Remember, it's just a Fanfiction.
Selamat datang di Indonesia Universal Exposition. Pameran besar berskala internasional yang digelar untuk pertama kalinya di Indonesia. Pameran ini adalah pameran yang tidak sembarangan, karena pameran ini masuk dalam kalender tahunan pameran dunia atau World Fair. Kebetulan, Indonesia adalah negara yang terpilih untuk menggelar World Fair tahun ini. World Fair berlangsung setiap lima tahun sekali, dan tuan rumahnya dipilih melalui sidang besar panitia penyelenggara World Fair yang digelar di Monte Carlo, Monako. Indonesia berhasil mengalahkan beberapa negara lain dalam pemilihan tuan rumah akhir yang diikuti oleh lima negara. Indonesia terpilih menjadi tuan rumah sejak tiga tahun yang lalu, dan sejak saat itu persiapan untuk menggelar pameran akbar yang mungkin hanya akan dirasakan sekali seumur hidup ini mulai dilakukan.
Indonesia Universal Exposition digelar di sebuah tempat yang khusus disiapkan untuk menggelar event besar ini. Sebuah lahan besar yang ukurannya lima kali luas arena Pekan Raya Jakarta disiapkan sebagai lokasi pameran. Di situ, dibangun ratusan bangunan yang merupakan tempat pameran dari para peserta yang mengikuti pameran akbar ini. Tapi itu belum seberapa. Di luar lokasi pameran masih terdapat kompleks khusus yang dijadikan sebagai akomodasi para peserta pameran yang berasal dari seluruh dunia. Total ada 100 buah apartemen dan 52 hotel yang dibangun di sekitar lokasi pameran untuk menunjang sarana tempat tinggal untuk para peserta. Selain itu, ada beberapa bangunan lain yang dibangun di sekitar lokasi pameran itu, termasuk sebuah pusat bisnis yang jaraknya hanya 1 kilometer di sebelah utara lokasi pameran. Daerah sekeliling lokasi pameran itu dibuat seperti sebuah kota terpadu, karena semua hal yang dimiliki sebuah kota besar dimiliki oleh wilayah ini, dan ada sistem terstruktur yang mengatur semuanya. Kota terpadu ini bisa dikatakan sebagai salah satu kota termodern di Indonesia. Luas kota ini sama dengan... tiga kali luas kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Itu sudah termasuk luas lokasi pamerannya yang luasnya minta ampun. Jadi bisa dibayangkan betapa luasnya wilayah ini, dan semua pembangunan yang ada di kota itu sudah selesai 100% sejak setahun yang lalu, dan hanya tinggal menunggu para tamu yang akan mendatangi kota ini.
Indonesia Universal Exposition diikuti total oleh 194 negara dari seluruh dunia, ditambah 10 negara kecil yang tak terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa namun mendapat izin untuk dapat ikut dalam pameran ini. Selain itu, lebih dari 1000 perusahaan dari seluruh dunia juga ikut dalam pameran ini. Mereka semua ditempatkan dalam stand yang berbeda. Untuk negara, mereka akan ditempatkan dalam ruang pameran khusus yang disebut sebagai paviliun, dan untuk perusahaan, mereka akan ditempatkan dalam ruang pameran khusus yang sudah disiapkan di beberapa tempat di lokasi pameran. Paviliun setiap negara adalah daya tarik utama di World Fair, dimanapun acara ini digelar. Maka tidak heran kalau setiap negara berlomba-lomba membangun paviliun terbaik di arena pameran ini, dengan desain2 bangunan terbaik yang pernah ada. Namun ada keunikan di Indonesia Universal Exposition, dimana setiap negara diminta untuk membangun landmark negara mereka sebagai bagian dari paviliun mereka. Ini adalah permintaan dari panitia lokal World Fair yang ada di Indonesia, atas mandat dari ketua pembina World Fair Indonesia, yaitu Presiden Republik Indonesia. Presiden ingin agar World Fair ini berkonsep "dunia mini", di mana seluruh masyarakat bisa menikmati landmark2 dunia itu tanpa harus mendatangi negara asal landmark tersebut, mengingat tidak semua masyarakat Indonesia bisa mendatangi negara2 itu atau bahkan berkeliling dunia. Maka tidaklah heran kalau kemudian muncul Patung Liberty, Menara Eiffel, Big Ben, Tower Bridge, Gerbang Brandenburg, Menara Pisa, Colosseum, Parthenon, Piramida Besar Giza, Istana Nagoya, Menara Spasskaya, Katedral St. Basil, Gerbang Kota Terlarang, dan landmark2 dunia terkenal lainnya di dalam lokasi pameran itu. Semuanya dibuat replikanya dengan ukuran yang sudah ditentukan, yaitu berskala 85% dari ukuran aslinya. Ini dilakukan untuk menghormati landmark aslinya. Landmark2 dunia inilah yang kemudian menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke World Fair ini, dan itu terbukti dari jumlah pengunjung yang selalu ramai dari hari ke hari.
Indonesia Universal Exposition dibuka pada tanggal 1 Maret 2011. Pada hari itu, dilakukan upacara besar di atas lahan yang kemudian menjadi lahan parkir utama lokasi pameran. Dalam acara itu, ratusan kepala negara atau perwakilannya hadir, ditambah juga dengan tamu2 penting lainnya, belum lagi dengan kehadiran masyarakat yang menonton di tribun khusus yang ada di belakang tempat upacara. Acara itu dijaga dengan sangat ketat dengan pengawalan yang berlapis, meskipun acaranya sangat sederhana. Upacara pembukaan Indonesia Universal Exposition ditandai dengan pengibaran bendera peserta pameran, yang diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pidato Presiden Republik Indonesia, doa bersama, dan pembunyian sirene yang disertai dengan tembakan meriam sebanyak 100 kali sebagai tanda bahwa pameran ini resmi dibuka. Presiden Republik Indonesia hanya berpidato di atas mimbar khusus yang dibuat dari kayu dan selesai hanya dalam waktu dua minggu, dan semua tamu duduk dalam sebuah tenda sederhana berwarna merah yang tidak terlalu banyak dipasangi pendingin ruangan. Tamu2 kehormatan pun hanya diberi tenda sederhana, namun dengan fasilitas dan pelayanan yang mewah, di kiri dan kanan tenda kepresidenan, dan ribuan tentara berbaris tepat di depan tenda2 itu. Upacaranya berlangsung dalam protokoler, namun sederhana. Itu dilakukan atas permintaan Presiden, dan atas saran dari panitia lokal, mengingat biaya besar yang sudah dikeluarkan pemerintah untuk membangun semua sarana yang ada di tempat pameran ini. Perlu diketahui, total pemerintah Indonesia menghabiskan uang hingga triliunan rupiah untuk bisa mewujudkan impian mereka membuat pameran besar ini, jadi wajar jika kemudian upacara pembukaannya berlangsung sederhana.
Sampai kapan Indonesia Universal Exposition ini digelar ? Pertanyaan bagus. Pameran ini dibuka tanggal 1 Maret 2011 dan akan ditutup pada tanggal 31 Oktober 2011. Rencananya, pada upacara penutupannya, akan digelar secara besar2an dengan pesta kembang api super-dahsyat yang belum pernah ada sebelumnya, dalam sejarah Indonesia. Presiden sudah merencanakan bahwa upacara penutupannya akan digelar besar2an, dan untuk menggelar upacara penutupannya, akan menggunakan uang hasil penjualan tiket pameran ini, yang sudah terkumpul selama tujuh setengah bulan, plus uang yang memang sudah dianggarkan sebelumnya. Kalau untuk kembang apinya, sudah ada rekanan khusus dari Tiongkok dan Amerika Serikat yang mempersiapkannya, jadi semuanya sudah disediakan. Yang pasti, upacara penutupan World Fair ini akan menjadi sesuatu yang sangat bersejarah dan akan selalu diingat dan dikenang dalam sejarah Indonesia, dan yang lebih besar lagi, sejarah dunia.
Mengenai paviliunnya, apa yang terjadi dengan paviliunnya setelah pamerannya selesai, dan seperti apa cara untuk mempersiapkan paviliun2 ini ? Pertanyaan yang bagus lainnya. Pertama dari bagaimana cara mempersiapkan paviliunnya. Tenggat dua tahun sebelum World Fair dimulai, para negara peserta, termasuk tuan rumah sudah harus menentukan seperti apa desain paviliun mereka dalam sebuah sketsa khusus yang harus dikirimkan pada panitia lokal World Fair. Sketsa desain ini masih boleh diubah, namun hanya boleh diubah hingga tenggat satu setengah tahun sebelum World Fair dimulai. Pada tenggat ini, semua negara sudah harus mengirimkan desain resmi dari paviliun mereka, lengkap dengan presentasinya, yang akan dipresentasikan di hadapan panitia lokal. Desain resmi itu kemudian akan diumumkan pada publik dalam sebuah rilis khusus dalam tenggat waktu satu seperempat tahun sebelum World Fair dimulai. Rilis khusus itu bisa dalam bentuk rilis lewat internet, atau dalam buku khusus yang akan disebarkan pada masyarakat. Tepat satu tahun sebelum World Fair dimulai, dilakukan penentuan tempat lokasi paviliun. Caranya, dengan melakukan pengundian tertutup yang dihadiri oleh semua perwakilan peserta. Setelah penentuan lokasi pameran, barulah pembangunan paviliun dimulai, di atas lahan lokasi pameran yang sudah disediakan. Pembangunan paviliun inilah yang membutuhkan waktu yang sangat lama, karena setiap negara tidak hanya mengirimkan desain paviliun mereka, tapi juga menyertakan replika landmark apa yang akan mereka tampilkan. Setiap negara hanya boleh maksimal menyertakan dua landmark dalam paviliun mereka, dan landmark ini sifatnya opsional. Jika negara itu tidak memiliki landmark, maka mereka boleh memilih untuk tidak menyertakan landmark dalam paviliun mereka. Karena hanya dua landmark yang boleh disertakan, maka ini menjadi pekerjaan yang berat dan sulit untuk setiap desainer paviliun dan perwakilan peserta, terutama yang berasal dari negara yang landmarknya banyak, karena mereka harus memilih landmark terbaik yang pas untuk dapat ditampilkan dalam pameran akbar ini. Yah, bisa dikatakan mereka mengalami Dilema. Hahahaha... sekarang yang kedua, apa yang akan terjadi dengan paviliun2 ini setelah World Fair selesai ? Mereka akan tetap berdiri di lahan pameran itu. Paviliun2 ini tidak akan diruntuhkan, dan akan dijadikan sebagai bagian dari museum besar yang akan dibangun setelah World Fair ini selesai. Rencananya, setelah World Fair ini selesai, lokasi pameran akan dijadikan sebagai museum dan taman hiburan untuk masyarakat. Karena akan dipakai sebagai taman hiburan, maka paviliun2 ini tidak boleh diruntuhkan, apalagi landmarknya. Kebetulan saat pendaftaran desain paviliun pada panitia lokal World Fair, sudah dibuat perjanjian antara negara2 peserta dan panitia, yang menyatakan bahwa setelah World Fair selesai, semua paviliun akan menjadi milik negara, dan akan dimanfaatkan sebagai museum dan taman hiburan. Jadi setiap negara peserta sudah tahu apa yang akan terjadi dengan paviliun2 mereka setelah World Fair berakhir. Jadi kesimpulannya, paviliun2nya akan tetap berdiri dan tidak akan diruntuhkan. Tanggung jawab perawatannya akan menjadi tanggungan negara. Itu sudah peraturannya, dan sudah dimengerti.
Sekarang, apa saja hiburan yang disajikan di World Fair, selain paviliun dan landmark negara2 peserta ? Oh, banyak sekali. Ada sebuah kompleks taman hiburan yang juga dibangun di lahan pameran ini. Semuanya lengkap, ada Bianglala, Rollercoaster, Carousel, dan wahana2 lain yang biasa Anda lihat di Trans Studio Bandung ataupun di Dufan. Kurang lebih percampuran dari itulah. Dan khusus untuk Bianglalanya, ini juga salah satu landmark di pameran ini, dimana desainnya terinspirasi dari London Eye yang terletak di London, namun sebenarnya Bianglala ini dibangun untuk menyaingi Singapore Flyer. Desainnya sangat futuristik, modern, dan memiliki ketinggian yang cukup untuk dapat melihat lokasi World Fair secara keseluruhan dari atas, mengingat fungsi dari Bianglala ini tidak hanya untuk hiburan, tapi juga untuk observasi. Sekaligus juga untuk cuci mata... lumayan kan melihat pemandangan yang indah di World Fair... dari atas lagi... gimana nggak asyik tuh ? Selain Indonesia Flyer itu (saya sengaja menamainya demikian, namanya juga untuk menyaingi Singapore Flyer) juga ada sebuah bangunan utama, yang cukup besar, dan terletak di tengah2 lokasi pameran. Bisa dikatakan, inilah jantung sekaligus daya tarik utama di Indonesia Universal Exposition. Sebuah bangunan besar berlantai empat yang hampir semua bagian bangunannya dihiasi kaca dan diberi rangka yang terbuat dari besi khusus. Namanya Crystal Palace, atau nama panjangnya Indonesia Universal Exposition Main Building. Ada juga yang menamainya World Unity and Peace Building, sesuai dengan nama yang tercantum di desain resminya saat didaftarkan kepada panitia lokal. Yah, kita panggil saja Crystal Palace, biar gampang mengingatnya. Lebih tepatnya sih, Indonesia Crystal Palace, karena dulu, pada tahun 1851 hingga 1930an, ada sebuah bangunan di Inggris yang juga bernama Crystal Palace, dan fungsinya juga sama, untuk menggelar World Fair, atau lebih tepatnya, The Great Exposition. World Fair pertama di dunia yang digelar pada jaman Ratu Victoria. Nah, kebetulan desain dari bangunan ini terinspirasi dari Crystal Palace yang ada di Inggris ini... mulai dari bentuknya, susunan denah bangunannya, hingga tamannya yang sangat indah dan luas. Yang menjadi perbedaan adalah jumlah lantai dan teknologi arsitektur yang digunakan. Jumlah lantainya ada empat dan arsitekturnya tentu lebih maju. Selain itu bahan2 yang digunakan dalam pembangunan juga berbeda. Belum lagi ornamen2 yang ada di bangunan ini juga lebih berciri Indonesia dibandingkan dengan bangunan aslinya. Jadi anggap saja Crystal Palace ini sudah diberi "rasa Indonesia" sehingga dapat memenuhi kriteria sebagai bangunan utama di pameran ini. Bangunan ini, bersama tamannya, merupakan bangunan terluas di lokasi pameran ini, dan semua luas paviliun yang ada di pameran ini tidak boleh ada yang melebihi luas Crystal Palace ini. Itu sudah aturannya, agar bangunan ini bisa menjadi daya tarik utama dalam pameran ini. Fungsi Crystal Palace adalah sebagai pusat kegiatan dalam pameran, kantor panitia World Fair ada disini, pusat informasi dan keamanan pameran juga ada di bangunan ini, dan selain itu juga dipakai sebagai ruang pameran untuk perusahaan2 besar. Crystal Palace memiliki dua sayap, sayap barat dan sayap timur, dengan bangunan utama mengarah ke utara dan selatan. Pintu masuk utama terdapat di sisi selatan. Di ujung sayap barat dan sayap timur terdapat dua menara yang cukup tinggi, fungsinya adalah sebagai menara pengamat. Para pengunjung bisa melihat kawasan World Fair dari atas menara ini. Menara ini adalah menara tertinggi di kawasan World Fair, dan tidak boleh menara lain yang lebih tinggi daripada menara ini, termasuk landmark. Itulah sebabnya ada aturan dalam pembangunan ini, terutama mengenai ukuran dan skala maksimal yang boleh dipakai. Selain Crystal Palace, daya tarik lain yang juga ada di Indonesia Universal Exposition ini adalah monorail dan gondola. Monorail akan mengelilingi bagian luar kawasan World Fair, dan gondola berada melintang di tengah2nya. Fungsinya ? Untuk bisa melihat-lihat pemandangan kawasan World Fair dari atas, sama seperti tadi. Di tempat ini juga terdapat 25 panggung hiburan, yang tersebar di berbagai tempat di kawasan ini. Sebenarnya, panggung hiburan di kawasan World Fair sangat banyak. Ada sekitar 700-an panggung hiburan yang ada di tempat ini, yang kebanyakan ditaruh di dalam paviliun negara atau di stand pameran perusahaan. Panggung hiburan ini bisa dipakai untuk atraksi kebudayaan dari setiap negara, konser musik, atau pertunjukan2 lain. Semua atraksi kesenian dari berbagai negara tersaji di sini, dan bahkan hingga mengundang seniman2 terkenal ke acara ini, untuk sekedar tampil di hadapan para pengunjung pameran. Termasuk 7 Icons dan Cherrybelle juga... mereka juga pasti masuk dalam daftar special performance di panggung2 hiburan itu. Tapi nanti... kalau ada waktunya... hehehehehe... bisa disimpulkan, di World Fair ini cukup banyak hiburan yang disajikan untuk para pengunjung, dan tentunya itu akan makin menambah keinginan masyarakat untuk berkunjung ke pameran besar nan megah ini.
Pertanyaan lain, dari jam berapa pameran ini dibuka ? Dan berapa harga tiket masuknya ? Serta apa prosedur masuknya ? Pameran ini dibuka dari jam 10 pagi hingga jam 10 malam untuk hari biasa, dan untuk weekend, dibuka dari jam 9 pagi hingga jam 11 malam. Harga tiket masuknya murah. Untuk dewasa, tiketnya 50 ribu rupiah. Untuk anak2 di atas 5 tahun, harganya 25 ribu. Untuk balita, dewasa di atas 60 tahun dan anggota militer gratis, dengan catatan anggota militer itu harus menunjukkan kartu keanggotaannya. Kalau untuk remaja ? 25 ribu. Itu karena ada batasan untuk umur dewasanya, yaitu dari umur 18-60 tahun. Untuk yang masih 17 tahun, cukup bayar 25 ribu saja. Nah, sekarang saya akan kasih tahu prosedur masuknya. Ada prosedur yang harus dilakukan untuk bisa masuk ke World Fair. Setelah Anda membeli tiket, Anda akan dibawa ke sebuah tempat untuk dibuatkan beberapa kelengkapan yang nanti akan dipakai dalam World Fair. Identitas Anda akan dicatat untuk dibuatkan paspor. Paspor World Fair. Ya, untuk bisa berkunjung mengelilingi semua paviliun yang ada, Anda butuh paspor. Ibaratnya, Anda masuk ke paviliun negara lain, itu artinya Anda mengunjungi negara itu, dan masuk ke dalam wilayah negara itu. Jadi Anda butuh paspor, agar kunjungan Anda di paviliun itu ada buktinya. Hanya stempel saja sih, tapi itu akan jadi kenang2an. Perlu diketahui, setiap stempel di setiap paviliun berbeda-beda, berdasarkan ciri khas negaranya. Jadi... sayang kalau Anda tidak mendapatkannya, karena itu bisa menjadi kenang2an. Paspor ini nantinya juga akan jadi kenang2an, dan jika Anda berkunjung lagi ke World Fair, paspor ini bisa dipakai lagi, selama halamannya belum habis. Kalau habis ya harus ganti. Nanti prosedur yang sama akan berlaku. Seperti apa paspor World Fair ? Paspornya berwarna merah, hard cover, dengan logo Indonesia Universal Exposition di cover depannya, ada 100 halaman di dalamnya, dengan tambahan 20 halaman untuk identitas diri, informasi soal World Fair, dan catatan yang terdapat di halaman belakang. Di 100 halaman itu, terdapat dua kolom. Kolom pertama, adalah tempat stempel. Kolom kedua, adalah tempat untuk menulis tanggal kunjungan dan paraf penjaganya. Perlu diketahui, di setiap paviliun ada penjaganya. Akan ada petugas khusus yang bertugas untuk memberi stempel dan menulis catatan di paspor ini. Itu sudah kewajiban. Nah, stempel dan catatan inilah yang akan menjadi kenang2an. Bersama paspornya juga. Selain paspor, ada lagi kelengkapan lain untuk prosedur masuk ? Ada. Kartu identitas. Kartu ini nanti akan dimasukkan ke dalam sebuah tempat khusus untuk membuka turnstile (pintu putar) ketika akan masuk ke kawasan World Fair. Kartu ini seperti kartu kredit, ada chip khusus di dalamnya, sehingga kartu ini tidak bisa dipalsukan, dan setelah kartu ini dimasukkan ke dalam turnstile, kartu ini akan dikembalikan lagi sebagai kenang2an. Untuk kartu ini, tidak bisa dipakai dua kali. Kalau misalnya Anda datang lagi ke World Fair, kartu itu tidak bisa dipakai lagi untuk membuka turnstile di pintu masuk. Anda harus membuat lagi ketika Anda datang kembali. Kenapa tidak bisa dipakai dua kali ? Karena chip-nya. Chip itu hanya menyimpan satu informasi tentang identitas Anda, dan hanya itu yang ia simpan. Tidak bisa dipakai untuk menyimpan dua identitas. Dan itu memang sudah dirancang demikian. Jadi maaf maaf saja kalau misalnya Anda harus membuat lagi kartu turnstile ini ketika Anda datang lagi ke World Fair. Ada lagi yang lain ? Ada. Kupon diskon. Dengan menggunakan kupon diskon ini, Anda bisa membeli makanan dan minuman yang ada di kawasan World Fair. Tapi tidak untuk membeli merchandise. Hanya untuk makan dan minum. Di World Fair, ada banyak food court. Nah, di dalam food court itu, bayarnya nggak pakai uang. Bayarnya pakai kartu diskon. Tapi ada pengecualian. Untuk menu2 makanan yang tidak ada dalam kartu diskon, ya berarti harus bayar. Kupon diskon ini berlaku untuk semua restoran yang ada di dalam kawasan World Fair, baik itu fast food ataupun restoran biasa. Semua jenis masakan dari seluruh dunia juga ada di dalam kupon diskon itu. Kupon diskon ini bisa dipakai lagi kalau berkunjung ke World Fair, sama seperti paspor. Kalau habis ya bikin yang baru. Kalau nggak dipakai juga nggak apa2, tapi saya yakin pasti akan dipakai. Keliling World Fair dijamin akan membuat Anda capek, lapar, dan haus. Ya iya lah, luas kawasan World Fair itu lima kali luas arena Pekan Raya Jakarta, saya saja keliling Pekan Raya Jakarta udah pegel... gimana kalau lima kali lipat luasnya ? Yang ada gempor brur! Dan dijamin, bikin capek. Makanya food court disini jumlahnya banyak. Sengaja, untuk mengantisipasi jika seandainya ada pengunjung yang kelaparan di tengah arena World Fair. Apakah ada barang lain ? Ada. Peta. Ya, peta. Kalau nggak peta, yang ada kamu kesasar, brur! Apalagi di arena pameran yang luasnya minta ampun ini. Kalau peta sih... nggak usah ditanya fungsinya apa... dan ini bisa dipakai berulangkali. Mau dipakai 1000 kali bolak-balik World Fair juga bisa... dan tentu saja ini juga salah satu kenang2an dari World Fair. Selain ada peta, juga ada sebuah tas kecil yang merupakan tempat untuk menampung semua barang2 yang sudah saya tuliskan di atas. Tas kecil itu warnanya merah, dengan logo Indonesia Universal Exposition di depannya, dan untuk membukanya, Anda hanya tinggal membuka risletingnya saja. Bentuknya seperti tas tangan, agar lebih simpel dalam mengambil barangnya. Nah, segitulah barang2 yang akan Anda dapatkan saat pemeriksaan identitas setelah Anda membeli tiket World Fair. Sekarang kita kembali lagi ke prosedur masuk. Setelah Anda mendapatkan barang2 tadi, berikutnya Anda akan diperiksa barang bawaannya. Untuk mencegah adanya teroris yang masuk ke arena World Fair, pemeriksaan ketat harus dilakukan. Pemeriksaannya tidak tanggung2, sampai lima lapis! Dan semakin lama semakin ketat. Barang2 Anda akan diperiksa sedetail mungkin, untuk memastikan bahwa Anda tidak membawa potensi bahaya ke dalam arena World Fair. Jadi mohon maklum jika misalnya barang2 Anda dioprek-oprek nggak jelas begitu... semuanya demi keamanan dan keselamatan bersama. Malu dong kalau sampai ada teror bom di World Fair... yang malu bukan hanya kita saja, tapi negara juga malu. Bisa2, World Fair tidak akan lagi digelar di Indonesia... kan bahaya tuh... sebisa mungkin Indonesia harus mampu menjadi tuan rumah yang baik dan aman untuk semua pengunjungnya. Kurang lebih begitulah. Setelah diperiksa habis2an, masih ada satu lagi prosedur yang harus dilakukan, yaitu membeli tiket bus yang nantinya akan mengantarkan Anda ke World Fair. Untuk bisa mencapai lokasi World Fair, you need a bus. You have to take a bus. Makanya, kamu harus beli tiket bus. Bus adalah satu2nya transportasi massal yang dipakai untuk mencapai lokasi World Fair. Kalau bawa mobil boleh nggak ? Ya boleh... bawa motor boleh nggak ? Boleh juga... tapi hati2. Nah, bus dengan tujuan World Fair ada banyak jumlahnya. Total, 300 bus sudah disiapkan, dengan rute Jakarta-World Fair-Jakarta PP. Pulang Pergi. Atau Pergi Pulang. Jadi cuma bolak-balik doang. Dari Jakarta bawa penumpang, pergi ke lokasi World Fair, turunkan penumpang yang mau masuk arena World Fair, naikkan penumpang yang mau pulang, lalu kembali lagi ke Jakarta, ambil penumpang lagi yang mau berangkat, dan seterusnya. Begitu terus setiap hari. Dan setiap armada bus tugasnya begitu. Itu juga sudah kewajiban. Setiap jam akan selalu ada bus yang akan berangkat dari Jakarta ke arena World Fair dan sebaliknya. Begitu... nah, jadi untuk bisa ke sana, ya kamu harus naik bus. Kamu harus beli dulu tiketnya. Harganya nggak mahal kok. 5000 rupiah untuk sekali perjalanan PP dan berlaku untuk sekali perjalanan. Dari Jakarta hingga ke Jakarta lagi. Kamu nggak perlu beli tiket bus lagi untuk pulang, kecuali kalau hilang. Setelah Anda membeli tiketnya, yang perlu Anda lakukan hanyalah menunggu busnya datang. Tiket bus ini tidak dinomori berdasarkan nomor trayek busnya, jadi kalau dapat bus langsung saja naik. Seperti naik bus biasa saja... hanya saja busnya khusus dan spesial. Bus ini hampir mirip bus Trans Jakarta tapi ukurannya lebih panjang. Bisa mengangkut hingga 100 orang, dan full AC. Jika bus sudah penuh, maka bus ini akan langsung pergi. Tapi bisa saja bus ini berangkat kalau penumpangnya tidak penuh... mungkin terminalnya lagi sepi... kan bisa saja begitu. Pokoknya kalau sudah ada penumpang, berapapun jumlahnya, berangkat. Karena yang dipentingkan disini adalah waktu tibanya di World Fair. Semakin cepat berangkat, semakin cepat pula sampainya. Jadi apapun kondisinya, asalkan sudah ada penumpangnya, berangkat. Seperti itulah kira2. Nah, ketika Anda sudah mendapatkan bus, maka prosedur masuk Anda ke kawasan World Fair telah selesai. Sekarang Anda hanya tinggal menikmati waktu Anda di arena World Fair. Karena tidak ada prosedur untuk pulang. Pulang ya pulang saja... begitu dapat busnya, tunjukkan tiket bus yang tadi, langsung naik, dan tinggal berangkat. Begitu saja. Nanti Anda tiba lagi di terminal busnya, dan setelah itu Anda bisa melenggang keluar dari tempat itu dengan bebas.
Apakah ada merchandise di World Fair ? Ada. Banyak malah. Ada merchandise yang dijual di arena World Fair, sebagai merchandise resmi World Fair, dan ada juga merchandise yang dijual di setiap paviliun negara. Soal merchandise, baik yang resmi atau yang dijual di paviliun, semuanya buatan Indonesia, kecuali untuk merchandise2 tertentu yang hanya dijual di satu paviliun saja. Itu buatan negara peserta. Ada kerjasama antara Indonesia sebagai tuan rumah dengan negara2 peserta pameran dalam urusan merchandise. Malah ada aturannya. Setiap negara peserta harus menjual merchandise buatan Indonesia dalam stand merchandise-nya, selain juga menjual merchandise buatan mereka sendiri. Ini dimaksudkan agar masyarakat Indonesia, terutama yang bekerja dalam bidang pembuatan benda2 kreasi seperti merchandise ini, bisa mendapatkan manfaat besar dari penyelenggaraan World Fair ini. Sekaligus juga untuk memperkenalkan barang2 kreasi buatan Indonesia pada negara lain. Stand merchandise bisa didapatkan di berbagai tempat di World Fair, dan jumlahnya cukup banyak. Ada sekitar 500 stand merchandise di arena World Fair, baik itu yang menjual merchandise resmi World Fair, atau yang menjual merchandise di paviliun. Khusus untuk stand merchandise resmi World Fair, semua barang yang dijual sama, jadi nggak perlu khawatir kalau kehabisan atau kebingungan mencari tempatnya, karena setiap barang yang dijual akan selalu sama dan stoknya akan selalu tersedia. Harganya juga terjangkau. Yang termahal itu memorabilia, harganya ratusan ribu rupiah. Kalau misalnya topi, kaus, tas, gelang, dan barang2 lainnya, harganya pasti di bawah itu. Jadi terjangkau lah buat yang mau membeli. Tenang saja.
Seperti apa logo dari Indonesia Universal Exposition ? Logonya simpel. Hanya sebuah bola dunia yang disampingnya terdapat bendera Indonesia yang sedang berkibar. Maksud dari logo ini adalah untuk memperlihatkan kejayaan Indonesia pada seluruh dunia. Bola dunia melambangkan semua negara2 peserta, dan bendera Indonesia yang berkibar melambangkan tuan rumah dan kibarannya melambangkan kejayaan. Ini sesuai dengan salah satu tujuan World Fair di Indonesia, yaitu memperkenalkan kejayaan Indonesia pada seluruh dunia. Logo lain dari World Fair ini adalah siluet dari Crystal Palace, yang diatasnya terdapat bola dunia yang sedang dicengkram oleh seekor burung garuda. Di sekeliling bola dunia itu terdapat bendera2 negara peserta World Fair, yang jumlahnya mencapai 204 negara. Logo yang ini adalah logo tidak resmi dari World Fair, ini dibuat oleh panitia lokal sebagai alternatif logo, namun boleh dipakai dalam event. Gambar logo ini bahkan dipasang di berbagai tempat di Jakarta dan di sekitar arena World Fair. Kenapa ada siluet dari Crystal Palace di logo itu ? Karena itulah bangunan utama di World Fair ini. Sebenarnya, selain Crystal Palace, terdapat beberapa bangunan pameran lain yang juga dibangun di sekeliling arena World Fair. Hanya saja bangunan ini lebih kecil. Hanya dua lantai. Meskipun bangunan ini desainnya sama dengan Crystal Palace, namun bangunan ini dibuat lebih kecil jumlah lantainya. Istilah untuk menyebut bangunan2 ini adalah Mini Palace. Ada empat jumlahnya, dan fungsi dari Mini Palace adalah sebagai tempat pameran untuk perusahaan2 yang juga ikut ambil bagian dalam World Fair ini. Kembali soal logo. Logo2 yang sudah saya ceritakan di atas itu terdapat dalam berbagai barang yang berhubungan dengan World Fair. Di merchandise sudah pasti, di iklan TV pasti, di pamflet dan iklan cetak pasti ada, dan lain sebagainya. Logo2 ini semuanya dipakai untuk menjadi sarana promosi untuk pameran ini.
Baiklah, segitu saja informasi yang saya berikan soal Indonesia Universal Exposition. Kalau misalnya ada yang kurang, mungkin nanti dalam cerita ini akan saya ceritakan juga. Sekarang kita masuk ke dalam cerita, Fanfiction 7 Icons part 16e, yang mungkin saya bisa beri judul "Adrian and Wenda at the World Fair". Dalam cerita ini, akan diceritakan mengenai acara kencan Adrian dan Wenda yang tidak biasa, dengan menggunakan latar World Fair ini. Kenapa tidak biasa ? Karena dilakukan di tempat yang tidak biasa pula, sekaligus juga ini adalah untuk pertama kalinya Adrian dan Wenda bisa jalan2 bersama dan bersenang-senang bersama dari siang hingga malam hari. Dan mungkin ini juga adalah kencan pertama Adrian dan Wenda yang dihabiskan di luar Jakarta, karena lokasi World Fair tidak terletak di Jakarta. Lokasi World Fair terletak di sebuah tempat yang dulunya sangat kosong dan tandus. Hanya saja, luas tempat ini sangat luas dan memenuhi deskripsi yang tadi saya bilang. Untuk luas arena World Fair lima kali Pekan Raya Jakarta, dan untuk luas keseluruhan tempatnya, tiga kali Taman Mini Indonesia Indah. Nama tempat ini adalah "Fairopolis" dimana ini adalah gabungan dari dua kata, yaitu fair dan metropolis. Fair berarti World Fair, atau pamerannya, dan metropolis berarti kota metropolitan. Kota besar. Jadi, Fairopolis bisa diartikan sebagai "kota besar yang dibangun untuk menggelar pameran". Apa pamerannya ? Ya World Fair ini. Pameran yang terbesar, terlengkap, termegah, terakbar, terluas, terbanyak pesertanya, dan yang pastinya termahal dalam sejarah Indonesia atau bahkan dunia. Sekarang, kita mulai saja ceritanya. Adrian and Wenda at the World Fair, yang mudah2an nantinya cerita ini akan seru banget.
Jam 2:45 sore, di Taman Bung Karno. Sebuah taksi berhenti di depan pintu gerbang barat taman itu. Tak lama, seorang cowok keluar dari taksi tersebut. Dia memakai jaket Liverpool berwarna hitam, kaus Liverpool berwarna merah, celana jeans, kaus kaki putih, sepatu Converse klasik warna hitam, topi Liverpool, dan sebuah tas pinggang terpasang di pinggang samping kanannya. Dia juga memakai kacamata hitam dan jam sport yang berwarna merah. Di dalam jamnya, terdapat logo Liverpool. Dialah Adrian. Dia sudah siap untuk pergi kencan dengan Wenda ke arena World Fair. Dia langsung berjalan menuju ke tempat di mana keduanya sudah berjanji untuk bertemu, yaitu di Air Mancur Washington. Sesampainya di sana, belum ada siapa2 di tempat itu. Adrian bahkan tidak melihat Wenda. Adrian lalu berpikir bahwa Wenda sedang dalam perjalanan menuju ke taman. Akhirnya, Adrian memutuskan untuk duduk di kursi taman dan menunggu Wenda. Sepuluh menit kemudian, datanglah Wenda. Dia memakai kaus warna putih, jaket merah, celana jeans, sepatu high heels yang haknya tidak terlalu tinggi, gelang merah di tangan kanannya, dan jam berwarna merah di tangan kirinya. Dia juga membawa tas merahnya. Dia juga memakai aksesoris berupa sebuah kalung salib. Rambutnya terurai indah seperti biasa, dengan pita merah seperti biasa menghiasi kepalanya. Melihat Wenda datang, Adrian pun langsung berdiri dan tersenyum melihat penampilannya yang semakin cantik dari hari ke hari.
Adrian: Aku kira kamu bakal terlambat.
Wenda: Tadinya aku juga berpikir demikian, soalnya ada kemacetan tidak jauh dari sini. Tapi beruntung aku bisa sampai disini tepat waktu.
Adrian: Bagus deh... naik taksi juga ?
Wenda: Ya. Taksi kuning.
Adrian: Kalau aku taksi London. Makanya aku bisa sampai lebih cepat.
Wenda: Hahahaha... bisa saja kamu... so, sudah siap untuk pergi ?
Adrian: Pastinya. Ayo kita datangi "Dunia Mini" itu.
Wenda: Hah ? "Dunia Mini" ? Apa itu ?
Adrian: World Fair. Masa kamu lupa ?
Wenda: Oh, World Fair... hahahahaha... oke, ayo kita pergi.
Adrian: Ayo. Setelah kini kita ke mana ?
Wenda: Kita ke terminal utamanya dulu. Kita akan beli tiket masuknya di sana.
Adrian: Oke. Di mana letaknya ?
Wenda: Di Terminal Pusat Jakarta. Di sana tempat pembelian tiketnya.
Adrian: Oh, oke. Kita ke sana.
Adrian dan Wenda meninggalkan Air Mancur Washington, keluar dari taman, dan menyetop sebuah taksi yang akan membawa mereka ke Terminal Pusat Jakarta. Diceritakan, ada sebuah terminal bus besar di pusat kota Jakarta, yang menjadi pusat transit, keberangkatan, dan kedatangan bus2 dari seluruh wilayah di Pulau Jawa yang masuk atau keluar dari Jakarta. Di tempat inilah, penjualan tiket masuk World Fair dilakukan. Di arena World Fair, tidak ada penjualan tiket. Yang ada adalah pemeriksaan tiket. Jadi kalau mau beli tiket masuk World Fair, ya kamu harus pergi ke Terminal Pusat Jakarta atau di tempat2 lain yang ada di Jakarta. Ada 100 tempat penjualan tiket masuk World Fair yang ada di Jakarta, dan beberapa diantaranya ada di lokasi2 strategis di Jakarta. Termasuk di terminal ini, yang merupakan terminal terbesar di Jakarta. Di terminal ini, ada tempat khusus untuk menjual tiketnya, pemeriksaan identitas, dan tempat untuk parkir bus tujuan World Fair. Untuk yang naik bus, mereka akan berangkat dari sini dan pulang dari sini. Di tempat inilah semua bus2 itu akan mengangkut penumpang, dan mereka tidak akan berhenti di halte ataupun perhentian lain. Mereka akan langsung membawa para penumpang ke Fairopolis dan setelah itu kembali lagi ke Jakarta, begitupun seterusnya.
Sepuluh menit kemudian, Adrian dan Wenda sampai di Terminal Pusat Jakarta. Suasana di sana cukup ramai tapi tertib. Semua orang mengantri untuk membeli tiket masuk ke World Fair di 50 loket yang tersedia. Tidak ada loket yang nganggur. Semuanya sibuk melayani antrian orang yang ingin membeli tiket itu dan ini sudah berlangsung sejak hari pertama World Fair dibuka. Sudah ribuan orang yang mengantri di depan loket2 ini dan beruntungnya, semuanya bisa terlayani dengan baik. Di atap loket2 itu tertulis sebuah tulisan besar "INDONESIA UNIVERSAL EXPOSITION, FROM INDONESIA TO THE WORLD" dan di bawahnya tertulis "TICKET BOX", menandakan bahwa ini adalah tempat penjualan tiket masuk menuju World Fair. Warna ticket box-nya merah-putih, sesuai dengan warna bendera Indonesia. Setelah turun dari taksi, Adrian dan Wenda langsung mencari loket tiket yang antriannya tidak terlalu panjang. Tapi ternyata hampir semua antrinya panjang. Akhirnya, mau tak mau Adrian dan Wenda harus ikut mengantri lama bersama dengan orang2 lainnya. Meskipun begitu, pembelian tiketnya cukup cepat, jadi mereka tidak perlu mengantri lama. Loket tempat keduanya mengantri bernomor 79, dan mereka tak perlu waktu lama untuk mengantri. Hanya sepuluh menit, mereka sudah mendapat giliran untuk membeli tiket. Seperti yang tadi saya bilang, untuk remaja berumur 17 tahun, harga tiketnya hanya 25 ribu. Disini diceritakan umur Adrian dan Wenda sama2 17 tahun, jadi total mereka hanya membayar 50 ribu untuk tiket masuknya. Mungkin kalau umur mereka berdua sama2 18 tahun, tentu akan beda ceritanya, karena uang yang akan mereka keluarkan akan lebih besar. Setelah mereka mendapatkan tiketnya, yang berupa sebuah kertas panjang berwarna merah, Adrian dan Wenda langsung pergi ke tempat pemeriksaan identitas. Di sana, mereka berdua harus menulis identitas mereka untuk kemudian akan dibuatkan paspor dan kelengkapan lainnya, seperti yang tadi saya tulis. Ketika mereka menulis nama di formulir identitasnya, Adrian dan Wenda sempat iseng melirik ke orang yang ada di sebelahnya. Kebetulan mereka bersebelahan, jadi mereka saling melihat formulir identitas pasangan mereka masing2. Wenda sempat melihat Adrian menulis namanya dengan nama "Adrian Susanto" dan Adrian sempat melihat Wenda menulis namanya dengan nama... "Wenda Chibi". Adrian pun langsung nyeletuk, "Wenda Chibi ? Bukannya nama kamu sekian-sekian-sekian... (sengaja disensor)" dan Wenda pun langsung menepuk bahu Adrian sambil bilang, "Eh! Enak saja... itu nama keluargaku... kurang ajar... nggak lah, aku nggak akan menulis nama itu..." dan kemudian dia membisikkan kenapa dia lebih menulis nama Wenda Chibi dibandingkan nama aslinya... "Biar semua orang tahu kalau aku ini personil Cherrybelle... karena dulu teman2ku juga melakukan ini..." kemudian dia bilang, "Jadi biar nama di paspornya sama, you know ?" Adrian lalu menanggapinya, "Oh, biar kompakan gitu maksudnya ?" Wenda menjawab, "Ya. Biar nanti suatu saat ketika kita kembali lagi ke World Fair ini bersama-sama, kita bisa dengan kompak mengatakan kalau kita ini anak2 Cherrybelle." Adrian lalu bilang, "Tapi ini bukan buat cari berita di infotainment kan ?" Wenda menjawab lagi, " Nggak kok. Ini lebih ke dasar kekompakan aja kok... Cherly yang bilang seperti itu. Kan kita niatnya hanya bersenang-senang..." Adrian lalu bilang lagi, "Oh, begitu..." dan lalu keduanya melanjutkan lagi pengisian formulirnya. Tapi tak lama Adrian iseng lagi melihat formulir identitas Wenda, di mana dia menulis tanggal 29 Agustus sebagai tanggal lahirnya. Wenda tidak mengetahuinya, dan Adrian tidak membicarakannya. Tapi dia menyimpannya dalam pikirannya. Tanggal 29 Agustus adalah hari ulang tahun Wenda, dan itu masih satu bulan lagi (dalam cerita ini, mohon maafkan sistem penanggalan dalam cerita ini yang kacaunya minta ampun) Adrian lalu mengangguk, dan lalu melanjutkan lagi pengisian formulirnya. Selang lima menit kemudian, keduanya selesai menulis formulirnya, dan lalu mereka mengumpulkannya ke loket pengumpulan formulir. Adrian dan Wenda lalu diminta untuk mendatangi tempat foto untuk pemotretan foto untuk kartu identitas. Untuk pemotretan foto ini, hanya boleh satu orang yang masuk. Itu karena tempatnya yang kecil. Di dalam tempat pemotretan itu, sudah standby seorang fotografer yang bertugas untuk memotret orang2 yang masuk ke dalam ruangan itu untuk kebutuhan foto di paspor dan kartu turnstile. Karena hanya boleh satu orang yang masuk, akhirnya Adrian dan Wenda harus menentukan siapa yang harus mulai duluan. Adrian mempersilakan Wenda untuk maju duluan untuk difoto. Ia pun lalu masuk ke dalam ruangan itu dan... lima menit kemudian, muncul kilatan sinar blitz dari dalam ruangan itu. Tak lama kemudian, hasil fotonya keluar lewat sebuah lubang khusus dari dalam ruangan. Adrian lalu mengambil fotonya dan melihat pas foto Wenda yang cukup unik, dimana dia berpose Dilema! Adrian pun langsung kaget, karena seharusnya pas foto untuk kebutuhan identitas tidak seperti ini. Ketika Adrian lagi kaget2nya, Wenda keluar dari ruangan itu, dan langsung mengambil foto itu dari Adrian. Adrian pun langsung bertanya, "Kok posenya kayak begini ?" Wenda langsung menjawab, "Alasannya sama, biar kompakan..." Adrian lalu bertanya, "Emangnya teman2 kamu juga begini posenya ?" Wenda menjawab lagi, "Ya iya lah... kan kita personil Cherrybelle." Adrian pun lalu berkata, "Oke, fine. Biar kompakan. Gw ngerti kok." Wenda lalu menyuruh Adrian untuk masuk dalam ruangan. Merasa kalau dia telah "dilangkahi" oleh pacarnya, Adrian pun tidak mau kalah. Dalam pikirannya, kalau Wenda dan semua personil Cherrybelle yang lain bisa bikin pas foto dengan pose Dilema, maka seharusnya dia juga bisa bikin pose yang unik di dalam pas foto itu. Apalagi, ini kan World Fair... mungkin hanya dirasakan sekali seumur hidup, dan semua barang2 yang akan dia dan Wenda dapatkan akan menjadi kenang2an, jadi kenapa tidak Adrian harus sedikit menggila di dalam pas foto paspor World Fair-nya, seperti yang anak2 Cherrybelle lakukan ? Ide pun langsung muncul dari dalam pikirannya Adrian. Dia tahu apa yang akan dia lakukan. Lima menit kemudian, muncul lagi kilatan sinar blitz dari dalam ruangan itu, dan Wenda langsung tahu kalau Adrian sudah selesai difoto. Ia langsung menunggu hasilnya keluar. Tak lama hasilnya keluar, dan pose Adrian dalam pas foto itu cukup untuk membuat Wenda lebih kaget lagi. Itu karena pose Adrian lebih unik lagi. Dia tersenyum dengan tangan kiri memegang logo Liverpool yang ada di kausnya, dan tangan kanannya membentuk angka tujuh, seperti yang biasa anak2 7 Icons lakukan. Adrian lalu keluar dari ruang foto sambil tersenyum-senyum dan memakai jaketnya. Adrian lalu mengambil foto itu dari tangannya Wenda. Wenda lalu bertanya, "Kenapa kamu posenya seperti itu ?" dan dengan santai Adrian menjawab, "Kan aku fans Liverpool dan 7 Icons... hehehehehe..." Wenda pun hanya bisa melipat tangannya sambil menurunkan bahunya. Ia pun menggeleng2kan kepalanya tanda nggak percaya. Setelah mereka sudah mendapatkan fotonya, mereka pergi ke loket lain, untuk mengambil barang2 kelengkapan mereka. Di loket itu, semuanya sudah siap. tas kecil yang berisi paspor, kartu turnstile, kupon diskon, dan peta. Plus juga ada buku catatan kecil, sebuah pulpen kecil, sebuah gantungan kunci, sebuah gantungan HP, sebuah cermin, sebuah sandaran HP, dan sebuah steelbox yang merupakan tempat untuk menyimpan semua barang2 yang tadi saya tuliskan di atas. Itu juga adalah kenang2annya. Jadi banyak sekali kenang2annya dari acara pameran yang satu ini. Adrian dan Wenda lalu mengambil barang2 itu, memasukkannya ke dalam tas, kecuali untuk kartu turnstile-nya yang mereka simpan di dompet, dan kemudian mereka pergi menuju ke ruang pemeriksaan. Di sana sudah standby beberapa anggota TNI, Polri, Paspampres, Marinir, Brimob, Kopassus, Secret Service, MI6 dan CIA. Mereka semua akan memeriksa barang bawaan para pengunjung yang akan masuk ke dalam terminal. Kita juluki mereka sebagai Korlap. Koordinator Lapangan. Atau lebih tepatnya Keamanan Lapangan. Adrian dan Wenda tak bisa menghindari pemeriksaan ini, dan mereka harus rela diperiksa habis2an oleh para anggota Korlap ini. Tapi ada yang unik. Ketika Adrian diperiksa oleh seorang anggota Korlap, yang ternyata dia adalah orang Inggris dan juga fans Liverpool, acara pemeriksaan itu malah berubah menjadi acara ngobrol empat mata antara Adrian dan si anggota Korlap itu. Tentu saja sambil memeriksa barang2 bawannya Adrian. Mereka ngobrol dengan bahasa Inggris tingkat tinggi, membuat Wenda jadi keheranan melihatnya. Tak jarang mereka tertawa dan ngobrol dengan gaya orang Liverpool. Obrolan mereka yang tadinya memakai bahasa London, berubah menjadi bahasa Scouse. Adrian ini jago nge-Scouse lho... dia sering mempelajari cara bicara Steven Gerrard dan Jamie Carragher lewat video YouTube, sehingga dia tahu bagaimana caranya untuk nge-Scouse. Dan sekarang acara ngobrol dadakan dengan anggota Korlap ini menjadi ajang kebolehan Adrian untuk nge-Scouse. Wenda sendiri hanya terbengong-bengong dan pasang muka cengo melihat obrolan keduanya yang makin lama makin serius. Selama 10 menit mereka ngobrol, dan kemudian keduanya harus berpisah karena pemeriksaannya sudah selesai. Adrian dan Wenda dinyatakan aman dan diperbolehkan untuk masuk ke terminal dan arena World Fair. Sekarang mereka hanya tinggal membeli tiket bus dan menunggu bus yang akan membawa mereka ke Fairopolis, tempat penyelenggaraan World Fair. Prosedur masuk mereka sudah mencapai tahap akhir, dan untuk tahap akhir ini, mungkin bisa saja berakhir dengan cepat, karena bus bisa datang kapan saja, dan kalau mereka sudah dapat bus, maka prosedur mereka masuk ke World Fair sudah selesai.
Adrian dan Wenda duduk di sebuah kursi panjang di terminal sambil menunggu bus mereka datang. Saat itu di terminal suasananya sepi. Belum ada bus yang datang. Mungkin bus2 itu masih ada dalam perjalanan. Nah, sambil menunggu, Adrian dan Wenda duduk2 sambil ngobrol2.
Wenda: Tadi kamu ngobrol apa saja dengan orang itu ?
Adrian: Hanya soal keluarga, teman, kamu... dan Liverpool.
Wenda: Kok bisa sih dia ngajak kamu ngobrol ?
Adrian: Mungkin karena aku pakai kaus Liverpool... aku juga kaget ketika dia mengajakku bicara. Tapi bahasa Inggris-ku bagus kan ?
Wenda: Bagus, tapi lama2 aneh. Itu bahasa apa sih ?
Adrian: Itu bahasa Scouse. Bahasa orang Liverpool. Itu bahasa yang sulit.
Wenda: Tapi kok kamu bisa ?
Adrian: Aku... belajar dari internet. Aku suka memperhatikan cara bicara Steven Gerrard dan Jamie Carragher lewat YouTube. Hanya itu saja...
Wenda: Wow, hebat... berapa lama ?
Adrian: Kurang lebih tiga tahun terakhir.
Wenda: Susah nggak ?
Adrian: Awalnya susah banget. Ngomongnya cepat. Tapi kemudian sih aku terbiasa. Susah2 gampang bicara Scouse. Kamu harus banyak berlatih untuk bisa nge-Scouse. That's not easy one.
Wenda: Oke... tapi kalau aku melihat caramu bicara, mungkin lebih baik aku belajar bahasa Mandarin saja daripada belajar nge-Scouse. Sepertinya rumit.
Adrian: Memang rumit. Like I said, that's not easy. Tapi karena aku fans Liverpool, aku mau2 saja untuk belajar.
Wenda: Memangnya harus jadi fans Liverpool dulu ya sebelum mulai belajar Scouse ?
Adrian: Kalau kata teman2ku ya. Tapi itu sebenarnya tidak harus. Lebih ke kemauan pribadi saja sih... kalau kamu mau belajar sungguh2, pasti kamu bisa.
Wenda: Kamu mau ajari aku nge-Scouse ?
Adrian: Kenapa tidak ? Aku siap.
Wenda: Bagus deh... oh, ya... sejak kapan kamu ngefans sama Liverpool ?
Adrian: Sejak umurku tiga tahun. Waktu itu ayahku nonton pertandingan Liverpool di TV dan dia mengenalkanku pada Michael Owen. Ketika umurku empat tahun, aku sudah tahu Liga Inggris itu apa. Dan meskipun waktu itu saya juga suka Manchester United, tapi aku suka sama Liverpool. Gw mulai benar2 suka dengan Liverpool setelah ada Steven Gerrard. Kehadiran Fernando Torres makin bikin aku cinta Liverpool. Dia bahkan jadi idolaku dan aku selalu mengoleksi kausnya. Tapi sayangnya kemudian dia pindah... dan sekarang aku menjadi penggemar berat Luis Suarez. Kaus yang aku pakai ini adalah kaus Luis Suarez. Sulit untuk mendapatkan kaus bertuliskan nama Gerrard, jadi aku beli kaus Suarez saja... kebetulan dia lagi bagus sekarang, jadi aku beli saja bajunya... dan sekarang aku memakainya.
Wenda: Jadi kamu sudah ngefans sejak kecil, begitu ?
Adrian: Ya... tapi awalnya baru sekedar tahu. Baru benar2 ngefans sekarang... oh ya, aku mau tanya satu hal. Kenapa kamu nggak ikut dengan teman2mu ketika mereka dulu datang ke World Fair ?
Wenda: Aku sakit. Tadinya aku juga ingin barengan dengan mereka, tapi mereka lebih memintaku untuk istirahat di rumah daripada harus ikut. Mereka khawatir penyakitku akan jadi lebih parah kalau aku ikut. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku harus istirahat...
Adrian: Memangnya kamu sakit apa waktu itu ?
Wenda: Sakit demam. Aku kelelahan setelah tampil di beberapa acara. Aku sudah kasih tahu hal ini pada teman2ku yang lain dan mereka juga tahu kalau aku nggak enak badan. Makanya mereka memintaku untuk istirahat.
Adrian: Oh... tapi kamu tetap punya keinginan untuk datang ke World Fair ?
Wenda: Ya dong... apalagi setelah melihat apa yang mereka dapatkan dari tempat itu. Aku jadi sedikit iri melihatnya... dan Cherly sempat bilang padaku saat latihan, kalau semua personil Cherrybelle yang lain menunggu kapan aku akan datang ke sana. Tapi mereka semua tidak mau menemaniku untuk datang ke World Fair, karena nanti jumlah kunjungannya jadi tidak sama. Mereka sudah datang dua kali, sementara aku baru satu kali. Jadi mereka semua menunggu kunjungan pertamaku ke World Fair. Kalau mereka sudah dapat kabar bahwa aku sudah berkunjung ke World Fair, barulah semuanya akan bikin rencana untuk mengunjungi World Fair bersama-sama. Sehingga jumlah kunjungannya akan sama. Prinsip kita di Cherrybelle, kalau ada satu personil yang belum mendapatkan sesuatu yang jadi keinginan kita sementara yang lain sudah, maka personil yang lain harus menunggu hingga personil yang belum dapat itu mendapatkan apa yang ia inginkan, karena apa yang ia inginkan juga merupakan keinginan kita... jadi mereka akan menunggu.
Adrian: Oh, jadi ada azas keadilan nih ?
Wenda: Betul sekali. Ini termasuk azas Cherrybelle. Yang satu dapat, semua dapat, kecuali hadiah dari fans... pertamanya ini hanya berlaku untuk urusan honor tampil. Tapi kemudian ini merembet ke hal lain, termasuk keinginan kita. Bagaimanapun juga, kita semua bukan hanya sekedar anggota girlband saja... kita juga adalah sahabat. Jadi, apapun harapanku dan keinginanku, adalah harapan mereka juga... dan kita semua merasakannya.
Adrian: Jadi senasib sepenanggungan nih ?
Wenda: Yah, seperti itulah. Tapi nggak selalu demikian juga. Kalau misalnya ada keinginan kita yang sifatnya pribadi dan tidak ingin teman2 yang lain tahu, ya kita hormati kok... kita juga punya batasan masing2 dalam setiap keinginan dan harapan yang ingin capai. Dan itu prinsip kita juga.
Ketika mereka sedang asyik ngobrol2, datanglah sebuah bus tingkat yang berwarna merah dengan strip putih. Bus ini cukup panjang dan bertingkat dua. Bus inilah yang akan membawa para pengunjung ke World Fair. Perlu diketahui kalau ada dua jenis bus yang akan membawa para pengunjung ke World Fair. Ada bus biasa, yang tadi saya bilang, bentuknya seperti bus Trans Jakarta, dan satu bus lain yang berbentuk bus tingkat. Bus ini dibuat terinspirasi dari bus2 tingkat yang ada di Inggris. Bus ini bisa mengangkut 150 orang sekali jalan. Bus tingkat ini membawa 100 orang, dan mereka semua baru saja meninggalkan kawasan World Fair. Semua penumpang yang ada di dalamnya turun dengan tertib dari dua pintu yang ada di bus itu, ada pintu depan dan pintu belakang, dan lalu meninggalkan bus itu. Setelah bus itu kosong, supir bus membunyikan klakson yang berarti para penumpang yang akan pergi menuju World Fair boleh memasuki bus. Adrian dan Wenda pun langsung berdiri dari kursinya dan langsung masuk ke dalam bus. Mereka langsung mengambil kursi paling depan, di dekat supir, dan duduk di sana. Kebetulan kursinya untuk dua orang, jadi mereka tidak perlu duduk terpisah di bus itu. Selang lima menit kemudian, setelah semua penumpang masuk dan bus terisi penuh, bus langsung berputar dan memulai kembali tugasnya, mengantarkan semua penumpang baru ini ke Fairopolis, lokasi World Fair.
Perjalanan dari Jakarta menuju Fairopolis memakan waktu hanya 20 menit saja. Itu karena ada jalur khusus yang sudah dibuat sebagai akses untuk mencapai lokasi World Fair. Biasanya, untuk mencapai Fairopolis, butuh waktu hingga satu jam untuk mencapainya. Sekarang, karena kota itu sedang menggelar World Fair, maka dibuatlah jalan2 baru untuk mempermudah akses sekaligus mempersingkat waktu perjalanan. Jalan menuju Fairopolis berupa sebuah Autobahn. Jalan antar-kota yang seperti jalan tol namun bebas tarif. Ini adalah Autobahn pertama di Indonesia, dan terdiri atas lima lajur jalan plus satu lajur khusus untuk darurat dan satu lajur khusus untuk bus World Fair. Jadi ada tujuh lajur. Khusus untuk lajur bus World Fair, lajur khususnya diberi separator yang cukup tinggi. Ini untuk mencegah kendaraan lain selain bus untuk masuk ke dalam lajur khusus ini. Ibaratnya seperti jalur Busway, tapi tidak ada terminal transitnya dan busnya ada yang bertingkat. Jalan ini dibuat dengan aspal terbaik, dan dihiasi dengan pemandangan yang sangat indah di kiri-kanan jalannya. Setiap satu kilometer, terdapat papan penanda khusus yang menunjukkan berapa kilometer lagi lokasi World Fair itu. Autobahn ini memiliki panjang 20 kilometer. Itu belum termasuk 10 kilometer tambahan jalan ketika sudah memasuki wilayah Fairopolis. Selama perjalanan, Adrian dan Wenda ngobrol2 bersama sambil melihat-lihat pemandangan yang ada di kiri-kanan jalan. Pemandangan yang tersaji sangat indah. Banyak pepohonan dan taman2 yang dibuat di sekitar jalan, untuk memperindah kawasan sekeliling Autobahn. Di saat mereka melihat pemandangan itu, tiba2 mereka dikejutkan dengan adanya beberapa pesawat yang terbang atas di atas mereka. Ternyata pesawat2 itu berasal dari Fairopolis, yang ternyata tidak hanya menjadi tuan rumah dari World Fair saja, tapi juga tiga event internasional sekaligus, yaitu International Space and Aeronautics Exposition, International Philatelic Exposition, dan International Conference for World Peace. Event2 internasional ini dibuat satu paket dengan World Fair, dan semuanya digelar dalam satu tempat. Jadi, Indonesia menjadi tuan rumah untuk empat event internasional berskala besar. Tentunya ini sesuatu yang membanggakan dan sangat bersejarah. Adrian dan Wenda kemudian melihat-lihat pesawat2 yang terbang kesana-kemari itu, dan hanya bisa terkagum-kagum melihatnya. Pesawat2 itu sedang melakukan terbang akrobatik, yang merupakan salah satu pertunjukan utama di acara pameran pesawat internasional itu. Karena asyik melihat pesawat2 itu, Adrian dan Wenda tidak sadar kalau mereka sudah memasuki wilayah Fairopolis. Kota Fairopolis memiliki sebuah tanda gerbang perbatasan yang cukup unik. Ada sebuah gerbang raksasa yang disebut sebagai World Fair Welcome Arch. Bentuknya sebuah lengkungan besar yang didalamnya terdapat relief2 yang bercerita mengenai sejarah Indonesia. Di bagian puncak lengkungan itu terdapat peta Indonesia dan jam raksasa. Lengkungan ini terbuat dari marmer dan dipahat dengan menggunakan alat2 khusus dan pemahat2 terbaik. Ketika Anda sudah melewati gerbang itu, maka Anda telah memasuki/meninggalkan Fairopolis. Tergantung dari mana Anda melewatinya. Setelah melewati gerbang raksasa dari marmer penuh ukiran itu, mulailah Anda disajikan dengan pemandangan kota Fairopolis yang sangat menarik dan indah. Banyak bangunan2 tinggi disana-sini, dan papan2 iklan World Fair sudah mulai bermunculan. Lokasi World Fair terletak di tengah2 Fairopolis. Jadi Anda harus masuk lebih dalam lagi di Fairopolis sebelum Anda bisa mencapai lokasi pameran besar ini. Sekali lagi, Adrian dan Wenda hanya bisa terkagum-kagum melihat bangunan2 yang ada di kota Fairopolis, yang dibangun sebagai bagian dari pembangunan besar2an menjelang dimulainya World Fair.
Bus yang membawa Adrian dan Wenda akhirnya tiba di tempat pameran. Mereka langsung turun segera setelah busnya berhenti dan langsung mereka berjalan menuju ke pintu masuk World Fair. Jalan menuju pintu masuk World Fair cukup jauh, tapi cukup indah. Di kiri-kanan jalan terdapat taman yang indah dan tiang bendera negara2 peserta. Semua benderanya terpasang dan semua bendera itu berkibar tertiup angin yang kencang. Adrian dan Wenda berjalan-jalan sambil melihat-lihat bendera yang berkibar di sepanjang jalan itu. Mereka berbaur bersama pengunjung2 lainnya. Suasananya saat itu sangat ramai, ada sekitar ribuan orang di sana, yang semuanya berjalan menuju satu arah, yaitu menuju pintu gerbang turnstile World Fair. Ada juga orang2 yang berjualan merchandise, ada yang hanya sekedar duduk2 beristirahat, dan ada juga yang berfoto. Panjang jalan itu satu kilometer, dan di jarak 500 meter dari pintu gerbang, terdapat sebuah patung globe raksasa yang dipegang oleh banyak orang, yang melambangkan persatuan dan perdamaian dunia. Patung globe ini menjadi tanda buat semua orang yang datang berkunjung ke World Fair, bahwa mereka kini sudah berada di kawasan World Fair. Adrian dan Wenda sempat berhenti di depan patung itu dan Wenda meminta Adrian untuk memotretnya. Ia memberikan Blackberry-nya pada Adrian dan Wenda bersiap-siap untuk berpose di depan patung globe itu. Adrian lalu memotret Wenda sebanyak lima kali di depan patung itu, dengan pose yang berbeda-beda setiap fotonya. Setelah dirasa cukup, Adrian lalu memberikan Blackberry-nya lagi pada Wenda, dan Wenda meminta Adrian untuk juga berfoto di depan patung globe itu. Adrian tanpa pikir panjang langsung menerimanya, dan ia pun juga berpose di depan patung itu. Hanya saja... posenya Adrian kaku, biasa2 saja... tapi itu memang yang Adrian bisa. Adrian nggak terlalu biasa difoto, jadi posenya standar2 saja. Setelah selesai, keduanya pun melanjutkan perjalanannya menuju ke pintu gerbang World Fair. Sambil berjalan ke pintu gerbang World Fair itu, Wenda menyempatkan diri untuk mem-posting salah satu fotonya di depan patung globe itu ke Twitter, agar teman2nya tahu kalau sekarang dia ada di arena World Fair. Dia menulis "at World Fair!!!!!!!" disertai dengan link fotonya. Setelah dia mem-posting itu, dia memasukkan Blackberry-nya ke dalam tasnya dan melanjutkan perjalanannya bersama Adrian. Hanya dalam waktu beberapa menit, para personil Cherrybelle langsung tahu soal keberadaan Wenda di World Fair. Christy yang tahu pertama kali. Ketika itu dia sedang browsing internet sambil main Twitter lewat MacBook-nya (ini ceritanya Christy punya MacBook) tiba2 foto itu lewat di timeline-nya dan Christy langsung membuka link fotonya. Tak lama, ia menemukan foto Wenda sedang berpose Dilema di depan patung globe World Fair. Tanpa pikir panjang, seakan dia sudah diperintah untuk memberitahukannya pada teman2nya yang lain, Christy langsung membuka chat BBM-nya dan mengirim pesan pada Angel, Anisa, Cherly, Devi, Felly, Gigi, dan Ryn seperti ini, "buka Twitter kalian! cek postingnya Wenda!" dan tak lama kemudian pesan itu diterima oleh mereka. Mereka lalu membuka Twitter dan mencari posting terakhir Wenda. Setelah mereka melakukannya, mereka langsung menemukan foto itu, dan langsung mengomentari foto itu. Christy sendiri juga ikut mengomentari foto itu. Kini anak2 Cherrybelle sudah tahu kalau Wenda telah mengunjungi World Fair (meskipun sebenarnya mereka sedikit envy karena mereka tahu kalau Wenda tak datang sendirian ke World Fair) dan sekarang mereka hanya tinggal bertemu untuk membahas kapan mereka akan datang berkunjung lagi ke World Fair.
Sekarang kembali ke Adrian dan Wenda. Mereka sekarang sudah sampai di pintu turnstile. Mereka berdua sudah mempersiapkan kartu turnstile-nya masing2 dan hanya tinggal menunggu giliran untuk memasukkan kartu turnstile itu ke dalam turnstile-nya, setelah itu, mereka bisa mulai bersenang-senang di kawasan World Fair. Tak lama kok menunggu gilirannya... hanya lima menit, dan setelah itu mereka langsung memasukkan kartu turnstile-nya ke dalam alat khusus, dan turnstile-nya terbuka. Adrian dan Wenda pun akhirnya tiba di Indonesia Universal Exposition. Masuk ke dalam tempat itu, mereka langsung disambut oleh sebuah pintu gerbang raksasa yang bertuliskan "SELAMAT DATANG" di bagian atas tengah gerbang, dan "WELCOME" di bagian bawahnya. Di kiri dan kanan gerbang itu terdapat tulisan ucapan selamat datang dalam berbagai bahasa di dunia, dan tulisan itu dipahat di sebuah marmer besar yang ada di pintu gerbang itu. Adrian dan Wenda langsung berjalan-jalan di kawasan World Fair itu. Suasananya lebih ramai dibandingkan dengan yang ada di luar. Mungkin ada sekitar puluhan ribu orang berada di tempat itu. Jumlah pengunjung yang sangat besar untuk sebuah pameran besar berskala internasional. Bendera2 negara peserta juga menyambut Adrian dan Wenda tepat setelah mereka masuk ke dalam kawasan itu. Tepat di depan mereka juga terdapat foto raksasa Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang diletakkan berdampingan di belakang bendera2 negara peserta itu. Ada air mancurnya juga, ada tamannya juga, dan ada beberapa stand perusahaan. Paviliun2 negara ada di dalam kawasan World Fair, dan untuk mencapainya, harus jalan kaki lagi... meskipun bikin capek, tapi Adrian dan Wenda tetap semangat untuk berjalan-jalan di tempat ini, mengingat ini adalah kunjungan pertama mereka ke sini. Rasa penasaran pun masih cukup memuncak dalam diri mereka masing2. Tujuan pertama Adrian dan Wenda adalah melihat Crystal Palace. Kata Wenda, Crystal Palace adalah tempat pertama yang dikunjungi oleh anak2 Cherrybelle sebelum berkunjung ke paviliun2 negara yang ada di World Fair itu. Adrian pun juga ingin sekali masuk ke Crystal Palace, karena di situlah bangunan utama pameran itu, dan dia penasaran dengan bentuk bangunannya yang katanya jadul tapi unik. Keduanya pun langsung ke sana.
Crystal Palace terletak di bagian tengah kawasan World Fair. Untuk mencapainya cukup gampang. Dari pintu turnstile, ada sebuah jalan besar yang langsung mengarah ke Crystal Palace. Anggap saja inilah jalan utamanya. Jadi, Adrian dan Wenda hanya cukup berjalan lurus saja untuk mencapai bangunan yang terbuat dari kaca dan besi itu. Sambil mereka berjalan menuju Crystal Palace, Adrian dan Wenda melihat-lihat berbagai paviliun negara peserta yang semuanya keren dan menarik. Landmark2 negara peserta yang juga dibangun di kawasan paviliun itu juga membuat keduanya kagum. Mereka berdua seakan-akan berkeliling dunia hanya dalam sehari, karena semua landmark2 dunia itu sekarang bisa mereka lihat disini, walaupun bentuknya hanya berupa replika. Setelah berjalan selama 10 menit dan melihat-lihat paviliun negara peserta di sekitaran jalan utama itu, Adrian dan Wenda tiba di Crystal Palace. Khusus di Crystal Palace ini, ternyata ada pintu gerbangnya sendiri, yang dikawal oleh dua orang yang berseragam mirip Swiss Guard. Untuk masuk ke Crystal Palace, tidak perlu paspor. Langsung masuk saja, dan Anda akan langsung merasakan sesuatu yang berbeda. Tepat di depan Adrian dan Wenda setelah melewati pintu gerbang Crystal Palace, terdapat hamparan taman yang sangat indah, yang dihiasi dengan lampu taman, bangku taman, dan patung2. Lantai tamannya juga dibuat mozaik dari keramik yang sangat indah. Taman di Crystal Palace adalah taman bertingkat. Di tingkat pertama, ada taman dan sebuah kolam raksasa yang dikelilingi oleh patung2 Pahlawan Nasional. Di taman ini juga terdapat patung hewan2 prasejarah, seperti dinosaurus, kadal raksasa, gajah purba, dan hewan2 lainnya. Patung2 itu diletakkan dalam sebuah pulau buatan yang didirikan di atas danau buatan yang letaknya tidak jauh dari kolam raksasa itu. Pulau itu adalah pulau geologi, yang digunakan untuk memamerkan hasil riset dan penelitian hewan2 prasejarah. Dari taman di tingkat pertama, kemudian naik ke taman di tingkat kedua, di mana di taman ini terdapat banyak relief tentang sejarah Indonesia dari jaman prasejarah hingga jaman Indonesia modern. Juga terdapat patung2 mantan Presiden Republik Indonesia yang berbaris dari depan ke belakang, diurutkan dari yang masa jabatannya baru saja berakhir. Selain ada relief sejarah Indonesia dan patung Presiden, juga terdapat taman bunga yang sangat indah, dan kolam2 besar yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan air ketika musim hujan. Taman di tingkat kedua ini lebih kecil dibandingkan taman di tingkat pertama, namun tetap luas. Di taman Crystal Palace ini, banyak terdapat jalan setapak, dan bisa dimanfaatkan untuk sekedar berjalan-jalan atau bermain-main. Di taman tingkat ketiga, terdapat banyak kolam yang dilengkapi air mancur, taman bunga, jalan setapak, dan tempat untuk bersantai. Di taman tingkat ketiga ini, Crystal Palace sudah mulai terlihat, meskipun untuk mencapainya masih jauh. Masih ada tangga yang harus dinaiki lagi. Tepat di tengah taman tingkat ketiga ini, ada kolam besar lagi, dan dihiasi dengan air mancur. Juga terdapat banyak patung, dan banyak karya seni lain yang juga ditampilkan dalam taman ini. Dari taman tingkat ketiga ini, naik lagi... ke teras bawah. Untuk wilayah teras ini... Anda sudah mulai memasuki Crystal Palace. Di teras bawah ini terdapat taman, jalan setapak, dan kolam. Disini juga terdapat tangga untuk mencapai teras atas Crystal Palace, yang merupakan pintu terakhir untuk mencapai Crystal Palace. Di teras atas, sudah tidak ada taman lagi. Yang ada adalah selasar depan Crystal Palace. Dari sini, Anda hanya tinggal naik tangga sekali lagi, dan Anda sudah berada di depan pintu utama Crystal Palace. Setelah lama berjalan, melewati dari taman pertama hingga teras bawah, akhirnya Adrian dan Wenda sampai di teras atas atau teras utama Crystal Palace. Mereka lalu masuk ke dalam gedung besar itu.
Seperti apa dalamnya Crystal Palace ? Bagian dalam Crystal Palace lebih mirip seperti mal besar daripada tempat pameran. Setiap perusahaan yang pameran disini diberi galeri khusus untuk memamerkan produk mereka. Di lantai pertama Crystal Palace, tempat pameran perusahaan dan pusat informasi World Fair. Yang paling unik di lantai pertama Crystal Palace ini adalah... ada kolam! Ada kolam dan air mancur. Selain itu juga terdapat tanaman2 yang ditaruh dalam pot2 khusus yang terbuat dari marmer dan porselen. Di beberapa tempat di lantai pertama ini juga terdapat patung2 marmer. Adrian dan Wenda sempat lama melihat-lihat apa saja pameran yang ada di lantai pertama. Setelah itu, mereka naik tangga ke lantai kedua. Di lantai kedua, terdapat pameran perusahaan dan pameran tentang sejarah World Fair dari masa ke masa. Sejarah World Fair itu disajikan lewat sebuah pameran fotografi dan lukisan, selain juga menampilkan barang2 peninggalan World Fair sebelumnya. Adrian dan Wenda hanya melihat-lihat pameran ini saja, dan kemudian naik lagi ke lantai tiga. Di lantai tiga, terdapat pameran pendidikan dari negara2 peserta World Fair. Disini, setiap universitas dari dalam dan luar negeri tampil memamerkan keunggulan mereka masing2. Selain itu juga terdapat pameran filateli, atau pameran perangko internasional. Disini, berbagai jenis perangko dari masa ke masa dipamerkan. Ada juga pameran koleksi perangko dari berbagai perusahaan pos dari dalam dan luar negeri. Para kolektor filateli ramai berkumpul disini, melihat-lihat koleksi perangko yang ditampilkan. Tidak hanya sekedar melihat, tapi para kolektor juga bisa membeli perangko yang dipamerkan oleh perusahaan2 pos itu. Bahkan, ada yang sampai barter perangko antar-kolektor. Barterannya unik. Ada yang barter dengan uang, ada yang barter dengan foto artis, ada yang barter dengan perangko lain, ada yang barter dengan CD musik, dan lainnya. Transaksi barter banyak terlaksana di lantai ini, di tengah2 pelaksanaan pameran. Setelah puas melihat-lihat di lantai tiga, Adrian dan Wenda naik ke lantai empat atau lantai terakhir. Disini dipamerkan tentang profil negara peserta. Ada maket desain paviliunnya, ada foto2 desain paviliunnya, ada benderanya juga, dan juga diceritakan mengenai sejarahnya di World Fair, selain juga mengenai sejarah negara itu, dan juga keunggulan negara itu. Di lantai empat ini juga terdapat jendela pengamat, di mana para pengunjung bisa melihat-lihat pemandangan World Fair dari atas. Setelah mereka melihat pameran itu, Adrian dan Wenda langsung pergi ke jendela pengamat itu melihat pemandangannya, sambil juga menentukan ke mana tujuan berikutnya. Adrian pun langsung ingat dengan rencananya yang ingin berfoto bersama trofi Piala FA di paviliun Inggris. Akhirnya, ia mengajak Wenda untuk pergi ke sana. Wenda setuju, dan mereka pun pergi ke sana.
Paviliun Inggris ada tidak jauh dari Crystal Palace, letaknya di sisi timur Crystal Palace. Ciri khas di paviliun Inggris adalah ada replika Big Ben di sana. Bentuk paviliunnya juga futuristik, dimana paviliun itu terbagi atas tiga bangunan terpisah yang memiliki satu dasar bangunan yang sama. Tiga bangunan itu berbentuk segidelapan dan setiap bangunan terdiri atas dua lantai plus bangunan dasarnya. Warna bangunannya putih, dengan strip warna biru dan merah. Paviliun ini termasuk yang terbesar di World Fair. Untuk mencapai paviliun Inggris, dari Crystal Palace hanya tinggal berjalan dari pintu timur, masuk jalan utama di sisi timur itu, dan lalu belok kiri. Paviliun Inggris hanya berjarak tiga paviliun dari Crystal Palace. Lokasinya bahkan bisa diketahui dari adanya replika Big Ben yang dipasang di depan paviliun itu. Ketika Adrian dan Wenda tiba di sana, suasananya sangat ramai. Banyak orang yang mengantri untuk bisa masuk ke dalam paviliun Inggris dan beberapa diantaranya memakai kaus bola. Mereka semua juga ingin berfoto dengan trofi Piala FA tersebut. Adrian lalu meminta Wenda untuk menyiapkan paspornya, karena sebentar lagi, mereka akan masuk ke paviliun itu. Wenda lalu mengeluarkan paspornya dan lalu mereka ikut mengantri dengan para pengunjung yang lain. Perlu diketahui bahwa paviliun Inggris adalah salah satu paviliun yang terbanyak dikunjungi oleh para pengunjung di World Fair kali ini. Yang juga terbanyak dikunjungi adalah paviliun Amerika Serikat, Indonesia, Tiongkok, Jerman, Jepang, Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, Korea, dan India. Kebanyakan lebih karena paviliunnya yang menarik dan juga karena memang rasa penasaran pengunjung terhadap isi paviliun2 itu sangat tinggi. Sebenarnya, semua paviliun2 di World Fair selalu banyak dikunjungi orang, namun negara2 itulah yang paviliunnya paling banyak didatangi. Setelah mengantri selama lima menit, akhirnya sampai juga giliran Adrian dan Wenda untuk pemeriksaan paspor. Penjaga paviliun langsung membuka paspor keduanya, memberi cap yang bergambar tanda kerajaan Inggris, dan menuliskan tanggal dan jam kedatangan, plus juga paraf dari penjaga paviliun. Setelah itu, ia mengembalikan paspor itu pada keduanya dan keduanya pun boleh masuk ke paviliun Inggris.
Apa isi paviliun Inggris ? Isinya... di lantai satu terdapat pameran mengenai sejarah Inggris dari waktu ke waktu, ditambah juga dengan pameran potensi kenegaraan Inggris dan juga pameran mengenai kerjasama Inggris dan Indonesia. Mengenai kerajaan Inggris, itu ada di lantai kedua gedung kedua. Sementara untuk trofi Piala FA-nya, ada di lantai kedua gedung pertama. Adrian dan Wenda pun langsung menuju ke sana. Sambil menuju ke ruangan itu, Adrian bertanya pada Wenda, "Nanti kamu mau ikut difoto nggak ?" Wenda menjawab, "Wah, gimana ya ? Gw kan nggak terlalu ngerti soal bola..." Adrian lalu membalas, "Hanya sekedar difoto aja kok... mau kan ? Nggak harus ngerti soal sepakbola kok untuk difoto dengan trofi ini..." Wenda lalu menjawab, "Baiklah kalau begitu... aku ikut deh... tapi hanya sekali saja ya..."
Adrian membalas lagi, "Oke." dan lalu mereka berjalan ke lantai kedua. Di lantai kedua gedung pertama dibahas mengenai sejarah olahraga di Inggris. Untuk sepakbola, ruangannya dikhususkan dan menjadi tempat terluas di lantai itu. Disitu diceritakan mengenai sejarah sepakbola di dunia dan di Inggris. Foto bersejarah Bobby Moore di Piala Dunia 1966 tampil sebagai latar belakang utama di ruangan itu. Di ruangan itu terdapat beberapa memorabilia sepakbola, seperti kostum timnas Inggris dari masa ke masa, replika bola, perlengkapan pertandingan, hingga replika stadion. Replika stadion yang ditampilkan adalah replika Stadion Wembley yang baru dan yang lama, replika stadion Old Trafford, replika stadion Anfield, replika stadion Stamford Bridge, replika stadion Emirates dan Highbury, replika stadion City of Manchester dan Maine Road, replika stadion Hillsborough, replika stadion White Hart Lane, dan replika stadion Olimpiade London. Di dalam ruangan itu juga terdapat daftar2 klub peserta Liga Inggris dari masa ke masa, daftar juara Liga Inggris segala divisi, daftar juara Piala FA, daftar juara Piala Liga, daftar juara Piala Eropa, dan daftar juara Piala Dunia. Di situ juga diperlihatkan beberapa foto2 legenda sepakbola Inggris, mulai dari skuad Piala Dunia 1966 hingga David Beckham, Wayne Rooney, Frank Lampard, dan Steven Gerrard. Nama Kenny Dalglish juga ada di daftar itu, dan foto bersejarahnya juga ditampilkan dalam ruangan itu. Replika kostum Kenny Dalglish ketika dia membawa Liverpool juara Liga Inggris dan Piala FA sebagai Player-Manager (pemain merangkap pelatih) juga ditampilkan, bersama juga dengan sampel tandatangannya yang dibawa langsung dari Liverpool. Karena Wenda tidak terlalu banyak mengerti soal sepakbola, dia memilih diam2 saja dan melihat, tapi Adrian juga membantunya untuk sedikit mengerti. Dia menjelaskan semua yang ada di ruangan itu, dan penjelasannya cukup untuk membuat Wenda sedikit mengerti. Setelah melihat-lihat sejarah sepakbola di Inggris, Adrian dan Wenda pindah ke tempat lain untuk mencari tempat dimana trofi Piala FA dipamerkan. Ketika mereka keluar dari ruangan itu, mereka langsung dikagetkan dengan adanya sebuah replika mobil F1 Williams FW14B dan mobil McLaren MP4-26. Mereka berdua masuk ke ruangan sejarah olahraga otomotif Inggris. Di ruangan ini total dipamerkan 40 mobil balap dan motor balap dari berbagai jenis balapan. Ada lima mobil F1 yang dipamerkan, tiga mobil A1GP, empat motor MotoGP, dua mobil WTCC (World Touring Car Championship), empat motor WSBK (World Superbike) dan kendaraan2 balap lain. Adrian juga mengerti soal balap mobil dan balap motor, sehingga dia juga sedikit menjelaskan pada Wenda soal mobil2 dan motor2 yang ada di ruangan ini. Setelah puas melihat ruangan itu, Adrian dan Wenda lalu pergi menuju ruang pameran khusus yang terletak tepat di tengah2 ruangan. Di tempat inilah trofi Piala FA dipamerkan. Di tempat itu sudah banyak orang yang mengantri untuk dapat berfoto dengan trofi bersejarah ini. Mereka semua kebanyakan memakai kaus Manchester United, Manchester City, Liverpool, Arsenal, Chelsea, bahkan ada yang memakai kaus AC Milan, Inter Milan, Juventus, Ajax Amsterdam, Bayern Munchen, dan klub2 papan atas Eropa lainnya. Trofi itu dipamerkan dalam sebuah tempat khusus, sebuah kotak tembus pandang yang kalau disentuh akan menimbulkan alarm bahaya. Trofi itu dijaga oleh dua orang yang didatangkan khusus dari Inggris, namun mereka menjaga dari jarak yang cukup jauh, agar tidak mengganggu sesi foto. Ada seorang fotografer yang ditugaskan untuk memotret para pengunjung, dan sesi foto ini hanya berlaku sekali untuk setiap pengunjung. Setiap pengunjung punya waktu 10 detik untuk bersiap-siap sebelum kemudian sesi foto itu dilakukan. Maksimal empat orang bisa berfoto bersama dengan trofi Piala FA ini. Untuk mendapat giliran foto inilah, Adrian dan Wenda pun harus menunggu cukup lama. Selang 20 menit kemudian, barulah mereka dapat kesempatan untuk dapat berfoto dengan trofi itu. Adrian melepas jaketnya dan dia memperlihatkan kaus Liverpool-nya. Sementara Wenda hanya menemani saja di samping trofi itu. Ketika difoto, Adrian tersenyum sangat lebar, sementara Wenda hanya berpose seadanya saja. Ia tidak berpose Dilema. Ia hanya tersenyum biasa saja sambil membuat tanda peace dengan tangan kanannya. Sesudah fotonya selesai, mereka langsung diarahkan ke sebuah tempat dimana keduanya akan menerima hasil fotonya. Hasil fotonya disimpan dalam sebuah amplop khusus dan selain mendapatkan amplop khusus itu, mereka juga diberi pigura khusus untuk menyimpan fotonya. Jadi, Adrian dan Wenda dapat dua merchandise, yang pertama fotonya, dan yang kedua adalah piguranya. Setelah menerima kedua barang itu, Adrian dan Wenda langsung pergi ke tempat lain.
Adrian dan Wenda lalu kembali ke lantai dasar paviliun. Di sana, mereka berdua melihat hasil fotonya dan setelah itu menentukan tempat tujuan berikutnya. Kalau misalnya tidak ada tempat lain yang dikunjungi, mereka berdua akan keluar dari paviliun Inggris dan pergi ke paviliun lain. Tapi Wenda kemudian punya ide. Wenda mengajak Adrian untuk melihat sejarah kerajaan Inggris. Ide itu Wenda dapatkan setelah ia melihat sebuah papan yang bergambar Ratu Elizabeth II yang letaknya tidak jauh darinya. Adrian pun setuju dan keduanya lalu pergi ke lantai kedua gedung kedua.
Di lantai kedua gedung kedua, terdapat pameran mengenai sejarah kerajaan Inggris, dan yang terpenting adalah mengenai siapa2 saja orang yang pernah memerintah Inggris dari masa ke masa. Di ruangan itu terdapat banyak lukisan yang dibawa langsung dari koleksi kerajaan Inggris. Lukisan2 itu adalah lukisan para raja dan ratu Inggris dari masa ke masa, diawali dari Queen Anne, George I, George II, George III, George IV, William IV, Victoria, Edward VII, George V, Edward VIII, George VI, dan Elizabeth II. Di situ juga terdapat lukisan raja dan ratu Inggris lainnya. Selain itu juga terdapat lukisan anggota keluarga kerajaan, seperti Duke of Edinburgh, Prince of Wales and Duchess of Cornwall, Duke and Duchess of Cambridge, Prince Harry, Duke of York, dan sebagainya. Bahkan ada patung lilin Ratu Elizabeth II dan Duke of Edinburgh juga ditampilkan di ruangan itu. Beberapa koleksi seragam kerajaan juga ditampilkan di ruangan ini, koleksi tanda jasa kerajaan, lengkap dengan aksesoris dan kelengkapannya juga ditampilkan disini, dan beberapa koleksi lainnya. Tapi dari semua itu, ada satu tempat yang menarik perhatian Adrian dan Wenda. Ada sebuah ruangan khusus yang cukup luas di samping kanan ruangan kerajaan itu, dan mereka berdua pun tertarik untuk masuk ke sana. Ruangan itu adalah ruangan khusus Royal Wedding. Di dalam ruangan ini, ditampilkan semua yang berhubungan dengan Royal Wedding, khususnya mengenai pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton. Meskipun di ruangan itu ditampilkan juga mengenai sejarah Royal Wedding, tapi di ruangan itu lebih banyak dijelaskan mengenai pernikahan William dan Kate. Ketika Adrian dan Wenda masuk ke dalam ruangan itu, mereka langsung disambut dengan suara musik gereja yang keluar dari speaker ruangan itu. Lagu "I Was Glad" berkumandang di ruangan itu menyambut keduanya. Tepat di depan mereka, ada dua manekin yang menampilkan harta karun terpenting dari Royal Wedding ini, yaitu baju seragam Irish Guard yang dipakai Pangeran William di sebelah kiri, dilihat dari pandangan Adrian dan Wenda, dan gaun pengantin Kate Middleton yang terletak di sebelah kanan. Kedua pakaian itu asli dibawa dari Inggris untuk dipamerkan disini. Melihat kedua pakaian itu, secara tiba2 Adrian dan Wenda sama2 ingin berkhayal. Mereka lalu saling melihat satu sama lain, dan apa yang mereka lihat jadi berbeda. Wenda melihat Adrian sebagai Prince Adrian of Wales, dan Adrian melihat Wenda sebagai Miss Wenda Middleton. Busana keduanya tiba2 berubah. Adrian memakai baju Irish Guard-nya, dan Wenda memakai gaun pengantin Kate. Tapi kemudian ketika mereka melihat ke kaca yang ada tidak jauh dari manekin itu, pakaian mereka tetap seperti biasa. Namun ketika Adrian melihat ke arah Wenda, ia melihat Wenda memakai gaun pengantin Kate, dan dia memakai seragam Irish Guard. Begitu terus yang mereka rasakan selama beberapa menit. Padahal sebenarnya pakaian mereka tidak berubah. Ini hanya dalam khayalan mereka saja. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk berkeliling ruangan itu sambil melihat-lihat apa saja yang ada di ruangan itu. Tapi khayalan mereka tetap berjalan...
Westminster Abbey, 29 April 2011. Lonceng gereja berbunyi, sorak-sorai rakyat membahana dimana-mana, ketika sebuah mobil Rolls-Royce Phantom memasuki wilayah gereja. Di sana, beberapa orang berseragam kerajaan sudah menunggu orang yang akan keluar dari dalam mobil itu. Lalu ada seorang pengawal kerajaan, yang juga memakai seragam Irish Guard membuka pintu belakang mobil. Muncullah seseorang keluar dari mobil itu, seorang pria gagah dan tampan, memakai seragam Irish Guard berwarna merah dengan selempang biru, celana hitam berstrip merah, sepatu pantofel hitam dan topi baret hitam plus sarung tangan berwarna putih. Ketika ia keluar dari mobil itu, semua orang berteriak menyebut namanya dan mengibarkan bendera kerajaan. Dia adalah Prince Adrian of Wales, yang katanya adalah pangeran terganteng sejagat. Mengetahui banyak orang yang berteriak-teriak menyebut namanya, ia langsung membalikkan badannya dan melambaikan tangannya pada semua orang yang menyambutnya. Sementara para pengawal kerajaan memberi hormat padanya. Teriakan masyarakat semakin menjadi-jadi setelah ia melambaikan tangannya. Ia lalu berbalik lagi dan memberi hormat pada para pengawal kerajaan. Tak lama, ia dikawal oleh para pengawal kerajaan memasuki gereja. Prince Adrian of Wales tidak sendiri. Dia ditemani oleh kakaknya yang menjadi pendamping pengantin pria. Dia memakai seragam kerajaan berwarna hitam-hitam dengan selempang berwarna biru. Di dalam gereja, Prince Adrian of Wales disambut oleh dewan penatua dan pendeta yang akan melayani dalam upacara sakral nan megah ini. Mereka semua memberi salam dan ucapan selamat pada sang pangeran. Prince Adrian membalasnya dengan sapaan yang hangat dan penuh kekeluargaan. Bahkan mereka semua diajak ngobrol olehnya. Setelah sepuluh menit ngobrol2, Prince Adrian ditemani oleh pendampingnya memasuki aisle dan menyapa setiap tamu undangan yang sudah hadir. Semua tamu undangan berpakaian formal dan duduk di kursinya masing2. Mereka semua sudah berada di dalam gereja sejak 15 menit sebelum Prince Adrian datang. Dan itu sudah merupakan aturannya. Dalam acara pernikahan ini, tidak boleh ada tamu yang datang terlambat dan semua tamu paling lambat datang 15 menit sebelum Prince Adrian datang. Memang sih, tidak ada sanksi untuk yang datang terlambat, tapi malunya itu lho... disini yang hadir soalnya merupakan tamu kehormatan. Jadi takut nggak enak aja gitu sama yang lain... sambil menunggu upacara pernikahan dimulai, Prince Adrian menunggu di sebuah tempat khusus bersama dengan kakaknya. 20 menit kemudian, datanglah para orangtua. Ayah dan ibunya Prince Adrian, plus ibunya Wenda Middleton. Mereka semua datang dengan dua mobil terpisah. Ayah dan ibunya Prince Adrian naik mobil sendiri, dan ibunya Wenda Middleton, ditemani adik laki2nya Wenda Middleton, naik mobil sendiri. Tapi uniknya, mereka datang secara beriringan. Ayah dan ibunya Prince Adrian memakai pakaian formal kerajaan. Ayahnya Prince Adrian memakai seragam kerajaan berwarna hitam-hitam dengan selempang warna biru dengan tanda pangkat yang berjubel di dadanya, dan ibunya Prince Adrian hanya cukup memakai gaun dan topi, serta membawa tas tangan yang semuanya warnanya sama, yaitu putih. Sementara ibunya Wenda Middleton memakai blazer biru, rok panjang warna biru, topi biru, dan kemeja warna putih. Tas tangannya juga berwarna biru. Adik laki2nya Wenda Middleton memakai morning dress, jas panjang warna hitam, rompi abu2, dasi merah marun, kemeja biru, dan celana hitam plus sepatu pantofel hitam. Dia juga memakai topi tinggi warna hitam yang kemudian ia lepas. Sambutan yang sama dari dewan penatua dan pendeta juga mereka terima, dan mereka semua mengucapkan salam dan terima kasih. Setelah ngobrol sebentar, mereka berjalan menuju tempat mereka akan duduk. Mereka akan duduk berseberangan, keluarga Middleton ada di sebelah kiri, dan keluarga Prince Adrian akan duduk di sebelah kanan. Sambil menunggu tamu berikutnya datang, ibu dari Prince Adrian dan ibu dari Wenda Middleton ngobrol2 sebentar. Meskipun jaraknya jauh tapi tetap bisa terdengar dan mereka bisa ngobrol dengan lancar tanpa gangguan. Selang 15 menit kemudian, bunyi terompet terdengar dari dalam istana. Itu berarti Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh akan segera keluar dari istana dan akan pergi menuju ke gereja. Masyarakat langsung menyambut bunyi terompet itu dengan sambutan yang meriah, apalagi kemudian mobil yang membawa Yang Mulia Ratu keluar dari istana. Sambutan yang meriah terhampar sepanjang perjalanannya menuju gereja. Ketika mereka tiba di gereja, teriakan masyarakat semakin keras dan sambutan yang diterima sangat luar biasa. Saat Yang Mulia Ratu keluar dari mobil, semua pengawal kerajaan, tentara, dan polisi memberi penghormatan. Yang Mulia Ratu membalasnya cukup dengan menundukkan kepalanya saja. Tapi Duke of Edinburgh membalasnya dengan tanda hormat. Yang Mulia Ratu memakai busana gaun panjang warna kuning, ada bros bunga di bagian dadanya, topi kuning, dan sepatu kuning. Dia memakai sarung tangan dan membawa tas tangan. Dewan penatua dan pendeta langsung memberi salam pada Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh ketika mereka memasuki gereja. Mereka sempat ngobrol bersama, dan kemudian Yang Mulia Ratu beserta Duke of Edinburgh memasuki aisle dan duduk di tempat duduk khusus yang berada di sebelah kanan altar utama. Kini hanya tinggal menunggu pengantin perempuannya, Miss Wenda Middleton. Sampai detik itu, belum diketahui seperti apa penampilan Miss Wenda Middleton di upacara pernikahan itu. Gaunnya saja tidak diketahui siapa yang buat, dan seperti apa bentuknya. Bahkan keberadaan Miss Wenda Middleton tidak diketahui dalam sehari terakhir sebelum upacara ini berlangsung. Dia mengikuti gladi resik sebelum upacara dua hari sebelum upacara ini dimulai, dan setelah itu keberadaannya tidak diketahui. Katanya, Miss Wenda sedikit deg2an menjelang pernikahannya sehingga dia memutuskan untuk menyendiri bersama keluarganya di sebuah tempat yang dirahasiakan dan dijaga ketat. Ada juga yang bilang kalau Miss Wenda menghabiskan malam terakhirnya sebagai lajang dengan menyamar sebagai orang lain untuk bisa menyendiri di sebuah tempat. Ada juga yang bilang kalau Miss Wenda pulang ke rumahnya untuk mempersiapkan diri menjelang hari pernikahannya, dan lain2nya. Tapi semua kabar itu mentah, karena tidak ada yang bisa membuktikan keberadaan Miss Wenda. Namun... semua penantian itu akan berakhir... karena di sebuah hotel kecil tapi mewah di pinggiran kota London, seorang perempuan yang sudah memakai gaun pengantinnya dan ditemani oleh ayahnya sudah siap untuk keluar dari hotel itu dan bersiap untuk menghadapi hari terpenting dalam hidupnya, yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya. Yes, it's Miss Wenda Middleton, ladies and gentlemen! Dia keluar dari hotelnya dan masuk ke dalam sebuah mobil klasik era 1950-an berwarna hitam. Dia ditemani oleh ayahnya. Setelah Miss Wenda dan ayahnya masuk, mobil itu langsung berangkat meninggalkan hotel dan pergi menuju ke Westminster Abbey. Seorang pria mengetahuinya, dan dia langsung menelepon beberapa orang temannya yang sudah berada di tengah kerumunan masyarakat yang sedang menunggu kapan Miss Wenda datang. Teman2nya itu kemudian menyebarkan informasi itu pada teman2nya yang lain dengan menggunakan media social network. Facebook dan Twitter langsung diaktifkan untuk menyebarkan berita ini, bahwa ada sebuah mobil berwarna hitam bergaya 1950-an dengan plat CB 9 2702 sedang dalam perjalanan menuju Westminster Abbey, dan diduga orang yang didalamnya adalah Miss Wenda dan ayahnya. Kabar pun cepat tersiar, dan semua pihak langsung mengadakan koordinasi untuk melakukan pengawalan terhadap mobil itu. Seorang polisi bermotor langsung standby di jalan utama dan langsung berjalan tepat di depan mobil Miss Wenda ketika mobil itu lewat. Polisi bermotor itu kemudian membunyikan sirenenya sebagai tanda bahwa inilah mobil pengantinnya. Tak lama, bantuan pun datang dari beberapa sudut kota, dan bersama2 mereka mengawal mobil Miss Wenda ke Westminster Abbey. Karena sudah mendapat kabar dan sudah dipastikan, masyarakat pun langsung bersiap-siap untuk menyambut Miss Wenda jika seandainya dia lewat. Dan benar saja, ketika iring2an mobil Miss Wenda datang, semua masyarakat langsung menyambutnya, dan Miss Wenda langsung membalas sambutan itu dengan melambaikan tangannya pada mereka. Di gereja, kabar mengenai keberadaan mobil Miss Wenda sudah terdengar dan langsung diberitahukan pada dewan penatua dan pendeta. Kabar ini juga diberitahukan pada Prince Adrian dan kakaknya, yang berarti ini adalah saatnya untuk bersiap-siap. Prince Adrian yang saat itu sedang asyik ngobrol2 dengan kakaknya dan sedang berkaca langsung berdiri dari kursinya dan bersiap-siap untuk maju ke altar. Seorang petugas gereja sudah disiapkan untuk mengawal mereka hingga ke altar. Suasana di gereja sendiri cukup tenang. Saya harap kalian tahu seperti apa situasi Westminster Abbey saat Royal Wedding berlangsung, karena itulah latar dari cerita ini. Perlu saya jelaskan, bahwa ini hanya cerita yang ada dalam khayalan Adrian dan Wenda. Saya menuliskan apa yang ada dalam khayalan keduanya. Jadi sama sekali tidak ada niatan untuk merusak cerita tentang Royal Wedding yang sudah ada, dan tidak ada niatan untuk membuat Royal Wedding tandingan, atau bahkan menikahkan seseorang disini. Saya harap Anda mengerti soal maksud saya menulis cerita ini, diurutkan dari kejadian yang sudah ada sebelumnya. Dan saya berterima kasih atas pengertiannya.
Selang lima menit kemudian, mobil yang membawa Miss Wenda Middleton tiba di gereja. Sambutan masyarakat sangat luar biasa, mereka berteriak dengan sangat keras dan meriah menyambut kehadiran calon istri dari pangeran yang paling mereka cintai. Terutama yang perempuan. Meskipun ada juga rasa envy, karena semua perempuan di Inggris ingin sekali menjadi pasangan dari Prince Adrian. Tapi ternyata, impian mereka pupus setelah melihat Prince Adrian memilih Miss Wenda sebagai pasangannya. Miss Wenda Middleton datang ke Westminster Abbey dengan menggunakan sebuah gaun yang indah, berwarna putih, dengan pola seperti kebaya di bagian bahu hingga ke tangannya, bagian roknya tidak terlalu mengembang, dan ada detail bunga2 di bagian bawahnya, ada ekor roknya juga, kemudian ada selubung kepala, dan ada tiara yang sangat indah di atas kepalanya. Dia juga memegangi sebuah buket bunga yang kecil dan sederhana. Yah, seperti gaun yang dipakai Kate Middleton lah... kurang lebih seperti itu... Miss Wenda lalu keluar dari mobilnya dan sambutan pun semakin meriah. Mereka semua tidak ada henti2nya berteriak. Mengetahui sambutan meriah yang datang padanya, Miss Wenda lalu membalikkan badannya, tersenyum, dan melambaikan tangan pada mereka. Adik dari Miss Wenda sudah standby di luar mobil untuk memegangi ekor gaun pengantin Miss Wenda yang ukurannya cukup panjang. Meskipun nggak terlalu panjang2 amat sih... tak lama, ayah dari Miss Wenda keluar dan menyempatkan diri untuk melambaikan tangannya pada masyarakat yang menonton. Ia lalu melepas topinya (di dalam mobil ia memakai topi) dan lalu menggandeng tangan Miss Wenda masuk ke dalam gereja. Perlu diketahui, ayahnya Miss Wenda memakai morning dress. Jas panjang hitam, rompi abu2, dasi merah, kemeja putih, dan celana abu2. Dia juga memakai topi hitam dan sepatu hitam. Ketika Miss Wenda keluar dari mobil, semua pengawal kerajaan memberi penghormatan. Miss Wenda membalasnya dengan sedikit menundukkan kepalanya dan lalu penghormatan selesai. Mengetahui Miss Wenda dan ayahnya sudah datang, para tamu undangan sudah bersiap untuk berdiri. Buku acara pernikahannya sudah mereka buka, dan mereka bersiap untuk menyanyikan lagu pertama. Sementara itu, Prince Adrian dan kakaknya sedang santai2 di tempat mereka menunggu. Mereka berdua bahkan membaca buku acaranya, yang mereka pinjam dari salah satu tamu undangan. Sambil mereka membaca-baca, kakaknya Prince Adrian memberi sebuah pesan terakhir buat adiknya sebelum acara ini dimulai. Dia ingin agar Prince Adrian lebih santai, rileks, dan tidak perlu terbebani dengan acara ini. Selain itu juga, kakaknya juga meminta agar Prince Adrian memperhatikan dengan seksama pesan pernikahan dari pendeta. Pesan itu sangat penting karena itu adalah sebuah nasehat dari Tuhan untuk dapat membangun rumah tangga yang baik. Apapun pesannya, perhatikan. Itu katanya. Meskipun mungkin berat untuk dijalankan, perhatikan. Meskipun itu terdengar aneh, perhatikan. Seperti itu. Intinya, apapun pesannya, Prince Adrian harus memperhatikan pesan itu. Prince Adrian mengangguk, dan dia mengerti. Setelah itu, Prince Adrian dan kakaknya membaca-baca lagi buku acaranya.
Di tempat lain, Miss Wenda Middleton dan ayahnya sudah berada di dalam gereja. Pendeta sendiri yang langsung menyambut keduanya. Sebelum acara pernikahan dimulai, pendeta menanyakan beberapa pertanyaan pada Miss Wenda untuk memastikan kesiapannya untuk acara ini. Selagi Miss Wenda menjawab pertanyaan2 itu, para kru2 perancang busana yang mengerjakan gaun pengantinnya Miss Wenda sibuk memeriksa kondisi terakhir gaun itu dan memperhatikan detail2nya. Perancang busana harus memastikan bahwa gaun ini ada dalam kondisi terbaik dan siap untuk dipakai berjalan melewati aisle menuju ke altar utama. Setelah diperiksa, kondisinya sudah bagus, dan si perancang busana itu pergi. Tidak lama kemudian, pendeta berbalik menghadap ke altar, dan menganggukkan kepalanya sebagai isyarat pada pemusik gereja untuk memulai lagu pertama. Tak lama, bunyi terompet pun berbunyi dengan keras, disusul dengan bunyi alat musik yang lain. Lagu pertama pun dimainkan, untuk mengiringi perjalanan Miss Wenda dan ayahnya menuju ke altar. Semua tamu undangan pun berdiri dan ikut bernyanyi bersama paduan suara gereja. Ketika musik terdengar, Prince Adrian dan kakaknya langsung keluar dari tempat menunggu mereka menuju ke altar. Saat mereka berjalan itu, kakaknya sempat mengembalikan buku acara itu pada salah satu tamu yang meminjamkannya. Di belakang, Miss Wenda dan ayahnya berjalan melewati aisle, diiringi oleh musik, dan beberapa anak kecil sebagai pengiring pengantin di belakang, dan pendeta yang memandu mereka di belakang. Aisle itu sangat panjang... dan di kiri-kanannya, ada banyak tamu2 terhormat yang melihat ke arahnya. Miss Wenda berusaha untuk tidak melihat ke arah mereka dan berjalan lurus ke depan menuju ke altar, di mana Prince Adrian sudah menunggunya. Kakaknya Prince Adrian sempat melihat ke belakang untuk melihat seperti apa penampilan Miss Wenda. Dari jauh ia bisa melihat, kalau Miss Wenda sangat cantik sekali. Ia sangat cantik... dan juga menawan. Gaunnya sangat indah, dan dia terlihat sangat anggun. Ia lalu memberitahukannya pada Prince Adrian sambil sedikit bercanda. Dia bilang, "Tuh lihat cewek kamu tuh... cantik banget!" dan Prince Adrian pun hanya bisa tertawa kecil. Prince Adrian tidak melihatnya, tapi dia bisa merasakan kalau Miss Wenda sudah semakin dekat dengannya. Tidak lama kemudian, Miss Wenda tiba di altar bersama ayahnya. Barulah Prince Adrian mau melihat wajahnya Miss Wenda. Dan benar apa kata kakaknya, kalau dia itu cantik sekali... sepertinya Prince Adrian tidak salah memilih pasangan. Miss Wenda sangat cantik, menawan, manis, dan anggun. Prince Adrian pun langsung tersenyum pada Miss Wenda dan ayahnya. Begitupun juga dengan kakaknya. Ketika semuanya sudah berada di altar, beberapa saat kemudian, lagu pertama selesai. Suasana pun langsung menjadi hening. Pendeta lalu membuka upacara pernikahan dengan ucapan salam pada semua jemaat, dan memberikan kata pembuka dengan menjelaskan mengenai arti dari sebuah pernikahan. Setelah itu, upacara pemberkatan pernikahan pun langsung dimulai. Prince Adrian pun memulai lebih dulu untuk mengucapkan janji pernikahannya. Pendeta bertanya pada Prince Adrian, "Adrian Arthur Philip Louis (ceritanya), bersediakah Anda menerima wanita ini sebagai istri Anda, untuk hidup bersama berdasarkan hukum Tuhan dalam sebuah pernikahan suci ? Bersediakah Anda untuk mencintainya, menemaninya, menghormatinya, dan menjaganya, dalam keadaan senang ataupun sulit ? dan setia padanya, untuk menjaganya hingga maut memisahkan ?" Prince Adrian menjawab, "Saya bersedia." Sekarang giliran Miss Wenda. Pendeta bertanya pada Miss Wenda, "Wenda Elizabeth (ceritanya), bersediakah Anda menerima pria ini sebagai suami Anda, untuk hidup bersama berdasarkan hukum Tuhan dalam sebuah pernikahan suci ? Bersediakah Anda untuk mencintainya, menemaninya, menghormatinya, dan menjaganya, dalam keadaan senang ataupun sulit ? dan setia padanya, untuk menjaganya hingga maut memisahkan ?" Miss Wenda menjawab, "Saya bersedia." Pendeta lalu berkata lagi, "Siapakah yang akan menyerahkan wanita ini untuk dinikahkan pada pria ini ?" Ayahnya Miss Wenda pun menyerahkan Miss Wenda pada pendeta. Kini, saatnya untuk janji pernikahannya. Prince Adrian memegangi tangan kanan Miss Wenda, dan mengucapkan janji pernikahannya, mengikuti apa yang dikatakan oleh pendeta. Di buku acara milik pendeta, di bagian janji pernikahan sudah diberi tanda kapan harus jeda, dan kapan harus berhenti. Ia menandainya sendiri dengan pulpen sebelum acara dimulai. Ia sengaja lakukan ini untuk mempermudah cara penyampaian janji pernikahannya sehingga bisa diulangi dengan baik oleh Prince Adrian. Tak lama, janji pernikahan pun diucapkan.
Pendeta: Saya, Adrian Arthur Philip Louis...
Adrian: Saya, Adrian Arthur Philip Louis...
Pendeta: ...menerima Wenda Elizabeth sebagai istri saya...
Adrian: ...menerima Wenda Elizabeth sebagai istri saya...
Pendeta: ...untuk memilikinya dan menjaganya mulai dari hari ini dan seterusnya...
Adrian: ...untuk memilikinya dan menjaganya mulai dari hari ini dan seterusnya...
Pendeta: ...dalam keadaan terbaik ataupun terburuk...
Adrian: ...dalam keadaan terbaik ataupun terburuk...
Pendeta: ...dalam keadaan kaya ataupun miskin...
Adrian: ...dalam keadaan kaya ataupun miskin...
Pendeta: ...dalam keadaan senang ataupun sulit...
Adrian: ...dalam keadaan senang ataupun sulit...
Pendeta: ...untuk mencintai dan membahagiakan...
Adrian: ...untuk mencintai dan membahagiakan...
Pendeta: ...hingga maut memisahkan...
Adrian: ...hingga maut memisahkan...
Pendeta: ...berdasarkan hukum kudus Tuhan...
Adrian: ...berdasarkan hukum kudus Tuhan...
Pendeta: ...dan dengan ini aku berikan kepercayaanku kepadamu.
Adrian: ...dan dengan ini aku berikan kepercayaanku kepadamu.
Prince Adrian dan Miss Wenda lalu memisahkan tangannya. Sekarang giliran Miss Wenda yang akan mengucapkan janji pernikahannya, dengan cara yang sama, mengikuti apa yang dikatakan oleh pendeta.
Pendeta: Saya, Wenda Elizabeth...
Adrian: Saya, Wenda Elizabeth...
Pendeta: ...menerima Adrian Arthur Philip Louis sebagai istri saya...
Wenda: ...menerima Adrian Arthur Philip Louis sebagai istri saya...
Pendeta: ...untuk memilikinya dan menjaganya mulai dari hari ini dan seterusnya...
Wenda: ...untuk memilikinya dan menjaganya mulai dari hari ini dan seterusnya...
Pendeta: ...dalam keadaan terbaik ataupun terburuk...
Wenda: ...dalam keadaan terbaik ataupun terburuk...
Pendeta: ...dalam keadaan kaya ataupun miskin...
Wenda: ...dalam keadaan kaya ataupun miskin...
Pendeta: ...dalam keadaan senang ataupun sulit...
Wenda: ...dalam keadaan senang ataupun sulit...
Pendeta: ...untuk mencintai dan membahagiakan...
Wenda: ...untuk mencintai dan membahagiakan...
Pendeta: ...hingga maut memisahkan...
Wenda: ...hingga maut memisahkan...
Pendeta: ...berdasarkan hukum kudus Tuhan...
Wenda: ...berdasarkan hukum kudus Tuhan...
Pendeta: ...dan dengan ini aku berikan kepercayaanku kepadamu.
Wenda: ...dan dengan ini aku berikan kepercayaanku kepadamu.
Keduanya lalu memisahkan tangannya lagi. Kakaknya Prince Adrian kemudian memberikan sebuah kotak yang berisi sebuah cincin. Kotak itu lalu dibuka dan diberikan pada pendeta. Pendeta lalu memberkati cincin tersebut.
Pendeta: Ya Tuhan, berkatilah cincin ini, dan perkenankanlah ia yang memberikannya dan ia yang akan memakainya akan tetap hidup setia satu sama lain, dan hidup bersama dalam cinta dan kasih hingga akhir hidup mereka. Dalam nama Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.
Jemaat: Amin.
Pendeta lalu memberikan cincin itu pada Prince Adrian dan lalu ia memasangkan cincin itu di jari manis tangan kiri Miss Wenda. Setelah terpasang dengan baik, Prince Adrian berkata... (mengikuti perkataan pendeta)
Pendeta: Dengan cincin ini, saya menikahimu...
Adrian: Dengan cincin ini, saya menikahimu...
Pendeta: ...dengan tubuhku, aku menghormatimu...
Adrian: ...dengan tubuhku, aku menghormatimu...
Pendeta: ...dan seluruh milikku denganmu akan kuberikan...
Adrian: ...dan seluruh milikku denganmu akan kuberikan...
Pendeta: ...dalam nama Bapa...
Adrian: ...dalam nama Bapa...
Pendeta: ...Anak...
Adrian: ...Anak...
Pendeta: ...dan Roh Kudus...
Adrian: ...dan Roh Kudus...
Pendeta: ...Amin.
Adrian: ...Amin.
Setelah sumpah diucapkan, sempat terdengar teriakan dari para penonton di luar. Meskipun belum resmi, tapi kebahagiaan sudah terasa dalam diri mereka. Pendeta lalu mengajak semua jemaat untuk berdoa. Prince Adrian dan Miss Wenda lalu berlutut di altar dan ikut berdoa. Para penonton pun juga ikut hening dan berdoa. Setelah doa selesai, Prince Adrian dan Miss Wenda berdiri lagi, dan pendeta menyatukan tangan keduanya, dan mengucapkan, "Segala yang telah dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia." Setelah itu, pendeta memberi pengumuman, "Setelah Adrian dan Wenda telah menyatakan janji mereka, dan telah disaksikan oleh Tuhan dan para jemaat yang ada disini, dan telah saling memberikan kepercayaannya satu sama lain, dan telah menyatakannya dengan memberikan dan menerima cincin, dan juga dengan penyatuan tangan, maka saya nyatakan bahwa kedua orang ini telah resmi menjadi pasangan suami-istri, dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, Amin." dengan kata "Amin" yang diucapkan secara bersama-sama oleh seluruh jemaat. Pendeta lalu melanjutkan dengan memberi pemberkatan pada keduanya, "Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, memberkati, melindungi, dan menjagamu, Tuhan telah mengarahkan dan melihat padamu, dan memberimu berkat, rahmat, dan damai sejahtera yang melimpah agar kalian dapat hidup bersama, dan bahagia selamanya. Amin." Setelah pemberkatan selesai, nyanyian pujian berikutnya dinyanyikan oleh seluruh jemaat. Prince Adrian dan Miss Wenda sekarang sudah resmi menjadi Prince Adrian dan Princess Wenda.
Saya langsung saja menceritakan bagian akhirnya, untuk mempersingkat cerita, sekali lagi saya beritahukan bahwa sebenarnya tidak ada yang menikah. Ini adalah khayalan Adrian dan Wenda yang saya tuliskan. Adrian dan Wenda masih ada dalam ruangan Royal Wedding dan sedang membayangkan diri mereka menjadi Pangeran William dan Kate Middleton. Mereka sedang dalam tingkat khayalan tertinggi, jadi mereka sedang dalam kondisi tidak sadar, jadi mohon dimaklumi... ini sebenarnya hanya khayalan mereka saja, dan juga khayalan saya, jadi tolong jangan dianggap sebagai hal yang serius ya... saya mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, dan saya minta maaf kalau terjemahan bahasa Inggris saya agak kacau. Untuk liturgi Royal Wedding, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang cukup tinggi tingkatannya, sehingga agak sulit untuk diterjemahkan secara langsung. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya sekali lagi kalau ada yang tidak berkenan. Sama sekali tidak ada yang menikah, dan ini hanya khayalan semata. Sekali lagi, cuma khayalan. Jadi tolong jangan dianggap serius. Ini hanya Fanfiction, cuma cerita, jadi ini hanya khayalan saja. Tolong semuanya mengerti. Kita lanjutkan.
Setelah penandatanganan beberapa berkas yang berhubungan dengan catatan sipil dan sertifikasi pernikahan, yang disaksikan oleh kedua orangtua mereka masing2, dan berdoa bersama di altar khusus yang ada di belakang altar utama, Prince Adrian dan Princess Wenda (maaf, bukan lagi Miss Wenda) bersiap untuk meninggalkan gereja untuk kembali ke istana. Mereka berdua kini berjalan bersama, karena status mereka yang sudah resmi jadi pasangan, dan mereka saling bergandengan tangan. Prince Adrian ada di sebelah kiri, sementara Princess Wenda ada di sebelah kanan, bila dilihat dari depan. Ketika mereka berdua sudah bersiap untuk berjalan melintasi aisle, semua jemaat berdiri, dan dengan diiringi bunyi terompet dan orkestra, mereka berdua berjalan melintasi aisle untuk keluar dari gereja. Tepat di depan Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh, mereka berdua berhenti dan memberi hormat. Keduanya menundukkan kepala pada Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh sebagai tanda penghormatan. Yang Mulia Ratu menerimanya dan lalu keduanya kembali berdiri. Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh lalu memberi ucapan selamat pada mereka. Setelah itu, Prince Adrian dan Princess Wenda menundukkan kepalanya sekali lagi, dan berjalan kembali melintasi aisle. Semua jemaat yang duduk paling depan, dekat dengan aisle, memberi hormat dan ucapan selamat pada pasangan baru ini. Ketika mereka sedang berjalan melintasi aisle, tiba2 Princess Wenda melihat ada delapan orang gadis cantik yang semuanya berdiri di belakang, mereka semua menangis terharu sambil memegangi tissue dan ada salah satu dari mereka yang memegang tulisan, "IT SHOULD HAVE BEEN ME..." yang ditulis di sebuah papan besar. Mereka semua memakai gaun dan topi yang unik. Warna pakaian mereka berbeda-beda. Princess Wenda mengenali mereka... mereka adalah teman2nya! Semua personil Cherrybelle yang tersisa... yang sepertinya envy berat dengan Princess Wenda. Yang memegang papan itu adalah Cherly lho... sementara yang lain hanya bisa memegangi tissue sambil menangis terharu. Dan sepertinya tanda2 air mata mereka akan berhenti belum terlihat. Tangisan mereka antara tangisan haru dan tangisan envy. Di satu sisi mereka sangat bahagia, namun di sisi lain, mereka semua envy dengan Princess Wenda, yang bisa menikahi pangeran ganteng yang juga merupakan idola dan incaran utama mereka... ketika Prince Adrian dan Princess Wenda lewat tepat di depan mereka, Cherly langsung membalikkan papannya, dan ada tulisan "CONGRATS MY SISTER... ENJOY AND LONGLAST!!!!!!! WE LOVE YOU... FROM ALL OF US, CHERRYBELLE." yang sudah ditandatangani oleh mereka. Princess Wenda langsung tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka. Anak2 Cherrybelle pun juga membalas dengan hal serupa, melambaikan tangannya, sambil membiarkan air mata mereka jatuh bebas bagaikan air terjun... tapi yang juga menarik adalah... di sisinya Prince Adrian, ada juga orang yang memberi selamat dengan membentangkan spanduk. Ada tujuh gadis cantik yang juga ada berdiri di belakang. Mereka semua juga memakai gaun dan topi, sama halnya dengan anak2 Cherrybelle, namun bedanya adalah, ketujuh gadis ini memakai warna baju yang sama, dan rancangan mereka sendiri. Mereka adalah anak2 7 Icons! Mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan, "CONGRATS YOUR HIGHNESS!!!!!!! BE HAPPY ALL THE TIME AND LONGLAST... FROM ALL OF US, YOUR BEST FRIEND, 7 ICONS." Mereka semua tidak menangis terharu, justru mereka senang melihat Prince Adrian bisa mendapatkan pasangan hidupnya. Prince Adrian pun hanya bisa tersenyum melihatnya dan juga melambaikan tangannya pada teman2nya itu. Di samping anak2 7 Icons, ada lagi Geng Seminyak, Rizky, Andi, dan Rico. Mereka semua memakai morning dress dan membentangkan sebuah spanduk juga, yang bertuliskan, "CONGRATS MY BROTHER... ENJOY YOUR DAY AND BE A GOOD HUSBAND!!!!!!" Melihat itu, Prince Adrian hanya bisa tertawa sambil menunjuk ke arah mereka. Dia lalu memberi acungan jempol dan tersenyum pada mereka. Itu hanya segelintir dari banyaknya ucapan selamat yang dialamatkan kepada Prince Adrian dan Princess Wenda. Para jemaat juga memberikan selamat, para pengawal kerajaan juga memberi selamat, para pemusik juga memberi selamat, para petugas gereja juga memberi selamat, pokoknya semua orang yang ada di dalam gereja itu memberi ucapan selamat, dan itu juga mengiringi perjalanan Prince Adrian dan Princess Wenda melintasi aisle menuju ke pintu keluar gereja. Setelah ini, mereka harus siap untuk menerima ucapan selamat yang lebih banyak lagi... karena masih banyak masyarakat yang ada di luar yang juga tidak mau ketinggalan memberi selamat saat kedua keluar dari gereja nanti.
Tidak lama kemudian, keluarlah Prince Adrian of Wales dan Princess Wenda Middleton dari gereja. Sambutan masyarakat pun sangat meriah. Mereka semua berteriak, bertepuk tangan, mengibarkan bendera kecil yang ada di tangannya, dan mengangkat papan yang berisi ucapan selamat. Tepat di depan Prince Adrian dan Princess Wenda, terdapat sebuah kereta kuda. Kereta kuda ini sudah cukup tua, dan desainnya cukup klasik, namun masih bisa digunakan dan terawat dengan baik. Ada empat ekor kuda yang akan menarik kereta ini, dan para penunggangnya sudah siap. Warna keretanya coklat, dan ada tanda kerajaan Inggris di bagian pintu, bagian depan kereta, dan bagian belakang. Warna kursinya merah, dan sepertinya tempat duduknya sangat empuk. Ada empat buah lampu bernuansa klasik, dua di depan dan dua di belakang. Dan ada empat buah roda, dua di belakang dengan ukuran besar, dan dua di depan dengan ukuran kecil. Kereta ini akan dipakai untuk membawa Prince Adrian dan Princess Wenda kembali ke istana. Di istana, acara jamuan makan siang sudah disiapkan. Ini adalah kereta 1902 State Landau. Kereta ini hanya akan ditempati oleh Prince Adrian dan Princess Wenda, dan kereta ini adalah kereta pertama yang akan berangkat ke istana. Namun, ketika mereka akan naik ke State Landau, ada masalah. Perlu diketahui, urutan pengantin dan keluarga yang keluar dari gereja adalah sebagai berikut. Prince Adrian dan Princess Wenda urutan pertama, disusul oleh kedua orangtua masing2, dengan posisi orangtua Prince Adrian ada di depan, dan orangtua Princess Wenda di belakang. Kemudian disusul oleh pendamping pengantin, disusul kemudian dengan anggota keluarga mempelai yang lain, kemudian Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh, dan lalu anggota keluarga kerajaan. Yang boleh naik kereta hanyalah keluarga mempelai, pendamping pengantin, dan Yang Mulia Ratu bersama Duke of Edinburgh. Sisanya, anggota keluarga kerajaan yang lain, akan naik mobil. Itu pun mereka harus menunggu lama, karena yang diprioritaskan adalah nama2 yang tadi sudah disebutkan di atas, atau yang akan naik kereta. Untuk yang naik mobil, nanti dulu... nah, apa masalahnya ? Ketika Prince Adrian dan Princess Wenda sedang berjalan menuju ke keretanya, tanpa mereka sadari kalau orangtua dari Prince Adrian langkahnya sangat cepat. Padahal seharusnya, ada jarak dan pengaturan langkah saat berjalan keluar dari gereja, agar keluarnya jadi teratur. Namun, saat itu langkah ayahnya Prince Adrian sedikit lebih cepat, hingga akhirnya sepatunya balapan dengan ujung gaun Princess Wenda. Ujung gaunnya tidak dipegangi, sehingga gaunnya hanya diseret saja. Karena sepatunya balapan dengan ujung gaun dan ujung gaunnya tidak dipegangi, akibatnya fatal. Tanpa disadari oleh Prince Adrian, Princess Wenda, ayahnya Prince Adrian, dan orang lain yang ada di situ, ayahnya Prince Adrian menginjak ujung gaun itu, dan membuatnya terlepas dari gaunnya. Jadi, gaun itu sekarang tidak berekor! Dan tentu saja ini membuat kaget Prince Adrian dan Princess Wenda, yang akan siap2 naik ke State Landau. Prince Adrian merasa ada yang aneh dengan gaunnya Princess Wenda, yang secara tiba2 jadi pendek dan tidak ada ekornya. Princess Wenda bahkan merasakan gaunnya sudah tidak berekor lagi. Mereka berdua pun lalu melihat ke belakang dan melihat ekor gaunnya sudah tergeletak di teras gereja dan diinjak secara tidak sadar oleh keluarganya yang lain! Princess Wenda yang tadinya sudah siap naik ke State Landau langsung turun dan panik. Prince Adrian pun tidak kalah panik. Dia langsung memperingatkan semua orang yang sedang berjalan (secara tidak sadar, karena pandangan mereka lurus ke depan) di teras gereja itu untuk menghindari ekor gaun Princess Wenda yang ada di sana. Prince Adrian berusaha memperingatkan mereka, namun tidak bisa. Semua anggota keluarganya berjalan tepat di atas ekor gaun yang terlepas itu, dan itu membuat Princess Wenda jadi makin panik. Prince Adrian pun juga paniknya jadi makin nggak ketulungan. Apalagi ketika mengetahui siapa yang akan lewat berikutnya... Yang Mulia Ratu! Prince Adrian pun langsung mencegat Yang Mulia Ratu dan memintanya untuk minggir, tapi tidak digubris oleh Yang Mulia Ratu dan Duke of Edinburgh. Mereka tetap lewat di atas ekor gaun itu. Lama-kelamaan ekor gaun itu jadi kotor karena diinjak oleh orang2 yang lewat di situ. Prince Adrian hanya bisa melihat ekor gaun itu diinjak-injak oleh para tamu undangan, karena sudah tidak bisa diperingatkan lagi, dan Princess Wenda pun hanya bisa pasrah sambil naik ke State Landau. Karena ia melihat Princess Wenda sudah naik ke State Landau, akhirnya Prince Adrian pun juga ikut naik ke State Landau dan tidak memedulikan soal ekor gaun yang sekarang sudah berubah jadi karpet jalan baru itu. Tapi ketika Prince Adrian naik ke atas State Landau, dan ada beberapa pengawal kerajaan yang juga ikut naik ke kereta itu, secara tiba2 kereta itu hancur! Rodanya patah, dan badan keretanya jatuh ke tanah. Kudanya pada panik, dan penunggangnya terlempar. Ternyata keretanya tidak kuat menahan beban yang terlalu berat, dikarenakan jumlah pengawal yang ikut naik ke kereta itu cukup banyak. Akibatnya, kereta itu pun hancur... dan buat yang ingin tahu jatuhnya seperti apa, lihat saja adegan2 styrofoam di Opera Van Java, kurang lebih adegannya seperti itu. Beruntung Prince Adrian dan Princess Wenda baik2 saja. Hanya saja... Princess Wenda jadi menangis meraung-raung ketika mengetahui keretanya hancur. Padahal sebenarnya... tidak ada kereta yang roboh. Yang ada adalah... Adrian dan Wenda tersandung tangga di ruangan Royal Wedding! Ketika mereka berdua terjatuh, mereka berdua sadar kalau mereka itu sebenarnya hanya berkhayal saja. Seperti yang tadi saya bilang, Adrian dan Wenda sedang berada dalam keadaan tidak sadar, jadi mereka pun berjalan berkeliling ruangan Royal Wedding itu juga dalam keadaan tidak sadar! Saking tidak sadarnya, mereka tidak tahu kalau di depan tempat pameran kereta State Landau itu ada anak tangga. Mereka pun akhirnya tersandung dan jadi bahan tertawaan para pengunjung yang ada di sana. Suara tertawaan merekalah yang membuat keduanya tersadar dari khayalan mereka. Adrian dan Wenda kemudian berdiri lagi dan saling melihat satu sama lain. Adrian melihat Wenda sudah kembali seperti biasanya, dan begitupun sebaliknya. Mereka pun jadi merasa aneh sendiri. Mereka berdua pun kemudian berusaha untuk menjernihkan pikirannya lagi, dan berusaha untuk tidak berkhayal lagi. Selama mereka berkhayal, mereka sudah melihat-lihat banyak benda yang dipamerkan di ruangan itu, mulai dari buku acaranya, replika Westminster Abbey, peta rute yang dilewati Pangeran William dan Kate Middleton menuju ke Westminster Abbey, yang ditampilkan lewat tiga media, yaitu replika, peta besar yang ditaruh di dinding ruangan, dan animasi 3D yang ditampilkan lewat TV, beberapa tayangan di TV yang menggambarkan suasana Royal Wedding saat itu, beberapa seragam kerajaan yang juga ikut dipakai oleh para pengawal kerajaan ketika itu, beberapa mobil yang dipakai untuk mengantarkan para tamu kerajaan menuju ke gereja, beberapa merchandise Royal Wedding, baik yang berasal dari pihak kerajaan ataupun dari pihak lain, beberapa spanduk atau poster yang berisi ucapan selamat, barang2 yang ditinggalkan para penonton saat parade Royal Wedding berlangsung, foto2 dari Royal Wedding, lengkap dengan urutan kejadiannya, dan sekarang, Adrian dan Wenda ingin melihat kereta2 yang akan dipakai untuk membawa rombongan kerajaan kembali ke istana. Ada empat kereta yang dipamerkan di ruangan itu. Ada 1902 State Landau, Ascot Landau, Semi-State Landau yang dipakai Yang Mulia Ratu, dan Semi-State Landau yang dipakai oleh keluarga kedua mempelai. Setelah melihat kereta2 itu, Adrian dan Wenda melihat sebuah foto besar yang dipasang di dinding ruangan, yang menggambarkan William dan Kate berciuman. Tepat di depan foto itu, terdapat replika suasana Istana Buckingham ketika audiensi umum dilakukan. Di sebelah foto itu juga terdapat TV yang menggambarkan adegan audiensi umum di Istana Buckingham. Beberapa barang yang ada saat audiensi umum itu juga dipamerkan dalam ruangan itu. Replika pesawat2 yang dipakai saat fly-past juga dipamerkan. Selain itu juga, foto2 ketika keluarga kerajaan berada di balkon istana juga diperlihatkan. Di foto2 itu dijelaskan mengenai siapa sajakah mereka, dan apa posisi mereka dalam kerajaan. Sekarang, barang berikutnya yang juga dipamerkan dalam ruangan ini adalah... kue pengantin. Untuk barang ini, sebuah etalase khusus disiapkan untuk memajang kue ini, yang sebenarnya hanya berupa replikanya saja. Mungkin yang aslinya sudah dimakan. Kue pengantinnya terdiri atas delapan tingkat, dan berbentuk seperti tangga. Semakin lama semakin kecil hingga ke atas. Untuk lima kue teratas, kuenya disatukan. Sementara kue2 yang ada di bawahnya, itu terdiri atas beberapa kue yang membentuk tangganya sendiri dan masih terpisah. Hiasannya berupa bunga2, yang banyak sekali jenisnya. Ada tanda kerajaan William dan Kate yang disatukan dalam kue ini, selain juga beberapa hiasan dalam kue ini. Selain pameran mengenai kue pengantinnya, juga diceritakan mengenai acara resepsi pernikahan William dan Kate yang digelar pada malam harinya. Secara tiba2, khayalan Adrian dan Wenda muncul lagi, dan mari kita lihat seperti apa khayalan mereka sekarang.
Istana Buckingham, 29 April 2011. Setelah acara pernikahan yang tadinya indah namun berakhir kacau, Prince Adrian of Wales dan Princess Wenda Middleton sekarang menghadiri acara resepsi pernikahan mereka yang berlangsung di ruang aula utama istana. Prince Adrian memakai tuxedo dan Princess Wenda memakai gaun yang berwarna putih yang ditambahkan dengan jas bulu warna putih. Tamu yang hadir cukup banyak, dan semuanya adalah tamu kehormatan. Menu2 makanan sudah disajikan dengan sangat mewah di meja2 yang telah disediakan. Tepat jam 8 malam, Prince Adrian dan Princess Wenda memasuki ruangan, diiringi dengan bunyi terompet oleh pemusik kerajaan. Semua tamu undangan yang ada di ruangan itu langsung memberi penghormatan pada mereka. Prince Adrian dan Princess Wenda kemudian duduk di sebuah kursi khusus, yang terbuat dari kayu berukir dan tempat duduk yang dilapisi kain beludru yang sangat indah dan empuk, dan menerima ucapan selamat dari para tamu undangan yang mendatangi tempat mereka duduk. Yah, seperti layaknya acara resepsi pernikahan yang ada di hotel2 mewah lah... hanya saja, untuk kali ini acaranya lebih mewah dan lebih khusus, karena yang menikah adalah seorang anggota keluarga kerajaan. Setelah satu jam menerima ucapan selamat dari para tamu undangan, Prince Adrian dan Princess Wenda diberi kesempatan untuk memberikan sambutannya. Keduanya lalu berdiri, dan dua buah standing mike disiapkan sebagai mimbar untuk keduanya. Princess Wenda yang terlebih dahulu berbicara pada para tamu undangan. Dalam sambutannya, Princess Wenda mengucapkan terima kasih pada semua tamu undangan yang telah hadir, dan semua yang telah memberikan ucapan selamat padanya dan Prince Adrian. Dia bilang kalau sejak mereka kembali dari gereja, ucapan selamat tidak ada henti2nya mengalir dari berbagai kalangan masyarakat dan berbagai media. Dia merasa sangat bahagia dan merasa sangat senang bisa mendapat kehormatan untuk mendampingi Prince Adrian dalam masa hidupnya. Ia juga mengharapkan doanya agar kehidupannya bersama Prince Adrian nanti akan berjalan dengan baik, hingga akhirnya nanti mereka menjadi pemegang tahta kerajaan. (Perlu diketahui, Prince Adrian adalah pewaris tahta kerajaan, meskipun dia punya seorang kakak laki2. Karena kakak laki2nya tidak siap menjadi pewaris tahta dan lebih memilih untuk bertugas di kemiliteran dan membantu yayasan2 sosial, akhirnya Prince Adrian yang diangkat sebagai pewaris tahta. Walaupun untuk menjadi raja, waktunya masih lama, karena ayahnya sampai sekarang belum menjadi raja... ini ceritanya seperti itu.) Princess Wenda juga mengharapkan dukungan dari semua kalangan masyarakat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping Prince Adrian dan membantunya dalam setiap pekerjaan yang akan ia dan Prince Adrian lakukan. Sambutan itu kemudian selesai, dan semua tamu pun bertepuk tangan. Setelah sambutan dari Princess Wenda, sekarang giliran sambutan dari Prince Adrian. Kebetulan, Prince Adrian sudah menyiapkan sebuah sambutan khusus yang ia tulis tangan dalam sebuah kertas. Ia sudah berlatih berhari-hari untuk dapat membawakannya dengan baik di hadapan para tamu kehormatan ini. Prince Adrian pun mengeluarkan kertasnya... dan tiba2 yang keluar adalah sebuah gulungan besar yang sangat panjang. Para tamu undangan pun langsung kaget, tapi kemudian Prince Adrian mengatakan kalau itu hanya kertas kosong, dan hanya sekedar bercanda. Sambutannya yang asli ada dalam sebuah kertas HVS yang sudah ia lipat hingga kecil dan ia masukkan dalam sebuah amplop. Ia lalu mengeluarkan amplop tersebut dan mengambil kertasnya. Amplopnya ia berikan pada Princess Wenda dan kertasnya ia buka, lalu ia membacakan sambutannya. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih atas semua sambutan yang telah diterima dari masyarakat, mulai dari saat mereka bertunangan, hingga hari pernikahannya. Ia berharap ini adalah sesuatu yang sangat baik untuk memulai hidup baru sebagai pasangan suami-istri yang bahagia dan berharap agar pernikahan ini menjadi yang pertama dan terakhir untuknya dan Princess Wenda. Para tamu undangan membalasnya dengan mengatakan kata "Amin" bersama-sama. Prince Adrian juga meminta maaf pada semua tamu undangan dan seluruh lapisan masyarakat apabila ada yang kurang berkenan selama masa persiapan pernikahan hingga hari pernikahannya. Ia mengatakan kalau itu semua karena masalah teknis, yaitu urusan protokoler kerajaan yang cukup ketat. Ia berharap agar semua orang bisa mengerti dan memaklumi hal ini, mengingat sejak Prince Adrian mengumumkan pernikahannya, urusan protokoler kerajaannya menjadi sangat ketat dan padat. Tapi ia berterima kasih atas semua perhatian yang sudah diberikan oleh masyarakat pada acara pernikahannya. Prince Adrian juga mengharapkan dukungan dan doa dari para tamu undangan dan semua lapisan masyarakat agar dalam perjalanan hidupnya nanti ke depan, bersama dengan Princess Wenda, berjalan dengan baik, bahagia, dan dapat berlangsung lama, hingga maut memisahkan. Para tamu undangan kembali lagi membalas dengan mengucapkan kata "Amin" secara bersama-sama. Sambutannya selesai, dan para tamu undangan bertepuk tangan. Setelah sambutan dari kedua mempelai, acara berikutnya adalah pemotongan kue pengantin. Kue pengantin pun dibawa masuk ke dalam tempat acara resepsi. Prince Adrian dan Princess Wenda lalu turun dari podium resepsi, dan berdiri di samping kue pengantin mereka. Beberapa orang pelayan pun juga ikut hadir untuk menyaksikan pemotongan kue itu. Seorang pelayan kemudian masuk dan memberikan pisau kue pada Prince Adrian. Pada saat itu, ada seorang tamu undangan yang sedang memakan pisang dan kemudian dia membuang kulitnya tepat di depan pintu masuk dapur. Apa yang akan terjadi kemudian ? Perhatikan. Nah, sekarang Prince Adrian dan Princess Wenda sudah siap untuk memotong kuenya. Mereka berdua memegang pisaunya, dan nantinya, mereka akan memotong pisaunya dari atas ke bawah, secara perlahan. Meskipun sebenarnya mereka hanya menggoreskan pisaunya di permukaan kuenya... ketika mereka sudah bersiap untuk memotong kuenya, tiba2 datanglah seorang pelayan yang membawa sebuah baki yang berisi makanan. Dia tidak sadar kalau ada kulit pisang di lantai, dan dia berjalan menuju ke arah kulit pisang itu. Akibatnya, dia menginjak kulit pisang itu dan langsung terpeleset. Langkah kakinya jadi tak terkendali, dan... dia menabrak kue pengantinnya tepat sesaat sebelum dipotong! Tentu saja Prince Adrian dan Princess Wenda kaget dan bertanya-tanya, dimana kuenya ? Ternyata kuenya sudah hancur ditabrak oleh pelayan itu... yang mukanya sudah penuh dengan kue. Ketika Prince Adrian memeriksa kondisi pelayannya, pelayannya hanya berkata dengan polos, "Maafkan saya, Yang Mulia, tapi harus saya katakan, kue ini enak sekali..." Prince Adrian pun hanya bisa menaruh tangannya di atas kepala. Princess Wenda menangis meraung-raung sekali lagi, dan langsung memukul2 Prince Adrian dengan gaya Cherrybelle sambil berkata, "Uh, bikin malu, bikin malu, bikin malu..." dan ucapan itu langsung membuat Adrian tersadar dari khayalannya karena ternyata Wenda benar2 melakukannya! Khayalan mereka pun berakhir dan mereka masih berdiri di depan replika kue pengantin itu. Adrian lalu bertanya pada Wenda, "Kamu kenapa jadi bergaya seperti anak kecil begitu ?" Wenda pun sedikit kebingungan dengan apa yang dikatakan Adrian itu, dan dia lalu membalas, "Emangnya tadi aku ngapain ?" Adrian lalu bertanya lagi, "Ya tadi kamu ngapain, sampai kamu bilang bikin malu bikin malu begitu ?" Wenda lalu bilang, "Aku nggak melakukan apapun kok..." tapi kemudian dia mendengar ada sesuatu yang berbunyi dari dalam tasnya. Ia lalu membuka tasnya dan ternyata Blackberry-nya berbunyi, dengan ringtone yang berbunyi, "Bikin malu bikin malu bikin malu..." persis seperti yang tadi Wenda katakan pada Adrian. Itu adalah ringtone khusus anak2 Cherrybelle. Ringtone itu khusus dibuat oleh anak2 Cherrybelle untuk dijadikan sebagai ringtone kontak BBM mereka. Hanya personil Cherrybelle yang punya ringtone ini, dan hanya digunakan untuk pesan BBM yang masuk. Nah, biasanya kalau sudah mendengar ringtone itu, Wenda sering kebawa menirukan suara Cherrybelle kalau sudah mengatakan kata itu. Bukannya latah sih, karena Wenda sebenarnya nggak latah. Dia hanya sering kebawa menirukan suara itu saja. Semua personil Cherrybelle juga sering mengalami hal ini kok, dan ini sering terjadi. Wenda lalu membuka pesan BBM-nya dan ternyata itu dari Cherly. Cherly menulis, "Hai Wenda... gimana nih, jalan2nya ?" Adrian lalu melihat pesan BBM-nya, dan dia pun tersenyum. Ia lalu bilang, "Ternyata Cherly kirim BBM ya ?" Wenda lalu menjawab, "Iya... maaf ya, bikin kaget..." Adrian lalu membalas, "Nggak apa2 kok. Terima kasih sudah membuatku sadar." Wenda lalu bilang lagi, "Sadar kenapa ?" Adrian lalu bilang, "Sepertinya aku berkhayal lagi." Wenda lalu menjawab, "Kamu berkhayal lagi ? Kamu kira cuma kamu saja ? Aku juga tadi berkhayal lagi lho... sampai ringtone tadi berbunyi..." Adrian lalu membalas, "Kamu berkhayal juga ? Hahahahaha... sepertinya kita harus berterima kasih pada Cherly setelah ini." Wenda lalu membalas, "Betul sekali." sambil membalas pesan BBM yang dikirimkan Cherly padanya. Setelah balasan BBM-nya terkirim pada Cherly, Adrian dan Wenda melihat-lihat lagi isi ruangan Royal Wedding itu. Setelah pameran kue pengantin, yang ada berikutnya adalah pameran foto2 William dan Kate dari masa ke masa, dari pertama kali bertemu hingga akhirnya mereka menikah. Sebuah foto resmi pernikahan mereka menjadi penutup dari semua rangkaian pameran Royal Wedding yang ada di ruangan itu. Adrian dan Wenda lalu keluar dari ruangan itu. Mereka sempat melihat lagi ke belakang dan melihat baju seragam Irish Guard dan gaun pengantin itu, dan mereka merasa kalau Prince Adrian of Wales dan Princess Wenda Middleton ada tepat di depan mereka dan melambaikan tangannya pada keduanya. Adrian dan Wenda bermaksud untuk membalasnya, namun mereka tiba2 menghilang. Adrian dan Wenda lalu saling melihat satu sama lain, dan mereka pun tersenyum. Wenda lalu bertanya pada Adrian, "Mau ke paviliun mana lagi ?" Adrian menjawab, "Kita lihat saja nanti. Sekarang kita keluar dulu dari sini." Wenda lalu membalas, "Oke." dan kemudian keduanya pun pergi melanjutkan jalan2 mereka di kawasan World Fair. Acara mereka di paviliun Inggris telah selesai.
Cerita Adrian dan Wenda di World Fair masih panjang. Mereka baru mengunjungi paviliun Inggris, dan masih banyak paviliun2 negara lainnya di luar sana. Seperti apa cerita Adrian dan Wenda di paviliun negara lainnya ? Itu akan diceritakan di bagian berikutnya. Adrian and Wenda at the World Fair masih belum selesai. Ceritanya masih panjang, dan masih akan terus berlanjut. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Tetap stay tune terus di blog saya, karena segmen spesial Fanfiction 7 Icons, Adrian and Wenda at the World Fair akan segera berlanjut ke bagian berikutnya. Remember, it's just a Fanfiction. Jangan dianggap serius, termasuk adegan2 Royal Wedding yang ada di atas.
BERSAMBUNG... (ke part 16f)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar