Kamis, 05 April 2012

DUCATI TEAM

Profil tim MotoGP yang akan saya bahas berikutnya adalah tim pabrikan Ducati. Sebenarnya dulu saya pernah membuat posting tentang motor terbaru Ducati di MotoGP, tapi waktu itu motor itu masih dalam livery tes, belum dalam livery seperti yang ada di gambar yang ada di atas. Ketika itu saya hanya memberitahukan bahwa inilah motor barunya Ducati, yaitu Ducati Desmosedici GP12, yang tentu saja masih akan dikembangkan lagi mengingat motor itu masih dipakai untuk tes. Yang sekarang akan saya bahas di sini adalah profil tim Ducati musim ini, bukan hanya membahas soal motornya saja, tapi juga tentang tim dan pembalapnya. Tentu saja nanti juga akan dilengkapi dengan peluang mereka di MotoGP musim ini. Baiklah, langsung saja, kita mulai profil tim Ducati ini, sebagai bagian dari serial panduan MotoGP 2012 ala blog ini.
Ducati Team, atau dulu dikenal dengan Ducati Marlboro Team, ketika Casey Stoner masih ada di sana, sudah ada di MotoGP sejak 2003. Kesuksesan mereka di ajang World Superbike Championship membuat Ducati berani membuat gebrakan dengan bergabung ke MotoGP ketika itu. Loris Capirossi dan Troy Bayliss adalah duo pembalap Ducati waktu itu. Debut mereka cukup bagus, Loris Capirossi mendapat podium di seri pertama di Jepang dan memenangi MotoGP Catalunya ketika itu. Pada klasemen akhir pembalap, Loris Capirossi finish keempat dan Troy Bayliss keenam. Untuk klasemen pabrikan, Ducati berada di posisi kedua. Hingga musim 2006, Ducati selalu mencetak prestasi bagus saat balapan, meskipun gelar Juara Dunia masih belum bisa diraih lantaran inkonsistensi performa pembalap2nya. Belum lagi, ada yang mengatakan bahwa motor Ducati sulit ditaklukkan lantaran tenaganya yang terlalu besar. Problem handling itulah yang kemudian menjadi masalah setiap musimnya. Kedatangan Casey Stoner pada 2007 mengubah segalanya untuk Ducati. Dengan perubahan kapasitas mesin menjadi 800cc, justru Ducati berjaya. Pada balapan pertamanya, Casey Stoner berhasil menang atas Valentino Rossi. Kekuatan terbesar dari motor Ducati pada saat itu adalah top speed-nya saat berada di trek lurus. Meski Valentino Rossi bisa mengambil alih posisi di tikungan, tapi Casey Stoner dengan mudah mengambil lagi posisi itu lewat kecepatan super di trek lurus, membuat Stoner dan Ducati ketika itu tidak tertandingi. Casey Stoner pun kemudian menjadi Juara Dunia MotoGP 2007, sekaligus memberi era baru bagi Ducati. Setelah menjadi Juara Dunia MotoGP untuk pertama kalinya, yang terjadi kemudian adalah penurunan untuk Ducati. Meskipun Casey Stoner masih bisa bersaing, akan tetapi mereka tidak bisa mempertahankan gelarnya lantaran keunggulan Valentino Rossi di musim tersebut. MotoGP Amerika Serikat 2008 adalah puncaknya, dimana senggolan Rossi seolah-olah menurunkan mental Stoner dan Ducati. Meski begitu, Casey Stoner tetap happy ending dengan berhasil menjadi runner-up di akhir musim. Di musim 2009, performa Stoner menurun karena mengalami kelelahan fisik dan sakit. Ia bahkan harus istirahat tiga balapan untuk pemulihan. Performa Ducati pun juga menurun, dan dengan mudah mereka kalah bersaing dengan pabrikan2 lain. Meskipun Stoner kemudian kembali dan bisa meraih kemenangan, tapi sudah terlambat untuk ikut dalam persaingan Juara Dunia. Stoner pun finish keempat di musim itu. Pada musim 2010, kondisinya tidak jauh berbeda, meskipun untuk saat ini mereka lebih baik. Tim baru bisa meraih kemenangan di akhir musim, dan stabil di podium untuk beberapa balapan. Lagi2, itu tidak cukup untuk membantu Stoner meraih gelar. Akhir musim 2010, era Casey Stoner di Ducati berakhir setelah Stoner memutuskan untuk pindah dan membawa semua mekaniknya ke tim Repsol Honda. Sebagai penggantinya, Juara Dunia MotoGP 7 kali Valentino Rossi direkrut dan disandingkan dengan Nicky Hayden, yang merupakan teammate Stoner selama 2 musim terakhir, sekaligus mengembalikan nostalgia di Repsol Honda musim 2003, ketika keduanya menjadi rekan setim. Berharap Rossi bisa mengembalikan performa Ducati seperti di tahun pertama era Stoner, nyatanya prestasi Ducati malah jeblok. Valentino Rossi meraih prestasi terburuknya sejak masuk ke kelas tertinggi balap motor dunia, dengan finish di posisi ketujuh klasemen akhir. Hanya naik podium sekali di MotoGP Perancis, dan tidak finish di empat balapan terakhir. Valentino Rossi bahkan sering start di posisi tengah, dan sering tertinggal jauh dari pesaing2 lainnya saat balapan. Di musim 2012 ini, tentu saja Ducati harus banyak melakukan perubahan bila ingin tetap dapat bersaing dengan pesaing lainnya.
Ducati Team tetap mengandalkan duo Valentino Rossi dan Nicky Hayden untuk musim 2012 ini. Tentu kita semua tahu siapa itu Valentino Rossi. Juara Dunia 500cc/MotoGP 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009, plus Juara Dunia 250cc musim 1999 dan Juara Dunia 125cc 1997. Legenda MotoGP, dengan meraih 105 kemenangan sepanjang karirnya, 79 diantaranya di MotoGP, 175 podium, 59 pole position, dan 86 fastest lap yang ia raih di semua kelas. Ia memiliki pengalaman membalap di tim2 pabrikan terbaik, seperti di Repsol Honda, Yamaha Factory Racing/Fiat Yamaha Team, dan kini di Ducati Team. Dengan semua pencapaian tersebut, ia layak disebut sebagai salah satu pembalap motor terbaik sepanjang masa. Sementara Nicky Hayden, adalah Juara Dunia MotoGP 2006, musim terakhir MotoGP dengan memakai mesin 990cc. Berasal dari keluarga pembalap, dan memiliki adik yang juga pembalap motor, Nicky Hayden adalah salah satu rider berprestasi di Amerika Serikat, dengan menjadi Juara American Motor Association Superbike pada musim 2002 dan meraih sederetan prestasi di road track dan dirt track ketika ia masih junior. Keberhasilannya menjuarai AMA Superbike membawanya ke MotoGP, bersama Repsol Honda. Ia langsung menjadi partner dari Valentino Rossi di musim perdananya. Setelah Rossi pindah ke Yamaha, ia menjadi rekan setim dari dua pembalap senior, Alex Barros dan Max Biaggi. Pada 2006, ia menjadi Juara Dunia MotoGP setelah Valentino Rossi terjatuh di lap kelima MotoGP Valencia. Ia hanya finish ketiga untuk memastikan gelar tersebut. Namun pada musim 2007 ia harus merelakan gelar Juara Dunia-nya diambil oleh Casey Stoner, setelah ia mengalami kesulitan dengan motor barunya yang memiliki ukuran lebih kecil. Musim 2008 menjadi musim terakhirnya bersama Honda, sebelum pindah ke Ducati pada musim 2009 sebagai pengganti dari Marco Melandri, dan menjadi teammate Casey Stoner. Awalnya, ia mengalami kesulitan dalam mengendalikan motor Ducati, membuatnya lebih sering berada di barisan tengah daripada di depan. Ia finish ke-13 di klasemen akhir pembalap, posisi terburuknya selama berkarir di MotoGP. Beruntung pada musim berikutnya, performanya membaik dan berhasil berada di posisi ketujuh klasemen akhir, setelah berhasil mencetak beberapa kali finish di posisi lima besar. Casey Stoner meninggalkan Ducati pada 2010, dan Valentino Rossi kembali menjadi teammate-nya setelah ia bergabung dengan tim tersebut musim berikutnya. Di musim 2011, Nicky Hayden kembali harus berhadapan dengan masalah handling motornya, lebih banyak finish di posisi 10 besar daripada di lima besar. Ia pun finish kedelapan di klasemen akhir. Di musim ini, kedua pembalap ini kembali menjadi tumpuan dan sandaran harapan Ducati Team untuk bisa berprestasi lebih baik dari musim sebelumnya, sekaligus bangkit dari keterpurukan musim lalu.
Itu tadi tentang tim dan pembalapnya, sekarang tentang motornya. Ducati Desmosedici GP12 adalah motor yang akan dipakai oleh Valentino Rossi dan Nicky Hayden musim ini. Motor ini dibuat sebagai bagian dari Operation Phoenix, operasi yang dicanangkan Ducati untuk kembali bangkit dari performa buruk mereka pada musim lalu. Foto pertama motor ini diperlihatkan pertama kali oleh Valentino Rossi lewat Twitter-nya saat sesi tes di Sepang berlangsung. Ketika itu, motor ini masih memakai livery tes, dan belum memakai livery seperti yang ada di foto pembuka posting ini. Motor ini memiliki kapasitas mesin 999cc, dan memakai rangka motor twin-spar ala pabrikan Jepang, bukan lagi memakai rangka tubular trellis yang merupakan ciri khas mereka. Sudut kemiringan mesin juga berubah dari 90 derajat menjadi lebih kecil, ini untuk memudahkan pembalap untuk melakukan manuver, karena biasanya pembalap sering mengeluhkan motor yang sering sulit bermanuver di tikungan. Motor ini diklaim pihak Ducati sebagai motor yang 90% baru, karena banyak perubahan yang dilakukan untuk membangun motor ini, dengan memperhatikan masukan dari para pembalapnya. Pembuatan motor juga dikebut agar bisa siap pada waktunya. Mereka bahkan melakukan banyak tes untuk mengembangkan motor ini sebaik mungkin. Diduga, perubahan pakem motor Ducati ini dilakukan atas permintaan Valentino Rossi sendiri. Mungkin pada persiapan musim inilah, keberadaan Valentino Rossi di tim sangat diperlukan, untuk memberi masukan2 penting pada tim dalam pengembangan motornya. Apalagi, tujuan Ducati dalam merekrut Valentino Rossi sebagai rider mereka bukan hanya sekedar untuk prestasi, tapi juga untuk pengembangan, sebagai persiapan menghadapi musim 2012 yang akan memakai mesin 1000cc, berdasarkan keterangan yang dulu pernah saya baca. Rossi dianggap mengerti soal karakter motor bermesin 1000cc, lantaran ia sudah ada di MotoGP sejak era mesin tersebut pada 2002, sehingga keberadaan dan masukannya sangat diperlukan oleh tim Ducati musim ini. Inilah saatnya pembuktian pengalaman Valentino Rossi dalam mengembangkan motor, dan juga dalam menentukan arah keberhasilan Ducati ke depannya.
Sekarang saatnya untuk lampiran foto2nya. Foto2 berikut adalah foto dari Ducati Desmosedici GP12, yang diawali dari foto motor Valentino Rossi, kemudian foto motor Nicky Hayden, foto kedua motor, dan yang terakhir foto detail motornya. Langsung saja, inilah foto2nya.
Itu tadi foto2 motornya, sekarang lampiran foto akan berlanjut dengan foto kedua pembalapnya, yaitu Valentino Rossi dan Nicky Hayden. Foto Valentino Rossi ditampilkan lebih dulu, lalu foto Nicky Hayden. Pada bagian terakhir akan ditampilkan foto bersama kedua pembalap. Inilah foto2nya...
Narsis nih yeee...
Lampiran foto sudah, sekarang membicarakan peluang dari Ducati musim ini. Tidak mudah memang untuk mengatakan bahwa Ducati sudah habis, tapi kalau performa mereka tetap tidak jauh berbeda dari musim lalu, saya pikir untuk berikutnya mereka bisa dikatakan demikian. Musim lalu sangat sulit bagi Ducati untuk merangsek ke depan, berani bertarung melawan tim pabrikan lain. Malah, motor mereka seakan tidak bisa lari dan membuka jarak yang sangat jauh. Saingan Ducati yang harusnya sesama tim pabrikan lain malah berubah menjadi rider tim satelit, yang seharusnya ada di bawah mereka secara kualitas. Terkadang, dalam beberapa kali perebutan posisi, rider Ducati dengan mudah jadi incaran rider tim satelit dan sering kali kalah dalam persaingan dalam rebutan posisi. Hal inilah yang harus diubah oleh Ducati di musim ini. Mencoba untuk memperbaiki motor sebaik mungkin untuk bisa bersaing dengan motor2 pabrikan. Dengan memanfaatkan pengalaman Valentino Rossi, seharusnya ini bukan masalah. Rossi memiliki pengalaman yang cukup baik dalam mengembangkan motor, dan mampu mengangkat performa motor biasa menjadi motor yang mampu bersaing di depan, meskipun untuk kasus Ducati ini sepertinya akan butuh waktu lama. Merubah pakem pembuatan dan pengembangan motor memang tidak mudah, tapi kalau ini memang jalan yang harus diambil untuk dapat bersaing lagi di depan, kenapa tidak untuk dicoba. Maka, inilah saatnya untuk Ducati merubah cara mereka dalam mengembangkan motor untuk menghasilkan sesuatu yang baik untuk mereka di masa depan. Motor ini adalah hasil dari perubahan pakem tersebut, yang kemungkinan dilakukan atas keinginan Rossi. Untuk mengukur apakah performa Ducati bagus atau tidak pada musim ini, kalian bisa lihat saat kualifikasi dan balapan. Kalau saat kualifikasi mereka hanya start di baris ketiga atau baris keempat, dan pada saat balapan jarak mereka dengan pembalap di depan makin menjauh setelah 5-10 lap pertama dan tidak ada tanda2 untuk memperkecil jarak, berarti masih belum bagus. Tapi jika mereka bisa start di dua baris terdepan dan mampu menjaga jarak saat balapan, itu berarti pertanda baik untuk mereka. Agak kejam memang cara pengukurannya, tapi berdasarkan fakta pada musim lalu, indikator pengukuran performa ini bisa dipakai untuk melihat apakah hasil pengembangan mereka sudah baik atau belum. Kalau misalnya performa mereka pada musim ini hampir sama dengan musim sebelumnya atau malah lebih parah, jangan kaget kalau tiba2 ada perubahan mendadak di tengah jalan lagi. Terkadang, perubahan dadakan di tengah musim meskipun bisa efektif bagi tim, tapi juga bisa menimbulkan problem baru. Bisa menyangkut adaptasi pembalap, atau perasaan pembalap setelah menaiki motor hasil ubahan dadakan tersebut, atau juga kendala teknis yang ada pada motor tersebut. Bisa saja perubahan tersebut akan menimbulkan masalah baru, dan kalau tidak cepat diatasi, bisa mengacaukan satu musim tim tersebut, karena semuanya harus dimulai lagi dari awal dan perencanaan tim juga bisa kacau. Ujung2nya, performa tim tersebut bisa jeblok atau kembali jeblok lagi seperti sebelumnya. Niatnya untuk memperbaiki masalah yang sudah ada, justru yang ada adalah menambah masalah baru atau muncul masalah baru. Jika Ducati mampu mengatasi masalah mereka, dan dapat mendekatkan kembali jarak mereka dengan para kompetitor, peluang mereka untuk bersaing di depan bisa terbuka lebar. Kalau misalnya semuanya berhasil, maka misi kebangkitan mereka, atau Operation Phoenix yang mereka canangkan, akan berhasil. Itu akan membantu Ducati menentukan arah kebijakan teknis mereka untuk musim berikutnya. Kira2 seperti itu penjelasannya.
Baiklah, sepertinya sudah cukup tulisan dan pembahasan saya tentang Ducati Team kali ini, nanti kita lihat saja seperti apa penampilan Valentino Rossi dan Nicky Hayden di seri2 MotoGP musim ini, apakah mereka bisa mengantarkan kebangkitan untuk Ducati atau masih butuh usaha lain untuk mewujudkannya. Semoga kalian semua bisa mengerti tentang penjelasan yang saya berikan dalam posting ini, mudah2an ini semua akan bermanfaat buat kalian. Besok, saya akan membahas soal tim2 CRT atau Claimed Rule Team. Apa itu Claimed Rule Team, apa tujuannya, apa saja tim dan siapa saja pembalap yang akan tampil dengan motor CRT ini, apa dampak positif dan negatif dari CRT ini, semuanya akan saya jelaskan besok. Jangan lewatkan juga, sewaktu-waktu akan ada profil tim satelit MotoGP yang akan saya masukkan ke blog ini secara acak dan tidak tentu waktunya. Tim satelit mana yang juga akan diprofilkan besok, tunggu saja. Well, sekarang saatnya saya untuk mengakhiri posting ini, sekian posting saya, dan Happy Enjoy!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar