Sabtu, 31 Desember 2011

THE "POZNAN" BOYS (4)

Saya menemukan gambar yang paling atas dari sebuah account fanbase Girls Generation Indonesia di Facebook. Tulisannya di situ sudah jelas: Sone Indonesia. Pas sekali untuk menjadi salah satu tema dalam cerita ini, mengingat kedua tokoh utama dalam cerita ini adalah Sone. Dalam cerita kali ini... semua Sone Indonesia yang sudah memiliki tiket konser Girls Generation berangkat ke Singapura. Tentu saja naik pesawat, tapi pesawatnya tidak seperti yang ada di gambar kedua... muehehehe... tapi saya yakin semua Sone mau naik pesawat ini jika seandainya pesawat ini benar2 ada. Who knows di dalamnya terdapat para personil Girls Generation yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat. Bagaimana rasanya kalau seandainya kamu satu pesawat dengan Girls Generation, meskipun kamu hanya ada di barisan penumpang kelas biasa, sementara mereka ada di barisan penumpang kelas satu ? Mungkin kamu akan mencoba untuk menjangkau tempat duduk kelas satu untuk bisa melihat mereka secara langsung. Ya kan ? Haha... baiklah, sekarang saatnya kita masuk ke dalam cerita, dan melanjutkan cerita ini. Hari konser semakin dekat, dan pesawat sudah menunggu para Sone yang akan berangkat ke Singapura menyaksikan idola mereka secara langsung. Seperti apa ceritanya ? Inilah dia... monggo dibaca...

Jakarta, 8 Desember 2011, 2 hari menjelang konser.


Hari keberangkatan para Sone ke Singapura pun tiba. Semua Sone yang sudah memegang tiket konser dan juga tiket pesawat sudah berkumpul di sebuah tempat di Jakarta. Mereka akan bersama-sama pergi menuju ke bandara, untuk naik pesawat ke Singapura. Saat itu, para Sone sudah dalam kondisi yang sangat siap dan bahkan sudah tidak sabar untuk berangkat. Keberhasilan Girls Generation menjadi Artist of the Year di ajang penghargaan MNet Asian Music Awards 2011 membuat para Sone makin bersemangat untuk pergi ke konser tersebut. Apalagi, tempat penyelenggaraan acara penghargaan itu dan tempat konsernya, berlangsung di tempat yang sama, yaitu di Singapore Indoor Stadium. Jadi anggap saja, tempat itu akan menjadi tempat yang sangat berkesan untuk para Sone di Indonesia.
Sejak pukul 1 siang, sudah banyak Sone yang datang ke tempat tersebut. Mereka semua membawa pernak-pernik Girls Generation-nya masing2. Setidaknya, seorang Sone yang datang minimal membawa dua buah pernak-pernik idola mereka. Ada yang berupa photocard, ada yang berupa poster, ada yang membawa CD The Boys dan CD2 Girls Generation lainnya, dan banyak lagi. Mereka semua benar2 menunjukkan rasa cinta mereka pada idola mereka dengan membawa segala pernak-pernik yang bisa dibawa. Karena nanti mereka akan ada di Singapura untuk waktu yang lama, para Sone ini juga membawa koper yang besar. Setidaknya satu orang bawa satu koper. Itu semua berisi pakaian dan perlengkapan untuk menginap selama empat hari di Singapura. Soal akomodasi, para Sone tidak perlu bingung. Mereka sudah disiapkan beberapa tempat penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat konser. Semua tempat itu sudah disiapkan oleh orang2 Indonesia yang tinggal di Singapura. Nanti, ketika mereka sudah tiba di Singapura, mereka tinggal memilih tempat penginapannya saja, dan setelah itu mereka bebas menikmati hari2 mereka selama di Singapura.
Rudi dan Ari tiba di tempat itu jam 2 siang. Mereka berdua datang ke tempat itu dengan naik bus. Rudi datang dengan membawa satu tas besar, sementara Ari datang dengan membawa satu buah ransel besar. Sebelum mereka pergi ke sini, mereka sudah mengambil pesanan kaus mereka yang sudah jadi di tempatnya Pak Handoko. Rudi sudah melihat prototype kaus itu, dan sama halnya dengan Ari, ia juga takjub melihatnya. Selain itu mereka juga membeli beberapa perlengkapan untuk mereka pakai selama berada di sana. Semua barang2 itu mereka sudah taruh di tas mereka masing2. Rudi membawa lima kaus, dan Ari membawa lima kaus, termasuk prototype kausnya, dan juga perlengkapan2 lainnya. Saat mereka tiba di tempat itu, kondisinya sudah ramai. Ada sekitar ratusan orang yang berkumpul di tempat itu, dan mereka semua adalah para Sone yang berasal dari berbagai komunitas Sone di seluruh Indonesia. Sambil menunggu bus yang membawa mereka ke bandara, para Sone2 ini saling ngobrol dan mempersiapkan beberapa barang yang nantinya akan mereka bawa ke Singapura, khususnya beberapa barang yang akan dijadikan hadiah untuk para personil Girls Generation saat konser nanti. Ada handuk, ada banner raksasa, beberapa spanduk, kaus, poster, dan banyak lagi yang lainnya. Persiapannya sudah seperti persiapan para fans klub Premier League yang akan pergi jauh untuk mendukung tim kesayangannya bertanding. Pokoknya semuanya rame banget. Aroma konser sudah tercium dengan sangat tajam oleh setiap orang ada di sana. Saat Rudi dan Ari datang, Raisa menjadi orang pertama yang menyambut keduanya.

"Hai, Rudi! Hai Ari! Wah, ternyata kalian datang juga... dikirain mau berangkat sendiri..." kata Raisa.
"Halo juga, Raisa... nggak, kita nggak berangkat sendiri kok. Sejak ada pesan BBM kemarin, kita putusin untuk berangkat bareng sama yang lain. Kan biar ngirit ongkos..." kata Rudi.
"Betul banget. Kita udah keluar duit banyak nih... buat persiapan kita..." kata Ari.
"Emangnya bikin kausnya jadi ya ?" tanya Raisa.
"Ya. Begitulah. Kita buat sembilan buah kaus akhirnya." kata Ari.
"Sembilan kaus ? Sama kayak personil Girls Generation dong ?"
"Begitulah. Dan nantinya, kita akan memilih tujuh orang lagi untuk pakai baju ini." kata Rudi.
"Memilih ? Jadi hanya orang2 'terpilih' aja nih, yang bakalan pakai kaus ini ?"
"Ya. Hanya yang terpilih."
"Terus nanti, bagiin kausnya kapan ?"
"Nanti, di toilet SIS. Pokoknya, kita udah punya rencananya. Nanti aku kasih tahu kalau sudah sampai di Singapura, oke ? Sekarang jangan diomongin dulu, masih rahasia."
"Oh, masih rahasia toh ? Tapi ini udah pasti, kan ?"
"Udah dong. Semua rencananya udah pasti."
"Bagus deh kalau begitu... semoga sukses..."
"Thanks."

Raisa lalu meninggalkan Rudi dan Ari untuk mengurus barang2 para Sone yang lain. Ia dapat panggilan dari teman2nya yang butuh bantuan. Bus masih dalam perjalanan, sehingga itu memberi kesempatan buat Rudi dan Ari untuk ngobrol2 sejenak sambil menunggu bus-nya datang. Kata beberapa orang Sone, akan ada tujuh bus yang akan datang ke tempat itu untuk menjemput para Sone ke bandara.

"Akhirnya... kita bisa nonton Girls Generation juga. Setelah hampir dua tahun berharap, akhirnya kesempatan itu datang juga. Semua karena kamu, Ri..." kata Rudi.
"Masa karena gw ? Bisa aja lu... gw kan waktu itu cuma ditugasin buat data siapa saja yang mau ikut nonton... dan karena gw tahu lu punya keinginan ingin nonton, akhirnya gw tawarin ke kamu." kata Ari.
"Jadi bukan kamu yang ngurusin pemesanannya ? Cuma bagian data2 doang ?"
"Iya sih sebenarnya... kalau untuk pemesanannya, ada lagi yang ngurus. Tuh, yang lagi megang papan itu... dia yang pesan semua tiketnya." kata Ari sambil menunjuk ke arah orang yang berada tak jauh darinya itu.
"Si Irwan ? Dia orangnya ?"
"Ya. Waktu itu, si Irwan sama teman2nya yang dapat info pertama kali soal pemesanan tiket itu. Terus dia kasih tahu ke gw, sekaligus minta untuk ditawarin ke semua orang. Kebetulan kan dalam waktu dekat ada acara gathering itu, nah pas itu dia suruh orang2 yang dikasih tahu itu, untuk nawarin sekaligus datain orang2nya. Karena gw termasuk salah satunya, akhirnya gw juga dapat tugas itu..."
"Dan kau tawarkan tiket itu ke gw... ya kan ?"
"Ya. Dan berkat kamu gw dapat hadiah."
"Hadiah ? Hadiah apa ?"
"Tiketnya. Gw juga dapat tiket itu. Gw secara otomatis didata sebagai salah satu pemesan tiket itu juga. Gw masuk data2 terakhir, karena harus menunggu data2 yang lain masuk."
"Oh... jadi saat kamu nawarin tiket itu ke gw, lu belum mesen tiketnya ?"
"Belum. Tapi setelah gw masukin nama lu, gw langsung dimasukin juga. Si Irwan bilang, dia ingin bikin kita dapat tiket yang nomornya berurutan, karena dia tahu kalau kita berdua sobatan."
"Wah, keren juga nih anak... eh, biasnya siapa sih, di Girls Generation ?"
"Kid Leader. Kim Taeyeon. Itu biasnya. Kenapa ?"
"Dia akan dapatkan kaus itu. Anggap saja buat ucapan terima kasih."
"Langsung nih, kita nentuin korban pertama ?"
"Ya habis dia yang mulai semuanya... kalau begini, dia yang bikin kita bisa ke konser itu, kan ?"
"Bener juga sih... tapi pertanyaannya satu. Kausnya emang cukup buat dia ?"
"Tenang. Ukuran kaus bisa diatur. Bukannya kita yang atur ukurannya ?"
"Oh iya ya... waktu di tempat Pak Handoko itu kan, kita juga disuruh atur ukuran kausnya..."
"Nah, kalau begitu nggak ada masalah. Tinggal kita sodorin saja tuh kaus pas konser. Siapin aja."
"Siiip... nanti gw siapin... atau perlu kita catat namanya ?"
"Jangan sekarang. Nanti banyak orang tahu. Kita catat saja namanya di pesawat."
"Oke, kalau begitu. Eh, omong2, pesawat kita berangkat jam berapa ?"
"Katanya sih jam 5 sore. Penerbangan satu setengah jam dari sini."
"Hmmm... cepat juga..."
"Kalau Jakarta-Singapura mah memang cepat... kan dekat..."
"Tahu banget... pengalaman dari nonton F1 ya ?"
"Ya, begitulah... tapi gw nggak pernah nginep kalau nonton F1."
"Masa ? Emangnya kamu kalau nonton F1 pergi ke sananya gimana ?"
"Gw dapet trik dari temen gw. Namanya paket tek-tek."
"Paket tek-tek ? Apaan tuh ?"
"Berangkat hari ini, pulang hari ini. Itu maksudnya."
"Oh, perjalanan kilat sehari ? Gitu maksudnya ?"
"Betul. Lumayan buat hemat ongkos."
"Berangkatnya gimana kalau begitu ?"
"Cari pesawat pertama ke Singapura yang berangkatnya pagi. Setelah balapan, cari pesawat terakhir ke Jakarta yang berangkatnya malam. Waktumu hanya sekitar 17-18 jam."
"17-18 jam ? Singkat sekali..."
"Yah, itu berdasarkan perhitungan saya. Kalau sekarang sih bisa lebih cepat."
"Jadi selama itu kamu ada di Singapura ? Ngapain aja di sana ?"
"Standby di sirkuit. Kalaupun mau belanja, ya beli souvenir. Itu pun nggak bisa banyak2."
"Oke. Terus kamu sendiri nonton di mana ?"
"Grandstand utama. Tepat di depan garis start."
"Wah, enak dong... tapi kan mobilnya nggak selalu lewat terus di situ kan ?"
"Nggak masalah. Kan ada layar monitor di atas pit building. Jadi bisa nonton di situ."
"Yah, kalau itu sih sama saja dengan nonton di TV..."
"Tapi rasanya beda. Kalau nonton di TV biasa, suara mobilnya cuma kedengeran di TV saja. Tapi kalau di sirkuit, suara mobilnya lebih jelas, lebih nyata, dan berlangsung terus-menerus. Suasananya juga asyik."
"Nggak sakit telinga kalau didengerin terus2an ?"
"Nggak, selama kita menutup telinga saat mobilnya lewat."
"Apa mereka menjual penutup telinga ?"
"Ada sih, tapi nggak banyak yang beli."
"Apa kau membelinya ?"
"Beli sih. Tapi nggak dipakai. Sayang, kapan lagi mau denger suara mobil F1 dari jarak dekat..."
"Kalau begitu apa gunanya ?"
"Buat kenang2an aja. Itu merchandise resmi lho..."
"Terus kalau resmi kenapa nggak banyak yang beli ?"
"Karena stoknya juga nggak banyak. Hehehehe..."
"Maksudnya sekali dibuka itu langsung habis ? Kalau itu sih namanya laris!"
"Hahahahaha... tapi itu cuma di grandstand saja. Di tempat lain, nggak terlalu."
"Kenapa ?"
"Karena jarak tribun dengan treknya lebih jauh, sehingga nggak banyak yang butuh. Tapi kalau di grandstand, hampir semuanya butuh, karena jaraknya dekat."
"Oh begitu... tapi rame kan penontonnya ?"
"Setiap tahun pasti rame. Penontonnya luar biasa."
"Tapi kan belakangan ini balapan F1 agak boring..."
"Nggak masalah. Yang penting suasananya. Balapan boleh boring, tapi suasananya nggak pernah boring. Itu yang bikin gw selalu datang lagi ke sana."
"Kalau dibandingkan dengan konser Girls Generation, suasananya lebih meriah yang mana ?"
"Untuk itu, aku belum ngerasain. Tapi berdasarkan DVD konsernya, sepertinya lebih meriah."
"Itulah sebabnya kita harus mencobanya langsung, mumpung ada kesempatan."
"Betul sekali. Kita harus buktikan apa yang ditampilkan di DVD itu benar atau tidak."
"Kalau ini sih, mungkin bisa saja benar. DVD itu kan buktinya."
"Hahahahaha... sudah tertebak..."

Tidak lama kemudian, rombongan bus yang ditunggu itu datang. Tujuh buah bus besar yang dikirim langsung dari bandara tiba di tempat itu, dan para Sone yang sejak tadi menunggu itu pun langsung bersiap untuk naik ke dalam bus. Setelah semua bus berhenti, satu per satu Sone memasuki bus dan duduk di kursi yang mereka pilih. Rudi dan Ari pun juga ikut naik ke dalam bus dan duduk di kursi yang ada di belakang. Setelah semua bus terisi, bus itu pun langsung berangkat menuju ke bandara.
Di dalam bus yang dinaiki oleh Rudi dan Ari, para Sone langsung mengambil alih situasi. Mereka memutar lagu2 Girls Generation di CD Player bus itu dan kemudian bernyanyi bersama. Mereka bernyanyi dengan sangat keras seakan-akan mereka sudah berada di arena konser. Di saat mereka sedang berpesta-pora itu, Rudi dan Ari memilih untuk melihat-lihat pemandangan kota lewat jendela bus. Sambil melihat pemandangan itu, Rudi mendengarkan lagu dari iPod-nya dan Ari memilih bermain game di handphone-nya. Tidak seperti teman2nya yang ada di depan, keduanya lebih memilih untuk berdiam diri saja di dalam bus, dan menghibur diri sendiri dengan alat hiburan yang mereka punya sendiri. Meskipun begitu, kadang mereka juga melihat situasi yang ada di depan, yang makin lama makin "meriah".
Bus tiba di bandara jam setengah 4 sore. Ketika sampai, satu per satu anggota Sone keluar dan berkumpul di depan pintu masuk bandara. Setelah semuanya keluar, barulah mereka memasuki bandara, dan langsung berjalan menuju ke terminal keberangkatan luar negeri. Di tempat itulah, mereka akan menunggu keberangkatan mereka ke Singapura. Jika jadwalnya sudah dikonfirmasi, barulah rombongan Sone ini bisa masuk ke dalam pesawat. Sambil menunggu keberangkatan mereka, para Sone ini melakukan banyak hal. Mulai dari foto2, mempersiapkan barang yang akan dibawa ke konser, hingga duduk2 sambil membaca buku atau majalah. Ada juga yang memilih untuk jalan2 saja sambil berkeliling. Ada yang makan. Ada juga yang mendengarkan musik. Ada yang juga saling memamerkan koleksi Girls Generation mereka masing2, bahkan ada yang sampai melakukan barter photocard atau pernak-pernik lainnya. Banyak hal yang dilakukan oleh para Sone untuk menghabiskan waktu sebelum berangkat ke Singapura.
Sekitar jam empat sore, muncul pengumuman dari bandara bahwa pesawat ke Singapura siap untuk berangkat. Para penumpang diharapkan segera naik ke pesawat. Mendengar itu, para Sone langsung mengetahui kalau itu adalah pesawat mereka, dan langsung bersiap-siap untuk meninggalkan terminal. Mereka kemudian mempersiapkan dokumen2 yang harus ditunjukkan pada petugas bandara, seperti tiket dan paspor. Mereka semua lalu mengantri di depan meja petugas bandara dengan tertib, dan petugas bandara memeriksa barang bawaan dan paspor mereka satu per satu. Ketika mereka semua ditanya tujuan keberangkatannya, hampir semuanya menjawab, "ingin bersenang-senang". Tidak ada yang memberitahukan rencana untuk menonton konser. Buat mereka, menonton konser Girls Generation itu sudah dianggap sebagai kegiatan untuk bersenang-senang, sehingga alasan itulah yang dipakai untuk menjawab pertanyaan petugas bandara.
Setelah melewati beberapa pemeriksaan yang berlapis, para Travelling Sone ini (sekarang saya harus mulai menyebut mereka seperti itu, karena mereka sudah pasti berangkat ke Singapura) akhirnya memasuki landasan bandara. Raut wajah mereka sangat ceria. Apalagi setelah melihat pesawat yang membawa mereka berada tepat di depan mereka. Sebuah pesawat Airbus A-380 berwarna putih dengan warna sirip pesawat hitam bergaris emas. Pesawat ini masih baru dan menjadi armada terbaru dari maskapai penerbangan ini. Pesawat ini siap membawa para Travelling Sone terbang ke Singapura. Semuanya sudah tidak sabar untuk segera memasuki pesawat dan berangkat menuju Singapura. Mereka semua merasa bebas. Sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa menghalangi mereka untuk menonton Girls Generation secara langsung. Raut wajah mereka makin ceria ketika mereka mulai menaiki tangga pesawat. Langkah mereka sangat cepat, bahkan seperti terkesan berlari, seperti Presiden Barack Obama saat menaiki Air Force One. Terlihat jelas bahwa mereka sangat tidak sabar untuk segera memulai perjalanan panjang ini.
Sampai di pesawat, semua Travelling Sone ini langsung duduk di kursi mereka masing2 setelah mendapat petunjuk dari pramugari yang berdiri di dekat pintu masuk pesawat. Semua Travelling Sone ini duduk di bagian kelas ekonomi. Tapi ada juga beberapa Travelling Sone yang lain yang duduk di bangku kelas bisnis. Total, ada sekitar 325 orang Travelling Sone yang ada di dalam pesawat itu. 40 orang duduk di bangku kelas bisnis, dan sisanya ada di kelas ekonomi. Jumlah ini bertambah dari jumlah yang ada di daftar, dikarenakan ada beberapa Sone lain yang juga ikut berangkat bersama-sama dengan rombongan ini. Beberapa dari Sone yang ikut berangkat ini tidak ada dalam daftar, namun mereka juga ikut dalam pesawat ini. Termasuk di antara Sone2 itu adalah seorang wartawan dan seorang personil girlband yang sedang naik daun. Keduanya juga penggemar Girls Generation, dan mereka juga berangkat ke Singapura khusus hanya untuk menonton konser itu secara langsung. (Untuk kedua orang ini, nanti akan diperkenalkan saat pesawatnya tiba di Singapura. Siapa mereka ? Tunggu saja.)
Tepat jam 5 sore, sesuai yang dikatakan oleh Rudi tadi, pesawat itu berangkat. Para Travelling Sone pun langsung bertepuk tangan, begitupun juga dengan Rudi dan Ari, yang duduk bersebelahan. Suasana kemudian menjadi tenang kembali dalam beberapa saat. Mereka langsung bersantai di kursinya masing2 sambil menikmati perjalanan mereka ke Singapura. Kebanyakan dari mereka mendengarkan musik, atau menonton saluran TV yang ada di depan setiap kursi. Atau ada yang tidur, dan sedang memimpikan dirinya sedang dilayani oleh para pramugari cantik yang ternyata adalah personil Girls Generation... ada juga yang membaca majalah, ada yang makan, karena saat itu pramugari sudah mulai melayani para penumpang, dan juga yang sekedar ngobrol2 bersama, karena mereka duduk bersebelahan. Mereka semua bercanda dan tertawa bersama, sambil membicarakan banyak hal tentang konser itu nanti. Lalu bagaimana dengan Rudi dan Ari ? Mereka sendiri sudah memulai rencana yang telah mereka buat dengan membuat beberapa catatan di atas sebuah buku catatan. Keduanya terlibat pembicaraan yang serius soal bagaimana penerapan rencana mereka nanti saat konser berlangsung, termasuk juga menentukan siapa2 saja yang akan memakai kaus itu. Mereka sudah sepakat, kaus itu nantinya akan mereka bagikan pada orang2 "terpilih" yang bukan hanya "terpilih" saja, tapi juga memiliki bias-nya masing2. Keduanya akan memilih satu orang yang memiliki bias personil yang berbeda, sehingga pembagian kausnya merata. Rencananya mereka akan memilih satu orang yang berbias Taeyeon, satu orang berbias Sunny, satu orang berbias Tiffany, satu orang berbias Hyoyeon, satu orang berbias Sooyoung, dan satu orang berbias Seohyun. Untuk orang yang berbias Jessica, Yoona, dan Yuri, orangnya sudah ditemukan. Rudi mewakili orang berbias Yoona, Ari mewakili orang yang berbias Yuri, dan Raisa mewakili orang yang berbias Jessica. Mengingat jumlah kausnya ada sembilan, sesuai dengan jumlah personil Girls Generation, maka inilah cara pembagian kaus yang paling adil. Tugas Rudi dan Ari kini hanya tinggal menentukan siapa enam orang lain yang berhak mendapatkan kaus itu. Untuk urusan itu, Rudi dan Ari berencana untuk meminta bantuan Raisa. Posisi Raisa sebagai sekretaris dan pengurus bagian data komunitas membuat Rudi dan Ari menganggapnya cocok untuk dimintai bantuan. Selain itu juga, Raisa sudah mengetahui soal rencana ini, sehingga ia layak untuk dilibatkan dalam rencana ini, sekaligus untuk melancarkannya. Untuk lebih detailnya soal rencana itu, semuanya akan dibahas malam sebelum konser, dan itu akan dibahas bertiga, antara Rudi, Ari, dan Raisa. Setelah semua perencanaannya jelas, Rudi dan Ari pun kemudian memasukkan buku catatan itu dalam tas. Nantinya, catatan inilah yang akan dibahas dalam pembicaraan antara ketiganya itu. Mereka lalu menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik dan membaca majalah.

Singapura, Changi Airport, 8 Desember 2011, 2 hari menjelang konser.

Pesawat yang membawa para Travelling Sone tiba di Changi Airport pada jam tujuh malam. Mereka langsung turun dari pesawat dan masuk ke dalam terminal kedatangan. Di dalam terminal kedatangan itu, para Sone beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke hotel. Pada saat inilah mereka bertemu dengan Sone lain yang juga ikut dalam perjalanan tersebut. Beberapa Sone diantaranya sudah cukup banyak dikenal orang. Ada Pak Budi, seorang wartawan senior yang juga merupakan ketua dewan redaksi sebuah surat kabar terkenal di Jakarta. Kehadirannya langsung disambut baik oleh para Travelling Sone yang ada di situ. Sudah bukan rahasia lagi di kalangan Sone, jika Pak Budi adalah penggemar Girls Generation. Ia pernah membuat liputan khusus tentang konser Girls Generation di Jepang, yang mendapat sambutan luas dari para pembaca, khususnya para Sone. Ia bahkan pernah memamerkan beberapa koleksi Girls Generation-nya lewat Twitter, dan juga terdaftar sebagai salah satu anggota komunitas Sone di Jakarta. Ia sering hadir dalam beberapa acara gathering para Sone, baik yang berskala kecil2an hingga yang berskala besar. Tidak heran kalau ia sangat dikenal oleh para Sone. Ia datang tidak sendiri. Pak Budi membawa satu tim liputan khusus yang terdiri atas 10 orang yang nantinya akan bertugas untuk meliput konser ini secara langsung. Ia ingin sekali bisa mengulang kesuksesan liputan khusus konser di Jepang waktu itu. Apalagi, konser kali ini digelar tidak jauh dari Indonesia. Tentu saja harus ada liputan khusus dan eksklusif untuk mendokumentasikan semua kejadian yang ada selama konser berlangsung.
Selain ada Pak Budi, juga ada seorang cewek cantik yang bernama Monika. Dia adalah personil salah satu girlband terkenal yang sedang naik daun. Sejak awal, ia juga dikenal sebagai salah satu fans Girls Generation. Ia juga sangat dikenal oleh para Sone bukan hanya karena popularitas girlband-nya, tapi juga karena ia sering ikut dalam gathering2 Sone dan pernah melakukan dance cover Girls Generation untuk merayakan ulang tahun Girls Generation yang ke-4. Sejak ia menjadi personil girlband terkenal, ia memang jarang hadir dalam acara gathering, namun ia selalu mengikuti informasi seputar Girls Generation untuk kemudian ia sebar pada teman2nya yang ada di komunitas itu. Ia tidak datang sendiri, ia datang bersama dua orang temannya dan ibunya, yang juga sudah "terbius" demam Girls Generation. Selain ia ingin menonton konser Girls Generation, Monika juga akan berlibur selama satu minggu di Singapura, selagi girlband-nya sedang liburan. Ia bahkan juga sudah merencanakan untuk berbelanja dan mengunjungi beberapa tempat di Singapura nanti.
Di saat para Travelling Sone bertemu dengan Pak Budi dan Monika, juga dengan para Sone2 lain, Rudi dan Ari memilih untuk duduk2 sambil beristirahat. Mereka melihat dari kejauhan seperti apa suasana di sana. Kehadiran para Sone yang lain ini membuat suasana di tempat itu makin ramai saja. Ratusan Sone berkumpul dan saling bertemu satu sama lain. Ini sudah lebih dari sekedar acara gathering! Mungkin ini sudah seperti acara jambore saja. Sungguh sebuah pemandangan yang luar biasa mengingat tidak biasanya acara seperti ini terjadi. Rudi dan Ari sadar kalau ini bisa jadi sebuah kekuatan yang besar. Kalau bisa diatur dan diarahkan dengan baik, bukan tidak mungkin sebuah aksi gerakan Poznan besar2an bisa terjadi di konser nanti. Dan tentu saja itu akan menarik perhatian banyak orang, termasuk para personil Girls Generation. Tentu saja ini sejalan dengan rencana mereka. Tapi mereka juga sadar kalau untuk membuat seluruh Sone itu melakukan gerakan Poznan, sangat tidak mudah. Namun bukan tidak mungkin terjadi. Harus ada rencana yang matang untuk dapat membuat semua orang yang ada di sana ikut ber-Poznan ria saat konser berlangsung. Ari pun mengusulkan pada Rudi untuk menjadikan hal ini sebagai salah satu topik bahasan saat rapat nanti. Rudi juga memikirkan untuk mengajak anggota komunitas Sone lain ikut dalam aksi ini. Ari menyetujui hal tersebut. Karena semua hal yang berhubungan dengan aksi Poznan ini akan dibahas besok sebelum konser, Rudi meminta Ari untuk sedikit menahan diri dulu untuk membicarakan soal rencana itu. Yang pasti, semuanya akan dibahas habis2an saat malam menjelang konser itu.
Selang 15 menit kemudian, setelah lama mengobrol, para Travelling Sone itu pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya menuju hotel. Rombongan besar itu pun langsung meninggalkan terminal kedatangan, dan mereka semua menaiki bus yang akan mengantarkan mereka ke hotel. Rudi dan Ari ikut berbaur dengan rombongan itu, dan ikut masuk ke dalam bus. Ada tujuh bus yang membawa para Travelling Sone ini menuju ke hotel, sama seperti ketika mereka berangkat ke bandara. Karena saat itu malam hari, maka sepanjang perjalanan yang terlihat hanyalah langit yang gelap penuh dengan bintang dan cahaya lampu penerangan. Dari Changi, para Travelling Sone ini pergi menuju kawasan Kallang, di mana terdapat hotel tempat mereka menginap. Di kawasan ini juga, tempat berlangsungnya konser Girls Generation itu berada, yaitu Singapore Indoor Stadium. Rombongan ini sengaja memilih tempat menginap yang dekat dengan stadion, agar mereka bisa menjangkau tempat konser dengan gampang dan mudah.
Setelah perjalanan 20 menit, akhirnya mereka sampai di kawasan Kallang. Semua rombongan ini langsung diantar ke tempat menginap mereka masing2, yang jaraknya kurang lebih 3 kilometer dari tempat konser berlangsung. Rudi dan Ari mendapat tempat menginap di sebuah hotel yang bernama Monsoon Palace. Di tempat itu, keduanya mendapat satu kamar, dengan dua tempat tidur, pemandangan langsung ke arah laut. Berada tepat di seberang lautan itu, Singapore Indoor Stadium berada. Mereka berdua menginap di lantai 15. Pemandangan yang ada dari tempat itu cukup strategis dan semua bangunan yang ada di sekitar tempat mereka menginap terlihat dengan jelas, termasuk stadionnya. Tempat ini tentu saja sangat pas dan sesuai dengan keinginan dan rencana mereka. Keduanya pun lalu beristirahat di kamar itu, dan di tempat inilah, semua rencana mereka untuk konser nanti dibicarakan dan dibahas.

Seperti itulah ceritanya. Sekarang Rudi dan Ari, bersama juga dengan para Travelling Sone yang lain, sudah tiba di Singapura. Rudi dan Ari bahkan mendapat kamar yang dapat memungkinkan mereka untuk merencanakan semua yang mereka inginkan. Kini, kita hanya tinggal melihat seperti apa rencana yang akan disiapkan oleh Rudi dan Ari untuk konser nanti, berdasarkan apa yang mereka lihat dan mereka siapkan sebelumnya. Di bagian berikutnya akan diceritakan seperti apa rencana akhir mereka. Mohon maaf kalau ceritanya terlalu banyak narasi, ini sengaja dibuat untuk mempersingkat ceritanya. Cerita ini akan segera berlanjut ke bagian berikutnya, jadi tunggu saja apa kelanjutan dari cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar