Jumat, 19 Agustus 2011

FANFICTION 7 ICONS (part 15g)

Remember, it's just a Fanfiction.
Setelah kemarin libur sementara karena 17-an, hari ini pengerjaan Fanfiction 7 Icons dilanjutkan kembali. Sekarang masa training berlanjut kembali, dan kini memasuki babak baru, dengan kehadiran sebuah tas yang berisi berkas2 penting tentang 7 Icons dan sampel lagu2 mereka dulu. Kini para personil 7 Icons bisa berlatih untuk lagu2 yang lain, dan ini akan membuat mereka jauh lebih siap untuk bisa tampil lebih baik lagi. Nah, seperti apakah latihan anak2 7 Icons berikutnya ? Cerita ini kita mulai.
DAY 17
Adrian tidak berangkat bareng para personil 7 Icons ke tempat training. Dia pergi ke rumah dulu, untuk mengambil tas yang berisi dokumen2 penting anak2 7 Icons. Ia memang sudah merencanakan sebuah kejutan buat para personil 7 Icons, dan bahkan meminta mereka untuk membawa snack ke tempat latihan. Karena mereka nggak jalan bareng, akhirnya para personil 7 Icons harus menunggu Adrian datang dulu, baru mereka bisa berlatih. Sambil menunggu Adrian datang, mereka semua ngobrol2 sambil melihat pemandangan laut yang dapat mereka lihat dari jendela ruangan mereka. Ada juga yang melihat-lihat isi Badminton Cabinet, yang ukurannya tiga kali lipat lebih tinggi daripada tinggi badan mereka. Ada juga yang hanya mendengarkan musik lewat headsetnya (saya yakin Anda tahu siapa yang melakukan ini), dan ada juga yang melihat-lihat jam raksasa yang ada di belakang ruangan. Ada tiga orang yang melihat-lihat pemandangan, dua orang yang melihat-lihat Badminton Cabinet, satu orang sedang mendengarkan musik lewat headsetnya, dan satu orang sedang melihat-lihat jam raksasa. Tidak ada yang duduk di kursi latihan mereka, dan hanya ada satu orang yang duduk di sofa dekat Badminton Cabinet (ada dua sofa yang mengapit Badminton Cabinet) sementara yang lainnya berdiri. Tiga orang yang melihat pemandangan laut lewat jendela tiba2 dikagetkan dengan munculnya sebuah kapal besar dengan layar yang banyak dan berbaris-baris, dengan cerobong asap yang ada  di tengah2 kapal itu. Cerobong itu mengeluarkan asap yang sangat tebal dan membumbung tinggi. Kapal itu sedang akan merapat ke pelabuhan dan di belakang kapal itu terdapat bendera Inggris. Tak lama setelah kapal uap itu lewat, datanglah sebuah kapal besar lainnya, yang nggak kalah bikin kaget. Sebuah kapal besar dengan tiang layar yang bertingkat, dengan dek yang juga bertingkat, penuh dengan jendela2 yang kalau dibuka, ada meriam yang siap untuk ditembakkan di baliknya. Jumlah meriamnya ada ratusan buah dan tersebar di seluruh bagian kapal, terutama di tiga lantai dek utama, dan semuanya menghadap ke samping.Di bagian buritan kapal terdapat ukiran2 yang sangat indah dan jendela2 yang mengesankan bagian kapal ini seperti sebuah kantor berjalan. Semua layarnya terkembang dengan sangat megah, dan sama seperti kapal sebelumnya, kapal ini berbendera Inggris. Kapal ini juga penuh dengan jala2 dengan orang2 yang berdiri di atasnya, dan juga dipenuhi dengan ukiran yang rumit namun indah di seluruh bagiannya. Kapal itu juga akan berlabuh di pelabuhan yang kebetulan jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari tempat mereka berada. Setelah kedua kapal besar itu lewat, beberapa kapal kecil pun kemudian juga ikut berparade di depan ketiga orang ini. Ada yang berlayar, ada yang tidak. Sekarang, mau tahu siapa tiga orang yang sedang melihat parade kapal2 tadi ? Yang satu tinggi, membawa lolipop, yang satu berponi dan berkacamata dengan bingkai warna merah, dan yang satu lagi tidak memakai jas, ia taruh jasnya di kursinya, dan dia juga memakai kacamata berbingkai hitam. Orang yang terakhir ini... agak sedikit tomboy! Tapi kemudian, ketika kapal besar berlayar Inggris itu datang, si tomboy ini lalu mengajak temannya yang sejak tadi melihat jam raksasa berukir di belakang ruangan, untuk ikut melihat kapal itu. Kalau yang ini, orangnya sangat feminin. Rambutnya selalu diikat dan ada pita di salah satu bagiannya. Ketika ia datang dan melihat kapal itu, pada saat itu juga, kapal itu melepaskan sepuluh kali tembakan ke arah matahari yang sudah mulai ada di bagian timur langit. Tembakannya sangat keras hingga membuat semua yang ada di ruangan itu menunduk dan berlindung, khawatir kalau kapal itu akan menembaki flat mereka. Padahal tembakan itu dibuat sebagai tembakan penghormatan tanda bahwa mereka sudah tiba di tempat yang mereka tuju dan sebagai penanda bagi petugas pelabuhan untuk bersiap-siap menyambut kedatangan mereka. Jadi, tidak ada maksud apapun untuk membuat panik warga ataupun orang2 yang tinggal di dekat sana. Itu sudah tanda untuk penyambutan. Setelah semua tembakan itu berhenti, semuanya kembali berdiri dan langsung melihat seperti apa sumber tembakannya. Akhirnya semua personil 7 Icons melihat kapal itu, tapi tidak lama. Ada yang kemudian kembali ke posisinya masing2. Ada yang kembali mendengarkan musik, dan ada juga yang melihat-lihat Badminton Cabinet. Sepuluh menit setelah parade kapal itu berakhir, dan si feminin (Anda pasti tahu siapa dia) kembali ke posisinya semula, di jam raksasa berukir, datanglah Adrian, sambil membawa sebuah tas dan dua plastik belanjaan. Ia mengenakan kaus Stoke City keluaran terbaru, yang ia dapatkan dari kakaknya (lagi), dari London, dan celana seragam sekolahnya. Kemejanya ia simpan dalam tas, dan jasnya seperti biasa ia letakkan di gantungan jas yang ada di lantai bawah flat. Ia tidak memakai jaket karena hari itu panas sekali, meskipun berangin kencang.
Adrian: Hai semuanya! Maaf saya terlambat...
Angel: (mendatangi Adrian) Kamu dari mana saja ? Kita nunggu lama banget nih...
Adrian: Maaf, tadi saya sempat mampir di swalayan dekat sini... beli snack buat kalian... khawatir kalau kalian nggak bawa snack untuk hari ini...
Angel: Snack ? Oh, ya. Kita lupa... emangnya harusnya kita bawa snack ya ?
Adrian: Kan saya sudah bilang tadi pagi... bawa snack... beruntung gw ingat, dan sebagai langkah jaga2, saya belikan snack2 ini buat kalian...
Angel: Oh, makasih deh kalau begitu...
PJ: (mendatangi Adrian, berdiri di samping Angel) Sebenarnya sih tadi kita sudah bawa snack, cuma... karena kita semua kelaparan... dan malas ke kantin, akhirnya kita makan semuanya deh di kelas... ya kan Mezty ? (sambil mengalihkan pandangannya ke Mezty)
Mezty: (berbicara dari sofa) Oh, ya... betul... kita kelaparan soalnya... hahahahahaha...
Adrian: Pantesan... perasaan dari kalian ada yang bawa deh tadi pagi... malah dihabisin...
Vanila: (mendatangi Adrian) Adrian, tadi kamyu lihat ada kapal2 lewat nggak ?
Adrian: Kapal ? Oh, kapal2 itu... ya, tadi aku sempat lihat... kebetulan kan swalayannya dekat dengan pelabuhan, jadi aku bisa nonton sekilas...
Vanila: Dengar suara meriamnya nggak ? Akyu sampai ketakutan lho...
PJ: Bukannya kamu aja, kita semua juga... keras banget sih...
Adrian: Aku dengar kok... soalnya tadi sebelum ke sini, habis belanja, begitu tahu ada kapal2 besar masuk ke pelabuhan, ya aku nonton dulu... sama, gw juga ngerasain bunyi meriamnya keras banget... sampai ada yang tutup telinga lagi... gila itu meriamnya... lebih dari artileri! Beruntung nggak semuanya ditembakkan. Tadi aku lihat cuma satu... kalau semuanya ditembakin... wah, flat kita bisa habis kalau begitu...
Angel: Tadi sih kita juga khawatir demikian... cuma syukurnya setelah beberapa kali tembakan, flat nggak kenapa-napa, dan kita juga nggak kenapa-napa... terus kita langsung buru2 lihat kapalnya, ternyata makin lama kapalnya makin menjauh, jadi kita baik2 saja...
Vanila: Yeaaayyyy... syukur banget semuanya baik2 aja...
Adrian: Bagus deh, kalau begitu... sekarang semuanya duduk dulu. Ada yang mau saya sampaikan.
Angel: Oke deh... eh, semuanya! Kita duduk lagi, posisi biasa!
Semua personil 7 Icons pun kemudian duduk kembali kursi mereka yang biasa. Adrian lalu memindahkan posisi tasnya dan posisi plastik2nya. Tak lama, Adrian pun mengumumkan sesuatu.
Adrian: Oke, girls... maaf banget kalau hari ini saya terlambat. Soalnya ada beberapa barang yang harus saya persiapkan untuk hari ini dan latihan2 hari berikutnya. Yang pasti mulai besok, latihannya sudah bisa dimulai kembali... dan saya mau memberi kalian sebuah pengumuman kalau... kita sudah mendapatkan sampel lagunya. Manager kalian orang yang sangat baik.
Natly: Beneran ?
Adrian: Yap. Semuanya ada di dalam tas ini...
Adrian lalu mengambil sebuah tas yang sejak tadi ia taruh di lantai di bawah meja. Dia itu membawa dua buah tas. Satu tas ia selempangkan, dan yang lainnya ia bawa di tangan kirinya. Tangan kanannya memegang belanjaan. Tas yang tadi ia bawa di tangan kirinya itu kemudian ia letakkan sementara di bawah meja, karena ia harus menaruh tas sekolahnya di atas meja. Belanjaannya sejak awal dia taruh di meja. Sekarang, ia sudah mengatur lagi posisi barang2nya, di mana tas sekolahnya ada di sebelah kiri meja, belanjaan ada di kanan meja, dan tempat kosong yang ada di tengah bisa dipakai oleh Adrian untuk menaruh tas berkas pentingnya.
Adrian: Inilah tasnya. Semua berkas2 penting kalian ada di sini. Kalian tidak percaya ? Saya keluarkan isinya.
Adrian lalu mengeluarkan semua isi tas itu, dari mulai berkas2 yang ada dalam beberapa map, kemudian beberapa DVD yang berisi rekaman penampilan mereka, dan yang terpenting, sampel lagu2 mereka. Semua personil 7 Icons pun langsung merasa senang dengan apa yang berhasil didapatkan oleh Adrian. Mereka lalu berdiri dan bertepuk tangan padanya. Anggap saja ini sebagai penilaian mereka terhadap misi yang Adrian lakukan selama ini. Sukses sangat besar. Ia kemudian memberitahukan sesuatu.
Adrian: Untuk hari ini, kita akan menonton film. Sebentar lagi, akan ada seseorang yang akan datang dan membawakan beberapa barang untuk kita. Itulah sebabnya saya minta kalian untuk membawa snack. Karena kita akan menonton film, yang secara khusus dibintangi oleh kalian. Kalian semua siap untuk menonton film ?
7 Icons: Siap!!!!!!!!!
Adrian: Bagus. Kalau begitu, kita tunggu dulu orang yang akan membawakan peralatannya buat kita. Kalian siap2 saja dulu. Kalau mau, kalian boleh ambil makanannya.
Adrian lalu berjalan keluar dari ruangannya, sementara PJ dan Gc mengambil dua plastik belanjaan itu dan mulai membagi2kan snack yang ada di dalamnya pada teman2nya yang lain. Snack-nya bervariasi. Ada roti, biskuit, keripik, dan minumannya ada teh dalam kemasan, air minum dalam kemasan, dan ada juga minuman ringan bersoda dalam bentuk kalengan. Semua snack2 itu langsung terbagi rata pada semua personil 7 Icons, dan hanya menyisakan dua bungkus roti dan dua minuman kaleng serta satu botol air minum dalam kemasan. Tidak lama, Adrian masuk kembali ke ruangan diikuti oleh empat orang pria. Mereka semua berpakaian overall berwarna krem dan bertopi. Setiap orang membawa barangnya masing2. Orang pertama membawa sebuah proyektor, orang kedua membawa sebuah gulungan layar raksasa, orang ketiga membawa tas yang berisi kabel2 dan perlengkapan penunjang, dan orang keempat membawa sebuah dokumen dalam map yang nantinya akan Adrian tandatangani. Sesudah Adrian menandatangani dokumennya, mulailah bioskop mini dibuat. Adrian mengeluarkan sebuah laptop dari dalam tasnya, dan juga kabel2nya. Ia lalu memasang semuanya, dan menyambungkannya pada stop kontak utama. Setelah komputernya menyala, ia lalu menyambungkannya dengan proyektor. AC ruangan lalu dinyalakan, dan diatur suhunya ke suhu yang ideal untuk menjaga agar peralatannya tidak kepanasan. Layar raksasa sudah dikembangkan, dan Adrian lalu memindahkan posisi mejanya sedikit lebih maju ke depan, agar tampilan layarnya tidak terlalu besar. Setelah semuanya sudah teratur dan siap, keempat orang tadi keluar dan lalu Adrian menutup pintunya. Semua tirai jendela ditutup, dan lalu Adrian memutar DVD itu, satu per satu. Ada sekitar 40 DVD yang diputar, semuanya berdurasi antara tiga hingga sepuluh menit, dan diputar secara bergantian. Setiap DVD itu selesai diputar, DVD itu kemudian diputar satu kali lagi, sebelum kemudian diganti dengan DVD yang lain. Semua DVD itu berisi tentang perform 7 Icons dari waktu ke waktu, dari pertama tampil hingga terakhir kali mereka tampil. Di sini, para personil 7 Icons jadi sedikit bernostalgia dengan kenangan masa lalu mereka ketika dulu mereka masih sering tampil dari acara ke acara. Mereka semua menyaksikannya dengan santai. Kadang mereka tertawa, kadang mereka serius, kadang mereka malu2, dan kadang mereka juga sedikit sedih. Semua perasaan mereka campur aduk saat melihat kumpulan film2 pendek itu diputar. Setelah semua DVD itu diputar, Adrian lalu mengakhiri sesi pemutaran filmnya. Kemudian ia membereskan semua peralatannya dan lalu bertanya pada para personil 7 Icons.
Adrian: Jadi bagaimana rasanya menonton film2 tadi ? Senang, sedih, kecewa atau bagaimana ?
Mezty: Campur aduk...
PJ: Susah diungkapkan dengan kata2... keinget banget semuanya ketika dulu kita tampil seperti apa...
Vanila: Jadi rindu pengen tampil lagi...
Linzy: Betul banget... kita jadi pengen buru2 tampil lagi...
Natly: Iya... kita jadi makin semangat buat tampil lagi...
Gc: Jadi pengen nangis tahu lihat film tadi... penuh kenangan banget...
Angel: Sama, gw juga pengen nangis... di situ kelihatan banget susah-senangnya kita seperti apa... yah, seperti itulah kami... that's us.
Adrian: Well, jujur saja itu film yang sangat bagus... well, sekarang setidaknya kalian dapat gambaran kan, apa yang akan kita lakukan kali ini ?
PJ: Nggak tuh. Emangnya, nanti kita mau melakukan apa ?
Adrian: Aku akan memperbaiki penampilan kalian untuk lagu2 kalian yang lain. Tapi kalau menurut saya, sepertinya hanya lagu Tahan Cinta dan Jealous yang punya gerakan dance...
Angel: Iya, memang hanya itu yang ada gerakan dance-nya. Sebenarnya, Astaga juga ada, tapi nggak terlalu banyak lah... justru yang banyak dance-nya di dua lagu ini...
Adrian: Oke. Tapi tetap saya akan memperbaiki penampilan kalian untuk semua lagu2 yang sampelnya sudah kita punya. Sebagai jaga2 kalau misalnya kalian diminta untuk tampil menyanyikan lagu ini. Yah, mungkin sama seperti Playboy, perubahannya tidak terlalu banyak, tapi cukup lah untuk bisa membuat kalian tampil lebih keren lagi... besok kita langsung latihan vokal ya... untuk hari ini cukup dulu. Sekarang saya mau panggil orang2 tadi untuk membereskan barang2 ini. Kalian siap2 saja untuk pulang. Oke ?
7 Icons: Oke, bos!!!!!!!
Adrian: Baiklah. Sekarang kalian boleh siap2.
Adrian lalu keluar dari ruangan dan memanggil orang2 tadi. Sementara itu para personil 7 Icons sudah mengemas barangnya dan sudah siap untuk pulang. Tidak lama, Adrian datang kembali dan memberitahukan kalau orang2nya baru bisa besok, karena mereka sudah terlanjur pulang dan nggak bisa kembali lagi karena jalanan utama macet. Akhirnya, Adrian dan anak2 7 Icons langsung meninggalkan ruangan itu. Tapi sebelum pergi, Adrian menutup semua perlengkapan yang ada dengan sebuah kain yang biasa ia simpan di dalam laci mejanya. Ini untuk mencegah ada pencuri yang akan mengambil barang2 tersebut.
Mereka lalu keluar dari flat dan berniat masuk ke mobil. Tapi sebelum mereka masuk ke dalam mobil...
Angel: Mezty, sekarang jam berapa sih ?
Mezty: (melihat jamnya) Sekarang... jam setengah lima aja...
Angel: Setengah lima ya ? Ah, masih sore... mana hari ini hari Sabtu lagi...
Mezty: Terus emangnya mau ngapain ?
Angel: Gw malas pulang jam2 segini... apalagi ini kan hari Sabtu... pengennya sih, kita main2 lagi...
Mezty: Mau main kemana emangnya ? Ngedugem lagi ? Ah, gw lagi malas masuk tempat dugem aja...
Angel: Ya nggak ke tempat dugem lah... masa kita main ke tempat dugem lagi ? Kan udah kemarin... lagipula, ngapain kita ke tempat dugem sore2 begini ?
PJ: Eh eh, ada apaan sih ?
Mezty: Si Angel katanya belum mau pulang... dia malas soalnya pulang jam segini...
PJ: Emangnya kenapa sih, Angel ?
Angel: Ya kan hari ini hari Sabtu... kalau udah hari Sabtu kan gw pengennya nggak mau pulang dulu... pengennya jalan2 dulu...
PJ: Penyakitnya kambuh lagi nih... kalau hari Sabtu maunya jalan2 terus... ya udah, mau ke mana ?
Angel: Nah, itu dia masalahnya... mau jalan2 ke mana ? Masalahnya, gw maunya jalan2 ke tempat yang baru tapi asyik, gitu...
PJ: Lagi nggak mau ke mal nih ? Tumben...
Angel: Lagi malas... soalnya lagi nggak ada barang yang mau dibeli nih... belanjaan gw udah banyak, jatah dari orangtua gw udah mau habis, jadi harus banyak berhemat nih...
Tiba2 Adrian datang sambil membawa barang2nya. Ia pun jadi penasaran dengan apa yang sedang terjadi di dekat mobil. Anak2 7 Icons sedang ada masalah.
Adrian: (sambil berjalan menuruni tangga) Ada apa ini ?
PJ: Penyakitnya Angel kambuh lagi nih...
Adrian: Penyakit apa ? Coba saya periksa Angel...
Adrian lalu memegangi badannya Angel dan memegangi bagian kepalanya. Ia bahkan mendekatkan telinganya ke daerah jantungnya Angel, untuk mengecek detak jantungnya. Ia juga meminta Angel untuk membuka mulutnya, dan memeriksa lidahnya dengan alat khusus. PJ dan personil 7 Icons yang lain jadi kebingungan.
PJ: Aduh, Adrian! Bukan itu maksudnya! Angel itu sehat...
Adrian: Terus kok kamu bilang si Angel punya penyakit yang kambuh...
PJ: Ya maksudnya bukan itu... si Angel itu penyakitnya bukan penyakit beneran... penyakit kebiasaan maksudnya... dia itu pengen jalan2 dulu sebelum pulang... biasa, hari ini hari Sabtu...
Adrian: Oh, jadi dia nggak pengen pulang dulu ? Bilang dong... (sambil melepas genggaman tangannya dari Angel, Angel lalu memegangi lengannya, sambil sedikit menahan kesakitan, gara2 pegangan Adrian kuat banget!)
PJ: Ya tadinya mau bilang... tapi... kamu malah keburu pegangin Angel duluan... tuh, si Angel lengannya sampai sakit tuh...
Adrian: Sorry... gw kan nggak tahu... tapi emangnya Angel suka begini ya kalau hari Sabtu ?
PJ: Begitulah... kita sih ngikut-ikut saja... tapi ujung2nya kita juga yang senang... soalnya kita juga nggak suka pulang cepat... biasalah, kita ini hobinya jalan2...
Adrian: Oh, begitu... tapi kebetulan saya punya usulan buat tempat jalan2 buat kalian sore ini. Saya baru dapat telepon dari orang2 yang tadi bawain peralatan kita tadi kalau di jalan utama sekarang lagi macet, jadi... kita harus cari jalan lain dulu untuk bisa pulang. Untuk hari ini, kita akan pulang lewat pelabuhan. Bagaimana ?
PJ: Pelabuhan ? Boleh juga tuh... eh, tapi mampir dulu ya di situ... mau lihat laut...
Linzy: Iya, aku juga... aku mau santai2 di pinggir laut... pengen lihat sunset...
Mezty: Gw juga mau tuh, lihat sunset... udah lama nggak lihat sunset...
Adrian: Boleh kok. Tapi saya punya tempat terbaik untuk melihat sunset.
Natly: Di mana ? Ikutan juga dong lihat sunset-nya...
Adrian: Di kapal. Gw mau ajak kalian ke kapal perang Inggris abad ke-17 itu... mau nggak ?
Vanila: Kapal yang tadi nembak meriam itu ya ? Ah, akyu mau!
Angel: Emangnya kapal itu boleh dimasuki ya ?
Adrian: Mudah2an. Tapi biasanya boleh. Kalau nggak bisa... kita nekat aja...
PJ: Asyik deh kalau begitu... ya udah, semua sepakat nggak nih, kita ke pelabuhan ?
Mezty: Sudah pasti gw setuju... kan pada mau lihat sunset semuanya...
Natly: Iya, gw juga mau lihat sunset... dan mudah2an kita bisa masuk ke kapalnya...
Gc: Sama, gw juga kepengen... sunset itu kan indah banget... apalagi kalau dilihat dari kapal... kayak film Titanic deh... tinggal nunggu Jack-nya saja...
Mezty: Hahahahaha... kan Jack-nya sudah ada... nih... (sambil menunjuk Adrian)
7 Icons: Hahahahahahaha...
Adrian: Kok saya sih ?
Mezty: Kan kamu cowok sendiri di sini aja...
Vanila: Betul betul betul!
Adrian: Ya tapi kan nggak mungkin satu cowok jadi rebutan tujuh cewek...
Angel: Nggak mungkin sih nggak mungkin... tapi ujung2nya kamu yang senang kan ?
Adrian: Ummm... iya juga sih...
7 Icons: Wuuuuuuu...
Linzy: Eh, sekarang kita masuk ke mobil aja yuk... udah hampir mau sunset tuh... nanti kita ketinggalan...
Angel: Oh, ya. Ayo deh kalau begitu... Adrian, kamu yang nyetir mobilnya ya... (sambil memberikan kunci mobilnya pada Adrian)
Adrian: Oke deh... (sambil menerima kunci mobilnya) baiklah, sekarang semuanya masuk ke mobil!
Adrian dan para personil 7 Icons pun kemudian masuk ke dalam mobil dan lalu mereka meluncur menuju pelabuhan, yang jaraknya hanya dua kilometer dari flat tempat mereka latihan. Jalannya dekat kok. Hanya jalanan lurus sejauh satu kilometer kemudian belok kiri ke arah pelabuhan, dan lalu lurus terus hingga memasuki wilayah pelabuhan. Suasana di pelabuhan tidak terlalu ramai, meskipun masih banyak aktivitas bongkar-muat yang dilakukan di tempat itu. Adrian membawa mobil itu berkeliling pelabuhan, sambil mencari lokasi di mana kapal uap dan kapal perang abad ke-17 itu berlabuh. Setelah beberapa kali berputar-putar, akhirnya mereka berhasil menemukan tempat dimana kedua kapal besar itu berlabuh. Mobil yang membawa Adrian dan para personil 7 Icons kemudian berhenti tepat di depan kapal perang Inggris abad ke-17 itu. Semua yang berada di dalam mobil lalu keluar dan melihat langsung kapal itu. Dilihat dari dekat, kapal itu sangat besar, memanjang dari sisi kiri ke sisi kanan pandangan mereka, dan tiangnya tinggi menjulang ke langit. Semua layarnya sudah digulung dan diikat pada tiangnya masing2. Pintu kapal itu ada di dek lantai dua, dengan sebuah tangga kayu sudah terpasang, menghubungkan kapal dan tempat parkir kapal. Pintunya terbuka, dan sepertinya kapal itu sedang ditinggalkan oleh awak2nya. Adrian pun langsung mengajak para personil 7 Icons untuk masuk ke dalam kapal tersebut, selagi para awak2nya sedang tidak ada. Mereka pun lalu masuk ke dalam kapal dengan menaiki tangga penghubung tersebut. Di dalam kapal, mereka langsung disambut dengan sederetan meriam2 raksasa, yang berjejer di depan, kiri, dan kanan mereka. Semua meriam itu dilengkapi dengan peluru2nya, yang tersusun dengan rapi di samping setiap meriam itu. Adrian lalu mencari di mana tangga menuju ke dek paling atas. Setelah menemukannya, ia lalu berjalan menuju ke tangga itu, dan semua personil 7 Icons mengikutinya. Mereka lalu naik tangga itu, melewati dek lantai satu, dan mendapati sebuah pemandangan yang sangat menarik ketika mereka sampai di lantai. Ya, mereka sudah tiba di dek atas kapal. Langsung terhampar di depan mereka, tiang kapal utama, lengkap dengan tali2 pengaitnya yang sangat kuat, tangga tali di samping kiri-kanan tiang, untuk menjadi akses para awak kapal untuk menjangkau bagian layar yang posisinya sangat tinggi, ada sebuah sekoci besar ditaruh di tengah dek kapal, untuk menjadi sarana penyelamatan awak kapal jika kapal dalam kondisi terancam, beberapa tempat tidur gantung, untuk tempat beristirahat para awak kapal, beberapa meriam, lengkap dengan persediaan pelurunya, dan beberapa sarana penunjang kapal lainnya. Di sebelah kiri mereka, terhampar pemandangan pelabuhan, gudang pelabuhan, bangunan kantor, dan gedung2 lainnya. Sementara di sebelah kanan mereka, terhampar pemandangan laut yang sangat indah, dengan matahari yang sudah hampir mendekati garis horizon, dan menyinari wajah mereka. Adrian dan 7 Icons lalu mengarahkan pandangan mereka ke sebelah kanan mereka, dan melihat matahari itu perlahan mendekati garis horizon, dan mulai terbenam. Para personil 7 Icons langsung berlari menuju pinggir dek, untuk melihat sunset yang sangat ingin sekali mereka lihat. Langit kini berwarna oranye, meskipun kalau dilihat ke arah pelabuhan, langitnya sudah mulai kebiruan. Dengan sabar anak2 7 Icons menunggui matahari itu terbenam, dan sambil itu, mereka disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah. Adrian juga melihat sunset itu, tapi posisinya agak berjauhan dengan para personil 7 Icons. Ada sekat berupa meriam yang memisahkan mereka. Tapi itu tidak jadi masalah bagi Adrian, yang penting ia bisa melihat sunset-nya. Sekitar 15 menit kemudian, matahari sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit, dan anak2 7 Icons kemudian duduk2 di barel2 kayu yang ada di dek kapal tersebut. Adrian lalu duduk di tangga dek kapal dan mulai ngobrol2 dengan mereka. Pembicaraan mereka cukup lama, dan ada banyak hal yang dibahas. Mulai dari lagu2 yang ada dalam CD itu, bagaimana cara menyanyikannya, apakah ada gerakan yang harus dilakukan dalam lagu itu, apakah ada pengalaman spesial saat perekaman lagu itu, siapa yang menciptakan lagu itu, dan banyak lagi yang lainnya. Selain itu juga, yang juga mereka bicarakan adalah soal DVD penampilan mereka itu. Siapa yang merekam, siapa yang menyimpannya, apakah mereka pernah melihatnya, dan sebagainya. Adrian lalu juga menjelaskan alasan kenapa ia ingin memutarkan DVD itu pada mereka, sebagai selain bahan evaluasi dan bahan latihan, juga untuk me-refresh ingatan para personil 7 Icons pada saat itu. Adrian ingin membuat mereka mengingat kembali seperti apa masa lalunya mereka, dan menjadikannya sebagai motivasi untuk masa berikutnya, dan bukan untuk dikenang sebagai sesuatu beban ataupun kenangan yang buruk. Sekaligus juga ini untuk memberi semangat buat anak2 7 Icons sehingga mereka bisa melakukan yang lebih di masa yang akan datang. Adrian tahu kalau anak2 7 Icons saat ini sedang dalam semangat dan percaya diri yang sangat tinggi, dan akan lebih baik jika mereka mendapat semangat yang lebih dari menonton sejarah penampilan mereka. Di DVD itu terlihat dengan jelas perkembangan penampilan mereka, dari yang awalnya standar2 saja, hingga menjadi keren dan penuh dengan gaya. Semuanya berkembang dengan sangat baik. Tapi kemudian perkembangan itu terhenti karena penampilan mereka yang menurun. Menurut Adrian, ini adalah saatnya bagi 7 Icons untuk melanjutkan perkembangan itu, dan menaikkannya ke taraf yang lebih tinggi, sehingga bisa menarik perhatian masyarakat yang lebih luas lagi. Tapi Adrian tidak meminta 7 Icons untuk langsung tancap gas dengan menaikkannya setinggi mungkin secepatnya... Adrian lebih senang kalau ada proses yang bisa dijalani oleh mereka, namun dengan hasil yang selalu meningkat dari satu penampilan ke penampilan lainnya. Kalau perlu, proses yang dulu mereka jalani, mereka ulangi lagi dari awal, tapi untuk kali ini, prosesnya tidak berhenti, tapi akan berlanjut terus secara bertahap. Kalau sudah seperti itu, maka Adrian yakin, 7 Icons bisa menjadi girlband terbaik yang pernah ada.
Setelah mereka asyik ngobrol, Adrian dan anak2 7 Icons memutuskan untuk sedikit bersantai di atas dek kapal perang Inggris abad ke-17 tersebut. Mereka semua bernyanyi-nyanyi, menari, ngobrol2 santai, atau bahkan bermain-main di atas dek kapal. Mereka sampai berkejar2an, main petak umpet di dek lantai satu kapal, dimana mereka memanfaatkan meriam sebagai tempat persembunyian mereka. Mereka juga menjelajah seluruh isi kapal, dari dek lantai satu hingga ke dek terbawah, tempat penyimpanan persediaan perbekalan kapal. Mereka juga melihat-lihat kantor dalam kapal itu, yang terletak di buritan kapal. Mereka bahkan berfoto di beberapa bagian kapal itu. Semuanya mereka jelajahi, dari haluan hingga buritan, dari dek utama hingga dek terbawah, tapi tidak ke tiang kapal. Hanya saja, Adrian sempat menaiki tangga kapal itu untuk sekedar menjawab rasa penasarannya seperti apa rasanya melihat pemandangan dari atas tiang kapal. Hanya Adrian yang berani naik ke atas tiang kapal, itu pun tidak bisa tinggi2, karena Adrian juga punya rasa takut ketinggian pada ketinggian tertentu. Setelah rasa penasarannya terjawab, ia pun langsung buru2 turun dengan menggunakan tangga tali itu lagi sebelum rasa takut ketinggiannya timbul. Mereka lalu bermain-main lagi di atas dek kapal, mereka membuat beberapa permainan di atas dek, termasuk bermain-main dengan kemudi kapal dan bermain seakan-akan mereka yang mengemudikan kapal itu, dalam berbagai kondisi, mulai dari kondisi tenang, kondisi hujan badai, hingga kondisi peperangan. Mereka bermain hingga lebih dari jam tujuh malam. Ketika itu langit sudah gelap, tapi dipenuhi dengan bintang dan bulan yang bersinar dengan sangat terang. Mereka menyempatkan diri untuk melihat pemandangan indah itu dari dek kapal, sambil beristirahat setelah asyik bermain-main. Saat mereka sedang menikmati pemandangan itu, barulah mereka sadar kalau mereka sudah bermain terlalu lama di atas kapal itu. Adrian dan 7 Icons pun akhirnya turun dari kapal perang abad ke-17 itu sekitar jam tujuh lewat duapuluh dua menit malam. Mereka langsung masuk ke dalam mobil dan pergi menuju ke tempat lainnya.
Sebelum pulang, Adrian dan 7 Icons menyempatkan diri untuk mampir sebentar di sebuah minimarket, karena PJ dan Natly ingin membeli barang2 kebutuhan di rumah mereka. Kebetulan orangtua mereka SMS di tengah perjalanan, jadi keduanya bisa minta mampir dulu sama Angel, yang sekarang lagi berada di depan kemudi. Nah, ketika mereka lagi mampir itu, Adrian yang sudah kecapean gara2 seru2an di kapal bersama 7 Icons sudah tidak bisa menahan lagi rasa kantuknya, dan ia pun tertidur... dan tenggelam dengan cepat dalam lautan mimpi yang membawanya ke... sebuah kapal. Scene mimpi Adrian kita mulai.
Saat itu tahun 1805. Adrian sedang bekerja di ruang kerja kapal yang terletak di buritan kapal. Ia sedang menghitung jarak untuk menuju ke pulau harta karun. Dia memakai jas panjang berwarna hitam bergaris emas dengan tanda pangkat di bagian bahu dan barisan bintang tanda jasa dari kerajaan di dada kanannya, tanda bahwa ia adalah pelaut yang sukses. Dia memakai dasi berenda putih, yang memang biasa dipakai para pelaut ketika itu, rompi putih, celana putih, kaus kaki panjang putih, dan sepatu hitam. Ada selempang berwarna merah yang melintang dari bahu kanan ke pinggang kirinya. Topi kaptennya ia taruh di samping kanan mejanya, dengan kertas peta berukuran besar tepat berada di tengah mejanya. Di tangan kanannya Adrian terdapat sebuah jangka, dan di dekatnya ada penggaris. Di dekat tangan kirinya ada gelas yang berisi air putih yang sudah tinggal seperempat bagian. Bagian bibir gelas itu ditutup dengan sebuah penutup dari kertas. Tepat di samping kiri mejanya terdapat sebuah buku yang berisi catatan perjalanannya. Ruang kerjanya sangat luas, banyak terdapat meja yang di atasnya tersimpan beberapa replika kapal perang sejenis kapal perangnya dari berbagai negara di dunia. Ada juga beberapa lukisan kapal2 yang menghiasi beberapa bagian ruang kerjanya. Juga ada vas bunga, dan beberapa lemari buku kecil. Ada sebuah lampu gantung di bagian langit2 ruang kerja dan permadani indah yang ia dapatkan dari pedagang Persia yang kebetulan pernah mengunjungi kapalnya saat masih berada di pelabuhan, di lantai ruang kerja itu. Ketika ia sedang sibuk menghitung jarak itu, secara tiba2 ada seseorang mendatangi Adrian dan bilang kalau ada barisan kapal musuh yang terlihat dari jarak sekitar 20 kilometer dari posisi mereka. Adrian pun langsung mengambil topi kaptennya dan pergi memeriksa ke luar. Di luar, ia langsung mendapat laporan dari awak2 kapal lainnya kalau ada kapal musuh yang sedang mendekat dan sepertinya mereka mengetahui keberadaan kapal. Adrian lalu pergi ke anjungan dan meminjam teropong dari juru mudi kapal. Ketika ia melihat melalui teropong, ternyata laporan awak2nya benar. Ada tigapuluh kapal musuh yang sedang berjalan beriringan untuk melakukan patroli, di daerah yang seharusnya terlarang untuk mereka. Beruntung kapalnya Adrian tidak sendiri. Ada duapuluh empat kapal lainnya yang ikut bersamanya, dan mereka semua ada di belakang. Tujuannya sama, patroli. Awak kapal pun kemudian meminta Adrian untuk melakukan sesuatu. Akhirnya, Adrian memutuskan untuk mengibarkan bendera tanda minta bantuan. Bendera kode pun dikibarkan, dan itu berhasil diketahui oleh kapal2 lain yang ada di belakangnya. Semua kapal pun langsung mempercepat lajunya dan mendekati kapalnya Adrian. Tak lama datanglah kapal yang lain dan kaptennya langsung menanyakan ada apa sampai kapalnya Adrian mengibarkan bendera minta bantuan. Adrian lalu berteriak lewat anjungan kalau ada kapal musuh yang sedang patroli, di wilayah perairan yang seharusnya jadi milik wilayahnya Adrian. Kapten kapal itu kemudian mengusulkan agar melakukan pengusiran terhadap kapal2 itu, dan kapal itu siap untuk membantu. Adrian pun menerima pesan itu, dan langsung memerintahkan komandan kapal untuk melakukan langkah pengusiran. Isyarat bendera tanda pengusiran pun dikibarkan dan diketahui oleh kapal musuh. Tapi sepertinya mereka tidak menurutinya dan makin mendekat ke arah iringan kapal2 Adrian. Adrian menganggap mereka sengaja melakukan provokasi pada kapal2nya, tapi dia masih mau bersabar. Ia minta agar isyarat bendera dikibarkan sekali lagi. Tapi, tetap saja tidak ada respon dari kapal musuh, malah sepertinya mereka mempercepat laju kapalnya. Jarak antar kedua iringan kapal pun menjadi sangat dekat. Adrian pun kini tidak punya cara lain selain melakukan serangan. Kali ini, tanpa ampun, Adrian langsung meminta agar isyarat bendera tanda berperang dikibarkan. Kapal musuh pun tidak mau kalah. Isyarat bendera tanda perang juga mereka kibarkan. Perang adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.
Adrian lalu berstrategi. Ia meminta agar sepuluh kapal pertama maju lebih dahulu untuk memancing kapal musuh lebih mendekat. Setelah mereka semua terpancing, barulah kapal yang lain datang untuk menyerang. Ketika mereka sudah saling menyerang, kapalnya Adrian akan bermain kejar2an dengan kapal musuh yang istilahnya "belum dapat lawan". Adrian akan bermain-main dengan mereka hingga mereka sudah dalam kondisi yang pas untuk diserang. Ketika mereka sudah mulai kalang kabut, barulah mereka mulai menyerang. Strategi itu lalu disetujui dan lalu kapalnya Adrian mengirim pesan pada kapal2 lain untuk mulai menyerang, lengkap dengan strateginya, yang disebar lewat kode bendera. Semua kapal pun kemudian saling meneruskan informasi tersebut dan lalu mulai bergerak. Sepuluh kapal langsung maju untuk membuat iring2an kapal musuh terpecah dan terpancing. Kapal2 itu mendekat dengan cepat dan beberapa kapal musuh langsung bersiap untuk melakukan serangan. Tapi ketika kapal sudah sedikit lagi berada di dekat jarak tembak mereka, kapal itu lalu berputar dan membuat kapten kapal musuh kebingungan. Kapten kapal musuh pun kemudian memerintahkan untuk melakukan pengejaran. Kapal2 musuh itu lalu berpencar dari iring2annya, dan mulai mengejar kapal2 pemancing itu. Ketika mereka sudah mulai bergerak, Adrian langsung memerintahkan kapal2 lain untuk menggantikan tugas kapal pemancing dan langsung menyerang kapal musuh. Kapal2 penyerang pun mulai bergerak, dan langsung mendekati kapal musuh yang sudah terpancing itu dengan cepat. Kapal pemancing kemudian bergerak dengan cepat kembali ke posisinya semula, dan masuklah kapal penyerang sebagai pengganti... mereka lalu mengepung kapal musuh dan langsung menghujaninya dengan tembakan meriam yang bertubi-tubi, membuat kapal musuh tak sempat membalas. Satu per satu kapal musuh pun hancur dan tenggelam karena serangan dadakan itu. Kapten kapal musuh yang masih tersisa pun langsung memerintahkan serangan balasan. Semua kapal pun langsung maju dan perang pun dimulai. Adrian pun tak mau ketinggalan. Mereka juga memerintahkan semua kapal untuk maju, dan memulai strategi terakhir. Mengajak kapal musuh untuk bermain-main sebentar sebelum melakukan penyerangan. Benar saja, semua kapal musuh langsung mengejar kapalnya Adrian, yang memang merupakan kapal terbesar dari semua kapal2 yang ada di armada itu. Adrian pun langsung berdiri di samping juru mudi dan memandu ke arah mana kapal harus berjalan. Untuk kondisi ini, Adrian yang pegang kendali, sebagai kapten kapal yang baik... dan komandan kapal membantu memberitahukan posisi kapal musuh. Ada lima kapal musuh yang mengejar, dan semua ukurannya tidak kalah besar dari kapalnya Adrian. Untuk mengecoh kapal musuh, Adrian sampai memerintahkan juru mudi untuk memutar kapal beberapa kali. Kejar2an pun langsung terjadi... dan Adrian yang mengatur semuanya. Kapal2 itu diajak untuk berputar-putar hingga berkali-kali, dan bahkan membuat kapal musuh itu terjebak, hingga ada yang saling bertabrakan. Akhirnya, hanya satu kapal yang masih bertahan, dan itu adalah kapal utamanya. Adrian siap untuk melakukan serangan. Kapalnya Adrian itu kemudian membawa kapal musuh itu ke sebuah daerah yang tidak jauh dari lokasi peperangan, di mana sekarang hampir semua kapal sedang berperang habis2an hingga tenggelam. Kedua kapal pimpinan armada itu pun kemudian saling menyamping, dengan jarak hanya 200 meter. Adrian lalu memerintahkan semua meriam dipersiapkan, dan semua meriam diarahkan ke kapal musuh. Meriam pun semuanya dipersiapkan, mesiu dibawa dari gudang kapal, peluru meriam sudah dibersihkan dan lubang meriam juga sudah dibersihkan. Obor juga sudah dinyalakan, untuk menjadi pemicu meriam. Adrian lalu mengeluarkan pedangnya. Setelah semuanya sudah siap, Adrian langsung berteriak "TEMBAAAKKKK!!!!!!!!!!" sambil mengangkat pedangnya, dan hujan tembakan pun dikeluarkan oleh kapalnya Adrian menuju ke kapal musuh. Tapi sayangnya tidak semua tembakan mengenai kapal. Sekarang giliran kapal musuh yang menyerang, dan hujan tembakan pun langsung mereka keluarkan. Semua awak kapal Adrian langsung menunduk, atau bahkan bersembunyi di beberapa tempat. Beruntungnya, hasil mereka sama, tidak semua tembakan mengenai kapalnya Adrian. Hanya saja, ada beberapa layarnya yang jadi bolong gara2 tembakan meriam. Adrian pun kemudian tertawa karena tembakan mereka juga tidak semuanya mengenai kapal. Adrian lalu memerintahkan tembakan berikutnya, namun kali ini, dengan jarak yang sedikit lebih dekat. Hujan tembakan pun keluar lagi... dan kali ini sudah bisa merusak beberapa bagian kapal. Tapi belum membuat mereka tenggelam. Justru dengan kondisi rusak, kapal musuh itu berhasil mendekat ke kapalnya Adrian dan Adrian sudah tahu apa yang akan mereka lakukan. Mereka ingin bertarung jarak dekat. Adrian langsung memanggil pasukannya untuk meladeni pasukan yang dibawa oleh kapal musuh. Semua pasukan Adrian memakai seragam berwarna merah berselempang biru dengan kemeja putih, rompi putih, celana putih, kaus kaki putih, dan sepatu hitam, plus topi warna hitam. Mereka semua bersenjata lengkap. Membawa senapan, pistol, dan pedang. Kapal musuh membawa pasukan yang memakai seragam biru dengan celana biru, kaus kaki putih, dan sepatu hitam, bertopi biru, berselempang putih, dan juga bersenjata lengkap. Kapal musuh pun akhirnya berada tepat di samping kapalnya Adrian, dan lalu para pasukan yang berada di atas kapal langsung naik ke kapalnya Adrian. Perang jarak dekat pun langsung dimulai. Adrian pun ikut dalam pertarungan itu, bersama komandan dan awak kapal yang lain. Mereka semua berkelahi dengan berbagai cara, ada yang beradu pedang, ada yang main tangan kosong, ada yang main tembak2an, ada yang main Smackdown, banting-membanting kesana kemari... ada yang main keroyokan, ada yang battle dance dulu sebelum berkelahi, ada yang ritual jampe2 dulu lah, adu silat, ada juga yang main kejar2an sampai ke tiang tertinggi kapal dulu sebelum berkelahi, ada yang bergaya seperti sniper, menembaki pasukan musuh dari tiang kapal, hingga ada yang main suit2an dulu sebelum mulai memukul, untuk menentukan siapa yang akan memukul duluan, ada juga yang bermain jurus2 kungfu dulu, ada yang beradu pantun dulu sebelum memukul, dengan alasan yang sama, untuk menentukan siapa yang harus memukul duluan... bahkan ada aturannya, siapa yang nggak bisa balas pantunnya, dipukul, ada juga yang main kartu dulu di dek atas kapal sebelum berkelahi, banyak... banyak cara untuk berkelahi, baik itu cara memulainya, atau cara berkelahinya. Situasi di dek kapal pun langsung kacau, anarkis, rusuh, dan tak terkendali. Tidak ada orang yang tidak berkelahi, kecuali kalau ia sudah mati. Situasi jadi makin kacau lagi setelah datang satu kapal lain, yang merupakan teman satu armadanya kapal Adrian, mereka mengirim pasukan tambahan untuk membantu pasukan di kapalnya Adrian yang sedang kewalahan mengurus pasukan dari kapal musuh. Kedatangan mereka makin membuat kondisi semakin kacau. Perkelahian makin banyak, dan makin banyak pula korban yang jatuh, atau dilempar ke laut setelah sebelumnya dibejek-bejek dulu. Bahkan ada yang sampai digantung dengan kaki diikat ke atas dan wajahnya dipukul habis2an dari bawah. Benar2 rusuh deh... dan semakin banyak pasukan yang naik ke kapalnya Adrian. Bahkan, kapten kapal musuh pun juga ikut naik bersama komandan kapal dan kepala pasukan. Adrian pun langsung dapat lawan yang seimbang. Kapten kapal musuh yang kumisnya panjang dan lebat banget, bertubuh tinggi besar, dan membawa pedang yang besar sekali ukurannya. Dia mungkin sudah seperti versi jahatnya Jack Sparrow. Dia memakai jas panjang dengan pangkat di bahunya, kemeja putih, rompi putih, celana putih, kaus kaki putih, dan sepatu hitam. Sepertinya dia sudah mengincar Adrian sejak awal pertempuran ini dimulai. Dia langsung mendatangi Adrian dan mengajaknya berkelahi. Mereka bertarung dengan pedangnya masing2. Tapi pedangnya Adrian kalah dengan pedangnya si kapten musuh. Kita sebut saja dia Kapten Barbarossa ya... pedangnya Adrian pun jatuh dan ia tidak bisa mengambilnya karena Kapten Barbarossa langsung mengejarnya dan menarik bagian belakang jasnya hingga Adrian terjatuh. Sekarang giliran tarung dengan tangan kosong. Mereka pun saling baku pukul layaknya petinju yang sedang bertarung habis2an untuk memperebutkan sabuk gelar juara tinju profesional. Rasa sakit mereka tidak pedulikan, yang penting tetap bisa baku pukul. Bahkan Adrian sampai naik ke atas badan Kapten Barbarossa untuk memukul kepalanya, saking badannya yang gede banget. Adrian memukul kepalanya seperti memukul gendang dengan penuh emosi dan penuh nafsu. Itu membuat Kapten Barbarossa pun merasa pusing dan langsung terjatuh. Ketika dia terjatuh, Adrian langsung memukulnya lagi hingga tangannya terasa sakit, dan juga menjatuhkan dirinya di atas badan Kapten Barbarossa seperti sedang bermain Smackdown. Sadar kalau Adrian tidak akan mungkin mengalahkan Kapten Barbarossa sendirian, dan melihat Adrian sudah cukup kepayahan, beberapa orang awak kapal dan anggota pasukan menawarkan bantuan untuk mengeroyoknya hingga tewas. Adrian pun menerimanya, dan lalu ia menyerahkan kapten bertubuh besar itu untuk dikeroyok secara massal dengan cara menyingkirkan badannya dari tubuh Kapten Barbarossa. Setelah ia menyingkir dari situ, puluhan orang yang terdiri atas awak kapal dan beberapa anggota pasukan langsung mengeroyoknya habis2an, dan Kapten Barbarossa tak bisa berbuat apa2. Ia pun tewas dikeroyok massa. Mengetahui kapten musuh tewas, semua orang yang ada di kapal itu langsung bersorak, tak terkecuali Adrian. Ia pun lalu melompat kegirangan sambil mengangkat tangannya. Namun tanpa ia sadari, seseorang langsung berlari menuju ke arahnya, sambil membawa pistol yang ia ambil dari seorang anggota pasukan yang sudah tewas, dan langsung menembak Adrian tiga kali di bagian perutnya ketika ia sedang berbalik. Adrian langsung roboh dan sekejap seluruh kapal pun terdiam. Ternyata orang yang menembak itu adalah komandan kapal musuh, yang sebelumnya sudah dianggap menyerah oleh para anggota pasukan kapal. Mengetahui orang yang menembak kaptennya adalah musuh, seorang awak langsung berteriak, "Dia telah menembak kapten kita! Dia itu musuh! Keroyok dia!" dan langsung semua awak kapal berlari dari seluruh arah dan mengeroyok komandan kapal itu hingga tewas dan kondisinya malah lebih mengenaskan. Badannya sampai terpotong-potong dan dilempar2kan ke laut. Ketika pengeroyokan sedang berlangsung, beberapa orang awak kapal dan anggota pasukan langsung memeriksa kondisinya. Adrian memegangi perutnya dan mendapati ada darah membasahi tangan kanannya. Komandan kapalnya lalu datang sambil membawa peralatan medis dan juru bedah untuk Adrian. Adrian semakin tidak berdaya dan kondisinya langsung menurun drastis. Juru bedah langsung bereaksi cepat dengan mengeluarkan peluru itu dengan hati2 dari perutnya. Meskipun semua peluru sudah dikeluarkan dan lukanya sudah diobati, kondisinya tetap tidak berubah. Adrian sadar bahwa ini adalah ajalnya... dan dia pun langsung mengeluarkan kata2 terakhirnya, di hadapan semua awak kapal dan anggota pasukan kapalnya, termasuk juga komandan kapalnya, yang masih tersisa dan mengelilinginya. Ia minta agar ia dimakamkan secara layak dan hormat, dan minta agar pelurunya disimpan dalam peti matinya, juga dia minta agar dia didoakan tujuh hari tujuh malam dan diadakan tabur kembang di tempat dimana ia tertembak dan tempat dimana ia wafat, selain juga di makamnya. Ia juga minta dimakamkan dalam peti mati yang terbuat dari kayu berukir dan berkualitas terbaik, dan dimakamkan dengan makam yang terbuat dari marmer penuh ukiran yang indah, dan ditulisi, "Disini terbaring dengan tenang, gagah, penuh kehormatan, penuh pengertian dan penuh keikhlasan, seorang kapten muda yang ganteng, baik, gagah berani, tidak sombong, dan rajin menabung, serta suka menolong sesama, yang bernama Adrian, yang gugur dengan tenang di atas kapalnya yang tercinta, bernama sekian, di tengah Laut Trafalgar, pada koordinat sekian-sekian-sekian-sekian, pada tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian, jam sekian, menit sekian, detik kesekian, dan semoga orang yang mendoakannya masuk sorga tanpa cela suatu apapun." Awak2nya hanya bisa melongo sambil berusaha mengingat apa yang diinginkan oleh kaptennya itu. Beruntung sudah ada seseorang sudah siap untuk mencatatnya, sehingga permohonan terakhirnya bisa tercatat dengan baik. Tak lama setelah ia mengucapkan permohonan terakhirnya, ia bilang, "Kalian semua janji ya, kalian harus lakukan permohonanku ini... karena aku akan bahagia di atas sana jika kalian bersedia untuk melakukannya..." dan semua awak bersedia untuk melakukannya. Adrian lalu berkata lagi, "Kini waktunya sebentar lagi akan tiba, cepat catat waktunya, dan biarkanlah aku mati dengan tenang dan ikhlaskanlah kepergianku, karena aku melakukan ini semua demi negara yang aku cintai... tetaplah sehat selalu, jangan lupa berdoa yang banyak, beramallah untuk orang miskin, santuni anak yatim, dan sebarlah kebaikan pada orang lain, selagi kalian tidak berperang. Ingatlah, sejuta kebaikan lebih berarti daripada sejuta kejahatan, jadi banyak2nya berbuat baik pada orang lain, terutama orangtuamu atau orang yang lebih tua darimu..." Mendengar pesannya ini, semua awak kapal dan anggota pasukan pun tidak bisa menahan air matanya, dan perlahan mereka menangis, teringat dengan orangtua mereka yang telah lama mereka tinggalkan di kampung demi ikut perang membela negara. Tidak lama kemudian, Adrian menutup matanya dengan tenang. Ia telah wafat. Mengetahui ia telah wafat, semua awak kapal langsung membangunkannya. Kata2 mereka jelas, "Kapten, bangun!", "Kapten, jangan mati dulu!", "Bangun, kapten! Bangun!" dan kata2 itu terus yang terucap dari mereka, secara berulang-ulang, terutama kata "bangun" yang makin lama, makin lama, suaranya berubah, dari suara pria menjadi suara wanita, yang ternyata diucapkan oleh para personil 7 Icons, ketika mobil yang membawa Adrian dan para personil 7 Icons sudah tiba di depan jalan kecil yang mengarah ke rumahnya Adrian. Adrian lalu perlahan membuka matanya, dan scene mimpi Adrian telah selesai. Adrian sudah bangun dari tidurnya.
Adrian: Lho, saya di mana ? Apa saya mati ?
Linzy: Hah ? Mati ? Kamu nggak mati kok... kamu ada di dalam mobil kita, dari tadi kamu tidur terus, dan mobil kita sudah sampai di jalan dekat rumah kamu kok, makanya kita bangunin kamu...
Adrian: Terus, yang tadi... ada komandan kapal, ada awak2 kapal, terus ada tentara itu, mana ?
Linzy: Hah ? Maksudnya apaan sih ? Nggak ada komandan kapal kok... kamu mimpi ya ?
Adrian: Mimpi ? Nggak mungkin! Tadi saya tiduran di lantai dek kapal, ada luka tembak di perut saya, terus ada banyak orang mengerubungi saya, tadi kayaknya mereka ada di sini deh...
PJ: Luka tembak ? Perut kamu nggak apa2 kali! Kamu beneran mimpi deh...
Adrian: Saya nggak bohong, sumpah! Tadi ada luka tembak di sini... lihat perut saya...
Linzy: Nggak ada luka tembak, Adrian... kamu tadi bermimpi... coba lihat perut kamu...
Adrian lalu melihat ke arah perutnya, dan mendapati kalau perutnya baik2 saja, tidak ada luka tembak apapun. Barulah kemudian Adrian sadar kalau ia sedang bermimpi.
Adrian: Berarti kalian benar dong... saya tadi bermimpi...
Linzy: Tuh kan, dibilang juga apa... kamu itu tadi hanya bermimpi... emang tadi mimpinya seru banget ya ?
Adrian: Seru, seru banget... gw jadi kapten kapal begitu deh... kapalnya yang seperti tadi, di pelabuhan... terus gw ikut perang, dan berantem seru dengan musuh... tahu2 gw ditembak, terus gw mati, dan kalian semua yang bangunin aku... gitu deh ceritanya...
Mezty: Wah, sampai dibawa ke dalam mimpi tuh kapal, hahahahaha...
Adrian: Iya... habis kapalnya asyik sih... gw juga nggak tahu tuh kok bisa kapal itu ada di mimpi gw...
Angel: Adrian sudah bangun ya ?
Mezty: Udah... tadi dia mimpinya asyik lho... jadi pelaut di kapal yang di pelabuhan tadi aja...
Angel: Hah ? Beneran, Adrian ?
Adrian: Ya... ya, memang begitu yang saya rasakan...
Angel: Hahahahahaha... hebat banget tuh... sorry ya kita ganggu mimpi kamu... soalnya kamu sudah sampai di depan jalan ke rumah kamu...
Adrian: Oh, kebetulan mimpinya sudah selesai kok...
Angel: Sudah selesai ? Yaaah... tapi nggak apa2 deh... kalau kepanjangan juga nggak enak, soalnya tidurnya bisa keterusan... hahahahahahaha...
Adrian: Iya juga sih... oh, ya. Kita sudah sampai ya ?
Angel: Ya, kita sudah sampai... walaupun belum nyampe bener sih...
Adrian: Oh, nggak apa2 kok... kalau dari sini gw bisa jalan sendiri kok...
Angel: Oh, ya sudah kalau begitu...
Adrian: Ya udah, kalau begitu gw duluan ya... sampai jumpa hari Senin.
7 Icons: Sampai jumpa, Adrian...
Vanila: Hati2 ya, Adrian...
Adrian: Ya, makasih ya semuanya...
7 Icons: Sama2, Adrian...
Adrian lalu membuka pintu dan keluar dari mobil, dengan raut wajah yang masih sedikit ngantuk dan rambut yang sedikit berantakan. Langkahnya masih sedikit berat, karena dia masih baru bangun tidur. Dengan perlahan ia berbalik dan melambaikan tangannya pada anak2 7 Icons yang ada di dalam mobil. Tak lama kemudian, mobil itu langsung tancap gas melanjutkan perjalanannya. Setelah mobil itu pergi, Adrian lalu melangkah berjalan menuju ke rumahnya, yang berada di jalan itu. Di tengah perjalanannya, dia berusaha mengingat lagi soal mimpinya ketika ia tertidur di mobil 7 Icons itu. Setelah ia mengingatnya semuanya, ia lalu menggeleng2kan kepalanya, sambil melupakan mimpi itu dan berjalan ke rumahnya dengan langkah yang sedikit lebih cepat. Ia lalu tiba di rumahnya tiga menit kemudian, dan begitu ia sampai di rumahnya, ia langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Hari itu sangat melelahkan untuknya.
DAY 18
Hari itu hari Senin, dan hari itu adalah hari pertama latihan 7 Icons dengan lagu2 baru, yang sampelnya sudah didapatkan oleh Adrian. Karena ini adalah lagu baru, maka semua jadwal diubah. Harusnya hari ini adalah latihan dance. Tapi karena yang dilatihkan sekarang adalah lagu baru, maka sekarang jadwalnya dimulai dari awal. Hari ke-18 menjadi latihan vokal, dan hari ke-19 adalah latihan dance. Kini jadwalnya terbalik. Yang dulu hari ganjil untuk latihan vokal dan hari genap adalah latihan dance, kini dibalik menjadi hari genap untuk latihan vokal dan hari ganjil untuk latihan dance. Adrian sudah memberitahukan perubahan ini pada 7 Icons saat pertemuan pada hari Sabtu, jadi anak2 7 Icons sudah mengetahui ini, dan mereka tidak lagi membawa baju ganti saat hari genap. Latihannya hari itu adalah tes vokal. Adrian ingin melihat bagaimana cara 7 Icons membawakan lagu Tahan Cinta, Bidadari, Ku Menunggu, Astaga, Jealous, dan Cinta Satu Malam. Nanti seperti biasa Adrian akan memperbaiki cara pembawaannya. Kebetulan di berkas2 penting yang ada di dalam tas yang berisi sampel lagu2 itu, terdapat beberapa kertas yang berisi lirik lagu tersebut. Adrian lalu membagi2kan kertas itu pada para personil 7 Icons untuk memudahkan mereka dalam berlatih. Setelah semuanya sudah siap, anak2 7 Icons mulai bernyanyi, diawali dari lagu Astaga, berdasarkan urutan abjad. Sambil mendengarkan lagu itu, Adrian menandai beberapa bagian di lirik lagu itu dengan pensilnya. Bagian2 itu yang nanti akan diperbaiki oleh Adrian. Setelah selesai bernyanyi, Adrian lalu memberitahukan pada para personil 7 Icons apa bagian2 yang sudah ia tandai itu, dan lalu memperbaiki cara bernyanyi di bagian tersebut. Disinilah Adrian mulai melatih vokal mereka. Beberapa bagian yang sudah ditandai oleh Adrian itu kemudian dinyanyikan secara berulang-ulang, sambil diperbaiki oleh Adrian. Setelah semua perbaikan itu dilakukan, Adrian lalu meminta 7 Icons untuk menyanyikannya sekali lagi, dengan perbaikan yang sudah diberikan. Sambil mendengarkan mereka menyanyikan versi perbaikannya, Adrian juga menilai suara dan kualitas vokal mereka, sambil memeriksa apakah bagian yang diperbaiki itu sudah dinyanyikan dengan benar atau tidak. Ternyata semuanya sudah benar, dan anak2 7 Icons menyanyikannya dengan sangat baik. Sesudah Adrian menyatakan bahwa lagunya sudah dinyanyikan dengan baik, Adrian memperbolehkan para personil 7 Icons untuk beristirahat sebentar selama 10 menit, dan lalu dilanjutkan dengan lagu berikutnya, yaitu Bidadari. Triknya sama, anak2 7 Icons bernyanyi lebih dulu, kemudian liriknya ditandai, dan lalu bagian2 yang ditandai itu diperbaiki oleh Adrian. Setelah perbaikan selesai dilakukan, lagu itu dinyanyikan kembali, tapi dengan versi perbaikannya. Trik itu juga berlaku untuk semua lagu2 yang lain, baik itu Jealous, Ku Menunggu, dan Tahan Cinta. Lagu Cinta Satu Malam dilatihkan terakhir, dan untuk latihan lagu ini dibuat sangat santai, karena biasanya kalau Adrian sudah dengar lagu ini, yang ada bawaannya ingin berjoget. Jadi, Adrian melatih mereka sambil berjoget, dan itu membuat anak2 7 Icons tertawa. Tapi meskipun begitu, tetap ada unsur seriusnya. Adrian mencatat ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki dalam lagu ini, dan itu semua diperbaiki oleh Adrian, hanya saja dengan kondisi yang lebih santai daripada sebelumnya. Karena ini hanya lagu demo, jadi latihan vokalnya tidak sedetail latihan untuk lagu2 sebelumnya. Bisa dikatakan, ini adalah lagu santainya... suasana pun jadi makin santai karena Adrian banyak berjoget saat latihan lagu ini... dan beberapa jogetnya mengundang tawa para personil 7 Icons. Saking santainya... sampai nggak kerasa kalau jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan itulah saatnya untuk mengakhiri latihan hari itu. Sebelum menutup latihannya, Adrian bilang kalau besok adalah latihan dance, dan yang akan dilatihkan hanya lagu2 yang ada dance-nya. Berarti hanya lagu Tahan Cinta. Kalaupun besok ada lagu lain yang juga dilatihkan, itu pun hanya melatih beberapa gerakan ataupun pola penampilannya ketika nanti berada di atas panggung.
Malam harinya, Adrian seperti biasa mencatat progres latihan anak2 7 Icons di buku catatannya. Dia mencatat kalau anak2 7 Icons sudah cukup bagus dari segi vokalnya, namun sepertinya mereka masih2 lupa2 ingat sama lagunya... mungkin karena sudah lama lagu ini tidak dibawakan, dan anak2 7 Icons terlalu sibuk dengan lagu Playboy... tapi Adrian yakin untuk hari2 berikutnya anak2 7 Icons akan lebih hapal lirik lagunya... dan Adrian menganggap kalau hari ini mereka masih beradaptasi dengan lagu2 barunya, jadi masih nggak kompak nyanyinya... tapi Adrian menilai kalau vokal mereka sudah cukup baik, mungkin nanti yang akan diperbaiki adalah keserasian suaranya. Secara keseluruhan, Adrian menilai progres mereka cukup baik. Good enough for the new song, tulisnya. Setelah ia menulis catatannya, Adrian langsung mempersiapkan buku2 untuk pelajaran besok dan mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan besok. Kalau sudah begini, lebih baik jangan diganggu ya...
DAY 19
Hari itu latihan dance pertama dengan lagu baru, dan sebelum latihan dimulai, Adrian dan para personil 7 Icons menonton film terlebih dahulu. Ngapain ? Soalnya Adrian ingin mempelajari gerakan dance lagu Tahan Cinta. Sambil dia menonton film itu, ia mempelajari gerakannya, dibantu dengan para personil 7 Icons yang lebih tahu soal gerakan dance lagu itu. Setelah Adrian sudah mendapatkan seperti apa gerakan2nya, Adrian meminta 7 Icons untuk dance dengan lagu tersebut. Adrian ingin melihat apa yang bisa diperbaiki dari gerakan2 dance itu. Pemutar CD dan CD lagunya sudah siap dan tinggal diputarkan. Adrian lalu memutar lagu itu, dan para personil 7 Icons mulai dance dengan lagu tersebut. Adrian lalu memperhatikan mereka dan mencatat seperti apa penampilan mereka. Adrian sepertinya menganggap kalau gerakan dance Tahan Cinta sudah bagus, sehingga tidak ada yang perlu diperbaiki. Tugas Adrian hanya cukup membuat dance-nya lebih kompak dan lebih keren saja. Setelah anak2 7 Icons selesai dance lagu tersebut, Adrian lalu memberitahukan penilaiannya soal dance lagu tersebut, dan memberitahukan apa yang akan ia lakukan dengan dance lagu itu. Akhirnya selama jam latihan itu, mereka berlatih dance lagu Tahan Cinta saja. Sambil mereka berlatih, Adrian memberitahukan beberapa hal yang menjadi koreksinya dalam koreografi tersebut. Mereka berlatih bersama-sama, dan mereka semua melakukannya dengan penuh semangat dan dengan gaya Adrian tentunya... pokoknya selama seharian itu mereka berlatih dance Tahan Cinta saja, dari mereka semua berlatih dari awal hingga akhir, namun masih belum semuanya dilatih karena waktunya keburu habis. Dari jam 2 sampai jam 5 latihannya terus-menerus, dan gerakan2nya diulangi terus. Makanya masih belum selesai. Latihan itu nantinya akan dilanjutkan lagi pada pertemuan berikutnya. Seperti biasa, Adrian menyukai semangat 7 Icons yang seakan tidak ada habisnya kalau sudah masuk latihan dance. Adrian pun jadi ikut semangat dalam melatih mereka dan mood-nya juga terangkat ke tingkat tertinggi kalau sudah melatih mereka. Progres latihannya semakin meningkat dan mungkin sekarang 7 Icons sudah berada di level yang mendekati sempurna. Hanya tinggal beberapa kali latihan yang serius, baik dalam segi vokal atau dance, dan 7 Icons bisa mendapatkan kesempurnaan mereka kembali. Hanya tinggal menunggu waktu saja.
Malam harinya, setelah ia mencatat progres latihan 7 Icons dalam buku catatannya, tiba2 ada sebuah BBM yang masuk. BBM itu berasal dari... Wenda. Adrian pun kaget mengetahui dari mana asal BBM yang masuk itu. Tapi Adrian juga tahu apa tanda2 yang muncul kalau Wenda mengirim BBM padanya. Yap, Wenda ingin mengajaknya jalan2. Di pesan BBM-nya, Wenda meminta agar Adrian mau menemaninya untuk jalan bareng pada hari Rabu malam besok. Adrian pun tersenyum dan lalu membalas BBM itu dengan pesan bahwa ia menerima ajakannya dan bersedia untuk menemaninya jalan2. Tak lama, muncul pesan baru lagi, dan isinya adalah ucapan terima kasih dari Wenda. Ia juga memberitahukan kalau nanti ketemuannya di Taman Bung Karno pada jam 7 malam besok. Wenda memintanya untuk tidak terlambat. Adrian lalu membalasnya lagi dengan mengatakan, "Aku akan datang 15 menit lebih cepat, Wenda. Tunggu saja." dan kemudian muncul lagi balasan dari Wenda, "OK, I'll be waiting. See you there!" Adrian lalu membalas lagi dengan bilang, "See you too. Take care." dan setelah itu percakapan BBM mereka berakhir. Adrian pun sedikit senang dalam hatinya, karena dia bisa jalan2 berdua sama Wenda... tanpa gangguan teman2nya yang rame itu... ia pun lalu mempersiapkan pakaian yang akan ia pakai untuk jalan2 bersama Wenda besok. Dia mengambil sebuah kemeja kotak2 warna biru dan celana jeans. Ia juga mengambil sebuah kaus Chelsea terbaru berwarna biru untuk ia pakai sebagai baju dalaman. Ia lalu menaruh ketiga pakaian itu di rak pakaiannya bagian atas, biar dia tidak kelupaan. Kenapa dia harus menyiapkan bajunya sekarang ? Karena kalau sudah besok, nggak ada waktu lagi... jam 5 dia pulang dari flat, terus sampai rumah jam enam kurang... untuk bisa tiba di Taman Bung Karno 15 menit lebih awal dari jam 7 malam, Adrian harus langsung mandi sesampainya di rumah dan lalu berangkat lagi naik taksi ke kawasan Senayan. Bisa tiba tepat waktu, asalkan tidak macet di tengah jalan. Nah, kalau misalnya dia mempersiapkan bajunya saat dia baru pulang dari flat keesokan harinya, yang ada telat. Karena biasanya Adrian itu kalau memilih pakaian itu suka lama. Yang ada waktu habis buat mencari pakaian dan pastinya Wenda akan kecewa kalau misalnya ia terlambat. Kelihatan banget ya Adrian tidak ingin mengecewakan Wenda... benar2 ada tanda2 suka nih... hahahahahaha... balik ke cerita. Setelah ia menaruh pakaian yang akan ia pakai untuk jalan2 besok, Adrian langsung merebahkan badannya di tempat tidurnya, dan beristirahat. Adrian sepertinya sudah nggak sabar untuk jalan2 sama Wenda, karena senyuman langsung terhias dengan jelas dalam raut wajahnya.
Itulah Fanfiction 7 Icons part 15g. Parah banget ya ceritanya, sampai bawa2 kapal perang abad ke-17 segala... bahkan sampai menceritakan perang laut lagi... ya begitulah kalau saya bercerita... imajinasi yang tiada habisnya akan selalu menghiasi cerita saya... mau itu yang bisa dibayangkan, hingga yang tidak bisa dibayangkan... hahahahahahaha... tapi tetap ada 7 Icons-nya... kan tadi mereka bermain-main di atas kapal... ini mungkin jarang sekali terjadi, kalau mengutip kata Ruben Onsu. Baiklah, kira2 seperti apa latihan 7 Icons berikutnya ? Bagaimana perjalanan kisah cinta Adrian dan Wenda, mengingat mereka berdua sudah janjian untuk jalan bareng ? Akankah ada kejutan lain di cerita berikutnya ? Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Tetap stay tune terus di blog saya, karena Fanfiction 7 Icons ini akan segera berlanjut ke bagian berikutnya, meskipun masih tetap berkutat di part 15, hehehehehehe... dan mungkin saya akan memberitahukan kalau bagian berikutnya dari cerita ini, bisa jadi akan menjadi bagian terakhir dari part 15 Fanfiction 7 Icons ini, karena sudah hampir memasuki hari ke-21. Sesuai janji saya, part 15 Fanfiction 7 Icons akan menceritakan latihan tiga minggu pertama, jadi dari hari pertama hingga hari ke-21, dan sisanya akan dilanjutkan lagi pada part 16. Kalau melihat harinya, berarti tinggal dua hari lagi yang akan diceritakan dalam part ini... dan dua hari itu akan diceritakan pada bagian berikutnya dari Fanfiction ini. Untuk lebih jelasnya, tetap stay tune terus ya... karena cerita ini akan segera berlanjut ke bagian berikutnya. Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG... (ke part 15h)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar