Sabtu, 31 Desember 2011

YEAR-END POST: A LITTLE FLASHBACK

So, sekarang kita sudah berada di hari terakhir tahun 2011. Nggak kerasa ya... selama 12 bulan ini banyak hal yang terjadi, dan semuanya berlalu dengan cepat. Semuanya sudah tercatat dengan baik sebagai sejarah dalam diri kita masing2. Dan ini adalah hari terakhir kita mencatat sejarah kita masing2 di tahun 2011. Setelah ini, semuanya akan berganti, buku sejarah hidup kita tahun 2011 akan ditutup dan akan diganti dengan buku sejarah baru yang masih kosong, untuk tahun 2012.
Ayo kita flashback mengenai banyak hal yang terjadi sepanjang 2011 ini, khususnya dalam blog ini. Sepanjang tahun 2011, pokok bahasan blog ini yang terbanyak adalah soal 7 Icons, Cherrybelle, dan belakangan ini, Girls Generation. 7 Icons mulai dibahas sejak blog ini dimulai pada Juni 2011 hingga sekarang, Cherrybelle mulai sekitar Juli hingga sekarang, dan Girls Generation mulai bulan Oktober hingga saat ini, di mana blog ini secara intensif membahas mereka pada bulan Desember ini. Selain membahas mengenai tiga girlband terkenal ini, di blog ini juga ada banyak cerita, mulai dari Fanfiction 7 Icons yang sudah mulai melenceng ceritanya hingga akhirnya harus dihentikan sementara, kemudian saya memunculkan sedikit bagian dari cerita Schelley's Bar, dan kini proyek yang sedang dikerjakan selama masa peralihan tahun ini, adalah The "Poznan" Boys. Cerita yang mencoba untuk menggabungkan antara Girls Generation dan penggemar Manchester City. Meskipun terlihat aneh, tapi kenapa tidak untuk dicoba. Saya sudah buat beberapa penjelasannya dan saya harap kalian semua mengerti kenapa hal ini harus dilakukan. Harapannya, cerita2 ini bisa selesai, agar kalian semua bisa menikmati setiap bagian ceritanya. Tapi harus diketahui bahwa semua cerita yang saya buat ini adalah salah satu usaha saya untuk bisa menulis. Ya, saya sedang mencoba untuk menjadi penulis, meskipun mungkin tulisan saya agak sedikit aneh, terlalu banyak basa-basinya, kadang melenceng ceritanya, tapi... setidaknya itu adalah hasil usaha saya untuk bisa menulis. Saya punya konsepnya, dan sudah dirumuskan dengan baik. Tapi yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengubah konsep itu menjadi sebuah cerita yang menarik. Saya sadar itu adalah hal yang sangat sulit. Tapi selama saya masih terus mencoba dan berusaha, pada akhirnya suatu saat saya akan berhasil juga. Tinggal kapan waktunya, dan bagaimana caranya untuk bisa melakukan hal itu. Setidaknya dengan blog ini, saya perlahan-lahan mencoba membiasakan diri untuk menulis. Itulah sebabnya kenapa ada banyak cerita yang saya tulis di sini. Disinilah tempat saya menulis, baik itu sekedar bercerita, menginformasikan sesuatu, atau sekedar curhat. Jadi maklum saja kalau saya menulis dalam jumlah banyak di blog ini.
Saya memulai blog ini sejak Juni 2011. Saya sebenarnya sudah pernah bikin blog sebelumnya, namun dengan tujuan untuk menulis cerita. Namun, kebanyakan blog2 itu gagal. Satu2nya blog saya yang berhasil dan dapat diandalkan adalah Tumblr saya. Di tempat itu saya mem-posting gambar, yang kebanyakan saya dapatkan dari pemakai Tumblr lain. Itu istilahnya reblog. Sama dengan retweet di Twitter atau repost di Kaskus. Hanya bedanya di sini, reblog jangkauannya lebih luas. Tidak hanya teks saja yang bisa di-reblog, tapi juga gambar, video, suara, dan lain sebagainya. Makanya saya sangat senang bermain di Tumblr. Apalagi gambar2nya juga menarik. Mau dapat gambar Kristen Stewart ada. Mau dapat gambar Justin Bieber ada. Mau gambar Girls Generation juga ada. Semuanya dibuat dengan editan yang menarik sehingga gambar2 itu jadi sangat bagus. Sejak 2010 saya bermain Tumblr, dan sekarang saya sudah bikin sekitar 13 ribu lebih posting di sana. Saya bisa reblog banyak gambar dalam sehari di sana. Suatu kali, saya melihat blog 7 Icons For Iconia buatan reginatije alias Regina Tjowari, yang selama ini gw kenal sebagai penggemar 7 Icons. Dia membuat dua blog. Satu blog tentang 7 Icons, dan satu blog lain untuk pribadi. Kedua blog inilah yang kemudian membuat gw untuk membuat blog lagi, tapi dengan tujuan yang lebih banyak. Kalau dulu hanya untuk cerita, sekarang untuk menginformasikan banyak hal, khususnya waktu itu tentang 7 Icons. Akhirnya saya putuskan untuk membuat blog itu, dengan memakai nama alamat itsallrendifw. Nama alamat ini terinspirasi dari nama alamat blog-nya Linzy 7 Icons, yaitu itsalllinzy. Soal nama blog-nya sendiri, Rendination, itu sengaja dibuat karena saya ingin membuat blog ini seperti dunia saya sendiri. Asumsinya begini. Ketika kamu masuk ke blog saya, berarti kamu masuk ke dunia saya juga. Semua tulisan yang ada di dalam blog ini adalah tulisan pribadi saya, yang saya tulis dengan gaya tulisan saya. Saya mengubah gaya tulisan formal saya menjadi sedikit bergaya non-formal. Seperti contohnya, kata ulang yang disingkat, penulisan kata "gue" menjadi "gw", yang sudah saya pakai untuk berkomunikasi dengan SMS dan Twitter, dan beberapa gaya tulisan lain yang memang keluar dari omongan dan pikiran saya sendiri. Makanya jadi terlihat saya seperti ngomong langsung dalam blog ini. Saya berusaha untuk membuat blog ini sesantai mungkin, sehingga kalian lebih enak menikmatinya. Dan syukurlah hingga saat ini blog ini sudah mendapat sambutan dari kalian semua. Terima kasih buat semuanya. Soal kenapa gambar header blog ini adalah gambar Shankly Gates, dan menampilkan tulisan "You'll Never Walk Alone", itu karena memang saya suka sama Liverpool. Saya ini suporter Liverpool. Dan saya sangat menghormati kata tersebut. Saya juga suka lagunya dan saya memasukkannya dalam daftar lagu favorit saya. Sebenarnya yang ditonjolkan di sini adalah katanya, bukan kecintaan saya pada Liverpool. Kata ini menyimpan sebuah makna yang sangat dalam, menurut saya. Kamu nggak akan sendirian. Itu juga keyakinan saya. Di dunia ini, saya nggak akan sendirian. Ada kalian. Ada teman2, ada keluarga, dan lainnya. Seluruh orang di dunia ini pasti tidak akan bisa menutupi fakta bahwa ia tidak sendirian di dunia ini. Nah, karena maknanya yang dalam itulah, saya menjadikannya sebagai header blog ini. Untuk menyesuaikan gambar header blog ini dengan tampilan blognya, maka saya membuat tulisan blog saya berada di tengah, dengan sisi kiri berisi postingan Twitter saya, dan di sisi kanannya berisi daftar posting blog saya dan juga jumlah pengunjung blog, sehingga menyerupai pintu gerbang. Shankly Gates kan pintu gerbang masuk ke stadion Anfield, nah di blog ini tampilan blog yang menyerupai pintu gerbang itu dianggap sebagai pintu gerbang masuk menuju dunia saya. Jadinya seperti itu.
Dalam perkembangannya, blog ini kemudian tidak hanya membahas soal 7 Icons juga. Saya kemudian mencoba membahas hal lain. Ketika Cherrybelle mulai masuk ke dunia musik Indonesia, saya juga mulai membahas soal Cherrybelle. Kemudian juga sesekali saya membahas soal sepakbola. Beberapa foto tim terbaru diperlihatkan. Blog ini juga membahas fashion, beberapa kostum tim sepakbola dan kostum2 yang dulu pernah dipakai oleh 7 Icons dan Cherrybelle dibahas di sini. Kemudian juga ada beberapa posting yang didalamnya menampilkan gambar dan video, lalu saya juga menulis lirik lagu, baik itu lirik lagu asli atau lagu parodi/plesetan, yang beberapa di antaranya dibuat oleh saya sendiri, pernah juga saya menampilkan jadwal Liga Inggris, foto mobil F1, pernah juga menampilkan beberapa link download lagu2 terkenal, dan banyak lagi. Pernah juga saya menulis beberapa sinopsis dari serial TV yang dibintangi oleh 7 Icons, Go Go Girls, dari dua episode terakhir Season 1 hingga setengah Season 2. Waktu itu saya masih ingat, saya mulai menulis sinopsis itu karena waktu itu Regina, yang biasa menulis sinopsis sinetron itu di blog 7 Icons-nya, pergi berlibur ke Korea dan ia tidak bisa menulis sinopsis untuk dua episode terakhir, karena waktu liburannya yang lama. Langsung muncul inisiatif dari saya untuk menulis sinopsisnya, untuk mencegah kehilangan informasi. Banyak Iconia yang datang ke blog-nya untuk melihat sinopsis Go Go Girls dan saya berusaha untuk menjadi penggantinya untuk sementara, selagi Regina sedang ada di Korea. Syukurnya, inisiatif ini berjalan dengan baik, karena setelah itu pengunjung blog jadi makin banyak setelah sinopsis itu ditulis. Karena Go Go Girls berlanjut ke Season 2 dan blog 7 Icons-nya Regina sudah tidak menulis lagi sinopsisnya, lantaran ada blog Tumblr dari Go Go Girls, akhirnya saya meneruskan inisiatif tersebut. Sayangnya, sejak Lebaran, Go Go Girls tidak tayang lagi, dan kemudian tidak berlanjut. Saya bahkan sempat ditanyai kenapa Go Go Girls tidak tayang lagi. Tapi secara keseluruhan, tugas dan inisiatif saya ketika itu sukses, dan berhasil mendatangkan banyak pengunjung ke blog ini. Saya memang mencoba untuk membuat blog ini bisa diterima oleh banyak orang, sehingga saya membahas banyak hal di dalam blog ini. Pernah juga saya membuat prediksi, baik itu prediksi Liga Champions dan Euro 2012, sekaligus juga memberitahukan pembagian grupnya. Secara keseluruhan, banyak hal yang saya bahas di dalam blog ini, dengan satu tujuan, blog ini bisa diterima oleh banyak orang. Khusus bulan Desember ini, Girls Generation menjadi topik bahasan utama. Sebenarnya mereka sudah saya bahas sejak bulan Oktober, karena album ketiga mereka dirilis bulan Oktober. Tapi di bulan Desember ini, intensitasnya lebih banyak. Anda bisa lihat sendiri. Kesuksesan lagu The Boys membuat mereka mendapatkan kepopulerannya kembali, dan itu membuat saya tertarik untuk membahas banyak hal tentang mereka. Mungkin pembahasan soal Girls Generation akan terus berlanjut hingga bulan Januari nanti, karena sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya bahas tentang mereka. Sama halnya dengan 7 Icons dan Cherrybelle, membahas Girls Generation juga tidak ada habisnya. Mudah2an untuk ke depannya, saya bisa memberikan yang lebih banyak dan yang lebih baik lagi buat kalian semua.
Sekarang blog ini sudah berjalan selama 6 bulan, mungkin. Dan selama 6 bulan itu saya merasakan sambutan yang sangat luar biasa terhadap blog ini... setiap hari, jumlah pengunjung blog selalu tinggi, dan tidak pernah sepi. Meskipun jumlahnya naik-turun, tapi secara umum, semuanya stabil. Baru saja tadi siang, blog ini berhasil mencapai 75000+ views! Tentu saja ini sebuah keberhasilan besar untuk blog ini, karena saya sendiri baru menargetkan 75000 views pada bulan depan. Selain itu juga, target untuk menggenapkan jumlah posting menjadi 300 yang saya targetkan pertengahan bulan ini juga berhasil, dan jika ini di-posting tepat waktu, maka ini akan menjadi posting yang ke-310 sepanjang tahun ini. Ini bisa menjadi bekal yang bagus untuk tahun berikutnya. Rencananya sih, tahun depan... blog ini bisa menembus 1000 posting... tapi saya tidak tahu kapan posting ke-1000 itu bisa didapatkan. Yang pasti, itu akan membutuhkan proses yang panjang dan lama. Secara keseluruhan, saya sangat senang dengan semua pencapaian yang ada di blog ini selama 2011. Sebuah awal yang bagus untuk blog ini, dan mudah2an ini bisa menjadi pondasi yang kuat untuk blog ini ke depannya. Perjalanan kita masih akan sangat panjang... dan selama perjalanan itu belum berakhir, saya akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kalian, lewat blog ini.
Mengenai resolusi 2012 di blog ini, yang pasti ada beberapa rencana yang akan saya buat untuk tahun depan. Selain tadi, menembus posting ke-1000, juga ada rencana lain untuk mencapai posting ke-500 dan ke-750 dalam kurun waktu empat bulan pertama dan empat bulan kedua tahun depan. Juga ada rencana untuk menargetkan total 100000 views di bulan Januari atau Februari nanti. Ini dihitung secara keseluruhan, bukan dalam setahun. Saya yakin kalau 100000 views untuk satu tahun 2012 nanti, itu sulit untuk didapat, meskipun bisa saja akan terjadi, mengacu pada rata2 pengunjung blog yang datang bisa sekitar 17000-19000 orang. Itu perhitungan saya. Seperti biasa, untuk detailnya soal rencana saya, itu semua akan saya beritahukan setiap posting akhir bulan, berdasarkan keadaan yang ada. Untuk keseluruhannya, sekali lagi saya harapkan bantuan kalian, untuk meningkatkan jumlah views dalam blog ini. Saya hanya menulis di sini, dan kalianlah yang menilainya, lewat jumlah kunjungan terhadap blog ini. Harapannya, semua rencana dan resolusi yang saya buat dalam blog ini bisa tercapai... (Amin...) dan mungkin saja bisa lebih dari itu. Pokoknya, semua tergantung kalian deh. Saya sendiri sih... tetap akan menulis buat kalian.
Kalau untuk saya pribadi, resolusinya satu. Jadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selalu mengusahakan untuk jadi yang terbaik perlu, tapi untuk membuat dirimu jadi lebih baik itu lebih penting lagi. Buatlah dirimu jadi lebih baik dari sebelumnya, barulah kamu mencoba untuk menjadi yang terbaik. Lebih baik dari segi apa ? Semuanya. Mulai dari kehidupan pribadi, rejeki, dan lain sebagainya. Minimal ada sedikit peningkatan dari dalam diri untuk bisa jadi orang yang lebih baik. Biarpun hanya sedikit, itu bisa berdampak besar. Hidup lebih teratur, hidup lebih menyenangkan, hidup lebih bahagia, dan lain sebagainya. Seperti tadi saya bilang, buku sejarah. Buku sejarahmu di 2012 nanti masih kosong. Kesempatan untuk mengubah dirimu sangat banyak. Manfaatkan setiap waktu yang ada untuk mengubah hidupmu menjadi lebih baik, dengan mengacu pada pengalamanmu di masa lalu dan masa kini. Masa depanmu akan jadi lebih baik kalau kamu belajar dari pengalaman2 yang ada di buku sejarah masa lalumu itu. Kira2 seperti itu.
Well, kurang lebih seperti itulah cerita saya di akhir tahun 2011 ini. Besok kita semua akan berganti buku. Berganti tahun. Ketika kamu tidur dan kamu bangun keesokan harinya, kamu nggak hanya akan berhadapan dengan hari yang baru, tapi juga tahun yang baru. It's your chance untuk membuat hidupmu menjadi lebih baik, sekaligus membuat tahun 2012 ini menjadi tahun yang baik untukmu. Kesempatannya dimulai dari sekarang, jadi tunggu apa lagi ? Gunakan kesempatan di tahun yang baru ini untuk mengubah hidupmu dan juga mengubah harimu yang biasanya suram seperti mendung di siang hari, menjadi cerah seperti matahari di pagi hari. You won't regret it, if your start it now. Baiklah, sekian tulisan saya, dan sebagai penutup, terimalah kartu Tahun Baru dari saya. Ini saya pilih sendiri lho...
Let Yoona's cute smile shines your day tomorrow!
HAPPY NEW YEAR EVERYONE... GOODBYE 2011, WELCOME 2012.

THE "POZNAN" BOYS (4)

Saya menemukan gambar yang paling atas dari sebuah account fanbase Girls Generation Indonesia di Facebook. Tulisannya di situ sudah jelas: Sone Indonesia. Pas sekali untuk menjadi salah satu tema dalam cerita ini, mengingat kedua tokoh utama dalam cerita ini adalah Sone. Dalam cerita kali ini... semua Sone Indonesia yang sudah memiliki tiket konser Girls Generation berangkat ke Singapura. Tentu saja naik pesawat, tapi pesawatnya tidak seperti yang ada di gambar kedua... muehehehe... tapi saya yakin semua Sone mau naik pesawat ini jika seandainya pesawat ini benar2 ada. Who knows di dalamnya terdapat para personil Girls Generation yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat. Bagaimana rasanya kalau seandainya kamu satu pesawat dengan Girls Generation, meskipun kamu hanya ada di barisan penumpang kelas biasa, sementara mereka ada di barisan penumpang kelas satu ? Mungkin kamu akan mencoba untuk menjangkau tempat duduk kelas satu untuk bisa melihat mereka secara langsung. Ya kan ? Haha... baiklah, sekarang saatnya kita masuk ke dalam cerita, dan melanjutkan cerita ini. Hari konser semakin dekat, dan pesawat sudah menunggu para Sone yang akan berangkat ke Singapura menyaksikan idola mereka secara langsung. Seperti apa ceritanya ? Inilah dia... monggo dibaca...

Jakarta, 8 Desember 2011, 2 hari menjelang konser.


Hari keberangkatan para Sone ke Singapura pun tiba. Semua Sone yang sudah memegang tiket konser dan juga tiket pesawat sudah berkumpul di sebuah tempat di Jakarta. Mereka akan bersama-sama pergi menuju ke bandara, untuk naik pesawat ke Singapura. Saat itu, para Sone sudah dalam kondisi yang sangat siap dan bahkan sudah tidak sabar untuk berangkat. Keberhasilan Girls Generation menjadi Artist of the Year di ajang penghargaan MNet Asian Music Awards 2011 membuat para Sone makin bersemangat untuk pergi ke konser tersebut. Apalagi, tempat penyelenggaraan acara penghargaan itu dan tempat konsernya, berlangsung di tempat yang sama, yaitu di Singapore Indoor Stadium. Jadi anggap saja, tempat itu akan menjadi tempat yang sangat berkesan untuk para Sone di Indonesia.
Sejak pukul 1 siang, sudah banyak Sone yang datang ke tempat tersebut. Mereka semua membawa pernak-pernik Girls Generation-nya masing2. Setidaknya, seorang Sone yang datang minimal membawa dua buah pernak-pernik idola mereka. Ada yang berupa photocard, ada yang berupa poster, ada yang membawa CD The Boys dan CD2 Girls Generation lainnya, dan banyak lagi. Mereka semua benar2 menunjukkan rasa cinta mereka pada idola mereka dengan membawa segala pernak-pernik yang bisa dibawa. Karena nanti mereka akan ada di Singapura untuk waktu yang lama, para Sone ini juga membawa koper yang besar. Setidaknya satu orang bawa satu koper. Itu semua berisi pakaian dan perlengkapan untuk menginap selama empat hari di Singapura. Soal akomodasi, para Sone tidak perlu bingung. Mereka sudah disiapkan beberapa tempat penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat konser. Semua tempat itu sudah disiapkan oleh orang2 Indonesia yang tinggal di Singapura. Nanti, ketika mereka sudah tiba di Singapura, mereka tinggal memilih tempat penginapannya saja, dan setelah itu mereka bebas menikmati hari2 mereka selama di Singapura.
Rudi dan Ari tiba di tempat itu jam 2 siang. Mereka berdua datang ke tempat itu dengan naik bus. Rudi datang dengan membawa satu tas besar, sementara Ari datang dengan membawa satu buah ransel besar. Sebelum mereka pergi ke sini, mereka sudah mengambil pesanan kaus mereka yang sudah jadi di tempatnya Pak Handoko. Rudi sudah melihat prototype kaus itu, dan sama halnya dengan Ari, ia juga takjub melihatnya. Selain itu mereka juga membeli beberapa perlengkapan untuk mereka pakai selama berada di sana. Semua barang2 itu mereka sudah taruh di tas mereka masing2. Rudi membawa lima kaus, dan Ari membawa lima kaus, termasuk prototype kausnya, dan juga perlengkapan2 lainnya. Saat mereka tiba di tempat itu, kondisinya sudah ramai. Ada sekitar ratusan orang yang berkumpul di tempat itu, dan mereka semua adalah para Sone yang berasal dari berbagai komunitas Sone di seluruh Indonesia. Sambil menunggu bus yang membawa mereka ke bandara, para Sone2 ini saling ngobrol dan mempersiapkan beberapa barang yang nantinya akan mereka bawa ke Singapura, khususnya beberapa barang yang akan dijadikan hadiah untuk para personil Girls Generation saat konser nanti. Ada handuk, ada banner raksasa, beberapa spanduk, kaus, poster, dan banyak lagi yang lainnya. Persiapannya sudah seperti persiapan para fans klub Premier League yang akan pergi jauh untuk mendukung tim kesayangannya bertanding. Pokoknya semuanya rame banget. Aroma konser sudah tercium dengan sangat tajam oleh setiap orang ada di sana. Saat Rudi dan Ari datang, Raisa menjadi orang pertama yang menyambut keduanya.

"Hai, Rudi! Hai Ari! Wah, ternyata kalian datang juga... dikirain mau berangkat sendiri..." kata Raisa.
"Halo juga, Raisa... nggak, kita nggak berangkat sendiri kok. Sejak ada pesan BBM kemarin, kita putusin untuk berangkat bareng sama yang lain. Kan biar ngirit ongkos..." kata Rudi.
"Betul banget. Kita udah keluar duit banyak nih... buat persiapan kita..." kata Ari.
"Emangnya bikin kausnya jadi ya ?" tanya Raisa.
"Ya. Begitulah. Kita buat sembilan buah kaus akhirnya." kata Ari.
"Sembilan kaus ? Sama kayak personil Girls Generation dong ?"
"Begitulah. Dan nantinya, kita akan memilih tujuh orang lagi untuk pakai baju ini." kata Rudi.
"Memilih ? Jadi hanya orang2 'terpilih' aja nih, yang bakalan pakai kaus ini ?"
"Ya. Hanya yang terpilih."
"Terus nanti, bagiin kausnya kapan ?"
"Nanti, di toilet SIS. Pokoknya, kita udah punya rencananya. Nanti aku kasih tahu kalau sudah sampai di Singapura, oke ? Sekarang jangan diomongin dulu, masih rahasia."
"Oh, masih rahasia toh ? Tapi ini udah pasti, kan ?"
"Udah dong. Semua rencananya udah pasti."
"Bagus deh kalau begitu... semoga sukses..."
"Thanks."

Raisa lalu meninggalkan Rudi dan Ari untuk mengurus barang2 para Sone yang lain. Ia dapat panggilan dari teman2nya yang butuh bantuan. Bus masih dalam perjalanan, sehingga itu memberi kesempatan buat Rudi dan Ari untuk ngobrol2 sejenak sambil menunggu bus-nya datang. Kata beberapa orang Sone, akan ada tujuh bus yang akan datang ke tempat itu untuk menjemput para Sone ke bandara.

"Akhirnya... kita bisa nonton Girls Generation juga. Setelah hampir dua tahun berharap, akhirnya kesempatan itu datang juga. Semua karena kamu, Ri..." kata Rudi.
"Masa karena gw ? Bisa aja lu... gw kan waktu itu cuma ditugasin buat data siapa saja yang mau ikut nonton... dan karena gw tahu lu punya keinginan ingin nonton, akhirnya gw tawarin ke kamu." kata Ari.
"Jadi bukan kamu yang ngurusin pemesanannya ? Cuma bagian data2 doang ?"
"Iya sih sebenarnya... kalau untuk pemesanannya, ada lagi yang ngurus. Tuh, yang lagi megang papan itu... dia yang pesan semua tiketnya." kata Ari sambil menunjuk ke arah orang yang berada tak jauh darinya itu.
"Si Irwan ? Dia orangnya ?"
"Ya. Waktu itu, si Irwan sama teman2nya yang dapat info pertama kali soal pemesanan tiket itu. Terus dia kasih tahu ke gw, sekaligus minta untuk ditawarin ke semua orang. Kebetulan kan dalam waktu dekat ada acara gathering itu, nah pas itu dia suruh orang2 yang dikasih tahu itu, untuk nawarin sekaligus datain orang2nya. Karena gw termasuk salah satunya, akhirnya gw juga dapat tugas itu..."
"Dan kau tawarkan tiket itu ke gw... ya kan ?"
"Ya. Dan berkat kamu gw dapat hadiah."
"Hadiah ? Hadiah apa ?"
"Tiketnya. Gw juga dapat tiket itu. Gw secara otomatis didata sebagai salah satu pemesan tiket itu juga. Gw masuk data2 terakhir, karena harus menunggu data2 yang lain masuk."
"Oh... jadi saat kamu nawarin tiket itu ke gw, lu belum mesen tiketnya ?"
"Belum. Tapi setelah gw masukin nama lu, gw langsung dimasukin juga. Si Irwan bilang, dia ingin bikin kita dapat tiket yang nomornya berurutan, karena dia tahu kalau kita berdua sobatan."
"Wah, keren juga nih anak... eh, biasnya siapa sih, di Girls Generation ?"
"Kid Leader. Kim Taeyeon. Itu biasnya. Kenapa ?"
"Dia akan dapatkan kaus itu. Anggap saja buat ucapan terima kasih."
"Langsung nih, kita nentuin korban pertama ?"
"Ya habis dia yang mulai semuanya... kalau begini, dia yang bikin kita bisa ke konser itu, kan ?"
"Bener juga sih... tapi pertanyaannya satu. Kausnya emang cukup buat dia ?"
"Tenang. Ukuran kaus bisa diatur. Bukannya kita yang atur ukurannya ?"
"Oh iya ya... waktu di tempat Pak Handoko itu kan, kita juga disuruh atur ukuran kausnya..."
"Nah, kalau begitu nggak ada masalah. Tinggal kita sodorin saja tuh kaus pas konser. Siapin aja."
"Siiip... nanti gw siapin... atau perlu kita catat namanya ?"
"Jangan sekarang. Nanti banyak orang tahu. Kita catat saja namanya di pesawat."
"Oke, kalau begitu. Eh, omong2, pesawat kita berangkat jam berapa ?"
"Katanya sih jam 5 sore. Penerbangan satu setengah jam dari sini."
"Hmmm... cepat juga..."
"Kalau Jakarta-Singapura mah memang cepat... kan dekat..."
"Tahu banget... pengalaman dari nonton F1 ya ?"
"Ya, begitulah... tapi gw nggak pernah nginep kalau nonton F1."
"Masa ? Emangnya kamu kalau nonton F1 pergi ke sananya gimana ?"
"Gw dapet trik dari temen gw. Namanya paket tek-tek."
"Paket tek-tek ? Apaan tuh ?"
"Berangkat hari ini, pulang hari ini. Itu maksudnya."
"Oh, perjalanan kilat sehari ? Gitu maksudnya ?"
"Betul. Lumayan buat hemat ongkos."
"Berangkatnya gimana kalau begitu ?"
"Cari pesawat pertama ke Singapura yang berangkatnya pagi. Setelah balapan, cari pesawat terakhir ke Jakarta yang berangkatnya malam. Waktumu hanya sekitar 17-18 jam."
"17-18 jam ? Singkat sekali..."
"Yah, itu berdasarkan perhitungan saya. Kalau sekarang sih bisa lebih cepat."
"Jadi selama itu kamu ada di Singapura ? Ngapain aja di sana ?"
"Standby di sirkuit. Kalaupun mau belanja, ya beli souvenir. Itu pun nggak bisa banyak2."
"Oke. Terus kamu sendiri nonton di mana ?"
"Grandstand utama. Tepat di depan garis start."
"Wah, enak dong... tapi kan mobilnya nggak selalu lewat terus di situ kan ?"
"Nggak masalah. Kan ada layar monitor di atas pit building. Jadi bisa nonton di situ."
"Yah, kalau itu sih sama saja dengan nonton di TV..."
"Tapi rasanya beda. Kalau nonton di TV biasa, suara mobilnya cuma kedengeran di TV saja. Tapi kalau di sirkuit, suara mobilnya lebih jelas, lebih nyata, dan berlangsung terus-menerus. Suasananya juga asyik."
"Nggak sakit telinga kalau didengerin terus2an ?"
"Nggak, selama kita menutup telinga saat mobilnya lewat."
"Apa mereka menjual penutup telinga ?"
"Ada sih, tapi nggak banyak yang beli."
"Apa kau membelinya ?"
"Beli sih. Tapi nggak dipakai. Sayang, kapan lagi mau denger suara mobil F1 dari jarak dekat..."
"Kalau begitu apa gunanya ?"
"Buat kenang2an aja. Itu merchandise resmi lho..."
"Terus kalau resmi kenapa nggak banyak yang beli ?"
"Karena stoknya juga nggak banyak. Hehehehe..."
"Maksudnya sekali dibuka itu langsung habis ? Kalau itu sih namanya laris!"
"Hahahahaha... tapi itu cuma di grandstand saja. Di tempat lain, nggak terlalu."
"Kenapa ?"
"Karena jarak tribun dengan treknya lebih jauh, sehingga nggak banyak yang butuh. Tapi kalau di grandstand, hampir semuanya butuh, karena jaraknya dekat."
"Oh begitu... tapi rame kan penontonnya ?"
"Setiap tahun pasti rame. Penontonnya luar biasa."
"Tapi kan belakangan ini balapan F1 agak boring..."
"Nggak masalah. Yang penting suasananya. Balapan boleh boring, tapi suasananya nggak pernah boring. Itu yang bikin gw selalu datang lagi ke sana."
"Kalau dibandingkan dengan konser Girls Generation, suasananya lebih meriah yang mana ?"
"Untuk itu, aku belum ngerasain. Tapi berdasarkan DVD konsernya, sepertinya lebih meriah."
"Itulah sebabnya kita harus mencobanya langsung, mumpung ada kesempatan."
"Betul sekali. Kita harus buktikan apa yang ditampilkan di DVD itu benar atau tidak."
"Kalau ini sih, mungkin bisa saja benar. DVD itu kan buktinya."
"Hahahahaha... sudah tertebak..."

Tidak lama kemudian, rombongan bus yang ditunggu itu datang. Tujuh buah bus besar yang dikirim langsung dari bandara tiba di tempat itu, dan para Sone yang sejak tadi menunggu itu pun langsung bersiap untuk naik ke dalam bus. Setelah semua bus berhenti, satu per satu Sone memasuki bus dan duduk di kursi yang mereka pilih. Rudi dan Ari pun juga ikut naik ke dalam bus dan duduk di kursi yang ada di belakang. Setelah semua bus terisi, bus itu pun langsung berangkat menuju ke bandara.
Di dalam bus yang dinaiki oleh Rudi dan Ari, para Sone langsung mengambil alih situasi. Mereka memutar lagu2 Girls Generation di CD Player bus itu dan kemudian bernyanyi bersama. Mereka bernyanyi dengan sangat keras seakan-akan mereka sudah berada di arena konser. Di saat mereka sedang berpesta-pora itu, Rudi dan Ari memilih untuk melihat-lihat pemandangan kota lewat jendela bus. Sambil melihat pemandangan itu, Rudi mendengarkan lagu dari iPod-nya dan Ari memilih bermain game di handphone-nya. Tidak seperti teman2nya yang ada di depan, keduanya lebih memilih untuk berdiam diri saja di dalam bus, dan menghibur diri sendiri dengan alat hiburan yang mereka punya sendiri. Meskipun begitu, kadang mereka juga melihat situasi yang ada di depan, yang makin lama makin "meriah".
Bus tiba di bandara jam setengah 4 sore. Ketika sampai, satu per satu anggota Sone keluar dan berkumpul di depan pintu masuk bandara. Setelah semuanya keluar, barulah mereka memasuki bandara, dan langsung berjalan menuju ke terminal keberangkatan luar negeri. Di tempat itulah, mereka akan menunggu keberangkatan mereka ke Singapura. Jika jadwalnya sudah dikonfirmasi, barulah rombongan Sone ini bisa masuk ke dalam pesawat. Sambil menunggu keberangkatan mereka, para Sone ini melakukan banyak hal. Mulai dari foto2, mempersiapkan barang yang akan dibawa ke konser, hingga duduk2 sambil membaca buku atau majalah. Ada juga yang memilih untuk jalan2 saja sambil berkeliling. Ada yang makan. Ada juga yang mendengarkan musik. Ada yang juga saling memamerkan koleksi Girls Generation mereka masing2, bahkan ada yang sampai melakukan barter photocard atau pernak-pernik lainnya. Banyak hal yang dilakukan oleh para Sone untuk menghabiskan waktu sebelum berangkat ke Singapura.
Sekitar jam empat sore, muncul pengumuman dari bandara bahwa pesawat ke Singapura siap untuk berangkat. Para penumpang diharapkan segera naik ke pesawat. Mendengar itu, para Sone langsung mengetahui kalau itu adalah pesawat mereka, dan langsung bersiap-siap untuk meninggalkan terminal. Mereka kemudian mempersiapkan dokumen2 yang harus ditunjukkan pada petugas bandara, seperti tiket dan paspor. Mereka semua lalu mengantri di depan meja petugas bandara dengan tertib, dan petugas bandara memeriksa barang bawaan dan paspor mereka satu per satu. Ketika mereka semua ditanya tujuan keberangkatannya, hampir semuanya menjawab, "ingin bersenang-senang". Tidak ada yang memberitahukan rencana untuk menonton konser. Buat mereka, menonton konser Girls Generation itu sudah dianggap sebagai kegiatan untuk bersenang-senang, sehingga alasan itulah yang dipakai untuk menjawab pertanyaan petugas bandara.
Setelah melewati beberapa pemeriksaan yang berlapis, para Travelling Sone ini (sekarang saya harus mulai menyebut mereka seperti itu, karena mereka sudah pasti berangkat ke Singapura) akhirnya memasuki landasan bandara. Raut wajah mereka sangat ceria. Apalagi setelah melihat pesawat yang membawa mereka berada tepat di depan mereka. Sebuah pesawat Airbus A-380 berwarna putih dengan warna sirip pesawat hitam bergaris emas. Pesawat ini masih baru dan menjadi armada terbaru dari maskapai penerbangan ini. Pesawat ini siap membawa para Travelling Sone terbang ke Singapura. Semuanya sudah tidak sabar untuk segera memasuki pesawat dan berangkat menuju Singapura. Mereka semua merasa bebas. Sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa menghalangi mereka untuk menonton Girls Generation secara langsung. Raut wajah mereka makin ceria ketika mereka mulai menaiki tangga pesawat. Langkah mereka sangat cepat, bahkan seperti terkesan berlari, seperti Presiden Barack Obama saat menaiki Air Force One. Terlihat jelas bahwa mereka sangat tidak sabar untuk segera memulai perjalanan panjang ini.
Sampai di pesawat, semua Travelling Sone ini langsung duduk di kursi mereka masing2 setelah mendapat petunjuk dari pramugari yang berdiri di dekat pintu masuk pesawat. Semua Travelling Sone ini duduk di bagian kelas ekonomi. Tapi ada juga beberapa Travelling Sone yang lain yang duduk di bangku kelas bisnis. Total, ada sekitar 325 orang Travelling Sone yang ada di dalam pesawat itu. 40 orang duduk di bangku kelas bisnis, dan sisanya ada di kelas ekonomi. Jumlah ini bertambah dari jumlah yang ada di daftar, dikarenakan ada beberapa Sone lain yang juga ikut berangkat bersama-sama dengan rombongan ini. Beberapa dari Sone yang ikut berangkat ini tidak ada dalam daftar, namun mereka juga ikut dalam pesawat ini. Termasuk di antara Sone2 itu adalah seorang wartawan dan seorang personil girlband yang sedang naik daun. Keduanya juga penggemar Girls Generation, dan mereka juga berangkat ke Singapura khusus hanya untuk menonton konser itu secara langsung. (Untuk kedua orang ini, nanti akan diperkenalkan saat pesawatnya tiba di Singapura. Siapa mereka ? Tunggu saja.)
Tepat jam 5 sore, sesuai yang dikatakan oleh Rudi tadi, pesawat itu berangkat. Para Travelling Sone pun langsung bertepuk tangan, begitupun juga dengan Rudi dan Ari, yang duduk bersebelahan. Suasana kemudian menjadi tenang kembali dalam beberapa saat. Mereka langsung bersantai di kursinya masing2 sambil menikmati perjalanan mereka ke Singapura. Kebanyakan dari mereka mendengarkan musik, atau menonton saluran TV yang ada di depan setiap kursi. Atau ada yang tidur, dan sedang memimpikan dirinya sedang dilayani oleh para pramugari cantik yang ternyata adalah personil Girls Generation... ada juga yang membaca majalah, ada yang makan, karena saat itu pramugari sudah mulai melayani para penumpang, dan juga yang sekedar ngobrol2 bersama, karena mereka duduk bersebelahan. Mereka semua bercanda dan tertawa bersama, sambil membicarakan banyak hal tentang konser itu nanti. Lalu bagaimana dengan Rudi dan Ari ? Mereka sendiri sudah memulai rencana yang telah mereka buat dengan membuat beberapa catatan di atas sebuah buku catatan. Keduanya terlibat pembicaraan yang serius soal bagaimana penerapan rencana mereka nanti saat konser berlangsung, termasuk juga menentukan siapa2 saja yang akan memakai kaus itu. Mereka sudah sepakat, kaus itu nantinya akan mereka bagikan pada orang2 "terpilih" yang bukan hanya "terpilih" saja, tapi juga memiliki bias-nya masing2. Keduanya akan memilih satu orang yang memiliki bias personil yang berbeda, sehingga pembagian kausnya merata. Rencananya mereka akan memilih satu orang yang berbias Taeyeon, satu orang berbias Sunny, satu orang berbias Tiffany, satu orang berbias Hyoyeon, satu orang berbias Sooyoung, dan satu orang berbias Seohyun. Untuk orang yang berbias Jessica, Yoona, dan Yuri, orangnya sudah ditemukan. Rudi mewakili orang berbias Yoona, Ari mewakili orang yang berbias Yuri, dan Raisa mewakili orang yang berbias Jessica. Mengingat jumlah kausnya ada sembilan, sesuai dengan jumlah personil Girls Generation, maka inilah cara pembagian kaus yang paling adil. Tugas Rudi dan Ari kini hanya tinggal menentukan siapa enam orang lain yang berhak mendapatkan kaus itu. Untuk urusan itu, Rudi dan Ari berencana untuk meminta bantuan Raisa. Posisi Raisa sebagai sekretaris dan pengurus bagian data komunitas membuat Rudi dan Ari menganggapnya cocok untuk dimintai bantuan. Selain itu juga, Raisa sudah mengetahui soal rencana ini, sehingga ia layak untuk dilibatkan dalam rencana ini, sekaligus untuk melancarkannya. Untuk lebih detailnya soal rencana itu, semuanya akan dibahas malam sebelum konser, dan itu akan dibahas bertiga, antara Rudi, Ari, dan Raisa. Setelah semua perencanaannya jelas, Rudi dan Ari pun kemudian memasukkan buku catatan itu dalam tas. Nantinya, catatan inilah yang akan dibahas dalam pembicaraan antara ketiganya itu. Mereka lalu menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik dan membaca majalah.

Singapura, Changi Airport, 8 Desember 2011, 2 hari menjelang konser.

Pesawat yang membawa para Travelling Sone tiba di Changi Airport pada jam tujuh malam. Mereka langsung turun dari pesawat dan masuk ke dalam terminal kedatangan. Di dalam terminal kedatangan itu, para Sone beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke hotel. Pada saat inilah mereka bertemu dengan Sone lain yang juga ikut dalam perjalanan tersebut. Beberapa Sone diantaranya sudah cukup banyak dikenal orang. Ada Pak Budi, seorang wartawan senior yang juga merupakan ketua dewan redaksi sebuah surat kabar terkenal di Jakarta. Kehadirannya langsung disambut baik oleh para Travelling Sone yang ada di situ. Sudah bukan rahasia lagi di kalangan Sone, jika Pak Budi adalah penggemar Girls Generation. Ia pernah membuat liputan khusus tentang konser Girls Generation di Jepang, yang mendapat sambutan luas dari para pembaca, khususnya para Sone. Ia bahkan pernah memamerkan beberapa koleksi Girls Generation-nya lewat Twitter, dan juga terdaftar sebagai salah satu anggota komunitas Sone di Jakarta. Ia sering hadir dalam beberapa acara gathering para Sone, baik yang berskala kecil2an hingga yang berskala besar. Tidak heran kalau ia sangat dikenal oleh para Sone. Ia datang tidak sendiri. Pak Budi membawa satu tim liputan khusus yang terdiri atas 10 orang yang nantinya akan bertugas untuk meliput konser ini secara langsung. Ia ingin sekali bisa mengulang kesuksesan liputan khusus konser di Jepang waktu itu. Apalagi, konser kali ini digelar tidak jauh dari Indonesia. Tentu saja harus ada liputan khusus dan eksklusif untuk mendokumentasikan semua kejadian yang ada selama konser berlangsung.
Selain ada Pak Budi, juga ada seorang cewek cantik yang bernama Monika. Dia adalah personil salah satu girlband terkenal yang sedang naik daun. Sejak awal, ia juga dikenal sebagai salah satu fans Girls Generation. Ia juga sangat dikenal oleh para Sone bukan hanya karena popularitas girlband-nya, tapi juga karena ia sering ikut dalam gathering2 Sone dan pernah melakukan dance cover Girls Generation untuk merayakan ulang tahun Girls Generation yang ke-4. Sejak ia menjadi personil girlband terkenal, ia memang jarang hadir dalam acara gathering, namun ia selalu mengikuti informasi seputar Girls Generation untuk kemudian ia sebar pada teman2nya yang ada di komunitas itu. Ia tidak datang sendiri, ia datang bersama dua orang temannya dan ibunya, yang juga sudah "terbius" demam Girls Generation. Selain ia ingin menonton konser Girls Generation, Monika juga akan berlibur selama satu minggu di Singapura, selagi girlband-nya sedang liburan. Ia bahkan juga sudah merencanakan untuk berbelanja dan mengunjungi beberapa tempat di Singapura nanti.
Di saat para Travelling Sone bertemu dengan Pak Budi dan Monika, juga dengan para Sone2 lain, Rudi dan Ari memilih untuk duduk2 sambil beristirahat. Mereka melihat dari kejauhan seperti apa suasana di sana. Kehadiran para Sone yang lain ini membuat suasana di tempat itu makin ramai saja. Ratusan Sone berkumpul dan saling bertemu satu sama lain. Ini sudah lebih dari sekedar acara gathering! Mungkin ini sudah seperti acara jambore saja. Sungguh sebuah pemandangan yang luar biasa mengingat tidak biasanya acara seperti ini terjadi. Rudi dan Ari sadar kalau ini bisa jadi sebuah kekuatan yang besar. Kalau bisa diatur dan diarahkan dengan baik, bukan tidak mungkin sebuah aksi gerakan Poznan besar2an bisa terjadi di konser nanti. Dan tentu saja itu akan menarik perhatian banyak orang, termasuk para personil Girls Generation. Tentu saja ini sejalan dengan rencana mereka. Tapi mereka juga sadar kalau untuk membuat seluruh Sone itu melakukan gerakan Poznan, sangat tidak mudah. Namun bukan tidak mungkin terjadi. Harus ada rencana yang matang untuk dapat membuat semua orang yang ada di sana ikut ber-Poznan ria saat konser berlangsung. Ari pun mengusulkan pada Rudi untuk menjadikan hal ini sebagai salah satu topik bahasan saat rapat nanti. Rudi juga memikirkan untuk mengajak anggota komunitas Sone lain ikut dalam aksi ini. Ari menyetujui hal tersebut. Karena semua hal yang berhubungan dengan aksi Poznan ini akan dibahas besok sebelum konser, Rudi meminta Ari untuk sedikit menahan diri dulu untuk membicarakan soal rencana itu. Yang pasti, semuanya akan dibahas habis2an saat malam menjelang konser itu.
Selang 15 menit kemudian, setelah lama mengobrol, para Travelling Sone itu pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya menuju hotel. Rombongan besar itu pun langsung meninggalkan terminal kedatangan, dan mereka semua menaiki bus yang akan mengantarkan mereka ke hotel. Rudi dan Ari ikut berbaur dengan rombongan itu, dan ikut masuk ke dalam bus. Ada tujuh bus yang membawa para Travelling Sone ini menuju ke hotel, sama seperti ketika mereka berangkat ke bandara. Karena saat itu malam hari, maka sepanjang perjalanan yang terlihat hanyalah langit yang gelap penuh dengan bintang dan cahaya lampu penerangan. Dari Changi, para Travelling Sone ini pergi menuju kawasan Kallang, di mana terdapat hotel tempat mereka menginap. Di kawasan ini juga, tempat berlangsungnya konser Girls Generation itu berada, yaitu Singapore Indoor Stadium. Rombongan ini sengaja memilih tempat menginap yang dekat dengan stadion, agar mereka bisa menjangkau tempat konser dengan gampang dan mudah.
Setelah perjalanan 20 menit, akhirnya mereka sampai di kawasan Kallang. Semua rombongan ini langsung diantar ke tempat menginap mereka masing2, yang jaraknya kurang lebih 3 kilometer dari tempat konser berlangsung. Rudi dan Ari mendapat tempat menginap di sebuah hotel yang bernama Monsoon Palace. Di tempat itu, keduanya mendapat satu kamar, dengan dua tempat tidur, pemandangan langsung ke arah laut. Berada tepat di seberang lautan itu, Singapore Indoor Stadium berada. Mereka berdua menginap di lantai 15. Pemandangan yang ada dari tempat itu cukup strategis dan semua bangunan yang ada di sekitar tempat mereka menginap terlihat dengan jelas, termasuk stadionnya. Tempat ini tentu saja sangat pas dan sesuai dengan keinginan dan rencana mereka. Keduanya pun lalu beristirahat di kamar itu, dan di tempat inilah, semua rencana mereka untuk konser nanti dibicarakan dan dibahas.

Seperti itulah ceritanya. Sekarang Rudi dan Ari, bersama juga dengan para Travelling Sone yang lain, sudah tiba di Singapura. Rudi dan Ari bahkan mendapat kamar yang dapat memungkinkan mereka untuk merencanakan semua yang mereka inginkan. Kini, kita hanya tinggal melihat seperti apa rencana yang akan disiapkan oleh Rudi dan Ari untuk konser nanti, berdasarkan apa yang mereka lihat dan mereka siapkan sebelumnya. Di bagian berikutnya akan diceritakan seperti apa rencana akhir mereka. Mohon maaf kalau ceritanya terlalu banyak narasi, ini sengaja dibuat untuk mempersingkat ceritanya. Cerita ini akan segera berlanjut ke bagian berikutnya, jadi tunggu saja apa kelanjutan dari cerita ini.

Kamis, 29 Desember 2011

KARTU NATAL PARA IDOLA

Perayaan hari Natal memang sudah berlalu, tapi belum terlambat untuk mengumpulkan kartu Natal. Inilah hasil perburuan kartu Natal saya selama beberapa hari ini. Tidak banyak memang, tapi mungkin ini cukup buat kalian. Ada tiga idola yang akan kita hadirkan kartu Natalnya di sini. Ada dari 7 Icons, Cherrybelle, dan Girls Generation. Saya sudah mengambil gambarnya, dan inilah kartu Natal mereka.
Ini adalah kartu Natalnya 7 Icons. Untuk perayaan Natal pertama mereka sebagai sebuah grup yang populer, 7 Icons memakai tema "Silver Christmas", ditandai dengan pohon Natal yang berwarna perak, dan logo 7 Icons yang juga berwarna perak. Di kartu Natal ini juga terdapat logo Iconia Resmi, yang diresmikan berbarengan dengan peluncuran album pertama mereka, The Journey of Love. Foto ini saya dapatkan dari fanbase resmi 7 Icons di Facebook.
Kalau yang ini dari Linzy. Dia merayakan Natal bersama keluarganya, dan sepertinya foto ini diambil di rumahnya. Sudah jadi kebiasaan buat Linzy dalam blog-nya untuk membuat kartu ucapan khusus buat hari2 besar, seperti Lebaran dan Natal. Dan kali ini, ia membuat kartu Natal khusus buat para Iconia dan Linzyus yang merayakannya. Boneka Santa-nya lucu kan ?
Kartu Natal dari Cherrybelle ? Saya pikir inilah kartunya. Sebenarnya ini adalah kartu Natal-nya Zyrex, tapi karena ada Cherrybelle-nya dan mereka pakai baju Natal, maka ini juga bisa dikategorikan sebagai kartu Natal-nya Cherrybelle. Dulu saya pernah kasih lihat foto2 Cherrybelle dengan kostum ini, tapi waktu itu masih ada event promo-nya, jadi masih belum berciri Natal. Baru sekarang kartu Natal resminya muncul, kebetulan baru nemu di fanbase-nya Cherrybelle, dan langsung saya posting ke sini. Sebenarnya, Cherrybelle sudah punya banyak foto untuk Natal. Bila kalian ingat cover majalah Inspirasi edisi Desember, itu juga menampilkan Cherrybelle dengan busana bernuansa Natal, jadi itu juga bisa dikatakan sebagai salah satu kartu Natal mereka, meskipun untuk ini bentuknya majalah. Malah, gambar cover ini dipakai sebagai avatar Twitter Cherrybelle selama bulan Desember ini. Satu lagi yang juga saya temukan... adalah kartu Natal yang dibuat oleh mas Rahardian Adi Wicaksono aka unxpctbl (masih ingat posting saya yang berjudul Cherrybelle Illustrated ?) untuk kartu Natal-nya ini, gambar personil Cherrybelle-nya masih memakai gambar personil Cherrybelle yang dulu, namun kali ini warna bajunya diubah menjadi warna merah, putih, dan hijau, dan diberi topi Natal plus tanduk rusa. Mungkin ia terinspirasi dari foto Zyrex-nya Cherrybelle... gambar ini juga saya temukan di fanbase Cherrybelle di Facebook, jadi saya bisa ambil dan juga ikut di-share bersama dua kartu Natal Cherrybelle yang lain.
Sebenarnya setiap personil Cherrybelle punya kartu Natal-nya masing2, bila melihat foto personal mereka di iklan Zyrex. Tapi dari semua itu, tidak ada yang saya pilih, karena sudah pernah diposting sebelumnya. Saya mau mencari kartu Natal yang lain, dan saya mendapatkan foto Angel Chibi. Foto ini diposting oleh official fanbase-nya, AngelousOFC. Foto ini juga dipakai sebagai foto profil Twitter-nya. Kalau di fotonya, baju Natal-nya berbeda, tidak ada unsur warna hijau di bajunya, sehingga lebih pure nuansa Natal-nya, karena bajunya mengikuti baju Sinterklas. Kalaupun ada yang membedakan, itu adalah belt hitam yang dipakai di pinggang-nya Angel. Harusnya itu belt putih, biar kelihatan mirip Santa... tapi secara keseluruhan, Angel lucu kan, di foto ini ?
Girls Generation punya banyak sekali kartu Natal setiap tahunnya, setidaknya sejak tahun 2007. Kartu Natal yang pertama adalah kartu Natal resmi mereka, dan mereka semua memakai kostum Pure Royal yang sering mereka pakai untuk perform lagu The Boys. Untuk kartu kedua... aku nggak tahu itu diambil kapan, tapi saya ikutkan ke dalam posting karena ada ciri Natal-nya, malah itu terlihat dengan sangat jelas. Kartu yang ketiga, itu diambil saat acara M-Countdown! edisi Natal. Girls Generation tampil tanpa Yoona ketika itu, yang masih sibuk syuting film seri Love Rain. Tapi ada yang unik di foto itu. Ketika semuanya berpose menghadap kamera, apa yang dilakukan oleh Hyoyeon dan Yuri ? Untuk kartu berikutnya, itu adalah kartu Natal dari J. Estina, yang menghadirkan Girls Generation sebagai modelnya. Seperti yang dulu saya bilang, sejak dua bulan lalu mereka sudah dipercaya untuk menjadi model dari merek tas terkenal ini. Sementara kartu terakhir... jangan lupakan kartu ucapan Natal dari para Sone... ya, kartu terakhir bukan dari Girls Generation, tapi dari IndoSoshi! Mereka salah satu komunitas Sone di Indonesia, sekaligus yang pertama kali memakai social media sebagai sarana informasi mereka. Anggota mereka sudah cukup banyak, dan bisa dibilang, merekalah fans club Girls Generation nomor satu di Indonesia.

Untuk kartu personilnya, sama halnya dengan Cherrybelle, setiap personil punya kartu Natal-nya sendiri, semua berkat foto dari sponsor mereka. Tapi untuk kali ini, saya memilih Yuri untuk menjadi contoh kartu Natal personilnya... mengingat di bulan Desember ini, Yuri tidak hanya merayakan Natal, tapi juga merayakan ulang tahunnya. Dia berulang tahun pada tanggal 5 Desember kemarin. Jadi, selain ada kartu Natal-nya, juga ada kartu ulang tahunnya juga! Karena Natal itu berarti hari lahir, jadi pantaslah kalau gambar ini yang diambil. Tadinya sih mau ambil fotonya Yoona, tapi karena nggak ada, dan juga Yuri baru saja ulang tahun, akhirnya foto inilah yang diambil.
Nah, itulah tadi kartu2 Natal dari para idola kita. Sebenarnya masih banyak kartu2 Natal lain yang saya dapatkan, tapi karena blog ini memang hanya khusus membahas soal 7 Icons, Cherrybelle, dan Girls Generation, maka kartu Natal yang ditampilkan hanya ini saja. Lagipula, ini kan juga sudah banyak sekali yang ditampilkan. Saya pikir ini semua sudah cukup. Baiklah, kalau begitu segitu saja dulu tulisan saya... semoga kartu2nya menarik buat kalian, dan selamat berlibur buat kalian semua. Sekian tulisan saya, dan Happy Enjoy!

THE "POZNAN" BOYS (3)

Jadi seperti inilah inspirasi dari kaus yang akan dipakai oleh Rudi dan Ari. Bagian depan kaus akan bergambar cover depan album The Boys (gambar 1) dan bagian belakang kaus akan bergambar cover belakang album The Boys (gambar 2) Untuk bagian detail samping, belum ditentukan, namun jika mengikuti desain tin case CD album The Boys, maka bisa dipastikan bahwa bagian sampingnya akan bertuliskan "Girls Generation", lengkap dengan nama personilnya. Itu baru rancangan awal dari kausnya. Gambar ketiga memperlihatkan sebuah tempat usaha konveksi, dan disinilah tempat untuk merancang kausnya. Ya, untuk bagian ketiga cerita ini, latarnya tidak jauh dari tempat usaha konveksi. Karena sekarang, kausnya akan dirancang. Ingin tahu seperti apa ceritanya ? Ini dia...

Jakarta, masih di akhir November.


Dua hari setelah pertemuan di acara mini gathering itu, Rudi dan Ari pergi mendatangi tempat usaha konveksi yang dimiliki oleh temannya Ari. Mereka berdua naik mobil Mini Cooper warna merah bergaris putih milik Ari. Tempat usaha konveksinya sendiri terletak di daerah Tanah Abang, seperti yang dulu pernah diceritakan. Namun, apakah benar tempatnya di situ ? Tidak. Hanya letak kawasannya saja yang ada di Tanah Abang. Untuk menjangkau lokasi tempat itu sebenarnya, Rudi dan Ari harus jalan kaki dulu menyusuri gang2 sempit. Mobil Mini Cooper milik Ari hanya bisa menjangkau sampai bagian jalan utamanya saja. Untuk berikutnya, mobilnya diparkir di depan sebuah kantor dan dititipkan pada satpam kantor itu. Lalu Rudi dan Ari jalan kaki hingga menemukan tempat yang mereka tuju.

"Masih jauh nih, tempatnya ?" kata Rudi.
"Lumayan sih. Masih agak ke dalem lagi..." kata Ari.
"Jauh banget sih tempatnya... kaki gw udah nggak kuat nih..."
"Ya, maklumin aja deh... soalnya temen saya ini memang suka lokasi yang sempit2an dan tersembunyi... namanya juga home industry..."
"Tapi usahanya udah lumayan besar, kan ?"
"Yah, bisa dibilang demikian. Paling tidak, seluruh Tanah Abang udah tahu..."
"Bagus deh kalau begitu... kamu kenal dia sejak kapan ?"
"Udah lama... dari waktu masih SMA... dulu juga bokapnya punya usaha konveksi, jadi kalau gw bilang ini usaha warisan... tapi sejak dipegang sama dia, usahanya jadi maju banget..."
"Emangnya apa rahasianya ?"
"Rahasianya ? Nggak tahu sih, gw nggak pernah nanya. Toh juga dia nggak akan kasih tahu..."
"Lho, emangnya kenapa ? Malu ya ?"
"Lha, namanya juga rahasia... hehehehehehe..."
"Ah, ngelawak lu..."
"Tapi memang juga kenyataannya demikian. Pernah nguping sih soalnya..."
"Berarti lu tahu dong sebenarnya ?"
"Ya cuma tahu ngelawaknya itu!"
"Ah, bisa aja..."

Sepuluh menit kemudian, akhirnya Rudi dan Ari sampai di tempat yang mereka tuju. Sebuah bangunan berlantai dua dengan halaman yang berukuran sedang dan ditanami tanaman hias. Warna bangunannya putih dan ada sebuah bangunan kecil dengan rolling door yang terbuka lebar dan spanduk besar berwarna biru terbentang dengan tulisan "KONVEKSI PAKAIAN 'MAJU MAKMUR'" dilengkapi dengan gambar baju. Inilah tempat yang mereka cari. Bangunan yang berlantai dua itu adalah rumahnya, dan bangunan kecil yang ada di sebelahnya adalah tempat bekerjanya. Di depan bangunan itu dipagari cukup tinggi, dan ada pintu gerbang yang sengaja dibuka untuk memberi akses masuk untuk para pelanggan.

"Nah, ini tempatnya. Konveksi Pakaian 'Maju Makmur'. Ini milik teman saya." kata Ari.
"Wah, kalau dilihat, keren juga nih tempatnya..." kata Rudi mengomentari tempatnya.
"Yah, itu hasil usaha temen gw sejak bertahun-tahun yang lalu. Ayo, masuk... mudah2an aja orangnya ada di dalam."
"Kalau misalnya dia nggak ada ?"
"Berarti besok kita harus datang lagi ke sini. Tapi biasanya dia ada kok. Dia kan ikut kerja juga."
"Hah ? Ikut kerja ? Kerja apa ?"
"Mendesain kaus. Itu pekerjaannya sekarang."
"Oh, jadi temen kamu itu... desainer kaus ? Apa aja yang didesain ?"
"Ya semuanya. Mulai dari bentuk kaus, gambar polanya, sablonannya, semuanya deh."
"Terus yang duduk2 di depan mesin jahit itu apa ?"
"Nah, mereka yang ngerjain kausnya. Temen gw yang terima order dan bikin desainnya, para karyawannya yang ngejahit. Seperti itu usahanya..."
"Oh, begitu... wah, sepertinya bakalan menarik nih. Ayo kita masuk. Gw jadi nggak sabar nih..."

Rudi dan Ari lalu masuk ke dalam halaman rumah itu dan langsung berjalan ke tempat usahanya. Di sana semua karyawannya sedang bekerja mengerjakan kaus2 pesanan dari warga sekitar. Jumlahnya ada 10 orang, dan semuanya bekerja menghadap ke arah halaman, duduk di depan mesin jahit. Orang yang disebut sebagai temannya Ari itu sendiri sedang ngobrol dengan dua orang karyawannya yang lain soal pola dan rancangan kaus yang akan dibuat di belakang. Sambil ngobrol, ia memegang lembaran kain yang nantinya akan dibuat menjadi kaus. Setelah sekitar lima menit ngobrol, kedua karyawan itu pergi, memberi Rudi dan Ari kesempatan untuk bisa bertemu dengan si pemilik usaha konveksi itu.

"Permisi, Pak!" kata Ari sambil memasuki tempat usaha itu.
"Eh, kamu Ari! Apa kabar ?" kata Pak Handoko, sang pemilik usaha konveksi itu.
"Baik, Pak. Usaha lancar2 aja nih ?"
"Yah, syukurlah... semuanya berjalan lancar. Orderan ada terus setiap hari."
"Wah, bagus dong kalau gitu, Pak..."
"Kamu bawa teman ya ?" kata Pak Handoko sambil melihat ke arah Rudi. "Siapa ini, Ari ?"
"Oh, ini... ini namanya Rudi. Teman satu komunitas saya." kata Ari mengenalkan Rudi.
"Halo, Pak. Nama saya Rudi." kata Rudi mengenalkan diri.
"Saya Handoko. Budi Handoko. Panggil saya Pak Handoko saja."
"Oh baik, Pak. Senang bisa berkenalan dengan Bapak."
"Omong2, kalian berdua datang ke sini ada apa ? Apa ada orderan baru nih ?"
"Oh, iya Pak... kebetulan saya dan Rudi datang ke sini, mau bikin orderan. Ada order baru buat Bapak, kalau berkenan dan bersedia melakukannya, Pak..." kata Ari menjelaskan maksud kedatangannya.
"Oh untuk itu sih, saya pasti berkenan. Order apa ya, kalau boleh tahu ?"
"Begini, Pak. Kita berdua mau bikin kaus."
"Kaus ? Itu sih bukan masalah buat kami. Kaus buat apa ?"
"Dalam waktu dekat, saya dan Rudi akan pergi ke Singapura, Pak."
"Ke Singapura ? Mau ngapain ?"
"Kita berdua... mau nonton konser. Konser Girls Generation. Itu lho, grup cewek yang dari Korea itu..."
"Oh, grup itu ? Mau konser di Singapura ? Wah, deket dong sama Indonesia..."
"Nah, makanya dari itu kita mau pergi ke sana. Mumpung dekat, kapan lagi..."
"Hmmm... kalau ada kesempatannya kenapa tidak, ya... jarang2 mereka mau tampil sampai sedekat ini dengan kita, meskipun cuma sampai negeri tetangga..."
"Iya Pak, seperti itu..."
"Sepertinya nggak enak kalau seandainya urusan ini kita bicarakan di sini. Bagaimana kalau kita ngobrol di ruangan saya saja... sekalian bisa mencari ide untuk desainnya."
"Boleh, kalau begitu kita ngobrol di sana saja..."

Pak Handoko, Rudi, dan Ari kemudian berpindah ke sebuah ruangan yang terletak di bagian belakang tempat usaha itu. Ruangan itu cukup luas, ada AC-nya, ada meja kerjanya, ada foto2 dan sertifikat, ada lemari arsip, beberapa kursi, sofa, meja, dan beberapa contoh kaus yang sudah pernah dibuat oleh usaha konveksi ini. Tempatnya agak sedikit berantakan karena penuh dengan tumpukan berkas, tapi setidaknya masih bisa memadai untuk menerima tamu. Di ruangan ini biasanya Pak Handoko mengurus orderan dan desain pakaian yang akan dibuat oleh tempat usahanya. Semua desain pakaian yang akan dibuat dikerjakan dengan bantuan komputer. Tidak heran kalau di samping meja kerja Pak Handoko terdapat sebuah meja komputer, lengkap dengan satu set komputernya, plus speaker, headset, scanner, dan printer berwarna. Alat2 ini sudah menunjang usaha Pak Handoko selama bertahun-tahun.

Sampai di dalam ruangan, Pak Handoko, Rudi, dan Ari duduk di kursi yang terletak di dekat meja kerja. Pak Handoko berada di belakang meja kerjanya, sementara Rudi dan Ari duduk di depannya. Biasanya para tamu yang hendak mengurus order dengan Pak Handoko akan duduk di sini. Rudi dan Ari lalu membicarakan soal rencana dan orderan kausnya dengan Pak Handoko.

"Jadi... apa yang sebenarnya membuat kalian jadi ingin bikin kaus untuk nonton konser ?" tanya Pak Handoko memulai pembicaraannya.
"Begini, Pak. Jadi saya dan Rudi itu punya rencana untuk melakukan gerakan Poznan saat konser Girls Generation di Singapura nanti, hitung2 sebagai aksi untuk memeriahkan suasana saat konser. Tapi kita khawatir kalau misalnya kita lakukan gerakan itu secara biasa2 saja, yang ada kami semua dianggap aneh oleh penonton yang lain. Untuk itulah, kami berencana untuk bikin kaus, agar setidaknya biarpun kami melakukan aksi yang aneh, kami masih bisa menunjukkan dukungan kita buat Girls Generation..." kata Ari.
"Oh, jadi gitu... kalau boleh tahu, gerakan Poznan itu apa ya ?"
"Kalau untuk ini sih, karena Rudi yang punya ide pertamanya, jadi Rudi yang akan cerita."
"Soal gerakan Poznan itu, itu gerakan khas fans Manchester City belakangan ini. Kalau misalnya pemain mereka mencetak gol, maka mereka akan memakai gerakan ini untuk merayakannya." kata Rudi.
"Bagaimana cara mereka melakukannya ?"
"Mereka berbalik, membelakangi lapangan, lalu saling berangkulan dengan teman mereka, dan kemudian mereka melompat-lompat sambil bernyanyi-nyanyi. Seperti itu."
"Wah, memang aksi ini bisa dibilang aneh. Kalau misalnya nggak ada yang tahu gerakan itu, bisa bahaya... kalian semua bisa dianggap aneh. Memang pantas kalian harus pesan kaus."
"Ya, itulah sebabnya kami datang ke sini." kata Ari.
"Apa kalian sudah punya desain kausnya ?" tanya Pak Handoko.
"Sudah sih sebenarnya, tapi kami belum menggambarnya. Hanya saja, kami sudah rencanakan untuk membuat desain kausnya terinspirasi dari CD album terbaru mereka, The Boys." jawab Ari.
"Terinspirasi dari CD-nya ? Maksudnya, cover CD-nya, begitu ?"
"Ya, seperti itu."
"Boleh nggak, saya lihat CD-nya ? Setidaknya biar saya ada gambarannya, begitu..."
"Oh, kebetulan saya bawa, Pak... sebentar saya cari dulu."

Ari lalu membuka tasnya dan mencari-cari CD album The Boys itu. Tak lama, ia menemukannya dan lalu mengeluarkannya dari tas. Ia lalu menaruhnya di atas meja kerja Pak Handoko. Pak Handoko pun langsung kaget begitu mengetahui kalau CD-nya memiliki bentuk yang tidak biasa.

"Seperti ini CD-nya ? Bentuknya seperti kaleng..." kata Pak Handoko sambil melihat CD itu.
"Ya ini memang kaleng, Pak. Tin case... tapi bagus, kan bentuknya ?" kata Ari.
"Bagus sih bagus... pasti mahal harganya..."
"Memang mahal, Pak. Saya saja harus pesan untuk mendapatkannya..."
"Oh, jadi belum ada di sini, toh ?"
"Ya... kebetulan waktu saya pesan, masih belum ada. Mungkin kalau sekarang sudah ada."
"Baiklah kalau begitu. Jadinya, bagian mana yang ingin dipakai untuk desain kausnya ?"
"Untuk sementara sih, bagian cover-nya saja yang dipakai. Bagian cover depan untuk tampak depan, dan bagian cover belakang untuk tampak belakangnya. Kalau untuk sampingnya sih, saya belum tahu..."
"Pakai saja bagian sampingnya. Ini kan tin case... jadi ada bagian sampingnya... nah, bagian samping kiri-kanannya saja yang dipakai untuk bagian samping bajunya, gampang kan ?"
"Yah, kita juga kepikirannya begitu. Tapi bisa dibuat nggak ?"
"Itu sih gampang. Kalau begini caranya, berarti pembuatannya akan memakai sistem baju balap sepeda. Jadi, seluruh bagian bajunya akan ada polanya, termasuk di bagian sampingnya. Semua sisinya lengkap."
"Oh, begitu... wah bagus juga tuh... tapi kita kan nggak bikin baju balap sepeda. Kami kan hanya ingin bikin kaus..."
"Itu sih bisa disesuaikan. Hanya saja, sistem pengerjaannya seperti itu."
"Oh, jadi cuma sistemnya... ya, bagus deh... tapi soal detail gambar cover-nya, menurut Anda terlalu rumit, nggak ?"
"Bisa diatur... saya kan punya scanner. Tinggal di-scan, terus atur warnanya, lalu masukkan ke dalam desain kausnya. Selesai. Nggak butuh waktu lama kan ?"
"Bener juga ya, Pak... trik Bapak keren juga..."
"Yah, namanya juga sudah pengalaman... kalau urusan ini sih, buat saya kecil! Dulu malah ada yang pernah order pesanan kaus yang gambarnya lebih rumit dari ini. Selesai hanya dalam waktu dua minggu."
"Wah... serius Pak ?"
"Beneran... kebetulan juga waktu itu lagi sepi order, jadinya ya pekerjaannya jadi lebih cepat."
"Oh, pantesan kalau gitu mah... tapi kelihatannya di luar lagi sibuk banget... lagi banyak order ya ?"
"Nggak terlalu banyak sih. Cuma beberapa orderan dari tetangga sekitar. Itu pun ada yang sudah hampir selesai. Tenang saja, kaus kalian pasti dikerjain kok."
"Bagus deh kalau begitu... kalau begitu, apa langsung saja kita desain kausnya sekarang ?"
"Silakan. Malah lebih bagus kalau kausnya didesain sekarang."
"Oke deh... Rud, ayo kita desain kausnya."
"Siiip... let's go!" kata Rudi.

Pak Handoko pun langsung berpindah posisi dari kursi meja kantornya ke kursi meja komputernya, dan lalu mengaktifkan komputernya. Ia juga menyalakan scanner-nya, untuk men-scan CD The Boys yang akan dipakai untuk menjadi gambar desain kausnya. Rudi dan Ari sendiri duduk di kiri dan kanannya, keduanya membawa kursi yang tadi mereka pakai ke dekat meja komputer, dan lalu duduk lagi di kursi itu. Setelah komputernya jalan, Pak Handoko langsung membuka aplikasi pembuat kausnya dan juga aplikasi scanner-nya. Ia lalu membuka scanner-nya, dan meminta Ari untuk memberikan CD The Boys-nya. Ari kemudian memberikannya, dan lalu Pak Handoko menaruh CD tersebut ke layar scanner-nya, dengan cover depan CD menghadap ke dalam. Tidak lama, gambar hasil scan-nya muncul dan langsung di-edit oleh Pak Handoko. Tangannya sangat cekatan dalam memainkan mouse, sehingga ia bisa mengedit gambarnya dengan cepat. Setelah editannya dirasa cukup, gambar hasil scan itu langsung disimpan, dan proses scanning berlanjut dengan melakukan scan terhadap cover belakang. Perlakuan yang sama juga didapatkan oleh gambar cover belakang hasil scan itu, di-edit habis2an hingga dirasa cukup oleh Pak Handoko. Gambar itu kemudian disimpan. Selain cover depan dan cover belakang, bagian sisi kiri dan sisi kanan CD itu juga di-scan. Nantinya, kedua bagian ini akan dipakai untuk membuat bagian samping kaus, sesuai dengan sistem baju balap sepeda yang sudah direncanakan oleh Pak Handoko. Setelah semuanya sudah disimpan, scanner pun dimatikan, dan aplikasi scanner-nya ditutup. Sekarang adalah saatnya untuk mendesain kausnya. Aplikasi pembuat kausnya lalu diaktifkan, dan di situ sudah ada contoh kaus yang akan dibuat, masih dalam keadaan kosong. Di sini, Pak Handoko meminta usulan dari Rudi dan Ari, mau seperti apa bentuk detail kausnya. Mulai dari kerah, bentuk jahitan bahu, bentuk jahitan samping baju, hingga ukuran baju dan bentuk merek baju yang akan dipasang di bagian kerah dalam baju. Setiap usulan itu kemudian diterjemahkan oleh Pak Handoko ke dalam bentuk dan tampilan gambar yang menjadi desainnya. Setelah detail kausnya selesai, saatnya untuk memasukkan gambar. Gambar hasil scan tadi dimasukkan ke dalam contoh kausnya, dan lalu disesuaikan dengan ukuran tempat gambarnya. Penempatan gambar hasil scan disesuaikan dengan CD The Boys, di mana gambar cover depan menjadi tampak depannya, gambar cover belakang menjadi tampak belakangnya, bagian samping kiri kaus menjadi tampak samping kiri, dan bagian samping kanan menjadi tampak samping kanan. Untuk tampak bahunya, sudah disepakati oleh Rudi dan Ari, bagian itu akan diisi dengan tulisan "Girls Generation" di bahu kiri, dan "The Boys" di bahu kanannya. Setelah beberapa penyesuaian selama kurang lebih 20 menit, akhirnya desain kausnya sudah jadi. Desain itu kemudian dicetak dan diperlihatkan pada Rudi dan Ari. Keduanya cukup puas dengan hasil desain itu, dan tidak sabar untuk menunggu seperti apa hasil jadinya.

"Bagaimana menurut kalian, desainnya ?" tanya Pak Handoko sambil memperlihatkan desainnya.
"Bagus sekali. Kurang lebih seperti inilah yang kami inginkan." kata Ari.
"Sudah bagus kok. Ini yang memang kita mau. Sedikit mendekati." kata Rudi.
"Ya, kalau begitu... seperti inilah desain yang memang kita inginkan." kata Ari lagi.
"Well, kalau begini, kita hanya tinggal menunggu hasil jadinya saja."
"Sabar dulu untuk hasil jadinya. Biasanya kalau di tempat usaha saya, ada istilah prototype desain. Artinya bentuk contoh hasil dari desain ini. Jadi, nanti akan dibuatkan sebuah kaus dulu sebagai contoh, dengan memakai desain ini. Nanti kalau kalian setuju dengan prototype-nya, maka kami hanya tinggal memperbanyak kausnya saja, berdasarkan prototype yang sudah disetujui. Seperti itu..." kata Pak Handoko.
"Dia ingin menguji hasil jadinya dulu pada para pelanggannya. Kalau hasilnya bagus, baru akan dibuat hasil jadinya... kalau nggak, desainnya diulang lagi dari awal. Ini untuk mencegah kekecewaan pelanggan." kata Ari membantu menjelaskan.
"Oh, jadi dia mau bikin kaus contohnya dulu ? Nggak apa2 deh kalau gitu. Lagipula kita harus tahu dulu seperti apa bentuk jadinya..." kata Rudi.
"Betul banget. Jadi kita harus sedikit bersabar dulu..."
"Bagus deh kalau kalian mau bersabar dulu. Tenang saja, kami akan membuatkan prototype yang terbaik, agar kalian tidak kecewa nantinya." kata Pak Handoko.
"Omong2, untuk prototype kausnya, selesai kapan ?"
"Secepatnya. Biasanya sekitar dua atau tiga hari, kadang bisa lebih cepat. Nanti akan saya kabarkan kalau prototype kausnya sudah jadi."
"Well, baiklah kalau begitu. Apa kami harus membayar kausnya sekarang ?" tanya Rudi.
"Nanti saja. Itu urusan gampang. Kalian bisa bayar setelah kalian melihat prototype-nya. Untuk sekarang, karena masih dalam tahap mendesain, kalian nggak usah bayar dulu. Simpan saja uangnya untuk nanti."
"Jadi buat nanti saja, Pak ? Oke Pak, terima kasih..."
"Tapi kalian semua bisa bayar kausnya nanti, kan ?"
"Oh, untuk itu sih... kita sudah ada anggarannya. Tenang saja, kita pasti bisa bayar kok. Saya jamin." kata Ari.
"Baguslah kalau begitu. Soalnya belakangan ini banyak sekali pelanggan saya yang sering lupa bayar dan terkesan melarikan diri dari tanggung jawab. Padahal saya dan karyawan saya sudah capek2 buatkan pakaian bagus untuk mereka. Bikin rugi saja. Jangan sampai kalian seperti mereka, ya..."
"Oh, tentu tidak, Pak. Pasti akan kami bayar."

Selang 15 menit kemudian, Rudi dan Ari pergi meninggalkan tempat usaha konveksi itu. Mereka berpisah dengan Pak Handoko dan lalu kembali ke tempat di mana mereka memarkir mobil Mini Cooper-nya. Sekarang mereka hanya tinggal menunggu hasil prototype kaus itu yang akan selesai dalam waktu yang sesingkat2nya. Sambil berjalan pulang, Rudi dan Ari ngobrol2 lagi.

"Kalau gw boleh tahu, Ri... lu udah berapa kali bikin kaus di tempatnya Pak Handoko ?" tanya Rudi.
"Mungkin udah lebih dari sepuluh kali, kalau ditambah yang sekarang. Saya sudah banyak sih kirim order bikin kaus ke dia." kata Ari.
"Biasanya kausnya bagus2 nggak ?"
"Kan dulu gw pernah bilang... kausnya itu kualitas terbaik. Gw udah ngerasain berkali-kali. Makanya gw percaya banget sama dia."
"Dulu sebelum ini, terakhir bikin kaus di tempatnya buat apa ?"
"Yah, buat kegiatan kantor... teman2 kantor pada mau wisata ke Puncak, buat ulang tahun kantor... mereka kebetulan butuh kaus buat kenang2an, dan mereka tahu kalau aku punya teman Pak Handoko. Akhirnya gw yang disuruh pesan kausnya..."
"Itu kapan, kalau boleh tahu ?"
"Kurang lebih... tiga bulan yang lalu..."
"Berarti belum lama dong... harga satuan kausnya berapa ?"
"Kalau yang waktu itu, mungkin sekitar 50 ribu. Aku sudah lupa lagi sih sebenarnya... tapi kurang lebih harganya segitu."
"Apa bahannya sama ?"
"Kalau bahannya beda. Ini kan bahannya polyester, kalau yang dulu itu bahan T-shirt biasa..."
"Oh... apa biasanya yang bahan polyester itu lebih mahal ?"
"Kalau melihat harga2 di pasar sih, biasanya lebih mahal. Tapi masih bisa terjangkau kok..."
"Berarti bisa saja kita bisa bayar lebih nih, untuk biaya kausnya..."
"Soal itu sih tenang aja... anggaran kita lebih dari cukup untuk ini."
"Emangnya nanti siapa yang mau bayar ?"
"Gw yang bayar semuanya."
"Hah ? Lu yang bayar semuanya ? Nggak kemahalan tuh ?"
"Gw udah kenal Pak Handoko dari lama, kali... nggak usah bingung soal harga karena biasanya setiap kali gw pesan kaus ke dia... gw selalu dapat harga khusus."
"Harga khusus ? Jadi ceritanya kamu ini... pelanggan setia, gitu ?"
"Tepat sekali. Jadi nggak usah khawatir soal harga..."
"Tapi kan kadang2 pasti pesan bajunya banyak juga kan ?"
"Ya memang... kalau untuk itu sih, harga pasti disesuaikan."
"Enak banget lu..."
"Hahahahaha... makanya, jadilah pelanggan yang baik! Hanya itu satu2nya cara..."
"Kalau boleh saya tambahkan, jadilah pelanggan yang baik dan percayalah pada satu pembuat pakaian. Seperti itukah ?"
"Ya, betul sekali... hehehehehe..."

Beberapa menit kemudian, Rudi dan Ari tiba lagi di kantor tempat mereka memarkir mobilnya. Keduanya lalu masuk lagi ke dalam mobil dan pergi meninggalkan kantor itu.

Tiga hari kemudian... tanggal 1 Desember. 9 hari jelang konser.

Ketika ia sedang makan siang di sebuah kafe, Ari mendapat telepon dari Pak Handoko. Dia memberitahukan kalau prototype kausnya sudah jadi, dan siap untuk diperlihatkan. Ari pun dengan cepat menghabiskan makan siangnya dan kemudian pergi ke tempatnya Pak Handoko. Sepanjang perjalanan ia berusaha menghubungi Rudi, namun saat itu Rudi sedang sibuk meeting, sehingga panggilannya tidak terjawab. Akhirnya, Ari yang datang sendiri untuk melihat prototype kaus itu. Sampai di tempatnya Pak Handoko, Ari langsung disambut oleh temannya itu. Kondisi di tempat itu sangat sepi, karena para karyawannya sedang istirahat.

"Halo, Pak. Wah, tumben nih tempatnya lagi sepi. Pada ke mana nih ?" kata Ari.
"Halo juga, Ari... mereka semua sedang istirahat. Ini kan jam makan siang. Mereka akan kembali setengah jam lagi." kata Pak Handoko.
"Oh... pada istirahat di mana mereka ?"
"Ada warteg dekat sini. Itu tempat langganan mereka. Mereka sering makan di sana."
"Warteg yang pas di perempatan jalan di depan itu ?"
"Ya. Tempat dulu kita ngobrol waktu pertama2 kamu mesen baju di sini..."
"Aku ingat itu... makanannya enak2... masih jalan ya, sampai sekarang..."
"Masih dong... itu kan sekarang anaknya yang urusin. Dulu kan ibunya... tapi jangan salah... masakannya juga enak lho... nggak jauh beda sama ibunya. Aku pernah makan di sana, wah rasanya enak banget..."
"Bagus untuk dicoba tuh... oh, ya. Prototype kausnya udah jadi ya ?"
"Sudah jadi, siap dipamerkan. Tinggal kamu yang menilai."
"Wah, pasti bakalan keren nih... mana kausnya ?"
"Sebentar. Akan saya ambilkan. Saya simpan di tempat yang khusus di kantor saya..."
"Aku sudah nggak sabar! Bring it here, Sir!"

Ari lalu duduk di salah satu kursi yang ada di tempat itu dan menunggu sambil menaruh tangan kirinya di meja jahit yang ada di dekatnya. Sementara itu, Pak Handoko sibuk mencari-cari prototype kaus yang dipesan oleh Ari. Ia menaruhnya di sebuah lemari khusus tempat di mana semua prototype2 pakaiannya tersimpan. Selang 5 menit kemudian, Pak Handoko berhasil menemukan kausnya, dan langsung membawanya pada Ari yang sudah menunggu di ruang depan. Kaus itu masih dalam keadaan diplastik dan ditandai dengan sebuah kertas yang bertuliskan nama pemesannya, dan tanggal pemesannya, lengkap dengan desain bajunya.

"Ini dia kausnya, Ari... hasil kerja keras mendesain semalaman dan dua hari pembuatan..." kata Pak Handoko sambil memberikan prototype kaus itu pada Ari.
"Bapak ubah lagi desainnya ? Padahal yang kemarin itu sudah bagus lho..." kata Ari.
"Cuma penyempurnaan saja. Untuk menyesuaikan dengan pola bajunya. Kan kalau sampai nggak sesuai, yang ada kan desainnya kacau..."
"Bener juga sih... tapi saya bilang, yang kemarin kan juga bagus... lagipula kan, penyesuaiannya sudah dilakukan beberapa kali kemarin..."
"Semua demi hasil yang bagus dan tidak mengecewakan. Sekarang coba kamu lihat kaus ini. Pasti kamu akan senang melihatnya. Silakan buka plastiknya."
"Saya tahu Bapak pasti tidak akan mengecewakan."

Ari lalu membuka plastiknya, dan kemudian mengeluarkan kausnya. Ia lalu membentangkan kausnya, dan apa yang ia lihat sangat luar biasa. Sebuah kaus berbahan polyester, dengan sedikit kain kasar di beberapa bagiannya untuk menyerap keringat yang keluar saat konser nanti, berkerah V, dan memiliki beberapa garis jahitan khusus di bagian bahu dan bagian samping baju. Semua garis jahitan yang ada di bagian2 itu dimajukan beberapa centimeter dari posisi aslinya, untuk memberi tempat untuk gambar desain bajunya. Pola jahitannya persis seperti di kaus sepakbola buatan Nike musim ini. Di bagian depan kaus tergambar dengan jelas gambar cover depan album The Boys. Di bagian belakangnya terdapat gambar cover belakang album The Boys. Di bagian samping kiri dan kanannya terdapat tulisan "Girls Generation" dan tulisan nama2 personilnya, seperti di bagian samping kiri dan kanan tin case album The Boys. Di bagian bahu atas kiri dan kanan, masing2 terdapat tulisan "Girls Generation" dan "The Boys" dengan bentuk tulisan yang sama seperti di cover albumnya. Di bagian kerah belakang terdapat tulisan "2011 Girls Generation Tour", dengan siluet para personilnya, diambil dari poster konser mereka. Di bawah tulisan itu, terdapat tanggal dan tempat konsernya. Di situ tertulis "December 10th, 2011, Singapore Indoor Stadium, Singapore" dengan ukuran tulisan yang lebih kecil daripada tulisan utamanya. Bagian ini sebelumnya tidak ada di dalam desain. Posisi tulisan dan siluet ini berada tepat beberapa centimeter di atas gambar tampak belakangnya. Di bagian kerah dalam terdapat sebuah tulisan yang ditulis dalam sebuah kotak besar. Ini adalah bentuk merek dari kaus itu. Tulisannya adalah "Bring The Boys Out!" yang diatur sedemikian rupa agar bisa membentuk sebuah kotak kecil. Tepat di bawah tulisan itu ada tulisan huruf Korea dari Girls Generation. Untuk bagian tangannya, polanya sama, terdapat tulisan Korea dari Girls Generation, disusun dua suku kata ke bawah. Kata "So Nyeo" berada di atas, dan kata "Shi Dae" berada di bawahnya. Ukurannya sengaja dibuat besar agar dapat terlihat oleh orang dari kejauhan. Warna kausnya sendiri mengikuti warna latar belakang gambar cover-nya, sehingga terlihat matching. Di bagian kanan bawah kaus terdapat tanda merek lain, yang berbentuk sebuah kotak berwarna hitam, dengan gambar siluet para personil Girls Generation, sama seperti di bagian kerah belakang, dengan tulisan "Girls Generation" di bawahnya. Ada sebuah kode kecil bertuliskan HDK di tanda merek itu, menunjukkan siapa pembuat kaus itu, Pak Handoko. Melihat kaus itu dan sederetan detailnya, Ari pun langsung takjub. Ia tidak menyangka kalau kausnya akan dibuat seperti ini. Padahal tadinya, desainnya tidak seperti ini.

"Pak, ini luar biasa banget... kelihatannya beda dengan yang sudah dirancang sebelumnya..." kata Ari.
"Itu memang sengaja saya ubah lagi dari desain awalnya. Namanya juga penyempurnaan. Apakah kaus ini sudah cukup terlihat sempurna untukmu ?" tanya Pak Handoko.
"Ini lebih dari sempurna, Pak. Ini sudah luar biasa! Terima kasih, Pak!"
"Yah, sama2. Saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk pelanggan setia seperti Anda. Saya berusaha untuk membuat kaus ini bisa menjadi sesuatu yang dapat dikenang oleh para pemakainya saat konser nanti. Apalagi, konser itu termasuk jarang terjadi. Kaus ini cukup untuk bisa menyimpan semuanya."
"Oh, ini sih pasti bisa... semua detailnya bisa menyimpan kenangan tersendiri. Kalau begini, saya siap untuk melakukan gerakan Poznan itu bersama Rudi dan teman2 yang lain."
"Bagus. Jadi, apakah kamu setuju dengan prototype kaus ini ?"
"Setuju sekali! Saya pesan sembilan buah untuk kaus ini!"
"Hmmm... pesanan yang bagus. Tapi kenapa hanya sembilan ?"
"Karena jumlah personil Girls Generation ada sembilan. Bapak nggak lihat ?"
"Bapak sih lihat, tapi nggak sempat hitung."
"Hahahahahaha... tapi bisa dipenuhi, kan ?"
"Bisa kok. Itu sih kecil... mau paling lambat selesai kapan ?"
"Ummm... kalau bisa sebelum saya dan teman2 berangkat ke Singapura. Kami semua akan berangkat ke Singapura tanggal 8. Konsernya tanggal 10. Kami akan pulang tanggal 12. Jadi... bisa nggak kalau kausnya selesai paling lambat tanggal 7 ?"
"Bisa dipenuhi. Saya pikir satu minggu cukup untuk menyelesaikan pesananmu. Saya hanya tinggal memperbanyak prototype kaus ini saja, dan jadinya kausnya."
"Bagus. Kalau begitu saya akan datang lagi tanggal 7. Terima kasih atas desain kausnya keren. Apa boleh saya bawa pulang ?"
"Sama2, Ari. Maaf, kausnya tidak bisa dibawa pulang dulu. Kami butuh contoh untuk memperbanyak kausnya. Namanya juga prototype..."
"Hahahahahaha... oh, ya. Saya lupa. Tapi untuk semuanya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih."
"Sama2 juga. Senang bisa berbisnis dengan kamu."
"Saya juga senang, bisa berbisnis dengan Bapak... eh, tapi bayarannya gimana ? Apa saya bayar saja sekarang, atau bayar setengahnya ?"
"Terserah kamu. Mau bayar sekarang boleh, mau bayar setengahnya dulu juga boleh. Asalkan jangan nggak bayar saja..."
"Ha! Benar itu... hahahahahaha... baiklah, saya bayar dulu setengahnya hari ini, sisanya sekalian ambil barang. Jadi berapa semuanya ?"
"Sebenarnya harga semuanya 750 ribu. Tapi karena kamu pelanggan setia saya, saya berikan harga khusus. Kamu hanya cukup bayar 700 ribu saja."
"Oh, bagus. Sebentar saya ambil dulu dompetnya..."

Ari lalu mengeluarkan dompet dari tasnya dan mengambil uang 350 ribu dari dalamnya. Ia lalu menyerahkan uang itu pada Pak Handoko.

"Ini uangnya. Setengahnya dulu, sisanya nanti." kata Ari sambil memberi uangnya.
"Terima kasih, Ari. Jangan lupa bayar setengahnya." kata Pak Handoko.
"Tenang saja. Untuk itu, pasti saya nggak akan lupa."
"Good. Saya pegang janjimu, seperti waktu2 sebelumnya."
"Oke. Baiklah, sekarang saya harus pergi dulu. Sampai jumpa tanggal 7, Pak!"
"Sampai jumpa juga! Hati2!"

Ari lalu melangkah keluar dari tempatnya Pak Handoko dan berjalan kembali menuju mobilnya yang diparkir di jalan utama. Wajahnya sangat senang sekali. Ia telah berhasil mendapatkan kaus yang ia dan Rudi inginkan. Sekarang ia hanya tinggal memberitahu Rudi soal kaus itu, dan dengan ini, mereka resmi akan melakukan gerakan Poznan tersebut di konser Girls Generation, sesuai rencana.

Masalah kaus pun akhirnya selesai. Dengan bantuan Pak Handoko, kaus yang diinginkan oleh Rudi dan Ari berhasil diwujudkan. Sekarang, waktunya semakin dekat menuju hari keberangkatan ke Singapura dan juga hari konser. Rudi dan Ari harus mempersiapkan rencana untuk membuat acara mereka di konser itu tidak sia2. Di cerita berikutnya, keduanya akan berangkat ke Singapura, dan mulai menyusun rencana untuk menyukseskan rencana mereka. Seperti apa ceritanya ? Tunggu saja kelanjutan dari cerita ini.

GIRLS GENERATION 2012 OFFICIAL DESK CALENDAR

Tahun 2012 sudah dekat dan Anda belum punya kalender ? Tidak perlu panik. Masih belum terlambat untuk mencari kalender terbaik untuk menemani Anda sepanjang 2012 yang akan datang. Mumpung Desember masih beberapa hari lagi, kenapa tidak Anda mencoba untuk memikirkan kalender baru untuk tahun depan. Biarpun mungkin kesannya biasa, karena hanya berupa kertas dan berisi angka2 hari dan bulan, tapi ini tetap saja menjadi salah satu keperluan penting dalam menyongsong Tahun Baru, selain terompet, tentu saja. Setiap tahun ada saja kalender2 yang menarik dan unik. Dan saya pikir ini bisa jadi salah satunya. Baru2 ini, pihak SM Entertainment mengeluarkan sebuah kalender meja khusus dengan gambar Girls Generation. Kesembilan personil Girls Generation tampil sebagai model kalender untuk sembilan bulan, dengan tiga foto gabungan, masing2 berisi tiga personil, ditampilkan untuk mengisi kalender untuk tiga bulan lainnya. Kalau menurut saya, ini adalah kalender Girls Generation pertama sepanjang sejarah mereka. Tumben2nya mereka mengeluarkan kalender. Tapi ini jadi sesuatu yang menarik untuk ditunggu, karena desain kalendernya yang juga menarik. Saya sudah mempunyai gambar2 tentang kalender ini, didapat dari sebuah fanbase personil Girls Generation di Facebook. Mau tahu seperti apa kalender ini ? Ini dia...
Gambarnya kita mulai dari model kalendernya dulu. Pada bulan apakah bias Anda muncul ?
Yoona opens our year... in January.
Sunny Day in Valentine. Sunny is on February.
Jessica is marchin' on... March.
Yoona, Sunny, and Jessica combined... for April.
Maknae Seohyun... shines your May.
Hyoyeon is your Miss June.
Yul in Jul. Yuri in July.
Seohyun, Hyoyeon, and Yuri combined to shine our independence month.
September Soo. Sooyoung is on September.
Tiffany... her eye-smile will brighten my birthday month.
Sooyoung, Tiffany, and Taeyeon combined for sweeten our November.
Opened by the image, closed by the leader. Taeyeon for December.
Itu tadi model kalendernya. Sembilan personil Girls Generation mengisi sembilan bulan secara acak, bukan berdasarkan bulan ulang tahunnya, yaitu bulan Januari-Maret, Mei-Juli, September-Oktober, dan Desember. Untuk bulan April, Agustus, dan November, foto gabungan dari tiga model bulan2 sebelumnya yang menjadi gambarnya. Masih ada gambar2 lain yang saya dapatkan tentang kalender spesial ini. Mau tahu seperti apa ? Inilah gambar2nya...
Sekarang adalah foto2 gabungan dari para model kalender, masing2 untuk bulan April, Agustus, dan November. Masing2 personil punya tiga foto yang kemudian saling digabungkan, berdasarkan bulannya.
Yoona, Sunny, dan Jessica
Seohyun, Hyoyeon, dan Yuri
Sooyoung, Tiffany, dan Taeyeon
Sekarang adalah bagian utamanya. Seperti apa sih detailnya kalender ini ? Kalau tadi hanya foto model2 kalendernya saja, sekarang giliran kalendernya yang akan ditampilkan. Foto2nya lengkap, mulai dari cover depan hingga halaman bulan terakhir. Langsung saja, inilah gambar2nya...
Cover depan kalender.
Ucapan selamat tahun baru dari para personil...
Tampilan kalender bulan Januari
Tampilan kalender bulan Februari
Tampilan kalender bulan Maret
Tampilan kalender bulan April
Tampilan kalender bulan Mei
Tampilan kalender bulan Juni
Tampilan kalender bulan Juli
Tampilan kalender bulan Agustus
Tampilan kalender bulan September
Tampilan kalender bulan Oktober
Tampilan kalender bulan November
Tampilan kalender bulan Desember
Keren bukan kalendernya ? Kalender ini rencananya akan dirilis hari ini, tanggal 29 Desember 2011. Meskipun begitu, pre-order terhadap kalender ini sudah dilakukan di beberapa tempat jauh sebelum kalender ini dirilis. Kalender ini tebalnya 28 halaman. Harganya sekitar 30 dollar. Kalau kata fans sih terlalu mahal... itu berdasarkan komentar yang saya baca... nggak tahu kalau di sini. Di Indonesia sendiri, berita soal kalender ini ada, tapi apakah pre-order kalender ini dibuka atau tidak, saya tidak tahu. Yang pasti kalau misalnya dijual di sini, kalender ini harus bersaing dengan kalender2 Girls Generation lainnya, yang dikeluarkan oleh beberapa majalah K-Pop atau majalah selebritis Asia. Semua kalender itu tidak resmi. Kalender inilah yang resmi. Namun, karena harganya yang murah dan ketersediaannya yang dijamin ada dan banyak, kalender2 tidak resmi ini bisa lebih populer dibandingkan kalender resminya. Tapi buat kalian yang memang butuh kalender spesial untuk menghiasi meja Anda dan sekaligus ingin menunjukkan bahwa Anda adalah seorang penggemar K-Pop sejati, kalender ini sangat pas untuk kalian. Asalkan, kalian bisa memesan di tempat yang benar dan membayarnya... muehehehehehe... oke, kalau begitu segitu saja dulu tulisan saya... semoga gambar2 di atas bisa memberi kalian gambaran tentang seperti apa sih kalender spesial ini. Setidaknya ini sudah cukup buat yang memang tidak bisa mendapatkannya. Jika kalian bisa membaca angka2 dan hari yang ada di gambar kalender itu, saya pikir itu sudah cukup buat kalian untuk bisa menikmati kalender ini. Baiklah, sekian tulisan saya... dan Happy Enjoy!