Saya sebenarnya ingin menulis tentang ini sejak kemarin, tapi karena kemarin saya jalan2 dan kemudian saya harus istirahat dulu, akhirnya baru bisa saya tulis sekarang. Masih berhubungan dengan Olimpiade London 2012, kali ini saya akan cerita soal sejarah medali Olimpiade. Medali Olimpiade dihadiahkan kepada para atlet yang berprestasi di setiap cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. Biasanya, ada tiga jenis medali yang diberikan, yaitu medali emas untuk peringkat pertama, medali perak untuk peringkat kedua, dan medali perunggu untuk peringkat ketiga. Sejarahnya, medali mulai diberikan saat Olimpiade modern pertama di Athena, Yunani, tahun 1896. Sebelumnya, pada Olimpiade kuno, pemenang hanya mendapat hadiah mahkota daun laurel. Akan tetapi, ketika Olimpiade 1896, belum ada medali emas. Yang ada hanyalah medali perak dan medali perunggu untuk pemenang, selain juga menerima mahkota daun laurel. Pada Olimpiade 1900 di Paris, medali malah tidak diberikan. Pemenang mendapat hadiah berupa trofi atau plakat. Barulah pada Olimpiade ketiga tahun 1904 di St. Louis, Louisiana, Amerika Serikat, medali dengan struktur dan protokoler penerimaan yang kita kenal saat ini diberikan. Medali diberikan kepada tiga atlet terbaik, berdasarkan posisinya, medali emas untuk pemenang pertama, medali perak untuk pemenang kedua, dan medali perunggu untuk pemenang ketiga. Para pemenang tidak hanya menerima medali sebagai penghargaan. Semua atlet yang berada di posisi pertama hingga posisi kedelapan menerima sertifikat. Selain itu juga, di stadion utama Olimpiade, nama para pemenang ditulis di tembok, sebagai tanda peringatan. International Olympic Committee (Komite Olimpiade Internasional, IOC) memiliki aturan tersendiri mengenai ukuran medali yang dihadiahkan, dan memiliki keputusan akhir mengenai desain akhirnya. Spesifikasi medali dirancang bersama oleh IOC bersama dengan komite Olimpiade nasional negara tuan rumah Olimpiade. Meskipun begitu, IOC sudah memiliki aturan sendiri, sebagai berikut:
- Penerimanya harus merupakan tiga atlet terbaik dalam setiap cabang yang dilombakan
- Bentuknya lingkaran, dan ada bagian untuk memasukkan pita kalung medali
- Diameternya minimal 60 milimeter
- Ketebalannya minimal 3 milimeter
- Bahan medalinya, untuk medali emas terbuat dari 550 gram perak (bukan emas murni) dengan tingkat karat 925 hingga 1000 grade, dan disepuh dengan 6 gram emas murni. Untuk medali perak, bahannya sama dengan medali emas, namun tanpa disepuh emas, berharga sekitar 260 dollar. Dan untuk medali perunggu, terbuat dari tembaga, dengan tambahan timah dan seng, berharga sekitar 3 dollar
- Cabang olahraga yang menghadiahkan medali tersebut harus tertulis pada bagian medali
Medali Olimpiade pertama dirancang oleh pematung Perancis, Jules-Clement Chaplain dan menggambarkan dewa Zeus yang sedang memegangi dewi Nike, dewi kemenangan di tangan kanannya pada bagian depan, dan gambar Acropolis pada bagian belakangnya. Medali ini dibuat oleh Paris Mint yang juga membuat medali untuk Olimpiade 1900 di Paris. Ini memulai tradisi untuk memberi tanggung jawab pada kota tuan rumah untuk membuat medali Olimpiade. Untuk beberapa Olimpiade kemudian, tuan rumah diperbolehkan untuk memilih desain medalinya sendiri.
Pada tahun 1923, IOC menggelar sebuah kompetisi untuk membuat desain medali Olimpiade. Hasilnya, desain Trionfo (kemenangan) karya Giuseppe Cassioli terpilih sebagai pemenang pada tahun 1928. Desain buatan Cassioli menampilkan dewi Nike pada bagian sisi kiri medali dan Colosseum Roma pada bagian sisi kanan bawahnya, dan tempat untuk menulis event Olimpiade yang berlangsung di bagian kanan atas pada bagian depannya, sementara di bagian belakangnya terdapat gambar seorang atlet pemenang yang sedang diarak oleh para penonton. Desain ini langsung dipakai pada Olimpiade 1928 di Amsterdam, Belanda, dan bertahan hingga 40 tahun lamanya, hingga Olimpiade 1972 di Muenchen, Jerman. Pada Olimpiade ini, desain bagian belakang medali diubah. Desain Trionfo tetap bertahan hingga beberapa Olimpiade kemudian, dengan bagian belakang yang dimodifikasi atau bentuk semula, berdasarkan desain dari masing2 pembuatnya. Pada Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, IOC memperbolehkan desain Trionfo dimodifikasi, namun tidak boleh mengubah gambar dewi Nike yang ada pada desain tersebut. Trend ini kemudian berakhir pada Olimpiade 2004 setelah banyak kritik yang muncul gara2 desain medali pada Olimpiade sebelumnya. Pada Olimpiade 2000 di Sydney, Australia, muncul kritikan dari media Yunani soal desain bagian depan medali yang justru menampilkan gambar Colosseum, yang bergaya Romawi, daripada gambar Parthenon, yang bergaya atau berciri Yunani. Desainer medalinya, Wojciech Pietranik, membela dirinya dengan mengatakan bahwa ia membuat desain medali tersebut berdasarkan contoh dari desain Trionfo asli karya Cassioli pada tahun 1928. Pada awalnya, Wojciech Pietranik membuat desain dengan menampilkan gedung Sydney Opera House di depannya. Namun IOC menilai desain itu harus diganti dengan Colosseum dan seorang pembalap kereta kuda. Ia pun akhirnya mengubah desain itu, dan meskipun dikritik, pihak panitia lokal di Sydney memutuskan untuk melanjutkannya, karena mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan desain yang baru dan akan membuat biayanya lebih mahal. Dari situ kemudian terungkap bahwa pada desain Cassioli terdapat kesalahan, dengan menampilkan Colosseum pada bagian depannya, bukan Parthenon. Kesalahan desain itu bertahan hingga 76 tahun sampai kemudian desain medali yang baru dibuat untuk Olimpiade 2004 di Athena, Yunani. Pada desain baru itu, tergambar Stadion Panathinaiko, yang merupakan tempat upacara pembukaan Olimpiade 1896 dan salah satu tempat penyelenggaraan Olimpiade kuno, selain juga menampilkan dewi Nike dengan tampilan baru. Desain ini dipakai hingga sekarang.
Itu tadi adalah sejarah medali Olimpiade dan juga aturan mengenai struktur medalinya. Berikut ini akan ditampilkan gambar dari masing2 medali yang dipakai pada setiap penyelenggaraan Olimpiade, dari tahun 1896 hingga saat ini. Gambar2 ini adalah hasil screenshot dari sebuah infografis interaktif buatan sebuah media asal Brazil yang ditampilkan di website The Daily Telegraph. Di dalam gambar2 ini juga terdapat penjelasan mengenai medali2 ini dalam bahasa Inggris.
Sejak Olimpiade Amsterdam 1928 hingga Olimpiade Mexico City tahun 1968, desain medali menggunakan desain Trionfo karya Giuseppe Cassioli. Sejak Olimpiade Munchen 1972, hanya desain medali bagian depan yang dipertahankan, sedangkan bagian belakangnya diubah berdasarkan desain dari pembuatnya. Mulai Olimpiade Barcelona 1992, desain medali bagian depan boleh dimodifikasi, namun hasil modifikasi desain medali ini pada Olimpiade Sydney 2000 justru menimbulkan masalah, yang kemudian membuat pihak IOC harus mengganti desain medali secara keseluruhan.
Efek dari hujan kritik yang dialamatkan pada medali Olimpiade Sydney 2000, dan kesalahan yang terjadi pada desain medali yang sudah berlangsung selama 76 tahun, membuat desain medali yang baru harus dibuat. Desain medali yang dipakai sejak Olimpiade Athena 2004 ini terus dipakai hingga sekarang, dengan beberapa variasi pada bagian belakangnya.
Catatan: Olimpiade 1916, Olimpiade 1940, dan Olimpiade 1944 tidak digelar karena Perang Dunia. Penyelenggaraan Olimpiade langsung diloncat ke Olimpiade berikutnya, sehingga meskipun pada medali Olimpiade London 2012 tertulis Olimpiade ke-30, pada kenyataannya, hanya 27 Olimpiade yang berlangsung hingga saat ini.
Untuk Olimpiade London 2012 ini, bentuk medalinya adalah seperti pada gambar berikut, dengan penjelasan mengenai desain medalinya ada pada bagian bawah gambar.
Medali Olimpiade London 2012 memiliki desain campuran antara gaya Yunani dan gaya Inggris. Pada bagian depan, memakai desain baru yang sudah dipakai sejak Olimpiade Athena 2004, yang menampilkan gambar dewi Nike yang melangkah keluar dari Parthenon yang ada di bagian kiri belakang. Pada bagian latar belakang terdapat Stadion Panathinaiko. Pada bagian atas medali terdapat tulisan "XXX Olympiad London 2012". XXX berarti angka 30 dalam penomoran Romawi. Di bawahnya, tepat di atas kepala dewi Nike, terdapat logo Olimpiade. Sementara pada bagian belakang terdapat logo Olimpiade London 2012 di bagian tengah, sebagai metafora kota modern, dengan gambar kotak di sekelilingnya sebagai simbol pusat perhatian dan lambang kota besar pada peta, di tengah belakang logo terdapat gambar seperti pita, yang melambangkan Sungai Thames, sungai terpanjang di Inggris, yang melewati kota London. Di sekeliling logo Olimpiade London 2012 terdapat banyak garis, yang melambangkan energi para atlet serta kebersamaan untuk selalu maju. Pola garis2 ini juga terdapat pada pita kalung medali. Pita kalung medali berwarna ungu, sebagai simbol perayaan ulang tahun naik tahta Ratu Elizabeth II ke-60 yang jatuh pada tahun 2012 ini. Pada pita kalung itu juga terdapat tulisan "London 2012" dan terdapat logo Olimpiade pada bagian ujung pita, dekat dengan medali. Tulisan cabang olahraga yang dipertandingkan terdapat bagian sisi samping medali. Medali ini didesain oleh David Watkins dan dibuat oleh Royal Mint, yang merupakan pembuat koin untuk seluruh wilayah Inggris. Medali ini memiliki tebal 85 milimeter, tebal 7 milimeter, dan memiliki berat antara 350 hingga 400 gram, membuatnya menjadi medali Olimpiade terbesar dan terberat sepanjang sejarah. Sebelum Olimpiade London 2012 ini berlangsung, semua medali disimpan di Tower of London, yang juga merupakan tempat penyimpanan mahkota kerajaan Inggris. Medali2 ini baru akan dikeluarkan pada saat hari pertandingan yang memperebutkan medali digelar. Total, ada sekitar 2100 medali yang akan diperebutkan oleh para atlet di Olimpiade kali ini, dari berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan.
Sekarang, yang akan dijelaskan adalah tata cara penyerahan medali. Bila Anda berpikir sejak Olimpiade pertama digelar, para atlet akan berdiri di podium dan menerima medali dari tamu kehormatan seperti saat ini, Anda salah. Pada kenyataannya, tradisi penyerahan medali pada Olimpiade jaman dulu berbeda dengan tradisi saat ini. Dulu, penyerahan medali tidak dilakukan langsung setelah pertandingan berakhir. Penyerahan medali baru dilakukan pada saat upacara penutupan, dengan semua atlet yang menerima medali berpakaian formal. Mereka akan berdiri di depan tamu kehormatan dan menerima medali. Tradisi itu kemudian berubah pada Olimpiade Los Angeles 1932. Sistem podium untuk pertama kali diberlakukan. Tiga orang peraih medali, baik itu medali emas, perak, atau perunggu, berdiri di podium dan menerima medali dari tamu kehormatan. Pada Olimpiade Roma 1960, tradisi penyerahan medali ditambah dengan keharusan seorang atlet pemenang untuk menunduk saat medali dikalungkan. Ini sejalan dengan bentuk medali yang memiliki pita kalung pada bagian atasnya. Ya, pada Olimpiade Roma 1960, untuk pertama kalinya medali diserahkan dengan cara dikalungkan. Sebelumnya, medali hanya berupa benda berbentuk lingkaran dan terbuat dari bahan logam, seperti halnya sebuah koin. Pada awalnya, kalung medali berupa rantai berbentuk daun laurel. Kini, kalung medali berbentuk pita, dan terbentuklah medali yang kita kenal saat ini. Pada Olimpiade Athena 2004, selain menerima medali, atlet pemenang juga menerima mahkota daun laurel, seperti halnya ketika Olimpiade Athena 1896, mengikuti tradisi yang berlaku saat Olimpiade kuno. Masih ingat saat Taufik Hidayat menerima medali emas bulutangkis tunggal putra ketika itu ? Ia juga menerima mahkota daun laurel sebagai hadiahnya, namun kemudian menghilang beberapa saat kemudian saat berada di hotel. Ia dan temannya pun kemudian mencari penggantinya, dan menemukan sebuah replika mahkota daun laurel emas di sebuah toko di Athena. Ketika ia ingin membelinya, harganya sangat mahal, sehingga ia harus menawar terlebih dulu. Beruntung, seseorang mengenalinya sebagai pemenang emas Olimpiade, hingga akhirnya replika mahkota itu bisa dibeli dengan harga yang cukup. Replika mahkota daun laurel emas itulah yang Taufik Hidayat bawa pulang ke Indonesia, bersama dengan medalinya.
Baiklah, saya pikir segitu saja cerita soal medali Olimpiade ini, semoga bisa memberi informasi baru untuk kalian semua. Kita juga berharap, dari 2100 medali yang ada di Olimpiade London 2012 ini, beberapa diantaranya bisa dibawa pulang oleh atlet Indonesia. Mudah2an saja atlet2 Indonesia bisa mempertahankan tradisi emas yang sudah ada sejak Olimpiade Barcelona 1992, selain juga bisa mendapatkan medali2 yang lain. Indonesia Pasti Bisa! Oke, kalau begitu, sekarang saatnya saya untuk mengakhiri posting ini, sekian posting saya, dan Happy Enjoy!
Sekarang, yang akan dijelaskan adalah tata cara penyerahan medali. Bila Anda berpikir sejak Olimpiade pertama digelar, para atlet akan berdiri di podium dan menerima medali dari tamu kehormatan seperti saat ini, Anda salah. Pada kenyataannya, tradisi penyerahan medali pada Olimpiade jaman dulu berbeda dengan tradisi saat ini. Dulu, penyerahan medali tidak dilakukan langsung setelah pertandingan berakhir. Penyerahan medali baru dilakukan pada saat upacara penutupan, dengan semua atlet yang menerima medali berpakaian formal. Mereka akan berdiri di depan tamu kehormatan dan menerima medali. Tradisi itu kemudian berubah pada Olimpiade Los Angeles 1932. Sistem podium untuk pertama kali diberlakukan. Tiga orang peraih medali, baik itu medali emas, perak, atau perunggu, berdiri di podium dan menerima medali dari tamu kehormatan. Pada Olimpiade Roma 1960, tradisi penyerahan medali ditambah dengan keharusan seorang atlet pemenang untuk menunduk saat medali dikalungkan. Ini sejalan dengan bentuk medali yang memiliki pita kalung pada bagian atasnya. Ya, pada Olimpiade Roma 1960, untuk pertama kalinya medali diserahkan dengan cara dikalungkan. Sebelumnya, medali hanya berupa benda berbentuk lingkaran dan terbuat dari bahan logam, seperti halnya sebuah koin. Pada awalnya, kalung medali berupa rantai berbentuk daun laurel. Kini, kalung medali berbentuk pita, dan terbentuklah medali yang kita kenal saat ini. Pada Olimpiade Athena 2004, selain menerima medali, atlet pemenang juga menerima mahkota daun laurel, seperti halnya ketika Olimpiade Athena 1896, mengikuti tradisi yang berlaku saat Olimpiade kuno. Masih ingat saat Taufik Hidayat menerima medali emas bulutangkis tunggal putra ketika itu ? Ia juga menerima mahkota daun laurel sebagai hadiahnya, namun kemudian menghilang beberapa saat kemudian saat berada di hotel. Ia dan temannya pun kemudian mencari penggantinya, dan menemukan sebuah replika mahkota daun laurel emas di sebuah toko di Athena. Ketika ia ingin membelinya, harganya sangat mahal, sehingga ia harus menawar terlebih dulu. Beruntung, seseorang mengenalinya sebagai pemenang emas Olimpiade, hingga akhirnya replika mahkota itu bisa dibeli dengan harga yang cukup. Replika mahkota daun laurel emas itulah yang Taufik Hidayat bawa pulang ke Indonesia, bersama dengan medalinya.
Baiklah, saya pikir segitu saja cerita soal medali Olimpiade ini, semoga bisa memberi informasi baru untuk kalian semua. Kita juga berharap, dari 2100 medali yang ada di Olimpiade London 2012 ini, beberapa diantaranya bisa dibawa pulang oleh atlet Indonesia. Mudah2an saja atlet2 Indonesia bisa mempertahankan tradisi emas yang sudah ada sejak Olimpiade Barcelona 1992, selain juga bisa mendapatkan medali2 yang lain. Indonesia Pasti Bisa! Oke, kalau begitu, sekarang saatnya saya untuk mengakhiri posting ini, sekian posting saya, dan Happy Enjoy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar