Remember, it's just a Fanfiction.
7 Icons masih menjalani training, dan hasilnya sejauh ini sudah sangat baik. Latihan mereka sekarang sudah mulai diarahkan untuk perform di atas panggung. Itu berarti, latihan dance dan latihan vokal sudah mulai digabung menjadi satu. Tentunya itu adalah sesuatu yang sulit, karena sekarang mereka tidak hanya harus ngedance, tapi juga harus bernyanyi. Tapi tak jadi masalah buat para personil 7 Icons karena Adrian sudah menyiapkan trik khusus bagaimana cara mempertahankan kondisi suara pada saat bernyanyi dan menari di atas panggung. Latihan pengaturan napas dan cara pengambilan suara menjadi trik utama untuk mengakali masalah tersebut. Semuanya sudah diajarkan oleh Adrian dan sudah dilakukan oleh para personil 7 Icons. Di tengah masa training tersebut, ada satu permintaan dari para personil 7 Icons pada Adrian, dan harapannya, Adrian bisa mengabulkan permintaan tersebut. Rencana para personil 7 Icons untuk tinggal dalam satu rumah membuat mereka memberi sebuah permintaan pada Adrian untuk mencarikan rumah baru untuk mereka. Rumah permintaan mereka nggak rumit2 amat kok. Hanya sebuah rumah sederhana dengan tujuh kamar dan fasilitas lengkap, kalau mau ditambah. Pertanyaannya satu. Ada nggak rumah yang seperti itu di Jakarta ? Biasanya kalau rumah seperti itu ada dua jenisnya di Jakarta: satu, rumah kost, dan kedua, rumah mewah. Karena jumlah kamarnya sudah standar rumah mewah kelas atas... tapi para personil 7 Icons yakin rumah seperti itu ada di Jakarta. Namun masalahnya, untuk menemukan rumah yang seperti itu, peluangnya sangat kecil, dihitung dari lokasi dan ketersediaan. Adrian pun sampai kebingungan mau cari di mana rumah2 yang seperti itu. Di tengah kebingungannya, ia mendapat ide. Inilah yang akan ia lakukan.
DAY 11
Di taman sekolah, Rizky, Andi, dan Rico sedang ngobrol2. Mereka semua sedang bercanda seperti biasa. Bahkan Rico hingga bernyanyi lagu dangdut sambil berjoget, mengundang tawa dari Rizky dan Andi. Di saat mereka sedang ngobrol2 itu, datanglah Adrian, yang sejak tadi mencari mereka bertiga. Mengetahui ketiga temannya sedang berada di taman, Adrian langsung merubah arah berjalannya dan masuk ke dalam taman, menghampiri ketiganya. Mengetahui teman mereka datang, ketiganya langsung mengarahkan pandangannya pada Adrian.
Rizky: Weh, bro... apa kabar ? Tumben nih datengin kita lagi... ada apa nih ?
Andi: Iya nih... ada angin apa bro kita datang kemari ?
Adrian: Gw minta bantuan kalian.
Rizky: Bantuan ? Itu sih kecil kalau buat kamu, bro... minta bantuan apa ?
Adrian: Gw pengen kalian cariin rumah buat anak2 7 Icons.
Andi: Hah ? Rumah ? Serius nih ? Bukannya udah pada punya rumah mereka ?
Adrian: Mereka sekarang punya rencana untuk tinggal bertujuh. Kemarin saat training, gw baru tahu kalau ternyata beberapa anak 7 Icons tidak tinggal dengan orangtua mereka.
Rico: Beneran tuh ? Siapa aja tuh yang tinggalnya jauh dari orangtua ?
Adrian: Angel, PJ, Natly, Vanila, sama Mezty. Mereka semua ada yang tinggal dengan keluarga mereka dan ada yang nge-kost. Mereka semua asalnya jauh dari sini.
Andi: Emangnya, mereka berlima dari mana ?
Adrian: Angel, PJ, Natly, sama Vanila dari Surabaya, Mezty dari Bandung. Mereka semua dikirim ke sini untuk bersekolah.
Rizky: Wah hebat banget kalau begitu... kenapa mereka nggak sekolah aja di daerahnya masing2 ?
Adrian: Mereka soalnya bilang kalau disini sekolahnya bagus, jadinya mereka dikirim ke sini.
Andi: Oh, begitu. Terus, kalau yang dua lainnya, Gc dan Linzy ?
Adrian: Mereka semua memang tinggal disini, tapi orangtua mereka sibuk. Mereka sih sudah diizinin...
Rico: Oh, jadi pada ikut2an, begitu ?
Adrian: Semacam itulah.
Rizky: Terus, kriteria rumah mereka seperti apa ?
Adrian: Rumah sederhana, tapi ada tujuh kamar. Bisa nggak kalian cariin ?
Andi: Wah, kalau itu sih... tanyakan pada Rico... dia kan ayahnya pengusaha properti... pemilik developer perumahan dan apartemen... pasti dia tahu rumah yang seperti itu...
Rico: Rumah sederhana dengan tujuh kamar ? Itu sih rumah mewah namanya... mana ada yang sederhana...
Adrian: Tapi kata Angel ada. Di daerah Jakarta Selatan sama Jakarta Barat ada...
Rico: Nggak mungkin. Nggak mungkin ada. Biasanya kalau rumah yang seperti itu rumah mewah. Kalau mau, mendingan beli apartemen...
Adrian: Mereka nggak mau apartemen. Soalnya mereka sudah punya... tapi ditarik sama label.
Andi: Ditarik ? Ditarik kenapa ?
Adrian: Kan mereka bubar. Dulu kalian baca kan, surat pernyataannya ? Semua fasilitas penunjang 7 Icons ditarik setelah mereka tandatangan surat itu. Ingat kan ?
Andi: Oh, iya ya...
Rico: Jadi mereka hanya mau rumah aja nih ?
Adrian: Ya. Ada kan, rumah yang seperti itu ?
Rico: Yah, sebenarnya sih ada... tapi rumah kost2an. Mau ?
Adrian: Mereka nggak mau rumah yang seperti itu, Rico. Mereka mau rumah yang seperti rumah biasa pada umumnya, tapi dengan tujuh kamar. Pasti ada kan, rumah seperti itu ?
Rico: Gw belum pernah dengar rumah yang seperti itu. Tapi kalau melihat lokasinya, mungkin aja sih ada, tapi gw bilang nggak mungkin ada rumah yang seperti itu.
Adrian: Ya, makanya kamu cari... gw tugasin kalian bertiga untuk cari rumah itu... gw melatih anak2 7 Icons, kalian terjun ke lapangan buat cariin rumah buat mereka. Gw yakin pasti ada...
Rizky: Yah, kalau untuk itu sih, kita bakal cariin... tapi kalau gw dengar kata si Rico... bisa aja rumah yang seperti itu nggak ada. Gw juga pernah lihat2 di sekeliling tempat gw tinggal nggak ada rumah yang seperti itu...
Adrian: Ya wajar karena kamu tinggalnya di daerah pinggiran... tapi pokoknya, ada atau nggak ada, kalian cari rumah itu. Please, demi anak2 7 Icons. Mereka sekarang lagi semangat2nya untuk bisa tampil lagi. Minimal kalian bisa bantu mereka sekali aja, untuk ini...
Andi: Anak2 7 Icons lagi semangat2nya untuk bisa tampil lagi ? Eh, omong2 gimana training-nya ? Bagus ?
Adrian: Progresnya mantap! Mereka benar2 pengen tampil lagi. Semua latihan mereka jalani dengan serius... gw sampai salut sama mereka... latihannya bener2...
Rizky: Ya, wajar... mantan superstar... ya kan ?
Adrian: Iya juga sih... tapi kan setidaknya ada usahanya juga...
Rizky: Kalau untuk itu sih lumayan... eh, gw penasaran nih, lu ngelatih mereka di mana sih ? Gw lama2 jadi envy tiap kali pulang sekolah semobil terus sama anak2 7 Icons...
Adrian: Kalau itu gw nggak bisa bilang. Tempatnya rahasia. Nggak boleh dikasih tahu.
Andi: Pelit lu sama temen... udah sih bilang aja di mana ?
Adrian: Sorry bro... nggak bisa... untuk ini, gw nggak bisa... kasihan anak2 7 Icons nanti latihannya terganggu... mereka ini sedang tidak mau dan tidak bisa diganggu. Oke ?
Rico: Nggak oke... biasanya kalau sudah tentang 7 Icons lu pasti kasih tahu kita2... masa yang ini nggak boleh ? Pelit lu...
Adrian: Sorry, ini sudah komitmen... ini permintaan dari anak2 7 Icons sendiri... permintaan mereka ya... mau nggak mau harus dituruti, walaupun berat sekalipun... sebenarnya gw juga mau bilang, tapi si Angel sudah ngancem kalau gw bilang2 soal tempat training-nya... nanti gw dibejek-bejek...
Andi: Ya bilang aja diam2... kalau diam2, si Angel nggak akan bejek2 kamu kan ? Tenang aja sih...
Adrian: Maaf, tetap nggak bisa... gw nurut sama Angel... tetap gw nggak akan bilang...
Andi: Hah... payah... penakut lu...
Rizky: Tahu nih... sama cewek takut... hahahah... nggak laki!
Adrian: Masa bodoh nggak laki. Yang penting gw ngelakuin tugas gw... eh, tapi kalian semua pada cariin rumah itu ya... minimal di Jakarta Barat sama Jakarta Selatan... itu aja... kalau nggak ada, baru pindah ke tempat lain... oke ? Bisa dikerjain nggak ?
Rizky: Itu sih gampang, Adrian... kita jabanin! Kita bakal cariin rumah itu buat lu dan anak2 7 Icons... tapi kalau misalnya nggak ada, kita kasih rumah mewah nggak apa2 ya ?
Adrian: Terserah kalian. Gw serahin semuanya pada kalian. Terserah, mau rumahnya seperti apa, asalkan semua kriteria terpenuhi. Rumah sederhana dengan tujuh kamar dan fasilitas lengkap. Mengerti ?
Rico: Siap, bro... kita bakal lakuin... pokoknya apapun, demi kamu, kita lakukan...
Adrian: Bagus... sekarang perhatiin instruksi gw. Begitu kalian dapetin rumah yang sesuai atau mendekati dengan kriteria itu... kalian langsung foto dan korek informasi yang banyak tentang rumah itu. Catat semua informasinya... kalau bisa, setelah fotonya dicetak, pindahkan informasinya, tulis di belakang fotonya. Kalau kalian sudah dapatkan semuanya, kasih ke gw, nanti gw akan teruskan kepada anak2 7 Icons. Mereka yang nantinya akan memilih. Gw kalian waktu... sampai satu minggu ke depan. Kalian semua mengerti ?
Rizky, Andi, Rico: Mengerti, bos!
Adrian: Bagus... kalau gw ada waktu, gw akan minta laporan pada kalian. Handphone kalian standby selama masa tugas. Mungkin nanti sore setelah training atau malam hari gw hubungi kalian, dan gw harap kalian sudah mendapatkan hasil. Ngerti ?
Rizky: Ngerti bos! Tapi kalau misalnya nggak dapat ?
Adrian: Cari sampai dapat. Minimal satu rumah per hari. Kalau sudah terlalu malam, jangan dipaksa. Langsung pulang, lanjut lagi besok siang setelah sekolah. Begitu seterusnya. Oke ?
Andi: Oke bro... semua instruksi telah dimengerti.
Adrian: Dan Rico, kalau bisa... tanya ayahmu soal rumah yang kriterianya seperti ini ada atau nggak. Mungkin siapa tahu dia lebih mengerti dan kamu belum tahu.
Rico: Itu sih gampang, Adrian. Hanya saja ada masalahnya... ayah gw sibuk... kadang2 baru bisa pulang malam... mungkin saat itu baru gw bisa tanya... tapi akan gw upayakan yang terbaik.
Adrian: Bagus. Kalau begitu, semua sudah mengerti tugasnya ? Kalian semua bisa mulai mencari hari ini atau mulai besok. Yang pasti kalian semua harus bekerja, karena nanti gw akan minta laporan dari kalian.
Rizky: Mungkin kita baru bisa mulai besok. Kita bertiga harus koordinasi dulu...
Adrian: Baiklah. Pokoknya, aku minta foto dan informasinya saja. Nggak peduli gimana cara kalian mendapatkannya. Karena itu yang terpenting. Oke ? Kalau semuanya sudah jelas, sekarang gw mau pergi dulu ke kantin. Buat kalian semua, selamat bertugas.
Rico: Oke bro... terima kasih!
Andi: Thank you bro... kita akan kerjain semuanya! Tenang aja!
Adrian lalu memberi acungan jempol pada ketiganya sambil berlalu meninggalkan mereka menuju kantin. Sekarang Adrian sudah punya bantuan yang akan terjun ke lapangan untuk mencarikan rumah yang diinginkan oleh para personil 7 Icons. Kini Adrian hanya tinggal berkonsentrasi melatih anak2 7 Icons sambil menunggu laporan dari teman2nya. Setelah ia berhasil mendapatkan bantuan, ia pun memberitahukan hal ini pada anak2 7 Icons saat latihan vokal berlangsung.
PJ: Hah ? Lu minta bantuan Rizky, Andi, sama Rico ? Emang mereka bisa ?
Adrian: Ya, gw berharap demikian... tapi beruntung ayahnya Rico itu pengusaha properti, jadi minimal dia ngerti2 sedikit lah soal rumah yang bagus seperti apa...
PJ: Bagus sih kalau begitu... tapi gw terlalu yakin Rizky dan Andi bisa ngelakuin tugas ini...
Adrian: Mereka mah tugasnya ringan. Cuma nganterin Rico, catet2 informasi, sama foto2in rumah, itu saja.
PJ: Dari mana kamu tahu rencana itu ?
Adrian: Mereka sendiri yang bilang... gw ketemu lagi sepulang sekolah, sebelum ketemu kalian...
PJ: Yah, oke lah... kalau begini... gw berharap aja semuanya bisa berjalan dengan baik...
Adrian: Mudah2an... soalnya gw juga sebenarnya nggak terlalu yakin mereka ngerti tugasnya atau tidak... ya sudah, sekarang kita mulai saja latihannya...
Siang itu, latihannya adalah latihan vokal, dan yang sekarang dilatih adalah para personil ketika mereka menyanyikan lagu Playboy dari awal hingga akhir. Semua personil 7 Icons menyanyikan lagu Playboy dari awal hingga akhir, dan Adrian akan memperbaiki beberapa bagian yang menurutnya perlu untuk diperbaiki. Latihannya dilakukan dengan dua cara, satu dengan musik, dan lainnya tanpa musik. Latihan tanpa musik adalah yang paling diprioritaskan, karena disitulah Adrian ingin mendengar seperti apa vokal dari para personil 7 Icons dan memperbaikinya. Latihan dengan musik tujuannya adalah untuk menyesuaikan antara suara dan melodi lagunya. Latihannya berlangsung santai, dan Adrian sekarang sudah mengambil kesimpulan kalau vokal anak2 7 Icons untuk lagu Playboy sudah kembali. Tinggal beberapa kali latihan lagi, ditambah latihan dance, 7 Icons sudah siap untuk perform lagu Playboy di atas panggung kembali.
DAY 12
Di saat Rizky, Andi, dan Rico sedang melaksanakan tugas dari Adrian untuk mencarikan untuk anak2 7 Icons, Adrian dan anak2 7 Icons berlatih dance. Kali ini, latihannya adalah... simulasi perform. Di sini, Adrian sudah mengkondisikan semuanya seperti berada di atas panggung, dengan menaruh beberapa kursi di sekeliling tempat anak2 7 Icons akan perform. Tempat perform-nya sudah ditandai dengan lakban. Adrian membuat sebuah persegi panjang besar dengan lakban2 itu, dan anak2 7 Icons akan tampil di dalamnya. Mereka tidak boleh melewati garis lakban itu. Adrian juga sudah membawa sebuah radio, CD Player, camcorder, dan laptop. Radio digunakan untuk memutar sebuah kaset yang berisi rekaman suara penonton (padahal itu direkam dari pertandingan Liga Inggris dan Liga Spanyol), untuk memberi kesan bahwa 7 Icons sedang berada di atas panggung dan ditonton oleh orang banyak. CD Player dipakai untuk memutar CD lagu Playboy, camcorder berfungsi untuk merekam simulasi konser itu, dan laptop digunakan untuk melihat hasil rekaman camcorder. Adrian sendiri duduk di kursinya sambil melihat anak2 7 Icons perform, sambil juga mengaktifkan alat2 canggihnya, baik itu radio, CD Player, camcorder, dan laptop. Sebelum simulasi dimulai, Adrian meminta anak2 7 Icons untuk rileks, fokus, dan konsentrasi terhadap apa yang sudah diajarkan. Adrian percaya kalau anak2 7 Icons akan berhasil dalam simulasi ini. Simulasi ini bisa dianggap sebagai tes perform-nya. Jika anak2 7 Icons berhasil, maka ini akan menjadi progres yang besar dalam latihan mereka.
Simulasi pun dimulai. Anak2 7 Icons tampil, dan Adrian menilai dari kursinya. Adrian hanya ingin melihat apakah mereka bisa tampil dengan lancar, tanpa hambatan, dari awal hingga akhir. Baru kemudian Adrian akan menilai perform mereka. Adrian memperhatikan dengan serius perform 7 Icons ini, meskipun ini hanya sekedar simulasi saja. Ia sudah seperti menonton perform 7 Icons di TV. Wajahnya agak sedikit tegang pada awalnya, khawatir kalau mereka masih kacau penampilannya. Tapi kemudian ia sedikit demi sedikit mulai tersenyum, apalagi di bagian2 akhir, karena 7 Icons sudah bisa tampil dengan baik dan kompak. Ketika lagunya selesai, ia sudah tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya, dan ia pun bertepuk tangan sambil berdiri. Simulasi perform mereka yang pertama sukses. Anak2 7 Icons juga merasa tidak menyangka kalau perform mereka sudah kembali normal. Mereka pun langsung kegirangan. Adrian juga merasa lebih tenang. Simulasi pertamanya sudah selesai dan sukses. Adrian lalu memperbolehkan anak2 7 Icons untuk beristirahat, dan sambil beristirahat, mereka menonton video simulasi tadi lewat laptop Adrian. Adrian menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk simulasi berikutnya. Setelah istirahat, Adrian berencana untuk melakukan latihan dance sebentar, setelah itu dilanjutkan dengan simulasi kedua. Simulasi ini harus sering diulang-ulang, agar anak2 7 Icons bisa lebih terbiasa dengan suasana panggung dan penontonnya. Anggap saja sebagai pemanasannya. Selang 30 menit kemudian, setelah menonton video itu berulang-ulang dan mempelajari video itu, latihan dance pun dilakukan. Karena 7 Icons sudah hapal gerakannya, mereka berlatih sendiri, dan Adrian hanya memperhatikan. Sambil ia memperhatikan 7 Icons berlatih, Adrian mencatat seperti apa hasil simulasi pertama dan apa yang ia dapat dari video simulasinya. Catatannya cukup panjang, sekitar tiga halaman, dan semuanya ia tulis dengan sangat cepat. Ia juga sambil menggambarkan beberapa ilustrasi untuk memperjelas penjelasannya. Setelah ia mencatat semua hasil evaluasinya, ia melihat latihan 7 Icons sebelum melakukan simulasi kedua. Lima menit kemudian, Adrian menghentikan latihan, dan mempersiapkan simulasi kedua untuk anak2 7 Icons.
Di simulasi kedua ini, Adrian ingin melihat tiga hal: suara, terutama kualitas vokal, gerakan dance, dan kekompakan para personil. Karena ingin menilai vokalnya, Adrian memasangkan mikropon mini pada setiap personil, dan menghubungkannya pada laptop. Adrian juga memakai headset dan duduk di belakang meja. Di atas meja itu laptop sudah disiapkan dan di samping kanannya ada camcorder. CD player dan radio ada di samping kirinya dan siap untuk diaktifkan. Ketika semuanya sudah siap, Adrian mengaktifkan semua alatnya dan simulasi kedua dimulai. Di saat anak2 7 Icons tampil, Adrian sibuk melihat ke arah layar laptopnya, sambil mendengarkan suara para personil 7 Icons dan melihat gelombang suara yang dihasilkan. Di laptopnya, Adrian mengaktifkan tiga program, yaitu program camcorder-nya, program movie viewer, untuk melihat rekaman camcorder yang sedang berlangsung, dan sebuah program khusus untuk melihat gelombang suara dan frekuensi suara yang dihasilkan lewat suara yang tertangkap oleh mikropon. Dalam program ini, yang muncul di monitor adalah gelombang suaranya. Dari sini Adrian bisa tahu seperti kualitas vokal para personil 7 Icons secara visual. Kalau secara audio-nya bisa didengar lewat headset. Adrian mendengar dan memperhatikan semuanya dengan sangat hati2 dan detail. Ini untuk memastikan semuanya berjalan baik. Bagaimana hasil simulasinya ? Semuanya sempurna. Vokalnya bagus, dance-nya bagus, dan semuanya kompak. Ini sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Adrian. Perform 7 Icons sudah ada di jalan yang benar sekarang, dan kalau misalnya dilatih terus, bukan tidak mungkin 7 Icons akan lebih keren lagi daripada sebelumnya. Semua personil 7 Icons merasa sangat senang dengan suksesnya dua simulasi ini, dan kini mereka semakin bersemangat dan tidak sabar untuk segera tampil lagi. Tapi mereka juga sadar kalau masih ada banyak latihan yang harus dilakukan untuk dapat benar2 mengembalikan penampilan mereka kembali.
Malam harinya, Adrian menghubungi Rizky, Andi, dan Rico di rumahnya. Dia bertanya soal pencarian rumah untuk anak2 7 Icons. Mereka melaporkan bahwa hasil pencarian mereka sudah langsung menunjukkan hasil. Ada beberapa rumah di pinggiran Jakarta Selatan yang sesuai atau mendekati kriteria Adrian yang berhasil ditemukan. Semuanya sudah difoto dan informasinya sudah berhasil dikumpulkan. Sekarang, ketiganya sedang dalam perjalanan pulang. Mereka bilang, ada banyak hal yang nantinya akan diceritakan saat di sekolah nanti. Adrian mengerti, dan meminta mereka untuk menyimpan informasi itu hingga jam istirahat sekolah besok.
DAY 13
Sekarang latihan vokal. Hari itu Adrian memberi kesempatan pada anak2 7 Icons untuk memilih satu lagu yang mereka suka, untuk kemudian dinyanyikan di hadapan Adrian. Karena lagu Playboy sudah tinggal berlatih dalam simulasi saja, maka sekarang latihan dialihkan ke lagu lain. Untuk mengisi waktu, anak2 7 Icons diperbolehkan untuk menyanyikan lagu kesukaan mereka, dan nanti Adrian akan menilai vokal mereka. Sebenarnya, tidak hanya vokal yang dinilai di sini. Adrian juga ingin menilai kepedean anak2 7 Icons di saat mereka harus bernyanyi sendiri. Mungkin nggak akan ada kesempatannya untuk setiap personil 7 Icons bisa bernyanyi sendiri secara penuh, tapi Adrian tetap memasukkan kegiatan ini dalam latihan para personil 7 Icons untuk lebih menumbuhkan rasa percaya diri setiap personil. Satu per satu personil berdiri di depan meja dan bernyanyi di hadapan teman2nya, dan juga Adrian. Untuk bisa melihat penampilan mereka, Adrian pun sampai memindahkan kursinya ke dekat kursi tempat Natly duduk. Adrian tidak berbicara soal vokal disini, ia hanya menulis apa yang ia dengar dari orang yang bernyanyi di depannya, dan kemudian memberitahukan semuanya setelah semua personil 7 Icons sudah maju ke depan. Adrian melihat kalau semua personil 7 Icons sudah mulai mendapatkan kepedeannya kembali. Mereka semua bernyanyi dengan penuh semangat, vokal yang baik, dan bahkan penuh ekspresi. Mungkin keberhasilan simulasi itu telah berhasil membuat semua personil 7 Icons bersemangat, dan mereka jadi tidak ragu untuk berekspresi. Adrian sangat senang bisa melihat mereka mendapatkan kepedeannya kembali.
Malam harinya, ia ngobrol dengan Rizky, Andi, dan Rico lagi. Ia bertanya soal kemajuan misinya. Apakah mereka dapat rumah lagi atau tidak. Ternyata, mereka berhasil dapat empat rumah lagi. Semuanya sudah difoto dan dikorek informasinya. Mereka kini mencari hingga ke Jakarta Barat. Di sana, ternyata lebih banyak lagi rumah yang ditemukan. Mereka menghitung lebih dari empat rumah yang berhasil ditemukan. Adrian lalu berkesimpulan bahwa banyak rumah yang sesuai kriterianya di sana, jadi Adrian meminta mereka untuk kembali ke daerah itu dan kemudian mencari lagi rumah2 yang sudah mereka temukan, namun belum sempat mereka korek informasinya. Pencarian kini dilakukan di daerah Jakarta Barat. Soal rencana2 lainnya, Adrian akan membahasnya bersama yang lain di sekolah.
DAY 14
Sudah tepat dua minggu training berjalan. Hari itu latihan dance sekaligus simulasi perform lagi. Tapi ada bedanya dengan simulasi sebelumnya. Kalau dulu simulasi dulu baru latihan, sekarang latihan dulu baru simulasi. Adrian sudah merencanakan akan ada tiga kali simulasi secara berurutan, diselingi istirahat 15 menit di setiap simulasinya. Latihannya satu setengah jam. Di sini hanya mengulang-ulang saja, Adrian hanya ingin memastikan kalau semuanya berjalan baik2 saja dan anak2 7 Icons siap untuk menjalani simulasi ketiga. Setelah beberapa kali latihan, dan Adrian memastikan kalau semuanya sudah siap, simulasi ketiga dimulai. Alat2nya sama seperti sebelumnya. Radio, CD Player, camcorder, dan laptop. Adrian duduk di belakang meja dan hanya melihat dari layar laptop-nya sambil memasang headset, dan anak2 7 Icons tampil seperti biasa, dalam kondisi mereka seperti ada di atas panggung. Sesudah simulasi selesai, para personil 7 Icons beristirahat sambil melihat video rekaman camcorder Adrian. Sambil mereka menonton, Adrian menjelaskan apa evaluasi yang ada di simulasi tadi. Setelah melihat videonya, simulasi dilanjutkan lagi, dan seterusnya. Pada akhirnya, semua simulasi itu berhasil, dan anak2 7 Icons sudah semakin bagus perform-nya, dan mereka sudah benar2 kembali. Adrian sangat puas, dan ia bisa mengambil kesimpulan, kalau... latihan 7 Icons untuk lagu Playboy sudah berhasil. Adrian kini bisa melanjutkan training ke bagian berikutnya. Tapi... kebingungan langsung melanda Adrian... mau latihan apa untuk berikutnya ?
DAY 15
Sekarang, masa training sudah memasuki setengah bulan, dan misi pertama training untuk mengembalikan perform anak2 7 Icons saat tampil dengan lagu Playboy sudah selesai, meskipun nantinya akan tetap dilatih terus. Yang sekarang jadi perhatian Adrian berikutnya adalah melatih 7 Icons untuk bisa menyanyikan lagu2 lain selain Playboy, mengingat 7 Icons sebenarnya masih menyimpan stok lagu yang banyak. Masalahnya satu. Adrian belum pernah mendengar lagu2 itu. Liriknya saja ia tidak tahu... satu2nya lagu 7 Icons yang ia tahu hanya Playboy. Itu saja. Adrian pun jadinya harus berpikir bagaimana caranya untuk mengisi waktu dalam masa training agar anak2 7 Icons tidak merasa jenuh. Di saat dia sedang berpikir itu (saat Adrian sedang berpikir, ia sedang duduk), tiba2 muncul dua orang siswa SMA Cambridge, yang satu cewek yang satu cowok, mendatangi majalah dinding dan menempelkan sebuah poster berisi ajakan buat semua siswa-siswi SMA Cambridge untuk menjadi sukarelawan pengumpul sumbangan untuk korban gempa dan gunung meletus. Adrian lalu melihat poster tersebut, dan ia langsung mendapat ide. Apa idenya Adrian ? Ia akan mengajak anak2 7 Icons untuk menjadi sukarelawan untuk mengumpulkan sumbangan tersebut. Ia pun langsung kembali ke kelasnya dan memberitahukan rencana itu pada anak2 7 Icons. Mereka pun langsung setuju dan langsung mendaftar ke OSIS. Anak2 7 Icons yang mendaftar duluan, kemudian disusul Adrian. Pengumpulan sumbangan akan dilakukan setelah sekolah dan lokasinya di beberapa perempatan jalan di Jakarta (tenang ini sudah ada izinnya kok, ceritanya...), dan semua sukarelawan boleh melakukan hal apapun untuk mengumpulkan sumbangan, asalkan jangan memaksa. Mereka berdelapan pun akhirnya diterima sebagai sukarelawan, bersama juga dengan beberapa orang lain. Karena acaranya akan dilakukan setelah sekolah, berarti training hari itu ditiadakan.
Anak2 7 Icons dan Adrian diterjunkan di sebuah sudut setopan jalan. Sementara sukarelawan yang lain ditempatkan di tempat lain. Mereka berdelapan dibekali dengan empat kardus seukuran kardus air minum dalam kemasan yang sudah ditandai dengan logo SMA Cambridge dan di sisi lainnya terdapat tulisan "PEDULI BENCANA ALAM". Karena hanya ada empat buah, akhirnya Adrian membagi pengumpulan sumbangan dalam dua giliran. Natly, Gc, Mezty, dan Vanila yang maju di giliran pertama, sementara Angel, PJ, dan Linzy, plus Adrian, di giliran kedua. Setiap giliran 30 menit. Karena pengumpulan sumbangannya dilakukan berlangsung selama tiga jam, maka setiap kelompok dapat kesempatan tiga kali untuk mengumpulkan sumbangan. Setelah semua sumbangan terkumpul, nantinya akan dihitung dan semuanya akan disumbangkan. Trik yang asyik bukan ? Tapi masalahnya satu. Apakah ada yang mau memberi sumbangan buat mereka ? Kalau untuk itu sih, Adrian hanya bilang, berharap saja. Ia yakin kalau tujuannya baik, pasti akan ada yang menyumbang.
Lampu merah menyala, dan giliran pertama pengumpul sumbangan turun ke jalan. Adrian dan para personil 7 Icons yang lain menunggu di pinggir jalan di saat mereka sedang mengumpulkan sumbangan. Ternyata, para pengguna jalan mau berbaik hati untuk memberikan sumbangan buat mereka... karena mereka tahu siapa yang ada meminta sumbangan... anak2 7 Icons! Para pengguna jalan masih ada yang mengenal mereka, dan semuanya pun langsung beramai-ramai memberi sumbangan buat mereka... ada yang ngasih seribu, dua ribu, lima ribu... bahkan ada yang ngasih sepuluh ribu (baik banget ya...) hingga akhirnya, 30 menit kemudian, kardus sumbangan mereka terisi cukup banyak uang. Natly, Gc, Mezty, dan Vanila langsung kembali ke pinggir jalan dan memperlihatkan hasil pendapatan mereka. Adrian, Angel, PJ, dan Linzy sangat senang melihatnya. Sekarang giliran mereka. Ternyata, begitu mereka yang turun ke jalan... jumlah yang mereka dapatkan lebih banyak lagi... karena banyak yang kenal sama Angel, PJ, dan Linzy, akhirnya banyak pengguna jalan yang mau menyumbang buat mereka... sementara Adrian... lebih sering dikasih tangan daripada dikasih uang... tapi hasilnya lumayan... uang terkumpul makin banyak... mungkin ratusan ribu sudah terkumpul hanya dari satu kali giliran. Tapi karena waktu masih banyak, pengumpulan pun dilanjutkan. Setelah beberapa kali pengumpulan sumbangan, kelihatan banget anak2 7 Icons bisa mendapatkan sumbangan yang lebih banyak dari Adrian. Semua orang mau menyumbang buat 7 Icons, dan tidak untuk Adrian. Adrian pun sedikit envy melihat mereka, yang bisa mengumpulkan uang sumbangan yang banyak hanya dalam waktu yang sangat cepat. Tapi di sisi lain, Adrian sangat senang karena anak2 7 Icons mau ikut jadi sukarelawan untuk kegiatan ini. Di sini Adrian bisa melihat kemauan anak2 7 Icons untuk menolong orang lain... Adrian melihatnya sebagai salah satu nilai plus yang cukup baik untuk mereka. Ia jadi ingin sesegera mungkin mencatatnya dalam buku catatannya, tapi karena ia sedang dalam tugas, ia pun tak bisa melakukannya hingga tugasnya selesai. Tugas hari itu berakhir lebih cepat 15 menit. Anak2 7 Icons dan Adrian hanya duduk2 saja di pinggir jalan sambil menunggu teman mereka yang lain datang. Nah, sambil menunggu, anak2 7 Icons meminta Adrian untuk membeli minum buat mereka. Adrian pun langsung meluncur ke sebuah minimarket yang ada tidak jauh dari tempat mereka bersantai.
Di minimarket itu, Adrian membeli cukup banyak makanan dan minuman buat teman2nya yang lain. Ia membeli snack, biskuit, air minum, beberapa kaleng minuman ringan, dan permen. Ketika ia akan membayar belanjaannya, Adrian bertemu lagi dengan Wenda, yang juga sedang ngantri untuk bayar belanjaannya. Ia membeli beberapa botol minuman dan snack. Ia masih memakai seragam sekolah putih abu2, membawa tas merah dengan gambar Hello Kitty, memakai kaus kaki putih dan sepatu merah. Adrian pun kaget mengetahui ada Wenda di depannya.
Adrian: Lho, Wenda ?
Wenda: Hai, Adrian... belanja apa nih ?
Adrian: Aku belanja makanan dan minuman buat teman2... tadi kita habis jadi sukarelawan pengumpul sumbangan untuk korban bencana alam... tugas sekolah... hahahaha...
Wenda: Wah, hebat banget... gw senang sama orang yang suka membantu sesama... baru selesai atau lagi istirahat ?
Adrian: Baru selesai. Setelah ini tinggal tunggu teman2 yang lain setelah itu kembali ke sekolah... omong2, kamu ngapain di minimarket ini ?
Wenda: Aku mau beli makanan dan minuman buat latihan nanti... malam ini aku mau latihan lagi sama teman2... kebetulan mereka nitip beli makanan dan minuman ke aku... jadi, gw belanja2 deh...
Adrian: Oh, good... baru pulang sekolah nih ?
Wenda: Iya, tapi nggak langsung pulang... aku makan2 dulu sama teman2 sekolahku...
Adrian: Oh... berarti kamu tinggal nggak jauh dari sini, dong ?
Wenda: Nggak kok, aku cuma mampir aja... kebetulan aku bawa mobil...
Adrian: Mobil ? Kamu bisa nyupir mobil ?
Wenda: Ya... aku baru dapat SIM dua bulan yang lalu... sebenarnya masih agak2 takut bawa mobilnya sih...
Adrian: Tenang aja... nanti juga kamu akan terbiasa kok...
Wenda: Iya kok... sebenarnya gw lagi berusaha untuk belajar kok...
Adrian: Good.
Wenda: Eh, Adrian... kapan2 kita jalan2 lagi yuk... tapi cuma kita berdua. Soal waktu dan tempatnya nanti aku kasih tahu deh... bagaimana ?
Adrian: Wah, mau banget tuh... tapi emangnya kamu punya waktu kosong ?
Wenda: Pastinya ada lah... tapi nggak selalu sih... tapi pasti ada kok waktunya...
Adrian: Well, akan kutunggu saat itu.
Wenda: Eh, kalau bisa minta nomor HP-mu dong... atau pin BB-mu... biar kita bisa contact2-an...
Adrian: Boleh kok... ini nomornya... (lalu mengeluarkan BB-nya, dan memberitahukan nomor HP plus pin BB-nya... ini rahasia lho)
Wenda: Oke, makasih ya... nanti kalau ada waktu, kita SMS-an atau main BBM ya...
Adrian: Ya... tapi nanti kasih tahu ya kalau kita mau ketemuan...
Wenda: Pastinya dong... pokoknya, satu hari sebelum kita ketemuan, gw akan kabarin...
Adrian: Bagus deh... eh, sekarang giliran kamu bayar tuh...
Wenda: Oh, ya... makasih ya sudah ingetin...
Adrian: Sama2...
Wenda lalu membawa belanjaannya ke meja kasir, dan membayar semua belanjaannya. Adrian sudah standby dengan menaruh keranjang belanjaannya di atas meja kasir. Sesudah Wenda membayar semuanya, ia pergi duluan, dengan membawa dua plastik belanjaan.
Wenda: Aku duluan ya, Adrian... nanti kapan2 kita ketemuan lagi...
Adrian: Oke, Wenda... hati2!
Wenda lalu pergi keluar dari minimarket itu. Adrian lalu membayar semua belanjaannya di meja kasir. Sambil ia menunggu belanjaannya dihitung, dia berbicara dalam hatinya, kalau kini ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan perasaannya pada Wenda. Ia benar2 suka sama Wenda. Ia sudah tak bisa menutupinya lagi... dan dia berharap bisa secepatnya mengungkapkan perasaannya pada Wenda. Dia harus sesegera mungkin mengungkapkannya, karena waktu bertemunya dengan Wenda terbilang sedikit. Meskipun begitu, Adrian tetap harus memikirkan kapan saat yang tepat untuk bisa mengungkapkan perasaannya pada Wenda. Setelah semua belanjaannya dihitung, Adrian langsung membayarnya, dan lalu pergi meninggalkan minimarket itu, dengan membawa tiga plastik belanjaan. Ia langsung membawanya pada anak2 7 Icons yang sudah menunggunya di pinggiran jalan. Selang 15 menit kemudian, datanglah teman2 sesama sukarelawan yang lain menjemput mereka. Adrian dan anak2 7 Icons lalu melaporkan hasil pengumpulan sumbangan mereka, total semuanya terkumpul delapan ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah, dan itu adalah yang tertinggi dari semua sukarelawan yang lain. Setelah melaporkan hasil pengumpulan sumbangan, mereka lalu kembali ke sekolah dengan menggunakan mobil sekolah. Tugas mereka hari itu selesai.
Segitu dulu cerita Fanfiction 7 Icons part 15d. Cerita ini masih akan berlanjut... karena masa training masih belum selesai dan cerita selingan juga masih belum selesai. Masih ada cerita lain yang akan diceritakan dalam part 15 Fanfiction 7 Icons ini... jujur saja, sekarang inilah bagian terpanjang di Fanfiction 7 Icons. Kalau dulu ada bagian 13 yang sampai harus dibagi tiga bagian, sekarang bagian 15 sudah terbagi menjadi empat bagian... memang panjang, tapi ini wajar karena saya mau bercerita tentang banyak hal disini... rencananya, cerita Fanfiction 7 Icons part 15 ini akan bercerita hingga hari ke-21 masa training, dan sisanya, dari hari ke-22 hingga hari ke-30 latihan... akan diceritakan di part 16. Pada hari ke-22 hingga hari ke-30 itu, akan diceritakan akhir dari masa latihan itu... dari tes simulasi hingga tes akhir penampilan mereka. Setelah itu, barulah kita akan bercerita soal kembalinya 7 Icons. Jadi ceritanya masih panjang... dan gw akan tetap mengerjakan cerita ini hingga bagian terakhir... mudah2an semuanya lancar... harapannya, di akhir bulan ini atau awal bulan depan, cerita ini bisa selesai. Makanya sekarang pengerjaan ceritanya agak dikebut... yah, mudah2an semuanya bisa selesai deh... kira2, seperti apa cerita berikutnya ? Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Tetap stay tune terus di blog saya, karena cerita ini akan segera berlanjut ke bagian berikutnya. Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG... (ke part 15e)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar