Senin, 15 Agustus 2011

FANFICTION 7 ICONS (part 15e)

Remember, it's just a Fanfiction.
DAY 16
Setelah hari yang melelahkan di luar tempat training, anak2 7 Icons kembali lagi ke flat tempat latihan. Hari itu seharusnya latihan dance, tapi karena anak2 7 Icons masih kecapean gara2 bekerja seharian sebagai sukarelawan pengumpul sumbangan, akhirnya Adrian meniadakan latihan dance dan justru menggantinya dengan rapat bersama di ruang latihan vokal. Posisi kursi pun diubah, seakan mereka ini sedang menjalani rapat perkumpulan rahasia. Adrian dan anak2 7 Icons duduk dalam posisi melingkar di tengah permadani Persia mewah yang menutupi lantai ruangan itu... Adrian duduk sejajar dengan meja kerjanya, sementara anak2 7 Icons duduk melingkar dengan posisi mengikuti mata angin. Tepat di depan Adrian adalah Angel. Di kirinya ada PJ, dan di kanannya ada Linzy. Di kirinya PJ ada Vanila, dan di kanannya Linzy ada Mezty. Di kirinya Vanila ada Natly, dan di kanannya Mezty ada Gc. Ada jarak antara kursinya Gc dan Natly dengan kursinya Adrian. Di setiap kursi, ada mejanya (seperti kursi di kampus) dan di atas meja mereka ada sebuah buku kosong. Nggak tahu buku itu buat apa. Tugas untuk jadi notulen mungkin ? Nggak juga. Di belakang meja Adrian terdapat papan tulis dan ada tulisan di situ: BOARD MEMBERS MEETING. Adrian yang menulis kata2 itu sebelum memulai rapat. Di atas papan tulis terdapat lukisan Kenny Dalglish dan Steven Gerrard, sekedar mengingatkan saja. Tepat di atas tempat mereka duduk, ada sebuah chandelier berukir raksasa yang sangat indah. Posisinya tepat sejajar di atas titik tengah permadani mewah Persia itu. Tepat di dinding ruangan yang tepat berada di belakang tempat Angel duduk, ada sebuah jam berukir yang sangat indah tergantung di atasnya... sebuah jam raksasa yang diapit oleh dua orang malaikat dan diatasnya terdapat burung merpati yang dikelilingi oleh cahaya yang bersinar. Di bawah jam itu terdapat bola dunia yang sedang dipanggul oleh Atlas dan di sekelilingnya terdapat patung orang2 yang membawa bendera di setiap tangannya. Di sisi kiri bawah ukiran itu, tepat di atas orang2 pembawa bendera itu ada langit malam, dengan bintang dan bulannya yang bersinar, dengan latar perkotaan di bagian bawahnya. Sementara di sisi kanan bawahnya ada matahari yang bersinar dan awan2, juga dengan latar perkotaan di bagian bawahnya. Itu melambangkan siang dan malam. Malaikat2 itu membawa terompet, dan mereka berdua dikelilingi oleh awan dan masing2 salah satu tangan mereka memegang pita yang berisi tulisan Latin di dalamnya. Di bawah kaki Atlas terdapat sebuah ukiran yang sangat indah, memanjang dari kiri ke kanan jam, dan di tengahnya terdapat tulisan tahun pembuatan jam itu: 1945, dan ada angka Romawi XVII dan VIII di atasnya, dipisahkan dengan sebuah titik. Itu melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Terdapat tulisan kecil di bawah tahun 1945 itu yang menyatakan bahwa jam antik ini dibuat di Inggris, sebagai hadiah untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di kiri dan kanan malaikat yang mengapit jam itu mengikuti posisi dan arahnya, juga ada beberapa malaikat lain, diukir dalam ukuran kecil, dan mereka juga membunyikan terompet di tengah langit penuh awan. Tepat sedikit di bawah malaikat itu, terdapat kumpulan barisan bendera2 di dunia pada saat itu. Tepat sedikit di bawah jam itu, di sela2 antara malaikat dan jamnya, terdapat sebuah kotak kecil yang berpintu, bentuknya seperti pintu gerbang. Kalau jam menunjukkan jam tepat (contohnya jam 12 tepat, jam satu tepat, dan sebagainya), pintu ini akan terbuka dan akan muncul burung kukuk yang akan berkicau. Tepat di tengah bawah jam itu... tepat di atas bola dunia, ada sebuah kotak berpintu lagi... dan kotak ini diapit oleh seekor singa bermahkota dan seekor unicorn. Tepat di atas kotak berpintu itu ada mahkotanya dan sebuah ukiran yang mengapit mahkota itu. Di bawahnya terdapat pita, dan di sekeliling kotak berpintu itu ada pita lagi. Di pintunya terdapat empat ukiran: di kotak pertama dan keempat ada ukiran tiga singa, di kotak kedua ada ukiran singa, dan di kotak ketiga terdapat ukiran harpa. Kotak berpintu ini dihiasi menyerupai tanda kerajaan Inggris. Kalau jamnya tepat, maka setelah burung kukuk itu keluar dan berkicau, maka pintu kotak ini akan terbuka dan ada lonceng yang akan berbunyi sejumlah jam berapa pada saat itu. Suaranya loncengnya menyerupai suara lonceng Big Ben. Loncengnya berukir dan ukirannya sangat indah. Adrian memakai bunyi lonceng itu sebagai patokan untuk memulai rapat bersama itu. Saat itu, jarum jam menunjukkan pukul tiga sore kurang satu menit. Tepat jam tiga, rapat akan dimulai, setelah bunyi lonceng tiga kali. Adrian terus melihat ke jam itu dan melarang semua peserta rapat untuk berbicara. Anak2 7 Icons pun jadi heran dan kemudian mereka semua melihat ke arah jam raksasa itu. Kenapa semua peserta rapat dilarang bicara ? Itu karena Adrian ingin mendengar bunyi detak jamnya. Dalam hatinya, Adrian menghitung detik2 menuju jam 3. Bunyi detak jamnya sangat kecil, dan hanya bisa terdengar jika semua orang yang ada di dalam ruangan itu terdiam. Tak beberapa lama, jarum jam menunjukkan pukul 3 sore tepat, dan mulailah pertunjukannya. Pintu di kiri dan kanan jam terbuka, dan muncullah dua burung kukuk yang berkicau, kemudian disusul dengan terbukanya pintu yang ada di tengah bawah jam. Lonceng pun berbunyi tiga kali, disertai dengan bunyi terompet dari dua orang malaikat yang mengapit jam itu. Bunyi terompetnya juga tiga kali, sejumlah dengan jam pada saat itu. Saya lupa ngasih tahu kalau terompet yang dipegang oleh dua orang malaikat yang mengapit jam itu juga bisa berbunyi... ada mesin besar dan rumit yang ada di balik jam itu yang memungkinkan semuanya bisa terjadi. Selama lebih dari enampuluh tahun jam itu terawat terus... sehingga jam itu masih dalam kondisi terbaik. Setiap pagi, sebelum anak2 7 Icons dan Adrian datang ke flat ini, jam itu diperiksa oleh sekelompok orang yang dikirim khusus oleh pihak Kedutaan Besar Inggris. Berarti sebenarnya jam ini jam apa ya ? Spesial sekali jam ini... haha... baiklah, sekarang kembali lagi ke cerita. Setelah lonceng dan terompet berbunyi, berarti rapat sudah bisa dimulai. Adrian pun membuka rapat ini.
Adrian: Oke, karena terompet dan loncengnya sudah berbunyi, berarti rapatnya bisa dimulai. Maafkan aku karena telah bikin kalian menunggu lama untuk berbicara. Saya hanya mau memastikan kalau kita akan mulai rapat pada jam yang tepat. Nggak ada masalah kan ?
Mezty: Oh, nggak... nggak kok... jamnya bagus... hahahaha...
Adrian: Baguslah kalau begitu. Baiklah, selamat datang di rapat pengarahan training. Board Members Meeting. Hanya orang2 penting yang bisa ikut rapat ini, dan kitalah orang2nya...
7 Icons: Yeaaayyyy...
Adrian: Baiklah, rapat kali ini... akan membahas soal evaluasi training dan rencana training kita ke depan. Kebetulan saya baru punya ide ini tadi pagi, setelah tahu kalian kecapean setelah kerja jadi sukarelawan kemarin... dan gw juga berpikir kalau kita memang perlu evaluasi. Sekarang nih, kita langsung saja. apa pendapat kalian tentang training kita sejauh ini ? Siapa yang mau bicara duluan ?
Vanila: Akyu! Akyu! Kalau menurut akyu, training kita... menyenangkan banget!
Adrian: Oke, good... ada lagi yang lain ?
Mezty: Seru banget. Apalagi pelatihnya asyik...
7 Icons: Hahahahahaha...
PJ: Betul banget... pelatih kita nih... orangnya asyik...
Natly: Udah gitu... alat2nya juga keren... terus cara melatihnya juga asyik...
Adrian: Well, terima kasih... terima kasih... sebenarnya saya cuma melakukan tugas gw saja... gw soalnya sayang aja kalau misalnya kalian nggak tampil lagi...
Angel: Ya, kita memang lagi kangen untuk tampil lagi... nggak enak lama2 kalau cuma santai di rumah dan belajar di sekolah aja... semoga aja kali ini kangennya keterusan...
7 Icons: Aminnn...
Adrian: Hahahaha... harusnya bisa lebih... karena di luar sana masih banyak yang menunggu kalian tampil lagi... jujur saja, beberapa hari sebelum training ini dimulai... gw ketemu sama anak kecil...
Cerita pun langsung di-flashback ke beberapa hari yang lalu, jauh sebelum training dimulai... saat itu di sebuah halte bus di dekat sebuah kantor. Saat itu cuacanya hujan deras... penuh dengan genangan air di pinggiran jalan... Adrian berlari dengan kencang menerobos dinginnya cuaca dan guyuran hujan... untuk mencapai halte itu untuk sekedar berteduh. Ia memakai jaket Liverpool merah kesayangannya, topi Liverpool, seragam sekolah, sepatu sneakers Vans hitam, dan membawa tas postman merah dengan gambar burung liver di salah satu ujungnya. Beberapa saat kemudian ia tiba di halte itu, dan di halte itu sudah penuh dengan orang. Mereka semua juga sedang berteduh atau ada juga yang sedang menanti bus. Lantai halte itu sangat kotor dan becek, penuh dengan jejak sepatu para pejalan kaki atau orang yang sedang menunggu di sana. Adrian langsung membuka jaket dan topinya yang basah kuyup gara2 hujan deras. Tasnya juga basah, namun bukunya selamat, tidak ada yang kebasahan. Hanya saja jaket dan topinya yang basah bikin Adrian sedikit emosi. Ia pun langsung memeras jaketnya dengan penuh rasa emosi yang tinggi, seperti fans Liverpool yang kesal gara2 Liverpool kalah dalam pertandingan Premier League.
Adrian: Ah goblok! Jaket gw basah! Mana ini jaket kesayangan lagi... sial, sial...
Adrian lalu menjemur jaketnya di belakang kursi halte yang sedang kosong. Ia lalu duduk di kursi itu, sambil menaruh tasnya di atas pahanya. Topinya ia taruh di atas tasnya. Meskipun tasnya basah ia tidak peduli. Ia nggak mau menaruh tasnya di lantai halte karena becek. Karena jaketnya dibuka, seragam sekolahnya terlihat, dan itu langsung diketahui oleh seorang anak SD yang sejak tadi duduk di kursi halte itu untuk menunggu bus yang akan mengantarnya (ceritanya busnya nggak datang2 dari tadi). Anak SD itu memakai baju seragamnya, kemeja putih dan rok kotak2 biru-merah, dan rompi kotak2 dengan warna yang sama dengan warna roknya. Di rompinya ada tanda kerajaan. Ia pasti berasal dari sekolah swasta. Anak SD itu dengan polos bertanya pada Adrian.
Ella: Kakak... kakak anak SMA Cambridge ya ?
Adrian pun langsung kaget mengetahui anak itu tahu asal sekolahnya.
Adrian: Ya, saya anak SMA Cambridge. Kok adik tahu ?
Ella: Tahu lah, soalnya kakak pakai jas yang ada tanda kerajaannya...
Adrian lalu melihat ke logo sekolah yang ada pada jasnya... ia lalu mengangguk pada anak itu.
Adrian: Oh, iya ya... (tertawa) kalau boleh tahu, nama adik siapa ?
Ella: Namaku Ella.
Adrian: Kamu kelas berapa ?
Ella: Aku kelas enam SD.
Adrian: Wah, sebentar lagi kamu masuk SMP dong... udah mulai cari2 sekolah belum ?
Ella: (menggeleng2kan kepalanya) Belum, kak...
Adrian lalu tersenyum pada anak itu. Wajahnya yang tadi penuh emosi kini mencair jadi penuh senyum. Ia lalu memegang bahu anak itu.
Adrian: Kamu pulang sekolah ya ?
Ella: Iya. Tapi aku habis les dengan teman2ku...
Adrian: Kamu nggak dijemput orangtua kamu ?
Ella: Nggak. Aku biasa pulang naik bus...
Adrian: Jadi kamu sendirian ? Nggak takut kenapa-napa ?
Ella: Nggak kok. Aku udah terbiasa...
Adrian: Bagus deh kalau begitu...
Ella: Kakak juga baru pulang sekolah ?
Adrian: Iya. Harusnya aku langsung pulang, tapi aku mampir dulu ke mal...
Ella: Ngapain kakak di mal ?
Adrian: Lihat2 barang sama beli buku baru. Adik suka baca ?
Ella: Suka dong, kak...
Adrian: Suka novel ?
Ella: Nggak. Aku lebih suka komik.
Adrian: Komik apa ? Komik Jepang ?
Ella: Iya...
Adrian: Sukanya komik apa ?
Ella: Doraemon...
Adrian: Saya juga suka komik itu... rumah kamu di mana ?
Ella: Di perumahan... jauh sih dari sini...
Adrian: Ya, di mana letaknya ?
Ella: Green Garden... di Jakarta Barat... kalau kakak di mana ?
Adrian: Di Golden Paradise... rumahnya di situ mewah2... tapi harus jalan kaki dulu kalau mau masuk ke perumahannya... soalnya perumahannya di pinggiran kota...
Ella: Aku juga di pinggiran kota kok... dari sini aku naik bus habis itu aku jalan kaki juga...
Adrian: Jalan kaki juga ? Jauh nggak ?
Ella: Lumayan sih kak... kalau kakak berapa jauhnya ?
Adrian: Aku 500 meter. Kamu ?
Ella: Hampir satu kilometer...
Adrian: Satu kilometer ? Gila...
Ella: Tapi satu kilometer itu sudah masuk perumahannya... jadi aman2 saja...
Adrian: Oh, begitu...
Adrian dan Ella lalu berhenti bicara sebentar. Ella mengambil botol minuman dari tasnya dan minum. Sementara Adrian berdiri sambil memeriksa jaketnya yang sudah mulai perlahan mengering. Hujan sendiri sudah mulai mereda, namun guyurannya tetap masih ada. Hanya saja intensitasnya lebih ringan daripada sebelumnya. Setelah mengecek kondisi jaketnya yang masih dijemur, Adrian lalu duduk lagi sambil menunggu hujannya benar2 berhenti. Tiba2, Ella mengajaknya bicara lagi.
Ella: Eh, kak... kakak kan sekolah di SMA Cambridge... berarti kakak kenal dong sama 7 Icons...
Adrian jelas tersentak ketika mendengar kata "7 Icons" yang keluar dari mulut Ella. Dalam hatinya, ia bertanya, "Dari mana anak ini tahu 7 Icons ?". Tapi ia menjawab pertanyaan itu.
Adrian: Oh, ya. Saya kenal dengan mereka. Kebetulan saya teman dekat mereka. Ada apa ?
Ella: Bisa nggak sampain salam mereka ? Sekalian tanyain... kapan mereka tampil lagi ? Gw udah kangen nih melihat mereka tampil lagi...
Adrian: Iya deh, nanti aku sampaikan... saya juga kangen lihat mereka tampil lagi...
Ella: Omong2 mereka pada ke mana sih ? Apa mereka menghilang atau gimana ?
Adrian: Mereka semua lagi sibuk sayang... ada urusan yang harus mereka lakukan, dan itu sangat mendesak. Mereka tak bisa menolak urusan ini...
Ella: Emang sebegitu pentingnya ya sampai lama banget ?
Adrian: Ya, begitulah... yang pasti untuk urusan ini... mereka harus pergi jauh untuk melakukannya... mereka nggak bisa menunda lagi, dan memang ini sudah harus mereka lakukan...
Ella: Emangnya mereka pergi ke mana, kak ? Kasih tahu dong...
Adrian: Aku juga tidak tahu... mereka itu pergi ke tempat yang jauh sekali... persisnya di mana aku nggak tahu... kalau misalnya aku tahu, aku pasti akan kasih tahu pada kamu kok...
Ella: Oh... tapi kalau misalnya suatu saat nanti ketemu, kasih tahu ke mereka ya... kapan mereka tampil lagi... soalnya disini banyak orang yang kangen pengen lihat mereka tampil lagi... aku mohon ya...
Adrian: Pastinya, Ella. Akan aku lakukan.
Ella: Janji ya kak... ini serius lho...
Adrian: Tenang kok, kakak janji...
Tidak lama, datanglah sebuah bus kota berwarna putih. Bus itu adalah bus yang sudah ditunggu oleh Ella. Ella langsung berdiri dari kursinya dan lalu berlari masuk ke dalam bus itu. Ia tidak sempat berbicara apapun pada Adrian karena ia harus buru2 mengejar bus. Adrian pun merasakan bahwa ia punya tanggung jawab besar untuk mengatakan hal ini, atau menceritakan ini pada anak2 7 Icons. Ia juga sedikit bersalah karena ia telah berbohong soal keberadaan 7 Icons saat ini. Tapi di balik itu semua, Adrian sadar kalau sedang menerima sebuah tanggung jawab dan amanat besar dari para fans 7 Icons. Selang 15 menit setelah bus itu pergi, hujan benar2 berhenti, dan Adrian pun kemudian pergi dari halte itu. Cerita flashback Adrian selesai dan situasi pun kembali lagi ke ruang latihan vokal. Saya mau kasih tahu satu hal kalau di dinding samping ruang latihan vokal ini, terdapat sebuah lemari penyimpanan besar, yang merupakan replika dari Badminton Cabinet, yang sengaja diletakkan di ruangan ini. Lemari itu besar sekali, dan ukurannya lebih tinggi daripada tinggi personil 7 Icons dan juga Adrian, dan penuh dengan ukiran. Di kiri-kanan Badminton Cabinet ini ada dua buah sofa berwarna putih yang mengapit lemari besar ini. Sekarang kita kembali ke cerita.
Anak2 7 Icons mendengar cerita Adrian tersebut, dan mereka semua sangat tersanjung. Mereka kini sadar masih ada yang suka dengan mereka. Mereka pun jadi semakin bersemangat.
Angel: Wah, bagus banget ceritanya... aku jadi tersanjung lho...
Linzy: Sama, aku juga... ternyata, masih ada juga yang ngefans sama kita...
PJ: Betul banget... sepertinya kita nggak salah ambil tawaran ini lama2...
Adrian: Ya kan sebenarnya tawaran itu gw buat karena masih ada orang yang seperti Ella... you should be grateful for that...
Gc: Kalau untuk itu sih... kita nggak hanya grateful lagi... feel blessed rasanya...
Vanila: Betul sekali... bersyukur abis!
Angel: Eh, omong2, kamu ketemu anak itu di mana, Adrian ?
Adrian: Di halte... halte bus...
Angel: Ya, maksudnya halte bus yang mana ?
Adrian: Oh... waktu itu gw sempat lihat haltenya sebelum gw pulang... kalau nggak salah... Halte St. Nikolai.
Angel: Halte St. Nikolai ? Emangnya ada ? Dekat gereja ya ?
Linzy: Nggak, Angel... kalau nggak salah, di dekat halte itu, ada patungnya...
Adrian: Patung Tsar Nicholas II. Hadiah dari pemerintah Rusia.
Angel: Emangnya dia saint ?
Adrian: Saint, sebagai martir. Tapi ada juga yang bilang mereka hanya sekedar penganut keyakinan. Dia dan keluarganya dibunuh oleh kaum revolusioner Rusia, dan oleh Gereja Rusia ia dianggap sebagai martir, sekitar beberapa tahun yang lalu. Kalau tidak salah, kedutaan besar Rusia membeli sebidang tanah untuk dijadikan taman. Di taman itu kemudian dibangun sebuah patung. Seperti itulah ceritanya... (ini cuma cerita saja kalau ada patung Tsar Rusia di Jakarta... nanti akan ada banyak kejutan lain di cerita ini, oke ?)
Angel: Oh, patung itu... ya, aku pernah lewat... tapi sudah lama sih... jadi aku agak lupa2 ingat soal itu...
PJ: Terus kamu pernah nggak datang ke halte itu lagi dan ketemu lagi sama anak itu ?
Adrian: Saya dulu sempat datang ke halte itu lagi... tapi aku nggak ketemu dengan anak itu lagi... mungkin busnya lebih cepat datangnya ?
PJ: Tapi dia suka nunggu di situ kan ?
Adrian: Katanya sih... soalnya aku nggak banyak nanya lagi sama dia...
Angel: Berarti mungkin suatu saat kita harus datangi dia... kalau misalnya itu memang halte tempat ia biasa menunggu bus, berarti kita bisa aja ketemu dengannya kapan saja...
Natly: Asalkan kita tahu jam berapa dia pulang dan berapa lama ia menunggu di halte itu.
Angel: Betul banget, Natly... mungkin kita perlu tanyain kali ya...
PJ: Ya kalau misalnya bisa ketemu... kalau nggak... ya mau gimana ?
Angel: Ya, semoga saja kita bisa ketemu sama dia... kayaknya dia itu sayang banget sama kita...
Mezty: Mungkin sudah bukan kayaknya lagi, itu sudah dipastikan... dia sampai nanyain kapan kita tampil lagi... tenang, pokoknya nanti begitu kita mau tampil lagi, kita kasih tahu deh sama dia...
Vanila: Pastinya... harus kita kasih tahu...
Gc: Kalau bisa kita juga kasih surprise ke anak itu...
Angel: Itu sih sudah pasti, Gc... pokoknya, kedatangan kita nanti nggak akan dia sangka2 deh...
Gc: Sip deh...
Adrian: Gw juga kepikiran soal surprise itu... gw sependapat kalau perlu dibikin surprise... tapi soal rencananya... gw nggak tahu deh kayak gimana... masih perlu dipikirkan...
Angel: Kalau itu sih gampang... berjalan saja... lagipula kalau sudah urusan rencana yang seperti itu... itu urusan kita... gampang saja...
Adrian: Bagus deh... sepertinya rencana kita buat evaluasi training kita malah melenceng gara2 gw cerita dan kita ngobrolin soal itu... begini saja, kita coba kembali ke pembicaraan awal... langsung saja. Kalian sudah puas dengan masa training kita saat ini ?
7 Icons: Puas!!!!!!!
Adrian: Bagus. Apa ada yang perlu diperbaiki untuk training ini ?
Angel: Mungkin lebih lama lagi aja kali ya waktunya...
Linzy: Atau mungkin alat canggihnya ditambah lagi...
PJ: Permainannya tambah lagi dong...
Natly: Kalau bisa kita sering2 latihan di sini. Lama2 gw juga suka berada di sini...
Mezty: Sama, gw juga... tapi gw juga minta biar semuanya lebih ditingkatkan saja...
Vanila: Kalau bisa saat istirahat kita belajar ngelawak! Biar kita semua bisa melawak di sela2 kita tampil...
Angel: Eh, betul banget! Gw juga mau tuh...
PJ: Gw juga... boleh nggak nih, Adrian ?
Adrian: Hahahahaha... usulmu diterima! Gw juga kepikiran pengen ngasih pelajaran melawak di saat istirahat... baru gw ingat kalau pelatih vocal group saya juga suka melawak kalau istirahat latihan... katanya untuk menambah motivasi sekaligus mengurangi rasa tegang... saya pernah baca catatan itu... mungkin di training berikutnya akan saya ajarkan gimana caranya melawak yang asyik, sekaligus saya akan kasih beberapa jokes yang ringan, tidak menyinggung, tapi bikin tertawa. Mau ?
Vanila: Akyu mau! Akyu mau!
Gc: Aku juga mau... tapi yang paling semangat kayaknya PJ deh...
PJ: Oh, pastinya dong... mau banget...
Linzy: Aku juga mau kok... yang lain pasti juga mau kan ?
Natly: Pastinya dong...
Angel: Jangan ditanya deh... semua pasti mau...
Mezty: Aku juga... lumayan buat nanti siaran di radio...
Adrian: Kalian bisa pakai untuk apa saja. Itu yang terpenting. Oh, ya Gc, punya usulan untuk training berikutnya ? Hanya dia yang belum ngasih masukan lho...
Gc: Ummm... kalau bisa sih, kita latihan di luar juga... di sekolah mungkin ? Atau di tempat lain ?
Adrian: Sudah direncanakan. Setelah sebulan latihan ini berjalan, kalian akan kembali berlatih di sekolah seperti dulu. Tes akhir juga dilakukan di sebuah tempat yang dirahasiakan. Tenang saja.
Angel: Tes akhir ? Maksudnya ?
Adrian: Kalian akan dibawa ke suatu tempat untuk tes akhir. Anggap saja ini ujian akhir masa training. Aku ingin lihat apakah kalian sudah benar2 siap atau tidak. Kekhawatiran saya adalah... kalian sudah bagus saat training... tapi begitu dihadapkan pada keadaan sebenarnya, kalian jadi grogi. Tujuannya hanya itu. Untuk memastikan kalian benar2 siap. Itu saja.
Linzy: Kapan tes akhirnya ?
Adrian: Akhir masa training ini. Tepat satu bulan masa training. Kalian akan menjalani beberapa kali tes simulasi akhir, semacam try-out, pada hari2 terakhir, dan... setelah itu kalian libur sehari, dan pada hari ke-30, kalian akan menjalani tes akhir. Semua sudah direncanakan. Ada dalam catatan ini. (sambil menunjuk buku catatannya)
PJ: Tempatnya di mana ?
Adrian: Rahasia. Sampai sekarang bahkan saya belum menentukan. Tapi yang pasti, tempatnya bukan di sini.
PJ: Jadi ini semacam tes rahasia, begitu ?
Adrian: Betul sekali. Yang perlu kalian lakukan hanyalah bersiap-siap saja...
Mezty: Training tetap lanjut kan setelah itu ?
Adrian: Ya, tapi kondisinya seperti kalian dulu latihan saja... training sebenarnya sudah berakhir setelah tes akhir itu. Setelah training ini selesai, kalian semua jalan sendiri. Aku hanya mengawasi saja.
Natly: Jadi setelah ini selesai, kita akan jalan sendiri, seperti dulu ?
Adrian: Yap, betul sekali. Tapi jangan sampai kejadian yang dulu terulang lagi ya...
Natly: Pastinya nggak dong...
Angel: Oh, nggak bakal... kita semua pasti akan berubah kok...
PJ: Kita bakalan beda dari sebelumnya...
Gc: Beda banget... 7 Icons yang dulu dan yang sekarang... bakalan beda banget!
Adrian: Optimisme yang bagus. Aku suka itu. Pokoknya setelah ini, kalian akan jadi 7 Icons yang berbeda dari sebelumnya. Aku janji. Asalkan kalian mau semangat dan lebih semangat lagi menjalani training ini.
Angel: Kita pasti bakalan tetap semangat... soalnya sekarang kita sadar kalau banyak orang yang masih mendukung kita... betul kan teman2 ?
7 Icons: Betul!!!!!!!
Adrian: Bagus deh kalau begitu... baiklah, sekarang kita masuk topik baru. Apa yang akan kita lakukan selanjutnya dengan training ini ? Masih ada beberapa hari sebelum tes akhir.
Angel: Kalau boleh usul sih, kita latihan untuk lagu2 lain...
Adrian: Kalian masih punya stok lagu lagi ? Nggak hanya Playboy ?
7 Icons: Ya jelaslah kita punya...
PJ: Kita punya lagu nggak hanya Playboy... sebelum kita jadi seperti ini, kita sudah merekam kurang lebih lima lagu, dan semuanya sudah siap untuk dirilis dalam album kita...
Adrian: Lagu2 itu judulnya apa aja ?
Angel: Tahan Cinta, Bidadari, Ku Menunggu, Astaga, dan Jealous.
Adrian: Oh... tapi kayaknya ada recycle-nya deh...
Linzy: Ku Menunggu dan Astaga itu recycle. Sisanya semua lagu baru...
Adrian: Wah, sepertinya bakalan asyik lagunya... kalian pegang sampel lagunya ?
Angel: Nggak... semua jadi milik label... itu sudah bagian dari surat pembubaran kita dulu...
Adrian: Waduh, bagaimana mengambilnya ya ? Kalian punya mp3-nya nggak ?
PJ: Kita nggak punya... sudah perjanjian dengan label saat kita bubar, untuk menghapus semuanya... jadi kalau mau mendapatkan sampel lagu2nya, harus ke label dulu... dan itu nggak bakal mungkin dibolehin...
Adrian: Pasti ada cara untuk bisa mendapatkannya... (berpikir sebentar) oh, bagaimana dengan manager kalian ? Masih berhubungan baik dengannya ?
Angel: Kak Dicky ? Masih kok... emangnya kenapa ?
Adrian: Saya punya ide. Bagaimana kalau kita manfaatkan manager kalian untuk mengambil sampel lagu2 itu. Bagaimana ?
Angel: Maksudnya ?
Adrian: Kita akan minta bantuan manager kalian untuk mengambil lagu2 itu... bukan kita yang masuk dan mengambil lagunya, tapi dia yang akan mengambilkan sampel lagu2 itu untuk kita... bagaimana ?
Mezty: Wah, hebat banget! Gw suka itu!
Gc: Keren triknya! Boleh... boleh...
Angel: Keren sih keren, Gc... tapi itu sama saja menyuruh manager kita untuk mencuri... kalau ketahuan bagaimana ? Ujung2nya kita juga yang kena...
Linzy: Betul... gimana kalau sampai dilaporin ke polisi... bisa2 kita nyanyi Playboy di Cipinang deh...
Natly: Tepat banget... kita malah nggak jadi perform lagi deh...
Adrian: Tenang. Untuk urusan ini, gw yang urus. Gw akan bicara dengan manager kalian.
PJ: Beneran nih, Adrian ? Emangnya kamu bisa ?
Adrian: Serahkan semuanya padaku. Aku nggak akan libatkan kalian soal ini... dan aku akan lakukan ini semua sendiri. Yang aku butuhkan hanya nomor handphone manager kalian dan waktu.
Vanila: Wah, berani sekali kamyu...
Mezty: Gila... berani banget... hebat...
Adrian: Kenapa saya berani melakukan ini ? Karena gw yakin, gw bawa tujuan baik untuknya. Dia pasti juga ingin sekali melihat kalian tampil lagi. Dia pasti tahu kalau seandainya kalian sedang berjuang untuk bisa mengembalikan perform kalian kembali, kalian butuh banyak bahan untuk melakukannya. Saya yakin, dia pasti akan mau melakukannya untuk kalian. Percayalah itu. Aku akan cerita padanya tentang semua yang telah kita semua lakukan... dan mudah2an ia mengerti.
Angel: Yah, semoga... oke, aku bisa mengerti maksud kamu dan cara kamu nanti akan melakukannya. Kebetulan, gw masih menyimpan nomor handphone dan pin BB managerku. Kita semua punya nomor ini dan secara khusus kita akan berikan nomor ini buat kamu.
Adrian: Terima kasih.
Angel: Tapi ada satu syarat. Jika seandainya ini semua ketahuan, jangan libatkan kami semua. Mengerti ?
Adrian: Mengerti.
Angel lalu menuliskan nomor handphone dan pin BB managernya dalam secarik kertas kecil. Sesudah ia menuliskannya, ia lalu berdiri dari kursinya dan lalu menyerahkannya pada Adrian. (nomor handphone dan pin BB-nya dirahasiakan, tapi ada di dalam kertas itu) Adrian lalu mengeluarkan Blackberry-nya dan lalu menekan tombol untuk memasukkan nomor tersebut. Sesudah ia menekan tombolnya, ia lalu terdiam sebentar, dan secara tiba2 ia menekan tombol "call" (dilambangkan dengan logo telepon berwarna hijau) dan menempelkan handphone itu ke telinganya. Anak2 7 Icons pun langsung kaget mengetahui kalau Adrian akan langsung menelepon manager mereka. Selang beberapa saat kemudian, muncul tanggapan yang terdengar dari speaker telepon.
Dicky: (dari balik telepon) Halo ?
Adrian: Halo, saya Adrian Susanto. Apa benar ini Dicky ?
Dicky: Ya, saya sendiri. Ada apa ?
Adrian: Bisa ketemuan suatu saat nanti ?
Dicky: Ketemuan ? Bisa. Sekarang juga bisa. Ada apa ya ?
Adrian: Saya ingin bicara dengan Anda. Ini soal 7 Icons.
Dicky: 7 Icons ? Maksudnya ?
Adrian: Nanti akan kujelaskan saat kita bertemu. Anda di mana sekarang ?
Dicky: Saya ? Saya lagi di kantor... ada apa ?
Adrian: Bisa datang ke Taman Menteng sore ini ?
Dicky: Bisa... jam berapa ?
Adrian: Jam... (melihat jam raksasa yang ada di depannya) jam 6 sore.
Dicky: Baik, jam 6 sore... saya bisa datang... kalau boleh tahu, Anda siapa ya ?
Adrian: Datang dulu, baru aku jelaskan. Jam 6 sore, Taman Menteng. Jangan terlambat.
Adrian lalu menutup teleponnya, membuat Dicky tak sempat membalas. Adrian lalu menaruh Blackberry-nya di atas meja dan meremas kertas yang berisi nomor telepon dan pin BB itu. Anak2 7 Icons masih kaget mengetahui rencana nekat nan gila ala Adrian itu.
Angel: Jadi kamu ingin langsung bergerak sekarang ?
Adrian: Soalnya dia bilang bisa ketemuan hari ini, ya sudah... kita kan harus bergerak cepat.
Angel: Tapi gw nggak nyangka kalau kamu bergerak secepat ini... tapi dia serius ada waktu kosong hari ini ?
Adrian: Dia sendiri yang bilang... saya nggak bisa bohong...
PJ: Tumben dia punya waktu kosong seharian... biasanya, dia itu orangnya sibuk banget...
Adrian: Seberapa sibuk dia ?
PJ: Sibuk banget... di kantor lah, di restoran lah, di panggung lah... semuanya deh... sibuk banget...
Adrian: Apa mungkin setelah tidak lagi jadi manager kalian, ia jadi nggak terlalu sibuk ?
PJ: Mungkin saja...
Adrian: Oke... baiklah, sekarang setidaknya kita sudah setengah jalan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Sekarang tinggal bagaimana melanjutkan perjalanan kita ini... sore ini, setelah rapat ini selesai, gw akan langsung ke Taman Menteng untuk bertemu dengan manager kalian. Mudah2an dia mau datang. Kalian pulang saja ke rumah, dan berharap yang terbaik. Mulai nanti sore, saya yang akan bekerja. Kalian sudah terlalu banyak bekerja keras, jadi kalian lebih baik beristirahat dan tunggu hasilnya besok. Mudah2an semua bisa berjalan dengan baik.
7 Icons: Aminnnn...
Adrian: Oke, good. Sekarang... (melihat lagi ke arah jam raksasa) masih ada... sekitar 45 menit lagi menuju jam lima. Apa ada lagi yang mau dibicarakan ?
Angel: Soal rumah... sudah ada hasil ?
Adrian: Rumah ? Oh, sudah ada kok, hasilnya... setiap hari gw tanya Rizky, Andi, sama Rico, mereka bilang, sudah menemukan beberapa rumah yang mendekati dengan kriteria kalian... sekarang mereka masih mencari rumah2 lain... tapi soal detailnya, masih ada di tangan mereka... mereka sudah punya foto dan informasinya, tinggal dicetak dan dikasih ke gw. Setelah itu, nanti aku kasih ke kalian deh...
Angel: Yah, bagus deh... di kawasan mana rumah2nya ?
Adrian: Di Jakarta Barat banyak tuh... Jakarta Selatan juga banyak... gw cuma suruh mereka mencari di sekitar daerah itu saja...
Angel: Bener kan kata gw ? Di daerah itu memang banyak...
Adrian: Mereka juga baru tahu... kenyang tuh, setiap hari dapat banyak info rumah... nanti deh, aku akan kasih tahu semuanya ke kalian nanti... aku kasih waktu pada mereka satu minggu... jadi baru minggu depan kalian bisa mulai memilih... kalian siapkan saja apa kriteria kalian, nanti tinggal disamakan dengan hasil pencarian mereka... gampang kan ?
Angel: Oke, sip deh... nanti biar kita semua yang pilih...
Adrian: Good.
Beberapa menit kemudian, jarum jam di jam raksasa menunjukkan pukul setengah lima sore kurang tiga menit. Karena sudah tidak ada lagi hal yang dibicarakan, Adrian memutuskan untuk menutup rapat. Semua personil 7 Icons pun kemudian berdiri dari kursinya dan beristirahat sebentar di sofa, sementara Adrian membereskan beberapa barangnya, sekaligus mengatur kembali posisi kursi ke posisinya semula. Setelah semuanya selesai, Adrian memperbolehkan semua personil 7 Icons untuk pulang. Mereka pulang secara terpisah. Para personil 7 Icons pulang lebih dulu dengan mobilnya Angel, sementara Adrian berjalan kaki sebentar dari flat itu sambil mencari taksi untuk membawanya ke Taman Menteng. Misinya untuk mendapatkan sampel lagu2 7 Icons yang lain akan segera dimulai.
Kira2, seperti apa usaha Adrian untuk mendapatkan sampel lagu2 tersebut ? Apa yang akan dilakukan oleh Adrian untuk meyakinkan mantan manager 7 Icons untuk bisa mengambilkan sampel lagu2 tersebut ? Apakah usahanya akan berhasil ? Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Tetap stay tune terus di blog saya, karena cerita part 15 Fanfiction 7 Icons akan segera berlanjut ke bagian berikutnya. Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG... (ke part 15f)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar