Sudah lama saya tidak menulis lagi di sini. Itu karena memang tidak ada hal yang ingin saya tulis. Tapi untuk sekarang, saya akan menulis lagi. Dalam posting terakhir saya tentang launching mobil Formula 1 musim ini, saya menuliskan bahwa masih ada satu tim lagi yang belum meluncurkan mobilnya, dari 11 tim peserta yang akan berkompetisi musim ini. Tim itu adalah Williams F1 Team, salah satu tim legendaris balap Formula 1 yang sudah berkompetisi di ajang ini selama lebih dari 30 tahun. Hari ini, mereka meluncurkan mobil barunya yang diberi nama FW35. Mobil itu diluncurkan di Circuit de Catalunya, Barcelona, Spanyol, berbarengan dengan dimulainya tes pramusim kedua musim ini. Tim ini menjadi tim terakhir yang meluncurkan mobilnya untuk musim ini, semenjak 10 tim lainnya sudah meluncurkan mobil barunya sejak tanggal 28 Januari hingga 5 Februari 2013 kemarin. Mobil FW35 sebenarnya berasal dari mobil musim lalu, FW34, tapi 80% bagian dari mobil ini adalah bagian baru. Mobil ini memakai vanity panel pada bagian moncongnya, membuat mobil ini memiliki moncong yang tinggi dan besar. Imbasnya, Williams pun menjadi satu2nya tim bermesin Renault yang memakai vanity panel pada mobilnya. Tim2 lain yang memakai mesin Renault seperti Lotus, Red Bull, dan Caterham memilih untuk memakai moncong berundak seperti halnya musim lalu. Berbeda dengan tim lain yang meluncurkan mobilnya saat tes pramusim pertama dimulai, Williams justru memilih untuk launching mobil pada tes pramusim kedua dan menurunkan mobil lama mereka, FW34, untuk tes pramusim pertama. Alasan tim melakukan hal tersebut adalah untuk fokus mengevaluasi ban baru buatan Pirelli untuk musim ini, sekaligus juga melihat perkembangan beberapa bagian mobil sebelum mobil baru mereka diluncurkan. Pada tanggal 11 Februari, mobil FW35 lolos tes tabrak akhir FIA, membuat mobil ini bisa segera turun ke lintasan pada tes pramusim kedua ini. Menurut Mike Coughlan, dalam pengembangan mobil ini, selama musim dingin stabilitas mobil ini menjadi perhatian. Ia merasa sangat senang dengan keuntungan yang dapat dibuat dengan mobil ini. Ia juga mengatakan bahwa mobil ini lebih baik daripada mobil musim lalu, dan ia berpikir semua orang yang terlibat dalam proyek ini merasa bangga dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Mike Coughlan juga menambahkan bahwa sistem pembuangan mobil akan menjadi prioritas utama pengembangan mobil musim ini. Ia mengatakan bahwa efek coanda (efek udara di mana exhaust mengarah lebih ke bawah dan udara akan mengalir ke arah as roda dan naik ke atas melalui endplate bawah sayap belakang) merupakan hal yang besar untuk mereka. Tidak ada klarifikasi aturan mengenai bagian tersebut, sehingga tim akan bekerjasama dengan Renault untuk memaksimalkan keuntungan yang ada. Ia juga mengatakan, penggunaan DRS (sayap belakang yang bisa dibuka-tutup) akan dibatasi musim ini, sehingga mereka tidak mengambil sumber dari sana dan akan fokus ke bagian lain. Menurut Team Principal Frank Williams, tim harus menunggu hingga seri pertama di Australia nanti untuk benar2 melihat seperti apa yang dimiliki, tapi ia percaya bahwa mobil ini adalah langkah maju dari mobil musim lalu yang juga sangat kompetitif. Ia berkata bahwa Pastor Maldonado adalah orang yang sangat menyenangkan, dan juga pembalap yang punya tekad besar. Sementara rekan satu timnya, Valtteri Bottas adalah pembalap yang lebih tenang dan sangat berbakat. Williams sudah berada di papan atas beberapa kali selama 30 tahun terakhir. Wajar dalam olahraga ada naik dan turun, tapi ketika kita sedang turun, kita selalu berjuang untuk kembali. Ia berharap dengan tim yang ada saat ini, mobil FW35, kombinasi bakat dari Pastor Maldonado, Valtteri Bottas, dan Susie Wolff, dan dukungan yang terus berlanjut dari rekanan kami, kita akan ada pada posisi untuk menantang tim terbaik. Untuk kalian yang ingin tahu seperti apa mobil baru Williams F1 Team ini, langsung saja, ini dia...
Seperti itulah foto mobilnya. Moncongnya bisa dilihat, tinggi dan besar. Itu efek dari pemakaian vanity panel pada mobil ini. Mungkinkah ini "moncong meja" baru di Formula 1 ? Musim lalu kita ingat ada mobil Ferrari F2012 yang saya katakan moncongnya besar, tinggi, dan lebar seperti meja, hingga kau bisa menulis sesuatu di atasnya. Sekarang, dengan ukuran yang lebih baik, sejajar dengan kokpit, moncong sejenis ini muncul lagi. Kalian bisa bayangkan betapa tingginya jarak moncong ini dengan sayap depannya. Yang juga unik, bagian pilar penyambung antara moncong dan sayap depan berbentuk seperti miring, dengan sedikit lekukan yang mengarah ke belakang. Bagian ini jadinya besar ke belakang. Kalau bisa dikatakan, moncong mobil FW35 hampir mirip moncong mobil Ferrari F138, di mana moncong itu tinggi, besar, dilengkapi vanity panel, dan pilar penyambungnya berjarak sangat dekat dengan ujung moncong depan. Bedanya sambungan antara moncong dan sayap depan di F138 memiliki lekukan di bagian depannya tapi bagian belakangnya berbentuk papan yang memanjang ke belakang, sementara FW35 memiliki lekukan pada bagian depan dan belakang sambungannya, sehingga memberi kesan sambungan moncong mobil ini berbentuk miring. Bagian lain yang juga menjadi perhatian adalah pada bagian belakang mobil. Ada yang mengatakan bodywork (badan mobil) bagian belakang berukuran sangat pendek, sehingga ada jarak yang cukup jauh antara bagian belakang dan ban belakang serta sayap belakang mobil. Kalian bisa melihat bahwa as roda belakang mobil sangat jelas terlihat. Mungkinkah ini yang dimaksud dengan penerapan efek coanda gaya Williams ? Dengan sudut yang pas, udara yang keluar dari pembuangan mobil akan mengarah ke bagian lantai mobil lalu mengarah ke sela2 as roda dan mengalir ke atas ketika melewati endplate bawah sayap belakang. Karena mobil Formula 1 sangat kencang, bisa dikatakan akan ada semacam "udara tembak" yang mengarah ke belakang, dan jika penerapannya sangat baik, itu bisa memberikan downforce yang lebih besar pada mobil, sehingga mobil ini akan lebih kencang saat berada di lintasan. Mungkin seperti itu penjelasannya...
Sekarang kita masuk ke pembalap yang akan mengendarai mobil Williams FW35 pada balapan musim ini. Ada Pastor Maldonado dan Valtteri Bottas. Kita akan memprofilkannya satu per satu. Dimulai dari Pastor Maldonado. Lahir di Maracay, Venezuela, tanggal 10 Maret 1985. Ia adalah satu2nya pembalap Venezuela di ajang Formula 1, dan menjadi pembuka jalan bagi banyak pembalap asal Venezuela yang ingin membalap di Formula 1. Beberapa pembalap Venezuela banyak ada di beberapa balapan di bawah Formula 1, bahkan sudah ada yang mencapai GP2 Series. Nama lengkapnya adalah Pastor Rafael Maldonado Motta. Pertama kali ia membalap Formula di Italia. Ia mengikuti Formula Renault Italia pada tahun 2003 bersama tim Cram Competition dan finish ke-7 di klasemen pembalap. Ia meraih 3 podium dan 1 pole position saat itu. Musim berikutnya, bersama tim yang sama, ia menjadi Juara Formula Renault Italia, dengan 8 kemenangan dan 6 pole position dari 17 kali start. Ia juga mengikuti Formula Renault Eurocup, dan finish di peringkat ke-8. Ia meraih dua kemenangan pada saat itu. Ia juga membalap di salah satu seri balapan Formula Renault V6 Eurocup, di mana ia berhasil finish kelima. Pada bulan November 2004, ia mendapat kesempatan mengetes mobil Formula 1 bersama tim Minardi. Pemilik tim saat itu, Giancarlo Minardi, hadir saat tes, dan memberi komentar positif atas penampilannya. Tahun 2005, Maldonado membalap di Formula 3000 Italia, dan finish di peringkat ke-9 klasemen pembalap, dengan satu kemenangan. Ia juga mengikuti World Series by Renault, dengan posisi finish terbaik ke-7. Tapi, keikutsertaannya di balapan itu diwarnai dengan larangan balapan empat balapan gara2 membalap secara berbahaya. Ia tidak melambat saat melalui tempat kecelakaan saat balapan di Monako, meskipun ada bendera peringatan, dan menabrak dan mencederai seorang marshal. Di tahun 2006, ia membalap di Formula Renault 3.5 Series. Ia finish ketiga di klasemen akhir, dengan meraih tiga kemenangan, enam podium, dan lima pole position. Tapi ada kontroversi. Ia sebenarnya bisa menjuarai balapan tersebut, jika seandainya ia tidak didiskualifikasi pada salah satu balapan karena pelanggaran teknis. Timnya mengajukan banding atas keputusan itu, dan hasil balapan dinyatakan provisional (sementara) hingga pengadilan banding motorsport Italia menetapkan keputusan steward saat sidang pada Januari 2007. Meski begitu, penampilannya di Formula Renault 3.5 Series menarik perhatian tim2 dari GP2 Series. Pada musim 2007, ia membalap di GP2 Series dengan Trident Racing, setelah tes yang sukses pada akhir 2006. Tidak lama bagi Maldonado untuk menang pertama kali di GP2 Series. Ia meraih kemenangan pertamanya setelah empat balapan di Monako. Namun, karena ia mengalami cedera patah tulang selangka saat latihan, ia tidak balapan di empat balapan terakhir, membuatnya finish di luar peringkat 10 besar. Musim berikutnya, ia tetap bertahan di GP2 Series, namun dengan tim baru, yaitu Piquet Sports. Ketika itu, pada pertengahan musim, ia sudah meraih dua pole position dan dua podium. Ia mengalami balapan yang lucu di Inggris, di mana ketika ia start, mesinnya mogok di grid yang kosong, mendapat penalti karena melanggar batas kecepatan di pit lane saat ia kembali ke lintasan dan menyalip saat bendera kuning dikibarkan, dan menabrak Adrian Valles dan Kamui Kobayashi pada lap terakhir. Ia start paling belakang saat Feature Race di Hungaria, tapi berhasil finish ke-5 setelah berhasil bertahan lebih lama dari para pesaingnya, dan membuat beberapa lap cepat secara beruntun dengan ban yang dipakainya. Di enam balapan terakhir, ia meraih empat podium, termasuk di antaranya menang di Belgia, membuatnya finish di peringkat ke-5 klasemen akhir pembalap. Di musim 2009, ia membalap untuk ART Grand Prix. Sebagai bagian dari kontraknya, ia juga turun pada GP2 Asia Series selama tiga balapan. Di sini, ia sering dibayangi oleh rekan satu timnya, yang kemudian menjadi juara GP2 saat itu, Nico Hulkenberg. Tapi ia masih bisa finish ke-6 di klasemen akhir untuk membantu tim ART Grand Prix meraih gelar juara tim. Untuk mendapat pengalaman sebelum tampil di balapan terakhir GP2 Series saat itu, yang digelar di Algarve, Portugal, ia sempat membalap di seri pertama Euroseries 3000. Ia menang di balapan pertama, setelah start dari posisi kedua. Pada musim 2010, Maldonado pindah tim lagi, kali ini ke Rapax Team. Rekan satu timnya adalah Luiz Razia. Di musim ini, ia berhasil menjadi juara GP2 Series pada seri terakhir, dengan memenangi enam Feature Race secara beruntun, dari seri Turki hingga seri Belgia. Secara total, ia meraih 10 kemenangan, dan menjadi rekor GP2 Series. Ia menjadi juara dengan selisih 16 poin dari Sergio Perez, yang membalap untuk Barwa Addax Team. Rapax juga menjuarai klasemen tim, berbeda lima poin dari Barwa Addax. Untuk karir Formula 1-nya, pada awalnya, Maldonado sempat menjadi incaran dari tim Campos Meta pada tahun 2010. Ia menjadi salah satu pembalap yang menjadi pilihan untuk mendampingi Bruno Senna saat itu, selain Pedro De La Rosa dan Vitaly Petrov. Namun, pergantian pemilik dan masalah finansial tim mengubah keadaan, dan kursi pembalap pun menjadi milik Karun Chandhok. Lalu dilaporkan bahwa Maldonado akan menjadi pembalap tes sekaligus pembalap cadangan untuk Stefan GP, calon tim Formula 1 yang masuk untuk menggantikan tim USF1 yang mundur. Mundurnya USF1 saat itu, secara teori, bisa membuka jalan untuk masuknya tim baru. Stefan GP menjadi calon terkuat. Namun, akhirnya Stefan GP dilarang ikut Formula 1 musim itu, membuat Formula 1 musim 2010 hanya diisi oleh 12 tim saja, bukan 13 tim seperti pada pengesahan awal. Musim berikutnya, setelah menjadi Juara GP2 Series 2010, ia membalap untuk Williams F1 Team. Pada akhir musim 2010, ia sudah diberitakan akan bergabung dengan Williams untuk musim 2011, menggantikan Nico Hulkenberg dan satu tim dengan Rubens Barrichello. Ia ikut 2010 Formula 1 Young Driver's Test di Abu Dhabi, membalap untuk dua tim, yaitu Williams dan Hispania Racing, yang merupakan rebranding dari Campos Meta. Pada tanggal 15 November 2010, Williams mengkonfirmasi bahwa Nico Hulkenberg telah keluar dari tim, dan digantikan oleh Maldonado mulai tanggal 1 Desember. Sebagai tambahan catatan prestasinya di lintasan, Maldonado membawa sponsor dari pemerintah Venezuela, melalui perusahaan minyak yang dikelola oleh negara, yaitu Petroleos de Venezuela, SA, atau yang disingkat sebagai PDVSA. Sponsor PDVSA hingga saat ini masih terpampang dengan jelas di mobil Williams F1 Team. Di musim pertamanya dengan Williams, Maldonado hanya finish ke-19 di klasemen pembalap, dengan hanya meraih satu poin, hasil finish ke-10 di GP Belgia. Sisanya, Maldonado lebih banyak berada di papan bawah, dengan posisi finish tertinggi ke-11 dan posisi terendah ke-18. Ia juga banyak mengalami retired saat balapan. Di musim berikutnya, semuanya berubah untuk Maldonado. Pada balapan pertama di Australia, ia nyaris meraih poin besar dengan finish kelima, tapi mobilnya mengalami kecelakaan di akhir balapan. Pada balapan di Tiongkok, ia berhasil finish ke-8, dan meraih poin perdananya musim itu. Di GP Spanyol, ia menjadi juara, setelah meraih pole position dan sanggup menahan Fernando Alonso dan Kimi Raikkonen sepanjang balapan. Menariknya, itu adalah untuk terakhir kalinya Maldonado meraih poin hingga paruh musim. Hingga paruh musim, ia lebih banyak akrab dengan insiden2 di lintasan, dan sering kena penalti gara2 menyebabkan kecelakaan atau pelanggaran lain saat balapan berlangsung. Itu membuatnya dan Romain Grosjean dianggap sebagai "Bad Boys of Formula 1" karena reputasi buruknya saat balapan. Setelah sembilan balapan, ia meraih poin lagi, di GP Jepang. Ia lalu meraih poin lagi di GP Abu Dhabi dan GP Amerika Serikat, membuatnya berada di posisi ke-15 klasemen akhir pembalap, dengan 45 poin. Kemenangan yang ia raih di GP Spanyol memberi catatan tersendiri untuk Williams, di mana mereka meraih kemenangan pertamanya setelah GP Brazil 2004.
Pembalap berikutnya adalah Valtteri Bottas. Lahir di Nastola, Finlandia, pada tanggal 28 Agustus 1989. Ia memiliki pengalaman membalap di Formula Renault UK Winter Series, Formula Renault Eurocup, Formula Renault Northern European Cup, Formula 3 Inggris, Formula 3 Euroseries, dan GP3 Series. Ia merupakan Juara Formula Renault 2.0 Northern European Cup dan Juara Formula Renault Eurocup tahun 2008, dan menjuarai musim perdana GP3 Series tahun 2011. Sejak 2010, ia sudah menjadi test driver untuk Williams F1 Team, dan pada musim lalu, ia turun saat sesi latihan hari Jumat di 15 balapan. Balapan di mana ia tidak turun latihan adalah di Australia, Monako, Kanada, Singapura, dan Amerika Serikat. Ia menjalin hubungan dengan perenang Finlandia Emilia Pikkarainen dan saat ini tinggal di Oxford, Inggris. Prestasi balapannya sebelum berada di Formula 1 adalah sebagai berikut: Peringkat ketiga Formula Renault 2.0 NEC (Northern European Cup) 2007, Juara Formula Renault 2.0 NEC dan Juara Formula Renault Eurocup 2008, peringkat ketiga Formula 3 Euroseries, Juara Masters of Formula 3, dan peringkat ke-5 Macau Grand Prix 2009, peringkat ketiga Formula 3 Euroseries, Juara Masters of Formula 3, dan peringkat ketiga Macau Grand Prix 2010, Juara GP3 Series dan peringkat ke-17 Formula 3 Inggris 2011. Pada tanggal 28 November 2012, ia diumumkan sebagai pembalap kedua Williams F1 Team, mendampingi Pastor Maldonado.
Selain Pastor Maldonado dan Valtteri Bottas, Williams F1 Team memiliki pembalap tes, yaitu Susie Wolff, atau yang sebelumnya dikenal sebagai Susie Stoddart. Susie adalah istri dari Toto Wolff, direktur eksekutif Mercedes AMG Petronas dan pemegang saham di Williams F1 Team. Dulunya, ia adalah direktur eksekutif Williams F1 Team. Sebelum menjadi pembalap tes Williams, Susie adalah pembalap di ajang balap turing Deutsche Tourenwagen Meister (DTM) sejak 2006 hingga 2012. Ia lalu bergabung dengan Williams sebagai development driver sebelum kemudian menjadi test driver mulai musim ini.
Musim ini, Pastor Maldonado dan Valtteri Bottas akan memegang nomor start 16 dan 17.
Pastor Maldonado
Valtteri Bottas
Susie Wolff (test driver)
Seperti itulah foto2nya. Mungkin Anda akan menganggap aneh jika ada pembalap wanita, tapi kalian juga harus tahu bahwa dunia balap itu tidak hanya diisi oleh pria saja. Ada pembalap wanita juga yang ikut ambil bagian. Jujur saja, saya punya pembalap wanita favorit. Danica Patrick. The Queen of Speed. Dulu ia pernah balapan di IndyCar dan sekarang ini ia membalap di NASCAR. Bisa dikatakan dia pembalap wanita yang punya prestasi yang bagus. Mungkin yang paling bagus prestasinya hingga saat ini. Kalau seandainya ia bisa balapan di Formula 1, itu akan luar biasa, tapi saya pikir ia memang lebih cocok dengan balapan khas Amerika yang sering dikatakan lebih seru dan lebih ketat. Kita juga punya Alexandra Asmasoebrata sebagai pembalap wanita asal Indonesia. Belum lagi sederetan nama pembalap wanita di luar sana. Jadi, jangan kaget kalau tiba2 ada pembalap wanita yang masuk ke dalam sebuah kokpit mobil Formula 1. Saya secara jujur ingin mengatakan bahwa saya ingin melihat pembalap wanita di Formula 1. Kehadiran Susie Wolff sebagai test driver Williams bisa membuka jalan untuknya membalap di Formula 1 nanti, atau membuka jalan untuk pembalap wanita lain untuk bisa membalap di Formula 1 secara penuh. We'll wait for that...
Baiklah, saya pikir tulisan saya untuk kali ini cukup, semoga bisa memberi informasi baru untuk kalian semua, khususnya untuk para penggemar Formula 1. Dengan diterbitkannya posting ini, berarti tugas saya untuk menulis tentang launching mobil Formula 1 musim ini sudah selesai. Mungkin dalam kesempatan yang akan datang saya akan memperlihatkan lagi seperti apa mobil2 Formula 1 musim ini dalam satu posting khusus, agar kalian bisa melihat semua mobil2 itu dalam satu tempat. Oke, kalau begitu, saya anggap tulisan ini cukup, sekarang saatnya saya untuk mengakhiri tulisan ini, sekian posting saya, dan Happy Enjoy!