Setelah beberapa bulan kosong, akhirnya Chelsea menemukan pelatih baru untuk mengarungi musim 2011/2012 ini. Adalah Andre Villas-Boas yang ditunjuk untuk menjadi pelatih baru John Terry dan kawan-kawan. Andre Villas-Boas direkrut oleh Chelsea setelah Chelsea membayar release compensation kepada FC Porto, klub lamanya, sebesar 15 juta euro. Villas-Boas bahkan sudah mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih FC Porto, hal yang tidak ia lakukan ketika Inter Milan menawarinya pekerjaan untuk menjadi pelatih mereka. Hanya dalam waktu beberapa hari, Villas-Boas langsung jadi trending topic di twitter karena sederetan beritanya yang cukup banyak membuat orang penasaran. Banyak orang yang mengatakan kalau Andre Villas-Boas bisa lebih baik daripada Jose Mourinho, yang merupakan bosnya dulu saat ia bekerja di Chelsea (Villas-Boas pernah berada di Chelsea, sebagai salah satu asisten Mourinho) dan bisa dikatakan, Jose Mourinho sudah memiliki penerus.
Siapa Andre Villas-Boas ? Mungkin semuanya sepakat jika kita baru mendengar nama Andre Villas-Boas setelah Final Europa League beberapa bulan lalu. Ketika itu FC Porto berhasil melengkapi treble winners yang mereka peroleh sebelumnya setelah mengalahkan Sporting Braga dengan skor 1-0. Saya menonton finalnya, dan saya sempat menyaksikan gol dari Falcao menjelang halftime yang memastikan Porto jadi juara Europa League dan membuat mereka memegang treble winners (Superliga Portugal, Piala Portugal, dan Europa League). Dia adalah pelatih yang cukup unik. Berbeda dengan pelatih lain, termasuk Jose Mourinho, yang mengawali karir sebagai seorang pemain, Andre Villas-Boas justru tidak punya pengalaman sebagai pemain. Tapi ia punya cerita yang cukup menarik. Ketika ia masih muda, ia tinggal di apartemen yang sama dengan pelatih FC Porto saat itu, Bobby Robson. Saat itu, Andre Villas-Boas adalah suporter fanatik Porto (dan akan selalu demikian), yang penasaran dengan strategi Bobby Robson untuk FC Porto ketika itu. Suatu kali, mereka berdebat habis-habisan soal strategi tim. Akhir dari perdebatan itu justru membuka keterlibatan Andre Villas-Boas yang lebih jauh di masa depan. Ia dipekerjakan di FC Porto sebagai bagian dari departemen observasi. Dengan bantuan Bobby Robson, Andre Villas-Boas berhasil mendapatkan sertifikat kepelatihan lisensi C UEFA. Waktu itu umurnya 17 tahun. Ia lalu menjadi pelatih dari British Virgin Islands di usianya yang ke-21, namun waktu itu rekornya hancur lebur. Dari dua pertandingan, tidak pernah menang, dan kebobolan 14 gol dan hanya memasukkan satu gol. Ia lalu menjadi asisten Jose Mourinho di FC Porto, Chelsea, dan Inter Milan. Ia termasuk pengikut setia Jose Mourinho. Pada musim 2009/2010 ia menjadi pelatih Academica de Coimbra. Ketika ia tiba di Coimbra, Academica sedang dalam kondisi tidak enak. Peringkat terakhir di Liga Portugal, dan belum pernah menang. Masuknya Villas-Boas ke dalam tim memberi angin segar untuk tim. Di akhir musim, Coimbra berhasil selamat dari degradasi dengan finish di posisi ke-11, dan poinnya cukup bagus, berbeda 10 poin dari peringkat tim yang terdegradasi. Coimbra bahkan dibawanya ke semifinal Piala Portugal, namun kalah dari Porto. Di bawah asuhan Villas-Boas, Coimbra menjadi lebih atraktif, dan bahkan Villas-Boas sempat digosipkan menjadi pelatih baru Sporting Lisbon ketika itu. Namun akhirnya, ia menjadi pelatih FC Porto. Pada tanggal 2 Juni 2010, ia resmi menjadi pelatih FC Porto, dan setelah itu perjalanan FC Porto menjadi sangat mengesankan. Keberhasilannya menjadi juara Europa League menjadikannya pelatih termuda yang menjadi juara Eropa, dengan usia 33 tahun dan 213 hari. Di Liga Portugal bahkan FC Porto memegang rekor undefeatable dan sudah bisa memastikan gelar juara beberapa pertandingan sebelum musim berakhir. Pada 21 Juni 2011, ia mengundurkan diri sebagai pelatih FC Porto, dan keesokan harinya, ia resmi menjadi pelatih Chelsea yang baru.
Meskipun ia dibilang penerus Jose Mourinho, namun karakternya berbeda dengan Mourinho. Villas-Boas jarang membuat komentar kontroversial. Selain itu, untuk urusan strategi, ia lebih memilih merundingkannya bersama pemain-pemainnya daripada merumuskannya sendiri atau bersama dengan staf pelatih. Ia juga sering meminta masukan dari pemain. Di dalam latihannya, akan ada waktu khusus untuk pembahasan dan penerapan strategi. Sepakbola ala Andre Villas-Boas termasuk tipe sepakbola positif. Lihat saja di Final Europa League, FC Porto tidak henti menyerang ke daerah pertahanan lawan dan jika kehilangan bola, ia meminta semua pemainnya untuk menekan habis pemain lawan tanpa henti. Termasuk menarik. Untuk urusan skuad, Villas-Boas tidak terlalu mementingkan asal pemain, yang penting mereka sesuai kebutuhan. Yang menarik adalah soal umur skuad. Andre Villas-Boas baru berumur 33 tahun. Tapi pemain yang ia urus kebanyakan sebaya atau sedikit lebih tua darinya. Yang lebih muda banyak. Tentunya menarik untuk melihat kebolehan Andre Villas-Boas dalam melatih skuad yang semuanya kurang lebih seumuran dengannya ini.
Tantangan yang akan dihadapi oleh Andre Villas-Boas termasuk super atau bahkan mahaberat. Selain menangani tim yang rata2 seumuran, ia juga harus mampu mengangkat moral, mental, bahkan gengsi pemain dan juga klub. Apalagi yang tim yang diurus ini adalah tim sekelas Chelsea. Masih banyak orang yang meragukan kemampuan Andre Villas-Boas sebagai pelatih. Selain umurnya yang terlalu muda, juga karena sederetan masalah yang sedang dialami oleh Chelsea saat ini. Mungkin akan menjadi sebuah pertaruhan besar buat Andre Villas-Boas sekaligus kesempatan besar untuk membungkam kritik yang memang banyak dialamatkan kepadanya saat ini.
WELCOME (BACK) TO STAMFORD BRIDGE, ANDRE VILLAS-BOAS.
PS: Andre Villas-Boas bisa saja menarik perhatian para wanita. Anda bisa lihat sendiri seberapa gantengnya ia. Tapi perlu diketahui, ia sudah beristri... punya dua anak pula...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar