncelli beratnya 220 kg, kalau nggak salah. Gimana nggak besar coba ? Kalau bebannya segini atau lebih dan dengan kecepatan tinggi, bisa selamat, itu keajaiban. Jadi helmnya Simoncelli itu lepas karena beban tabrakan, bukan karena human error. Saya yakin pembalap seperti Simoncelli pasti tahu soal keselamatan di arena balap, jadi dia pasti menyetel helmnya dengan baik dan tepat. Setelah kematian Marco Simoncelli, ucapan duka cita itu mengalir dari mana2. Semua fans MotoGP berduka. Valentino Rossi saja berduka, karena Marco Simoncelli itu sudah seperti adiknya sendiri. Dia bahkan menemani pengiriman jenazah Simoncelli dari Malaysia hingga ke Italia, bahkan ikut hadir di Coriano, tempat pemakamannya. Saya juga ikut berduka, karena bagaimanapun juga, dia rider yang hebat, meskipun saya nggak ngefans sama dia. Idola MotoGP saya tetap satu2nya Valentino Rossi. Tapi kalau sudah ada satu rider yang menghilang di MotoGP, mau dimanapun posisinya ataupun apapun timnya, itu rasanya ada sesuatu yang lain. Apalagi ini Marco Simoncelli. Dia rider yang berbakat, penuh gaya, setiap kali balapan selalu ada aksinya, dan pribadinya cukup baik. Saya dan teman2 di Twitter punya perasaan yang sama terhadap Simoncelli. Saya menonton pemakaman Simoncelli lewat TV Streaming di internet. Ada yang unik di pemakaman itu karena untuk pertama kalinya, saya melihat ada motor balap masuk gereja. Ada dua motor balap di kiri-kanan petinya Simoncelli. Yang satu motornya waktu jadi Juara Dunia 250cc tahun 2008, waktu itu motornya Gilera, dan yang satu lagi adalah motor Honda Gresini. Motor terakhirnya. Belum lagi ada helmnya yang diletakkan di atas petinya. Saya juga melihat ada beberapa rider di acara pemakaman itu, ada Loris Capirossi, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, dan terutama Valentino Rossi. Sambutan masyarakat yang ada di sekeliling gereja cukup luar biasa. Hampir selalu ada tepuk tangan dari para penonton. Itu bukan maksudnya mengejek, tapi itu sambutan orang Italia kalau ada orang yang meninggal. Itu lebih ke penghormatan. Semua tahu seperti apa prestasi Simoncelli, dan rasanya nggak pas kalau semua prestasinya diberi sambutan dan apresiasi yang pantas. Makanya ketika peti jenazahnya tiba di Italia, sambutan tepuk tangan itu diberikan. Dari bandara hingga ke Coriano, semuanya tepuk tangan. Pengunjung yang datang ke Coriano banyaknya minta ampun hingga kota itu tidak bisa menampung lagi jumlah pendatang. Yang datang ke gereja cukup banyak. Banyak fans MotoGP yang merasa kehilangan. Yes. Ketika kemudian ada sajian khusus tentang Marco Simoncelli di sebuah TV diputar, semua dengan serius memperhatikan, bahkan hingga jadi trending topic. Banyak yang nggak nyangka kalau Simoncelli hidupnya hanya 24 tahun saja, dan karirnya di MotoGP hanya 2 tahun saja. Banyak yang miris melihat cara wafatnya Simoncelli yang tragis. Banyak yang terharu. Banyak yang nangis. Ayahnya Simoncelli saja nangis. Valentino Rossi juga katanya nangis. MotoGP nangis karena kepergian Simoncelli. Semua fans sangat kehilangan dan mencintai Simoncelli. Hashtag #CiaoMarco dibuat sebagai penghormatan terakhir buat Simoncelli lewat Twitter. Saya nge-tweet lebih dari puluhan kali dengan kata itu. Setelah pemakaman Simoncelli saya juga sempat bilang, "Buat semua yang malam ini nge-tweet tentang pemakaman Marco Simoncelli, Grazie. Kita sudah buat Marco tahu kalau kita sayang sama dia. #CiaoMarco" Jadi begitulah. Kita sudah menunjukkan rasa cinta kita pada Marco Simoncelli pada saat itu. Kehilangan ? Jelas. Tapi kita harusnya bahagia. Seperti kata pastor yang memimpin pemakaman Simoncelli, "pada malam sebelum GP terakhir (Simoncelli) mengatakan Ia ingin memenangkan GP Sepang, karena dia bilang disana dari atas podium saya bisa melihat semua orang. Bagi kita semua sekarang berduka karena tak lagi bisa melihat Marco, namun memberikan rasa damai dan kebahagiaan, mengetahui bahwa Anda (Marco) kini berada di podium tertinggi yang ada (heaven). Selamat tinggal Marco." Apa bahagianya ? Kebahagiaannya adalah sekarang kita bisa lihat Marco Simoncelli berada di podium tertinggi yang pernah ada. Surga. Buat kami orang Kristen, meskipun kami sedih bila ada seseorang yang meninggal, tapi pada akhirnya kita juga bahagia. Kematian itu membahagiakan. Kenapa ? Karena sekarang ia sudah di Surga, sudah tenang bersama Tuhan. Perasaan kita akan tenang dengan sendirinya, karena ia sudah tenang. Marco sudah tenang. Ia bahagia, kita pun juga bahagia. Jadi, podium yang ia inginkan adalah sebuah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan buat dirinya, kebahagiaan buat kita juga. Sama halnya ketika dia menang balapan. Dia bahagia, timnya bahagia, fans-nya bahagia. Seperti itulah. Kebahagiaan itu yang mungkin sekarang dirasakan Marco Simoncelli, dan juga Dan Wheldon, mereka kini sama2 ada di podium tertinggi yang pernah ada, dan mungkin saja sekarang mereka sedang adu kebut2an di sirkuit khusus yang sudah Tuhan siapkan untuk mereka. Dan Wheldon dengan mobil IndyCar-nya, dan Marco Simoncelli dengan motor MotoGP-nya. Mereka bisa balapan berapapun lap yang mereka inginkan, para malaikat jadi marshal dan kru pitstop-nya, dan Tuhan yang jadi race director sekaligus pengibar bendera finishnya. Hehehehehe... jangan salah, di Surga ada sirkuit. Di Surga semuanya ada, tapi kalau mau masuk ke sana, tunggu waktunya dulu ya... hehehehe, kecuali kalau mau nyoba duluan silakan...
Baiklah, sepertinya tulisan gw ini sudah terlalu banyak. Gw mau ngucapin terima kasih buat semuanya yang sudah datang berkunjung ke blog ini selama bulan Oktober, target 35000 views tembus, dan sekarang jumlah viewers sudah hampir 39000 (atau bisa jadi sudah lewat dari itu sekarang) mungkin bulan depan 40000 viewers bisa tembus. Terima kasih buat semuanya. Oke, sekian dulu tulisan saya, maafkan kalau ada yang tidak berkenan, kurang-lebihnya mohon dimaafkan... Happy Enjoy, dan YNWA.
BYE BYE OCTOBER, HELLO NOVEMBER.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar