Remember, it's just a Fanfiction.
Bersyukur banget sekarang cerita ini sudah masuk bagian kesepuluh. Terima kasih ya buat semua yang sudah lihat cerita2ku ini... selain juga isi blog saya ini. Semoga bisa menambah informasi dan bermanfaat buat kalian semua... sekarang kita lanjutkan ceritanya.
Kita langsung fast forward ceritanya ya...
Ternyata, setelah penampilan mereka di acara musik yang disiarkan oleh stasiun TV itu, penampilan 7 Icons malah semakin lama semakin buruk. Meskipun mereka sudah berusaha untuk memperbaiki penampilan mereka, namun yang ada penampilan mereka malah makin kacau. Mereka jadi nggak kompak, sering salah gerakan, sering salah sebut lirik, dan sebagainya. Tentu saja penurunan penampilan mereka ini membuat kecewa banyak pihak. Mulai dari teman2nya di SMA Cambridge, guru2nya, orangtua dan keluarga mereka, manager, produser, hingga pihak label. Profesionalitas mereka pun dipertanyakan, seiring penampilan mereka yang kesannya seperti sudah malas atau ogah untuk bernyanyi atau menari lagi. Banyak orang, terutama fans, yang kemudian mempertanyakan kenapa 7 Icons berubah menjadi seperti ini. Mereka yang dulunya selalu keren setiap kali tampil, sekarang kesannya ogah-ogahan dan cenderung merusak penampilan mereka sendiri. Ada apa sebenarnya dengan 7 Icons ? Itulah pertanyaan yang kini ada di benak setiap orang. Kalau seandainya mereka bisa ngobrol dengan 7 Icons, mungkin itulah pertanyaan yang ingin ditanyakan saat ini. Karena banyak yang kecewa dengan penampilan 7 Icons belakangan ini, akhirnya banyak fans-nya yang pergi dan beralih menjadi Antic (Anti Icons, haters-nya 7 Icons, musuh besar para Iconia sejagad) 7 Icons pun kini mulai ditinggalkan dan dilupakan oleh para penggemarnya.
Masalah lain yang juga dihadapi 7 Icons adalah soal... persahabatan mereka yang mulai retak. Imbas dari buruknya perform mereka, hubungan persahabatan mereka jadi merenggang. Mereka jadi saling menyalahkan soal siapa biang keladi buruknya perform mereka. Ujung2nya, untuk pertama kalinya sejak mereka datang ke SMA Cambridge ini, para personil 7 Icons datang sendiri-sendiri ke kantin. Mereka bahkan tidak duduk satu meja lagi. Hanya Linzy yang bertahan di meja tempat 7 Icons biasa makan. Sisanya, menyebar makan di meja yang lain, dengan jarak antara 1 hingga 2 meter setiap meja. Masih beruntung mereka masih mau duduk di posisi bangku yang sama saat berada di kelas. Tapi hanya itu batas toleransi mereka. Di luar kelas, mereka akan terpisah. Sekarang, sudah jadi kebebasan bagi setiap personil 7 Icons untuk menentukan kemana mereka akan pergi, kalau mau digambarkan demikian. Suka-suka mereka mau ada dimana. Itulah yang kemudian membuat mereka ada di mana. Mereka tidak lagi ngumpul di kantin, tapi mereka kini ada di mana2. Ada yang di kelas saja, ada yang di lorong, ada yang di taman, ada yang di perpustakaan, ada yang di kantin, dan tempat2 lainnya. Di pohon pun mereka juga bisa. Pokoknya, sekarang di dalam 7 Icons sedang terjadi perpecahan. Mungkin banyak yang tidak percaya, tapi memang itulah yang terjadi. Ada "perang dingin" diantara setiap personil. Mereka sudah tidak pernah saling ngomong atau saling berkomunikasi belakangan ini. Semuanya lebih memilih untuk mengunci mulut mereka rapat2 kalau sudah saling bertemu. Mereka kini saling menganggap diri mereka sebagai musuh. Meskipun mereka tidak pernah mengungkapkannya. Meskipun mereka nggak pernah berantem ataupun jambak2an. Tapi secara eksplisit, mereka sudah jadi musuh. Dalam diri mereka, tersimpan api kebencian yang sepertinya sudah membakar habis rasa cinta mereka sebagai sahabat. Tidak ada lagi persahabatan diantara mereka. Pegangan tangan saja nggak mau... dirangkul apalagi. Hati mereka sudah sekeras batu dan perasaan mereka sudah berbeda. No more friendship. Now feud lies between them...
Masalah yang ada dalam tubuh 7 Icons lama-kelamaan bikin pihak label kesal dan kecewa. Apalagi setelah mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka. Akhirnya pihak label bersidang dan memutuskan untuk memberi dua pilihan pada 7 Icons: menyelamatkan persahabatan mereka atau menyelamatkan karir mereka sebagai 7 Icons. Di dalam setiap pilihan itu ada konsekuensinya. Kalau 7 Icons memilih untuk menyelamatkan persahabatan mereka, 7 Icons harus bubar. Tapi kalau mereka ingin menyelamatkan karir mereka, maka 7 Icons harus sesegera mungkin kembali perform terbaik mereka, kalau tidak ingin mereka dipecat dari label. Pilihan inilah yang kemudian dibawa oleh Dicky, manager 7 Icons, ke hadapan 7 Icons, ketika ia datang lagi ke sekolah. Seperti biasa, mereka bertemu lagi di ruang tamu sekolah.
Dicky: Jujur saja, saya merasa kecewa sekali sama kalian belakangan ini. Saya juga bahkan pengen marah pada kalian. Kalian itu benar2 telah mengecewakan saya dan semua orang yang selama ini mendukung kalian. Kalian sadar nggak sih, kalau kalian telah menghancurkan segalanya ?
Anak2 7 Icons diam saja. Mereka mungkin sudah tidak menaruh respek pada manager mereka sendiri.
Dicky: Kalian memang benar2 telah berubah. Kalian sekarang semuanya penuh masalah. Perform kalian tidak maksimal, terus kabarnya persahabatan kalian merenggang, terus kalian jadinya mau apa ? Lama2 saya juga habis kesabaran melihat kalian semua. Serius. Aku jujur saja pengen banget kalian seperti dulu lagi. Kalian semua kompak, keren, menarik... tapi kini kalian kacau, berantakan, memalukan, mengecewakan... haah, kalian sudah bikin banyak orang kesal sama kalian.
Ia lalu diam, dan lalu duduk di sofa. Anak2 7 Icons sendiri sibuk dengan diri mereka sendiri, dan mereka tidak mendengarkan apa yang tadi Dicky sampaikan pada mereka. Tidak lama kemudian, BlackBerry Dicky berbunyi. Ada SMS masuk. SMS itu datang dari pihak label. Ia lalu membacanya, dan isinya seperti ini:
"Sudah ketemu 7 Icons ? Kalau misalnya mereka masih macam2, keluarkan hasil sidang kita."
Mengetahui itu, Dicky pun lalu membalasnya, seperti ini:
"Baik, pak. Akan saya laksanakan."
Dicky lalu menekan tombol send, dan setelah pesan terkirim, ia lalu mengembalikan BlackBerry-nya ke menu awal dan mengantonginya. Ia lalu berdiri dan menyampaikan sesuatu pada anak2 7 Icons.
Dicky: Baiklah, sekarang saya akan sampaikan sesuatu buat kalian. Mungkin kalian tidak mau dengar, tapi ini amanat dari label, jadi saya harus sampaikan ini pada kalian. Mudah2an kalian bisa mengerti. Sehubungan dengan kacaunya penampilan dan situasi di dalam kelompok kalian, beberapa hari yang lalu, pihak label bersidang menyangkut nasib kalian, dan ini hasilnya. Mereka memberi pilihan buat kalian. Mereka ingin kalian untuk memilih satu diantaranya, dan kalian harus segera memutuskannya secepat mungkin. Pilihannya adalah, kalian mau menyelamatkan karir kalian, atau kalian akan menyelamatkan persahabatan kalian. Konsekuensinya adalah, kalau seandainya kalian memilih untuk menyelamatkan karir kalian, kalian harus berusaha keras untuk mengembalikan perform kalian seperti dulu lagi atau kalian akan dipecat dari label. Tapi, jika kalian memilih untuk menyelamatkan persahabatan kalian, maka kalian harus membubarkan 7 Icons dan melupakan karir kalian.
Mendengar kata "membubarkan 7 Icons", semua anak2 7 Icons langsung kaget.
Angel, PJ, Linzy, Vanila, Natly, Gc, dan Mezty: HAAAHHH ??????!!!!!!!! SERIUS LO ?????!!!!!!!
Dicky malah lebih kaget lagi mendengar reaksi dari anak2 7 Icons. Ia langsung menepuk dadanya, karena ia merasa seperti dikagetkan. Kemudian, ia berbicara lagi.
Dicky: Ya, itu serius. Memang itu pilihannya.
Angel: Kakak gila apa ? Masa kita harus membubarkan 7 Icons ?
Dicky: Itu keputusan label. Memang begitu pilihannya, kalian mau selamatkan persahabatan kalian atau selamatkan karir kalian. Soalnya, baik karir atau persahabatan kalian sudah sama2 hancur...
Linzy: Ya tapi konsekuensinya nggak bisa gitu juga kali! Itu pilihannya berat buat kita!
Dicky: Tapi bagaimanapun juga, putuskan salah satu! Ini permintaan label.
PJ: Apa nggak ada pilihan yang lain, kenapa ?
Dicky: Sayangnya tidak ada. Hanya ini pilihannya. Jujur saja, sebenarnya saya juga nggak mau menyampaikan ini pada kalian. Tapi ini amanat label, mereka prihatin dengan masalah yang menimpa kalian, dan mereka ingin kalian juga untuk segera memperbaiki diri kalian. Pilihan ini sengaja dibuat agar kalian bisa memilih mana yang akan menjadi prioritas utama kalian. Persahabatan atau karir. Ini untuk kebaikan kalian juga kok...
Angel: Tapi bagaimanapun juga, pilihan ini tetap saja sulit bagi kita. Ya, memang belakangan ini kita sedang ada masalah, dan penampilan kita belakangan ini buruk... kita tahu kok, maunya label dari masalah ini apa, tapi sebetulnya, kita masih butuh kedua2nya. Kita masih butuh persahabatan kita, dan kita masih butuh karir kita. Kalau salah satunya harus kita korbankan, kayaknya berat gitu...
PJ: Betul banget. Pilihannya terlalu berat. Kita nggak sanggup untuk memilihnya.
Dicky: Usul saya, kalian lebih baik memilih mana yang lebih penting menurut kalian. Antara persahabatan dan karir, saya yakin kalian punya sesuatu yang lebih penting diantara keduanya. Kalau usulan saya sih, kalian lebih baik selamatkan persahabatan kalian. Karena sebelum penampilan kalian mulai memburuk, persahabatan kalian masih erat. Yang bikin persahabatan kalian berantakan kan karena kalian saling menyalahkan akibat perform kalian yang kacau. Selain itu, awal mula 7 Icons kan dari persahabatan kalian semua, yang sudah berjalan lama. Kalian semua sahabat yang baik, nggak pantas kalian berantem atau bagaimana... kalian harus kembali bersahabat seperti dulu... apapun yang terjadi. Jadi, menurut gw, kalian harus selamatkan persahabatan kalian. Itu yang terpenting. Saya sih hanya mengusulkan, semua itu terserah kalian. Kalianlah yang akan menentukan...
7 Icons pun menjadi dilema. Mereka kini harus memilih apakah mereka akan menyelamatkan persahabatan mereka atau menyelamatkan karir mereka, lengkap dengan semua konsekuensinya. Semua personil 7 Icons pun kemudian saling memandangi satu sama lain. Dalam hati mereka bingung, mana yang harus dipilih diantara keduanya, karena seperti tadi Angel bilang, mereka masih butuh persahabatannya dan mereka juga butuh karirnya. Namun, dalam kondisi yang lagi hancur-hancuran seperti ini, benar2 keduanya sudah tidak bisa berjalan bersama2 lagi. Keputusan terbaik harus diambil, untuk menentukan mana yang lebih penting diantara keduanya buat 7 Icons saat ini. Ketika kondisi sedang tenang2nya... Dicky membereskan barang2nya dan bersiap untuk pergi.
Linzy: Lho, kakak mau ke mana ?
Dicky: Saya mau kembali ke kantor. Kantor sudah SMS nih... pokoknya, soal pilihan itu, pihak label kasih kalian waktu satu minggu dari sekarang. Minggu depan, saya akan balik lagi dan saya harap kalian sudah punya jawabannya. Kalau misalnya sebelum satu minggu kalian sudah punya jawabannya, hubungi saya secepatnya, nanti saya akan siapkan semuanya, apapun keputusan kalian.
PJ: Kalau misalnya sampai minggu depan belum ada jawaban ?
Dicky: Kalau itu aku nggak tahu. Tergantung jawaban label. Ya, sudah. Aku pergi dulu. Sampai jumpa minggu depan... (melangkah keluar sambil melambaikan tangan)
Dicky lalu pergi, meninggalkan para personil 7 Icons sendirian di ruang tamu. Mereka masih bingung soal apa yang harus mereka lakukan soal pilihan yang label berikan pada mereka. Mendengar pengumumannya saja mereka sudah kaget, bagaimana dalam bersikap... mereka kini terperangkap dalam dilema... dilema besar yang kalau seandainya bisa dipecahkan, itu akan menjadi penentuan masa depan mereka. Di tengah2 kebingungan itu, Angel berdiri dan berpindah ke sofa lain yang ada di samping sofa yang ditempati oleh teman2nya. Ia lalu duduk dan menyampaikan sesuatu.
Angel: Seperti kita semua harus bicarain soal masalah ini. Gw berpikiran kalau ini masalah penting.
Linzy: Setuju banget. Ini penting banget. Kita hanya dikasih satu minggu buat nentuin ini semua dan pilihannya bukan pilihan yang gampang.
Angel: Tepat banget, Linzy. Kalau begitu, kita akan langsung rapat sekarang juga, saat ini juga.
Mezty: Apa nggak bisa hari lain, Angel ?
Angel: Nggak bisa, harus sekarang. Urusannya terlalu mendesak. Kalau kita ngomonginnya pas hari lain, kita nggak akan punya waktu cukup untuk mengambil keputusan. Keputusan yang akan kita ambil ini adalah keputusan penting, jadi kalau ditunda-tunda, bisa bahaya.
7 Icons pun terpaksa "break the silence" dan melupakan sejenak perpecahan dalam diri mereka, dan memulai sidang darurat. Pokok bahasannya, soal pilihan yang diberikan label buat mereka.
Angel: Sekarang, kita langsung saja. Menurut kalian, lebih pantas kita menyelamatkan persahabatan kita atau karir kita ? Dimulai dari Linzy.
Linzy yang duduk paling dekat dengan Angel pun diberi kesempatan buat bicara duluan.
Linzy: Kalau menurut gw... biarpun ini pilihan yang sulit... gw lebih senang kalau kita menyelamatkan persahabatan kita.
Angel: Oke. Kalau kamu, PJ ?
PJ: Persahabatan. Itu pasti.
Angel: Natly ?
Natly: Well, walaupun berat, tapi perkataan kak Dicky ada benarnya deh. Persahabatan.
Angel: Gc ?
Gc: Persahabatan pastinya... karena aku sayang semua sahabat2ku disini...
Angel: Vanila ?
Vanila: Sama dengan Gc dan yang lain....
Angel: Mezty ?
Mezty: Emmm... gimana ya ? Ikut yang lain aja deh...
Angel: Oke. Sepertinya kita sepakat semuanya deh, kalau kita bakalan menyelamatkan persahabatan kita. Tapi siap nggak kalau kita harus membubarkan 7 Icons dan menjadi orang biasa lagi seperti dulu ?
Linzy: Kalau itu resikonya, kenapa nggak ? Yang pasti, gara2 perform kita menurun, persahabatan kita jadi kena imbasnya! Kita sampai nggak ngobrol dan nggak makan bareng beberapa hari ini...
Natly: Betul banget! Gw juga sadar kalau persahabatan kita sekarang jadi korban gara2 penampilan kita yang kacau karena kita saling menyalahkan. Kita seharusnya bisa menjauhkan persahabatan kita dari masalah ini...
PJ: Ya, gw setuju. Kita terlalu banyak saling menyalahkan, padahal seharusnya kita sadar kalau kesalahan kita itu tanggungan kita semua... kita semua yang harus menanggungnya, bukan satu atau dua orang tertentu... kita harus kembalikan persahabatan kita menjadi seperti dulu. Masalah ini sudah terlalu jauh.
Sepertinya semua 7 Icons sudah sepakat untuk mengambil keputusan memilih menyelamatkan persahabatan mereka. Mereka memikirkan betul usulan dari Dicky tadi. Tapi yang menjadi ganjalan buat 7 Icons adalah... mereka harus membubarkan 7 Icons. Meskipun konsekuensinya berat, tapi mereka sudah setuju untuk melakukan hal ini. Mereka sadar kalau persahabatan mereka jadi rusak gara2 kejadian2 yang terjadi belakangan ini. Akhirnya, setelah mendengarkan semua pendapat dari personil yang lain, Angel pun mengambil keputusan final.
Angel: Sekarang keputusan final. Tidak usah diubah lagi. Persahabatan atau karir ?
Linzy: Persahabatan.
PJ: Persahabatan.
Natly: Persahabatan.
Gc: Persahabatan.
Vanila: Persahabatan pastinya...
Mezty: Persahabatan.
Angel: Dan kalau begitu saya juga. Persahabatan. Kalau begini pilihannya, maka kita akan bubarkan 7 Icons. Meskipun berat, tapi ini sudah pilihan dan keputusan kalian, dan ini adalah konsekuensi yang akan kita tanggung bersama. Ada yang keberatan ?
Tidak ada satupun personil 7 Icons yang mengajukan keberatan. Akhirnya... Angel memutuskan bahwa keputusan yang ambil adalah keputusan final.
Angel: Oke, karena tidak ada yang keberatan, maka saya nyatakan kalau kita akan memilih untuk menyelamatkan persahabatan kita, dan dengan itu, 7 Icons resmi kita bubarkan. Kita bukan anggota 7 Icons lagi, dan 7 Icons sudah tidak ada. Rapat hari ini selesai.
Setelah sidang darurat itu selesai... semua personil 7 Icons pun langsung bernapas lega. Mereka kini sudah punya pilihan untuk menjawab apa pertanyaan dari pihak label pada mereka. Dan itu mereka jawab dengan sebuah jawaban yang memiliki konsekuensi yang besar. Mereka kini mengorbankan karir mereka dan sekarang mereka akan fokus ke sekolah dan persahabatan mereka. Hari-hari mereka sebagai personil 7 Icons telah berakhir.
Sementara itu, Adrian sedang bersantai di kantin sambil meminum teh buah kesukaannya. Tiba2 ada orang yang memanggilnya. Itu adalah temannya, Reza.
Reza: Adrian! Adrian!
Adrian lalu menengok ke belakang, dan melihat Reza.
Adrian: Weh, bro! Ada apa ?
Reza: Ikut gw, sini! Ada urusan penting!
Adrian: Urusan penting apa ?
Reza: Nanti lu tahu deh... lu ikut gw!
Adrian: Apaan sih ?
Adrian lalu menghabiskan teh buahnya dan lalu pergi meninggalkan kantin menghampiri Reza. Kemudian Adrian dan Reza pun pergi bersama2 ke dalam gedung sekolah.
Adrian: Sebenarnya ada apa sih, Reza ?
Reza: Hasil seleksinya sudah diumumkan.
Adrian: Serius nih ? Terus gimana hasilnya ?
Reza: Lu tinggal baca aja di papan pengumuman...
Reza lalu mengajak Adrian melihat papan pengumuman. Di papan pengumuman, terdapat sebuah kertas besar yang diisi dengan beberapa tulisan tangan dengan spidol whiteboard. Di situ tertulis beberapa nama yang dinyatakan lolos seleksi tim sepakbola SMA Cambridge. Didalamnya terdapat nama Adrian dan Reza. Namun ada perbedaan tempat penulisan. Adrian ditulis di daftar pemain inti, sementara Reza ditulis di nama pemain cadangan. Adrian pun langsung kegirangan melihat namanya ada di daftar itu.
Adrian: Wah! gw masuk tim inti! Lu lihat! Gw di tim inti!
Reza: Iya, lu di tim inti! Selamat ya! Emang lu udah keren main bolanya...
Adrian: Tapi selamat juga buat kamu, bro... lu juga ada di daftar...
Reza: Masuk sih masuk... tapi di tim cadangan...
Adrian: Nggak apa2... nanti kalau gw capek, bilang ke pelatih, biar saya aja yang gantiin...
Reza: Oke, sip! Tenang, nanti gw bilang kok... hahahahaha...
Adrian: Hahahahaha...
Di dalam pengumuman itu juga tertulis kalau latihan pertama tim sepakbola SMA Cambridge akan dilaksanakan pada hari Jumat, namun masih latihan santai. Semua pemain yang namanya tertulis disini harus hadir, agar pelatih bisa tahu siapa-siapa saja pemain yang akan ia latih. Tentu saja harus memakai baju bola lengkap... setelah membaca pengumuman itu, Adrian dan Reza langsung kembali ke kelas.
Di tempat lain, Angel, PJ, Linzy, Vanila, Natly, Gc, dan Mezty sedang berkumpul di taman sekolah. Angel berdiri dan yang lain duduk di bangku taman. Disini, kondisi persahabatan mereka sudah mulai membaik. Mereka sudah mulai jalan bareng lagi, ngobrol bareng lagi, dan makan bareng di kantin lagi. Di taman ini, mereka sekarang sedang berusaha untuk menghubungi manager mereka, sehubungan dengan keputusan yang mereka sudah ambil. Tapi sejak tadi nomor yang mereka tuju belum bisa dihubungi.
Angel: Duh, kok nggak diangkat-angkat sih ?
PJ: Masih belum bisa juga ?
Angel: Iya nih. Sibuk banget ya, sampai dia nggak angkat telepon kita ?
PJ: SMS aja. Kalau ditelepon sibuk, pakai SMS aja...
Angel: SMS ? Nanti kalau dia balasnya lama ?
PJ: Biarin aja... yang penting kan dia udah jawab...
Tapi ketika Angel berniat ingin SMS, tiba2 ada telepon masuk. Telepon yang mereka tunggu2 akhirnya datang juga. Dicky menelepon balik ke nomornya Angel.
Angel: Hey, ini si Dicky! Ternyata dia telepon balik!
PJ: Bagus tuh... terima aja teleponnya...
Angel: Oke... (menekan tombol Call), Hallo ? kak Dicky ya ?
Dicky sedang berada di restoran, bersama teman2 kerjanya. Ia menelepon di luar restoran.
Dicky: Ya, Angel. Maaf ya, nggak langsung dijawab... maklum, tadi habis makan, tangan saya kotor... jadi saya cuci tangan dulu sebelum telepon kalian... ada apa nih ?
Angel: Begini, kita mau bicarain soal pilihan yang dulu...
Dicky: Oh, soal itu... sudah punya pilihannya ?
Angel: Ya. Kita akan bubarkan 7 Icons.
Dicky pun langsung kaget dalam hatinya. Ia sempat diam beberapa saat.
Angel: Kak ? Kakak kenapa ?
Dicky: Oh, nggak, nggak kok... jadi kalian memilih untuk menyelamatkan persahabatan kalian ?
Angel: Ya. Buat kita itu sudah merupakan pilihan terbaik.
Dicky: Baiklah kalau begitu. Nanti saya akan persiapkan semuanya. Ada sesuatu yang harus kalian lakukan, sebelum kalian benar2 resmi bubar.
Angel: Oke. Apa itu ? Konferensi pers ?
Dicky: Bukan. Ada surat pernyataan yang harus kalian tandatangani. Soal bagaimana isi suratnya, nanti saya kasih tahu. Soalnya saya masih tunggu kabar dari kalian... mungkin setelah ini saya akan buat suratnya.
Angel: Oh, begitu. Baiklah. Kapan datang ke sekolah lagi ?
Dicky: Secepatnya, kalau nggak ada kegiatan. Tunggu aja ya...
Angel: Oke deh kalau begitu. Terima kasih ya...
Dicky: Sama2. Oh, ya. Maaf ya tadi nggak langsung jawab telepon kalian.
Angel: Nggak apa2 kok. Makasih ya...
Pembicaraan pun selesai. Angel lalu mematikan teleponnya dan lalu memasukkannya ke saku jasnya.
Linzy: Jadi bagaimana ?
Angel: Dia sudah terima keputusan kita. Mungkin setelah ini kita tinggal tandatangan surat perjanjian, dan setelah itu semuanya selesai.
Linzy: Surat pernyataan ? Kayak gimana ?
Angel: Belum tahu. Dia saja belum buat, karena masih harus tunggu kabar dari kita...
Natly: Terus, kapan dia datang lagi ke sini ?
Angel: Dia bilang sih secepatnya... nggak tahu kapan. Yang pasti, kita semua siap2 saja kalau seandainya dia datang dan kita harus ngelakuin apa2 dulu... itu semua juga untuk kebaikan kita juga kok... dan biar semuanya bisa jelas, antara kita dan mereka.
PJ: Dan yang terpenting, biar semua masalah ini bisa selesai, dan... kita bisa santai.
Angel: Setuju banget, PJ...
Dan 7 Icons pun kemudian bersantai lagi di bangku taman. Angel kini juga ikutan duduk di bangku taman. Mereka kini bisa menikmati udara segar yang ada di taman itu, karena kini urusan mereka sebentar lagi akan selesai. Mereka hanya tinggal menunggu peresmian pembubaran grup mereka, berdasarkan pilihan yang telah mereka pilih. Hanya dalam beberapa waktu ke depan, mereka akan kembali hidup normal seperti biasa.
Kita langsung fast forward ke hari Jumat. Hari itu adalah hari yang ditunggu oleh Adrian. Dia akan menjalani latihan pertamanya sebagai pemain tim sepakbola SMA Cambridge. Meskipun itu hanya latihan santai, tapi dia sangat tidak sabar menantinya, karena ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan teman2 barunya di tim sepakbola. Dia memakai kostum Liverpool berwarna merah dengan nama Steven Gerrard di belakangnya, celana Liverpool merah, dan kaos kaki merah, plus sepatu bola berwarna merah yang lagi-lagi pinjaman dari temannya. Dia langsung disambut oleh beberapa orang teman barunya di tim sepakbola, ketika ia memasuki lapangan bola sekolah.
Latihan hari itu diikuti oleh 20 orang, dan mereka semua adalah yang terpilih dari hasil seleksi. Sebelum latihan, semua pemain berkumpul dulu untuk mendengarkan perkenalan dengan pelatih. Nama pelatihnya adalah Johan Sanjoyo, biasa dipanggil Pak Johan atau Coach Johan. Dia masih muda, umurnya 38 tahun, hanya punya pengalaman bermain bola di tim junior Persija Jakarta dan Persib Bandung, plus pernah latihan di Persebaya Surabaya. Karir bolanya hanya bertahan selama 6 tahun sebelum akhirnya berhenti main karena cedera. Ia lalu menjalani kursus kepelatihan di berbagai tempat, dan ketika umurnya 30 tahun, mulai melatih tim-tim sepakbola sekolah. Sejak tiga tahun yang lalu, ia melatih di SMA Cambridge. Mukanya masih muda, ganteng, dan pintar meramu strategi. Ia seperti Andre Villas-Boas. Tingginya 176 cm, dan ia memakai kaus training Liverpool warna putih dengan strip merah, dan celana training hitam. Ia juga memakai topi berwarna hitam dengan logo Nike di bagian depannya. Ia juga memakai sepatu sport Adidas, yang ia dapat dari temannya beberapa tahun yang lalu.
Coach Johan: Baik, anak2 semua, selamat siang!
Semua: Selamat siang, Coach!
Coach Johan: Oke, langsung saja, selamat datang di latihan pertama kita. Kita akan latihan santai hari ini, karena masih perkenalan, jadi kita akan santai saja untuk hari ini. Yang pasti, selamat pada kalian semua yang telah lulus dari seleksi tim kita hari Sabtu kemarin. Nama saya Johan Sanjoyo. Saya disini bertugas untuk melatih dan mengarahkan kalian untuk meraih hasil yang maksimal untuk sekolah kita. Kompetisi yang akan kita hadapi adalah Liga Sepakbola Antar-Sekolah, yang mulai digelar mulai bulan depan. Nanti kalau sudah jalan pertandingannya, setiap Sabtu atau Minggu kita akan tanding. Kita akan bertanding melawan sekolah2 terbaik se-Jakarta. Mereka yang terbaik dalam urusan bermain bola dan tentu saja kita nggak bisa anggap remeh. Kita akan latihan setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu, setelah sekolah. Dari jam 3 hingga jam 6. Dan nanti ketika kompetisi berjalan, kita akan latihan dari Selasa hingga Kamis, juga dengan jam yang sama. Jadwal latihan ini sama seperti tahun sebelumnya, dan sudah saya diskusikan dengan pihak sekolah. Baiklah, kalau begitu, sekarang kalian pemanasan dulu, setelah itu, saya ingin lihat kalian bermain, dengan permainan sepakbola kecil lima lawan lima. Bentuk tim kalian sekarang, sambil pemanasan!
Para pemain lalu berlari untuk melakukan pemanasan. Mereka pemanasan dengan lari berkeliling lapangan. Sambil mereka pemanasan, para pemain2 baru ini berkenalan satu sama lain. Mereka semua ngobrol dengan hangat sambil berlari mengelilingi lapangan. Mereka semua berasal dari kelas yang berbeda, sehingga tidak semuanya saling kenal. Meskipun beberapa ada juga yang sudah saling kenal. Kalau Adrian sih, belum kenal semuanya... hahahaha... maklum, anak baru. Tapi Adrian tidak diam begitu saja. Dia menghampiri satu per satu teman2 barunya itu, dan mengajaknya berkenalan. Kenalan kilat ala Adrian berhasil, ia sudah berkenalan dengan sepuluh pemain sepanjang sesi pemanasan itu, dan akan lebih banyak lagi yang akan ia kenal, saat memasuki sesi permainan sepakbola kecil.
Setelah pemanasan, latihan berlanjut dengan sesi permainan sepakbola kecil. Para pemain terbagi menjadi empat kelompok, yang masing2 diisi oleh lima orang. Nanti akan ada dua tim yang bertanding secara bergantian. Jika ada satu tim yang berhasil mencetak gol lebih dulu, pertandingan dinyatakan selesai dan tim yang kalah akan diganti oleh tim yang belum bermain. Begitu seterusnya hingga waktu permainan selesai. Waktu permainannya dua jam. Adrian sendiri memilih untuk beristirahat dulu dengan duduk di bangku panjang yang ada di pinggir lapangan. Ia beristirahat sambil menonton teman2nya bermain. Ketika ia sedang menonton, tiba2 datanglah seseorang dengan kostum Chelsea berwarna biru dengan kombinasi putih di bagian bahunya (ini kostum Chelsea terbaru lho) dengan tulisan nama "TORRES" dan angka 9 dibelakangnya, celana biru Chelsea, kaus kaki biru, serta sepatu bola putih, yang kemudian duduk di samping kanan Adrian.
Rizky: Hei, lulus seleksi juga nih ? Kenalan dong... kenalin, Rizky Torres.
Adrian: Hai, namaku Adrian. Adrian...
Adrian jadi bingung karena ia berpikir ia harus punya nama beken. Ia pun lalu melihat-lihat ke sekelilingnya apakah ada nama yang bisa dipakai sebagai nama bekennya. Tiba2 ada seorang anak SMA Cambridge yang memanggil seseorang dengan nama "Lopez!" lewat di belakangnya dan itu terdengar oleh Adrian. Adrian pun langsung memakainya sebagai nama bekennya.
Adrian: ...Lopez. Adrian Lopez.
Rizky: Kelihatannya bingung banget... Adrian Lopez ? Wah, keren juga nama kamu...
Adrian: Yah, begitulah... fans Fernando Torres ya ?
Rizky: Pastinya dong... idola gw nomor satu... kalau kamu, idolanya siapa ?
Adrian: Sama denganmu, Fernando Torres. Tapi yang paling gw suka, ada di belakang kaos ini.
Rizky lalu melihat ke belakang kaos Adrian dan menemukan tulisan nama "GERRARD" di sana.
Rizky: Steven... Gerrard ?
Adrian: Yoha. Itu pemain kesukaan gw...
Rizky: Mantap tuh pemain... gw juga ngefans kok...
Adrian: Sip... fans Liverpool juga ?
Rizky: Ya, tapi kini juga ngefans sama Chelsea. Karena ada Torres... hahahaha...
Adrian: Hahahahaha...
Tidak lama kemudian, datang lagi seorang pemain lain, dia memakai kostum Barcelona berwarna merah dan biru garis-garis (kostum Barcelona-nya kostum baru lho), dengan celana biru dan kaus kaki merah, serta sepatu bola warna hitam dengan strip merah. Dia duduk di samping kiri Adrian.
Andi: Halo, apa kabar ? Pemain baru juga nih ? Kenalkan... Andi Alcantara. Pria ganteng stok akhir, fans berat Barcelona, terutama setelah zaman Pep Guardiola.
Rizky: Haha, ganteng dari mane lu ? Maaf ya, Adrian... jangan percaya ama nih orang... kadang2 nih orang rada sedeng kalau lagi nggak main bola!
Adrian: Hahaha... halo, Andi... gw Adrian. Pemain baru juga nih ?
Andi: Yoi... gw ikut seleksi barengan sama Rizky...
Adrian: Kalian berdua sekelas nih ?
Rizky: Ya, gitu deh... kita di ruang kelas nomor 9. Kamu di mana ?
Adrian: Ruang kelas nomor 7.
Andi: Ruang kelas nomor 7 ? Berarti kamu sekelas sama anak2 7 Icons dong ?
Adrian: Ya. Kalian kenal mereka juga ya ?
Andi: Kita berdua malah ngefans sama mereka... mereka semua cantik2 sih...
Rizky: Bener banget... sampai2 kamu pernah pengen naksir sama yang namanya Linzy itu kan, Andi ? Cuma sayangnya ditolak! Hahahahahahaha...
Adrian: Serius dia pernah ditolak Linzy ?
Rizky: Ya, dulu... di kantin... sampai disiram air sama si Angel... hahahahahaha...
Adrian: Serius ? Hahahahahaha... tragis banget lu, Di... hahahahaha...
Andi: Jangan bawa2 cerita zaman dulu ah, Rizky! Itu bikin gw malu banget tuh...
Rizky: Cuma kalau gw ingat, yang ada bikin ngakak! Gw harus ketawa kalau sudah ingat kejadian itu... hahahahahahaha...
Adrian: Hahahahahaha... ada2 saja... kapan kejadiannya ?
Rizky: Dulu, waktu anak2 7 Icons masih kelas satu... masih pada culun semua, belum pada terkenal kayak sekarang... kebetulan kan, waktu itu Andi emang sudah kesengsem sama Linzy... dia suatu kali, pergi ke kantin bawa bunga, terus ngomong ke Linzy, "mau nggak jadi pacar gw ?" terus Linzy nolak. Yang lucunya disini... si Andi ini sampai ngemis2 ke Linzy... rayuannya udah nggak karuan tuh... ujung2nya apa ? si Angel dari belakang bawa air dingin terus disiram ke kepalanya dia... kalau si Angel kan kayak leader-nya gitu... jadi dia langsung takut, terus ngabur tuh dari kantin... sampai diketawain satu kantin tuh... gw ngeliat paling dekat, jadi gw bisa lihat sendiri kejadiannya... sumpah, pengen ngakak gw! hahahaha...
Andi: Rizky mah begitu... mengungkit-ungkit masa lalu orang... mana yang nggak enak lagi... kalau yang enak yang diungkit, masih mending...
Rizky: Tapi kan kenyataannya begitu kan ? Udah lah, santai aja... toh cuma kita aja yang dengar...
Andi: Ya, tapi tetep aja nggak enak!
Rizky: Hahahahaha... eh, lu udah dapat tim buat permainan lima lawan lima ?
Adrian: Belum tuh... nggak sempat nyari... gw capek habis lari-lari...
Andi: Gabung ke kita aja... kita tinggal butuh satu pemain lagi nih... kan lumayan, sekalian bisa kenalan...
Rizky: Iya tuh... gabung aja bareng kita... mau nggak ?
Adrian: Ya deh, gw gabung... tinggal gw kan, yang belum ada timnya ?
Rizky: Iya. Yang lain udah dapet... tinggal kamu aja...
Adrian: Ya sudah, gw gabung sama kalian.
Rizky: Oke, sip... toss dulu dong...
Adrian dan Rizky lalu toss.
Andi: Sama gw juga dong, Adrian... kan rekan satu tim...
Rizky: Ah, kalau sama dia mah nggak usah... nggak butuh!
Andi: Ini dari tadi ngajak ribut aja! Gw bejek-bejek baru tahu lu...
Rizky: Sorry coy... sorry... ane cume bercande...
Andi: Bercande, bercande... sok Betawi lu!
Adrian: Hahahahaha... ya udah, gw tos deh, sama kamu juga...
Andi: Sip... oke coy...
Adrian dan Andi pun toss juga.
Akhirnya kini Adrian punya tim untuk bermain... sekaligus teman baru. Rizky Torres dan Andi Alcantara. Sama2 gila bola, dan sahabat yang akrab. Mereka lalu duduk2 di bangku panjang itu sambil menunggu giliran mereka tampil. Sambil menunggu giliran, mereka menonton aksi teman2nya yang sedang bermain. Ketiganya juga sambil ngobrol, melanjutkan obrolan mereka saat mereka berkenalan tadi. Mereka juga saling mengomentari teman2 mereka dan dari situ, Adrian bisa mengetahui seperti apa permainan teman2nya yang lain, sekaligus juga lebih mengenal mereka, dengan bantuan Rizky dan Andi. Tidak lama kemudian, gol tercipta, dan pelatih langsung memanggil Adrian, Rizky, dan Andi untuk bermain. Mereka pun lalu berdiri dari bangkunya dan langsung melangkah masuk ke dalam lapangan, ditemani oleh teman2 mainnya yang lain. Mereka siap untuk bermain dalam permainan ini.
Di lapangan, Adrian, Rizky, dan Andi, bermain bersama dua orang temannya yang lain. Ada Rico sebagai pemain belakang, dan Yudi sebagai penjaga gawang. Adrian sendiri juga menjadi pemain belakang, dan Rizky serta Andi menjadi pemain depan. Wasitnya adalah Coach Johan sendiri. Pertandingan dimulai dengan melakukan tendangan langsung dari tengah lapangan, yang dilakukan oleh tim yang baru masuk. Andi yang menendang. Tendangannya cukup keras, namun sayangnya masih melenceng dari gawang. Kiper lawan kemudian mengambil bolanya dan lalu diberikan pada temannya. Ia lalu memulai serangan, dengan mengopernya pada temannya. Namun operannya terlalu deras, dan bola pun keluar. Rico lalu mengambil bola dan menendangnya ke dalam (kita pakai aturan futsal disini, karena sepakbola mini) pada Adrian. Adrian lalu mengopernya lagi pada Rizky. Rizky lalu berlari masuk pertahanan lawan, dan ia langsung dibayangi oleh pemain lawan. Sadar ia dibayangi, Rizky mengopernya lagi pada Adrian yang ada di belakang, dan mengetahui ada ruang kosong di tengah, Adrian langsung menendang ke gawang, namun ditepis kiper. Bola muntah langsung disambar oleh Andi yang langsung memasukkannya ke gawang. Gol untuk timnya Adrian. Tim lawan pun harus keluar dari lapangan. Mengetahui ia mencetak gol, Andi langsung berselebrasi bersama Rizky dengan cara hormat ke arah bendera yang ada di depan gedung sekolah. Adrian sendiri hanya toss dengan Rico dan Yudi. Rico lalu memanggil Andi dan Rizky untuk kembali bersiap-siap. Lawan baru masuk, dan permainan langsung dimulai. Seperti tadi, dimulai dengan tendangan langsung dari tengah lapangan. Sama seperti tadi, tendangannya tipis menyamping dari gawang. Yudi lalu mengambil bolanya dan langsung melemparnya ke depan, tepatnya ke Andi. Ketika dia memegang bola, Andi langsung dibayangi, dan tanpa ragu ia langsung mengoper bola itu pada Adrian yang kemudian mengopernya lagi pada Rico. Rico lalu mengoper lagi pada Rizky yang sudah siap untuk menerima bola. Namun sayangnya umpan Rico terlalu jauh dan malah keluar. Rico langsung meminta maaf dengan mengangkat tangannya. Semua pemain pun langsung mundur untuk mempersiapkan pertahanan. Adrian langsung mengatur pertahanan bersama Rico. Andi dan Rizky ada di pertahanan paling depan. Serangan dari lawan pun datang... mereka saling oper mengoper, tapi kemudian salah satu dari mereka salah oper dan bolanya disambar Adrian. Adrian pun langsung lari sendiri, men-dribble bola hingga hanya tinggal satu lawan satu dengan kiper. Dengan cepat Adrian pun langsung menghindar dari kiper yang akan mencoba menangkap bolanya, dan langsung memasukkan bolanya ke gawang. Gol lagi, dan kali ini Adrian yang mencetak gol. Ia tidak melakukan selebrasi, ia hanya kembali berlari ke tempat pertahanannya dan toss dengan Rizky, Andi, Rico, dan Yudi.
Di permainan-permainan berikutnya, Adrian makin menunjukkan kemampuannya. Dia bisa jadi apa saja. Mulai dari penyerang, gelandang, hingga bek. Adrian sangat lihai memainkan bola dan pintar membaca situasi. Operannya pada Andi dan Rizky nggak pernah putus. Kerjasama mereka bertiga sangat bagus, dan langsung terbentuk dalam waktu yang cepat. Berkat umpan2 dari Adrian, Andi dan Rizky dengan mudahnya bisa menceploskan bola ke gawang. Hingga akhirnya timnya Adrian yang berhasil memenangi permainan sepakbola mini ini. Perlu diketahui, di permainan ini cara untuk menentukan pemenang utamanya, yaitu dengan cara menghitung jumlah kemenangan total yang berhasil diraih satu tim sepanjang dua jam waktu permainan itu. Yang terbanyak menang, atau yang terlama bertahan di lapangan, dialah yang menang. Dan karena timnya Adrian sudah bertahan di lapangan lebih dari satu jam (ceritanya), timnya Adrian yang menang. Tapi semua pemain tidak memikirkan menang-kalahnya, yang penting semuanya merasa senang. Semua pemain langsung beristirahat dengan duduk di bangku yang ada di pinggir lapangan.
Rico yang selama permainan merasa kagum dengan permainan Adrian pun langsung mengobrol dengan Adrian, di sela-sela istirahat sesudah permainan.
Rico: Tadi permainan kamu keren banget! Kenalan dong... gw Rico.
Adrian: Halo, Rico. Aku Adrian. Pemain baru juga ?
Rico: Pastinya... gw juga baru lulus seleksi sekarang... ruang kelas mana ?
Adrian: Gw ruang kelas nomor 7. Kamu ?
Rico: Gw ruang kelas nomor 8. Ngefans Liverpool nih ?
Adrian: Yoi... Liverpudlian sejati... ngefans siapa nih ?
Rico: Yah, kalau gw sih... lihat aja baju gw...
Rico memakai kostum baru AC Milan, merah hitam garis-garis tipis, dengan warna merah di bagian bahunya. Rico adalah seorang Milanisti sejati.
Adrian: AC Milan ? Milanisti dong...
Rico: Pastinya... turun-temurun dari bokap...
Adrian: Keren tuh... dapat dari mana bajunya ?
Rico: Biasa... pesan baju KW dari teman... 165 ribu harganya...
Adrian: Lumayan... gw juga koleksi baju KW... posisi kamu apa ?
Rico: Gw pemain tengah. Tapi bisa bertahan juga sih... kamu ?
Adrian: Gw pemain tengah juga... sayap tapi...
Rico: Nyerang dari samping ? Tapi tadi dari tengah juga bisa...
Adrian: Yah, itu kan karena lapangannya kecil... tapi kalau menyerang dari tengah juga bisa kok...
Rico: Sip... sip... sip...
Tidak lama kemudian, datanglah Andi dan Rizky yang datang sambil membawa minuman.
Andi: Hey, Adrian... ini, mau minum nggak ?
Adrian: Wah, baik banget... beli di mana ?
Andi: Kita ke minimarket yang di dekat sekolah... gw borong banyak nih...
Adrian: Oke deh... makasih ya...
Rico: Andi, minta juga dong...
Andi: Nih, mau yang mana ? Air putih atau air teh ?
Rico: Air putih aja deh...
Rizky: Eh, Adrian, Rico... mau nggak besok kita main lagi ?
Adrian: Main lagi ? Di mana ?
Rizky: Di lapangan bola dekat kantor militer, nggak jauh dari sini... mau nggak ?
Rico: Emangnya mau ngapain ?
Rizky: Yah, main2 aja... biar lebih akrab...
Rico: Oh begitu ? Boleh deh... jam berapa ?
Rizky: Setelah sekolah aja. Bawa kaos bola. Oke ?
Adrian: Oke... gw ikut deh kalau begitu... kita berempat aja kan ?
Andi: Yoi... kita berempat aja. Nanti kita berangkat bareng dari sekolah, tapi sudah pakai baju bolanya. Setelah itu kita main2 aja... sampai puas... habis itu baru balik... gimana ?
Rico: Oke deh... Adrian, kamu ikut ?
Adrian: Pastinya. Nanti siapa yang bawa bola ?
Rizky: Gw yang bawa. Ini bolanya khusus. Baru gw beli. Besok gw kasih lihat.
Adrian: Sip... bagus nggak bolanya ?
Rizky: Kualitas terbaik gw kasih...! Spesial kok bolanya...
Rico: Good deh kalau begitu...
Rizky: Ya sudah. Kalau begitu, besok pas pulang sekolah, jangan pulang dulu. Kita berangkat dari situ ke lapangannya bareng2... oke ?
Adrian: Oke deh... siap!
Rico: Oke deh bro...
Rencana pun sudah disusun untuk bermain bola lagi besok. Hanya untuk Adrian, Andi, Rizky, dan Rico. Keempat orang ini sudah berencana untuk bermain bola lagi besok, hanya sekedar untuk bersenang-senang. Adrian kini benar2 punya teman baru yang mengasyikkan.
Keesokan harinya... semua personil 7 Icons sudah berkumpul di ruang tamu sekolah. Mereka sudah mendapat informasi bahwa Dicky akan datang hari ini, sambil membawa sesuatu untuk mereka. Kini, hanya tinggal menunggu dalam hitungan jam, 7 Icons akan segera menjadi kenangan buat Angel, PJ, Linzy, Vanila, Natly, Gc, dan Mezty. Karena hari ini, 7 Icons akan resmi dibubarkan, imbas dari pilihan yang dulu diberikan pihak label pada mereka. Beberapa menit kemudian, Dicky datang. Dia membawa sebuah map dan beberapa berkas lain. Ketika ia berada sedang menaiki Grand Staircase di dalam gedung sekolah, secara tidak sengaja ia berpapasan dengan Adrian, yang sedang jalan bersama teman2nya keluar dari sekolah. Ketika berpapasan, Dicky tidak melihat ke arah Adrian, namun Adrian melihat wajah Dicky. Adrian juga sempat melihat Dicky memasuki lorong utama sekolah, meskipun kemudian ia kembali menoleh ke depan dan melanjutkan jalan bareng teman2nya. Adrian sama sekali tidak tahu apa yang sedang atau akan terjadi pada 7 Icons. Ia mengira kalau Dicky datang hanya untuk keperluan biasa.
Dicky lalu memasuki ruang tamu dan di situ para personil 7 Icons sudah menunggunya. Mereka semua duduk manis di sofa. Tanpa berlama-lama, Dicky pun langsung memulai urusannya dengan 7 Icons.
Dicky: Oke, sesuai dengan pilihan yang kalian pilih, dimana kalian lebih memilih untuk menyelamatkan persahabatan kalian daripada karir kalian, dan kalian sudah tahu apa konsekuensinya, maka hari ini saya sudah bawakan pada kalian sebuah surat pernyataan. Surat ini saya ketik sendiri dan konsepnya sudah saya persiapkan sejak beberapa hari yang lalu. Tugas kalian hanya menandatanganinya. Jujur saja, karena buru2, saya hanya mencetak satu surat saja. Seharusnya saya perbanyak hingga tujuh kali, agar kalian bisa memegang surat ini, supaya ada buktinya. Tapi disini ada alat fotokopi nggak ?
Angel: Ada kok, tapi di ruang guru...
Dicky: Waduh, malah di ruang guru lagi... gw udah paling nggak enak kalau sudah urusan masuk ruang guru.
Angel: Biar kita aja yang fotokopi, boleh nggak ?
Dicky: Hah ? Serius nih ? Dibolehin nggak ?
Angel: Udah, tenang aja. Biar kita yang urus...
Dicky: Okelah kalau begitu. Kalau begitu, surat ini difotokopi dulu, setelah itu ditandatangani.
PJ: Usul. Bagaimana kalau dibalik. Kita tandatangani dulu, baru kita fotokopi. Gimana ?
Dicky: Bisa... sebenarnya bisa diatur sih... tergantung kalian.
Angel: Ya udah deh... kita tandatangani dulu, baru kita fotokopi. Gw terima deh usulannya si PJ...
Dicky: Baiklah. Kalau begitu ini suratnya. Satu per satu dari kalian harus menandatangani surat ini. Karena ini sudah pilihan dan keputusan kalian. Tapi, kalian harus berdiri dulu, dan ngantri di belakang kursi. Saya panggil satu per satu, dan setelah itu kalian tandatangan. Setelah kalian tandatangan, kalian berdiri lagi dan tunggu sampai kalian semua saya suruh duduk. Semua mengerti ?
Linzy: Mengerti.
Dicky: Oke, sekarang kita mulai.
Semua personil 7 Icons pun berdiri dan menunggu di balik sofa. Kemudian Dicky memanggil satu per satu personil, berdasarkan urutan penulisan nama mereka di surat tersebut. Angel yang pertama menandatangani surat tersebut. Apa isi surat itu ? Hanya ada lima butir pernyataan. Kelima pernyataan itu adalah... (1) 7 Icons resmi bubar, dan semua aktivitasnya akan langsung dihentikan mulai satu hari setelah penandatanganan surat pernyataan ini. (2) Semua sarana penunjang penampilan 7 Icons (vocal coach, koreografer, manager, dan lain sebagainya) akan dikembalikan pada label satu hari setelah penandatanganan surat pernyataan ini. (3) Semua personil 7 Icons tidak lagi menyandang status sebagai bagian dari pihak label mulai satu hari setelah penandatanganan surat pernyataan ini. (4) Semua kegiatan 7 Icons yang sudah terjadwal setelah penandatanganan surat pernyataan ini dinyatakan batal dan tidak ada penjadwalan ulang. (5) Mengenai lagu yang sudah direkam oleh 7 Icons sebelum penandatanganan surat pernyataan ini, semuanya akan menjadi milik label, dan tidak akan dipublikasikan kepada publik, kecuali apabila ada perubahan di kemudian hari. Setelah ia membacanya, Angel pun langsung menandatanganinya tanpa ragu, kemudian menaruh pulpennya dan kembali ke belakang sofa. PJ kemudian menyusul dan menandatanganinya juga. Disusul Linzy. Setelah itu disusul Vanila. Lalu Natly. Setelah itu Gc. Dan yang terakhir adalah Mezty. Tapi ada yang aneh dengan Mezty. Ketika ia membaca isi suratnya, ia seperti berubah. Ia seperti menahan diri untuk menandatangani surat itu. Tentu saja ini membuat teman2nya yang lain jadi kebingungan. Angel pun langsung memintanya untuk sesegera mungkin menandatangani surat itu. Begitupun juga dengan lainnya. Semuanya seperti memaksa Mezty untuk menandatanganinya. Akhirnya Mezty menyerah. Ia pun menandatangani surat itu, dan lalu membanting pulpennya dan pergi keluar dari ruang tamu. Teman2nya pun jadi bertanya-tanya, begitupun juga Dicky. Tapi kemudian Dicky tidak memikirkannya dan langsung meminta Angel untuk mem-fotokopi surat tersebut, sesuai yang tadi sudah dibilang sebelum penandatanganan surat itu.
Kemana perginya Mezty ? Setelah keluar dari ruang tamu, ia langsung berjalan menuju kelas. Sepanjang perjalanan, perasaan hatinya tidak tenang. Ia menyesali apa yang telah ia lakukan tadi. Ia baru saja menjadi orang terakhir yang meresmikan pembubaran 7 Icons. Memang sebelumnya Mezty menerima keputusan ini, tapi sebetulnya ia tidak setuju dengan apa yang teman2nya telah sepakati. Dalam hatinya, Mezty sebenarnya masih ingin menjadi anggota 7 Icons, selain juga bisa mempertahankan persahabatannya dengan teman2nya. Ia sebenarnya masih yakin, kalau karirnya bersama 7 Icons dan persahabatannya masih bisa diselamatkan. Namun, ia sepertinya ragu untuk bicara karena ia juga khawatir kondisi diantara teman2nya bisa makin memburuk kalau misalnya ia berani bicara soal itu, apalagi ketika itu kondisi persahabatannya dengan teman2nya yang lain lagi hancur-hancurnya kayak Pearl Harbor. Ia pun lalu masuk ke dalam ruang kelas dan langsung berkemas untuk pulang. Ia ingin merilekskan pikirannya, sambil memikirkan apa yang baru saja ia dan teman2nya lakukan.
Di ruang tamu, surat itu sudah difotokopi dan Dicky langsung mempersilakan Angel untuk membagikannya pada para personil yang lain. Untuk Mezty, Angel memilih untuk menyerahkannya sendiri padanya. Angel kemudian membagikan fotokopian dari surat ini pada semua personil yang lain. Mereka semua lalu menyimpannya di saku jas mereka. Sesudah ia membagikannya pada teman2nya, Angel lalu pergi keluar untuk mencari Mezty. Pas ketika ia keluar, Mezty sedang lewat tepat di lorong utama, sambil membawa tas, dan melangkah pulang. Angel lalu memanggil Mezty dan ia pun berhenti, dan melihat ke arah lorong tempat Angel berada. Angel lalu berlari menghampiri Mezty untuk menyerahkan fotokopian surat itu kepadanya. Tidak ada kata yang diucapkan Mezty. Ia lalu menerima surat itu dan lalu pergi meninggalkan Angel, dan menuruni tangga menuju Grand Staircase. Angel pun hanya diam saja.
Sementara itu... Adrian, Andi, Rizky, dan Rico bermain-main di lapangan. Mereka semua berlatih passing, setiap pemain mengoper bola pada teman mereka yang ada di sebelahnya. Arahnya teratur, mengikuti arah jarum jam, namun kemudian diubah menjadi berlawanan arah jarum jam. Semuanya santai... mereka berlatih bermacam-macam jenis operan, mulai dari yang pendek hingga panjang, dari yang menyusur tanah hingga operan lambung. Mereka juga berlatih tendangan bola mati. Mulai dari tendangan bebas dengan jarak yang bervariasi, tendangan sudut, hingga tendangan penalti. Mereka juga mempertontonkan keahlian mereka dalam bermain freestyle, juggling, gocek bola, dan lain sebagainya. Semua teknik permainan bola yang lagi beken2nya saat ini mereka perlihatkan. Adrian bahkan juga diajari bagaimana menendang bebas yang baik, memberi umpan yang terukur, dan lain sebagainya. Adrian belajar banyak dari tiga orang ini. Ketika mereka beristirahat, mereka pun ngobrol-ngobrol.
Adrian: Asyik banget ya, tadi... keren2 semuanya... belajar dari mana ?
Andi: Ada lah... biasanya dari teman2 yang biasa main bola... kita belajar dari mereka... tapi tadi kamu juga bagus... kayaknya ada bakatnya nih...
Rizky: Iya, tuh... gocek bola kamu lumayan... bisa lah buat ngobrak-abrik lawan...
Adrian: Biasa aja tuh tadi... gw kan masih belajar...
Rico: Belajar sih belajar, tapi segitu sudah lumayan...
Andi: Betul banget... gocekan Ronaldo lewat kali tuh...
Adrian: Ah, masa... biasa aja tadi...
Tiba2, lewatlah Mezty yang berjalan sambil merenung di trotoar jalan. Mukanya sedikit murung, ia terlihat sedih. Andi yang mengetahui kalau itu Mezty langsung memberitahu Adrian, yang saat itu sedang meminum sebotol air mineral yang baru saja ia buka.
Andi: Eh, eh... itu kayaknya Mezty deh...
Adrian: Hah ? Mana ?
Andi: Itu... (menunjuk ke arah trotoar jalan)
Adrian: Wah bener tuh...
Rizky: Mana ? (celingak-celinguk dulu) oh itu... tapi kok lagi murung ya ?
Andi: Iya, kok kayaknya dia lagi sedih gitu... kayaknya ada apa2nya nih...
Adrian: Masa sih ? Kalau kayak begini... gw datangin deh...
Rizky: Serius lu ? Kalau dia nggak mau gimana ?
Adrian: Dia tahu kok siapa gw. Gw samperin dulu ya...
Rizky: Oke deh bro...
Adrian pun langsung berdiri dan lalu berlari keluar dari lapangan. Rizky dan Andi pun lalu mengomentarinya.
Andi: Enak banget ya... bisa dapet teman cewek cantik kayak anak2 7 Icons...
Rizky: Maklum saja, dia kan anak ruang kelas nomor 7... dekat lah sama anak2 7 Icons...
Andi: Kita aja nggak pernah dekat... sekali ngobrol, langsung dikacangin...
Rizky: Iya bener... gw ingat yang waktu itu... tapi waktu itu kan mereka lagi sibuk...
Andi: Betul banget... meskipun begitu, kita tetap ngefans...
Rizky: Yoi... tetap selamanya ngefans sama 7 Icons... hahahaha...
Mereka lalu toss berdua. Setelah itu, mereka berdua mengajak Rico untuk main lagi.
Rizky: Eh Rico, kita main lagi yuk!
Rico: Oke. Mau main apa ?
Andi: Oper-operan aja biasa... mau nggak ?
Rico: Hayuk. Gw ladenin!
Rizky: Sip! Ayo main!
Sementara itu, Adrian yang sudah berada di luar lapangan langsung berlari di trotoar mengejar Mezty. Sambil ia berlari, ia juga memanggil Mezty.
Adrian: Mezty! Mezty!
Mendengar ada orang yang memanggilnya, Mezty langsung berbalik dan melihat ada sesosok orang dengan kostum Arsenal berwarna merah-putih, dengan logo 125 tahun di bagian dadanya, dan nama Jack Wilshere di belakangnya, celana putih Arsenal, kaus kaki putih, dan sepatu Nike Mercurial Vapor Superfly III yang lagi2 pinjaman dari temannya. Itu adalah Adrian. Mengetahui yang memanggil adalah temannya, Mezty pun kemudian duduk di sebuah bangku yang ada di trotoar itu, hanya dua langkah dari tempatnya berada. Adrian lalu berdiri di depannya. Ini untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir Adrian ngobrol dengan seorang personil 7 Icons. Maklum, dua2nya sama2 sibuk...
Adrian: Hai, Mezty. Tumben kamu jalan sendiri. Teman2 yang lain pada kemana ?
Mezty: Aku nggak pulang bareng sama mereka. Mereka masih di sekolah.
Adrian: Kok kayaknya murung banget. Kenapa ?
Mezty: Gw lagi... gw lagi kesel. Kesel abis nginget kejadian tadi...
Adrian: Memangnya ada apa tadi ?
Mezty: Kita tadi baru saja... kamu pasti bakalan kaget.
Adrian: Memangnya ada apa ? Bilang saja.
Mezty: Kita baru saja membubarkan 7 Icons. 7 Icons sudah nggak ada sekarang.
Mendengar itu, Adrian langsung kaget. Super kaget, tapi ia nggak sampai jantungan.
Adrian: Benaran nih ? Serius ? 7 Icons bubar ?
Mezty: Ya, dan itu baru saja terjadi. Kita baru saja tandatangan sebuah surat. Surat itu yang buat kita semua resmi bubar. Ini suratnya...
Mezty lalu memberikan kopian surat pernyataan itu pada Adrian. Adrian lalu membacanya. Dan ia pun kaget ketika melihat tandatangan semua personil 7 Icons ada di surat itu.
Adrian: No... you've got to be kidding me. Ini serius semuanya pada tandatangan ?
Mezty: Ya, itu bener. Semuanya tandatangan. Kita semua serius ngelakuin ini... tapi gw justru nyesel tandatangan surat itu.
Adrian: Kenapa emangnya ?
Mezty: Karena menurut gw, kondisi di dalam 7 Icons sebenarnya masih bisa diselamatkan.
Adrian: Diselamatkan ? Sebenarnya ada apa sih dengan kalian belakangan ini ?
Mezty pun kemudian bercerita mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan 7 Icons belakangan ini.
Mezty: Kita berada dalam masalah besar, kalau boleh jujur. Mungkin kamu sudah tahu kalau belakangan ini penampilan kita menurun. Tapi sebetulnya ada masalah yang lebih besar daripada urusan penampilan kita.
Adrian: Apa itu ?
Mezty: Masalah dalam persahabatan kita. Sebenarnya kita punya komitmen di masa lalu untuk tidak membawa-bawa urusan persahabatan dalam karir kita. Tapi belakangan ini tidak. Sejak penampilan kita menurun, kita jadi sering salah menyalahkan dan sering berantem, walaupun nggak berantem bener. Kita jadi seperti "perang dingin" gitu. Kita jadi jarang ngobrol, kita jadi jarang ke kantin bareng... semuanya terpisah, dan kita hanya bareng2 kalau di kelas. Kamu sendiri juga bisa lihat... tapi setelah itu, kita pasti akan berpisah. Ada yang kemana, ada yang kemana, begitu... kita udah nggak barengan lagi...
Adrian: Jadi dalam 7 Icons sekarang ada "perang dingin", begitu ?
Mezty: Itu sih kemarin2... belakangan ini sih normal lagi. Itu pun setelah manager kasih tahu kita kalau... kita hanya punya dua pilihan untuk bisa menyelesaikan masalah ini...
Adrian: Pilihan ? Pilihan apa itu ?
Mezty: Kita disuruh memilih antara dua pilihan. Apakah kita mau menyelamatkan persahabatan kita, atau menyelamatkan karir kita. Itu sudah lengkap dengan konsekuensinya.
Adrian: Terus konsekuensinya ?
Mezty: Kalau misalnya kita pilih untuk menyelamatkan persahabatan kita, maka kita harus membubarkan 7 Icons. Kalau kita memilih untuk menyelamatkan karir kita, maka kita harus sesegera mungkin memperbaiki penampilan kita, kalau tidak, kita semua dipecat dari label. Dan berdasarkan kesepakatan bersama, kita memilih pilihan pertama. Itu setelah kita mempertimbangkan kalau persahabatan kita jauh lebih penting daripada segalanya. Dan baru kali itu kita buka mulut lagi dan ngobrol bareng2... jujur saja, sebenarnya itu pilihan yang sulit, tapi karena semuanya sadar diri soal persahabatan kita yang lagi hancur-hancurnya... akhirnya kita dengan mudah bisa memilih pilihan pertama itu... dan sekarang kita menerima konsekuensinya. Kita, termasuk saya... bukan lagi personil 7 Icons. Baru saja beberapa menit yang lalu, saya dan teman2 yang lain tandatangan surat itu. Jujur saja, waktu gw mau tandatangan surat itu, perasaan gw itu berubah... gw sepertinya nggak tega gitu... ngebubarin apa yang sudah gw dan teman2 gw yang lain buat... aku bener2 nggak tega... gw jadi bingung antara gw mau tandatangan atau nggak... hingga akhirnya, Angel dan yang lain minta aku untuk cepat2 tandatangan... akhirnya, gw tandatangan surat itu, dan langsung pergi. Itulah sebabnya gw nggak pulang bareng mereka, dan gw pulang sendiri... sekalian buat refreshing pikiran gw... dan melupakan kejadian tadi... bener2 itu berat banget buat gw...
Adrian: Oh, jadi begitu ceritanya... pantesan kamu jalan sendiri tanpa arah kayak begini... parah. Jadi waktu kamu tandatangan, kamu sebenarnya dipaksa atau bagaimana ?
Mezty: Nggak sih, aku nggak dipaksa. Aku cuma disuruh cepat aja... mereka juga pasti tahu kok kalau aku nggak tegaan untuk tandatangan surat seperti ini...
Adrian: Oh, begitu... kalau begini jadinya... gw harus bicara sama anak2 7 Icons yang lain nih... gw bener2 nggak percaya kalau 7 Icons sudah bubar...
Mezty: Bicara saja sama mereka. Mereka yang lebih ngerti... aku cuma ikut2an aja, karena buat gw pilihan teman2 gw adalah yang terbaik untuk semuanya... mereka pasti bisa jelasin semuanya kok...
Mezty lalu berdiri dari kursinya dan bersiap untuk pergi lagi.
Adrian: Kau mau kemana ?
Mezty: Gw masih ingin jalan2. Gw masih ingin rileksin pikiran gw. Setidaknya, bisa cerita sama kamu, sudah meringankan beban pikiran gw. Mudah2an saja pikiran gw sudah lebih baik nanti malam.
Adrian: Baiklah kalau begitu. Soal suratnya bagaimana ? (Adrian masih memegangi surat pernyataan itu, dan menyodorkannya pada Mezty)
Mezty: Simpan saja. Aku nggak butuh. Justru kalau saya simpan itu, yang ada beban di pikiran gw makin berat aja. Mandangin surat itu yang ada malah bikin gw makin nyesel. Ya udah deh... gw pergi dulu... bye Adrian... sampai jumpa hari Senin.
Adrian: Bye, Mezty... hati-hati!
Mezty lalu pergi berlalu dari Adrian. Adrian hanya diam saja melihat Mezty yang makin lama makin menjauh dan kemudian menghilang. Ia lalu memandangi surat pernyataan itu. Ia membacanya lagi, hingga memperhatikan tandatangan yang ada di dalam surat itu. Benar2 Adrian tidak menyangka dan tidak percaya kalau kini 7 Icons, grup girlband fenomenal yang lagi naik daun itu, kini telah bubar, hanya dengan menandatangani sebuah surat pernyataan yang berawal dari pertanyaan label tentang profesionalitas dan eksistensi mereka, setelah serangkaian peristiwa buruk yang mereka alami. Adrian pun kemudian melipat surat itu hingga kecil, dan lalu menyimpannya di balik kaus kakinya (celana Arsenal-nya tidak berkantong). Setelah itu, ia kembali masuk ke lapangan dan menghampiri ketiga temannya yang masih bersenang-senang dengan bola di tengah lapangan. Mengetahui Adrian kembali, Rizky, Andi, dan Rico langsung menyambutnya dan berhenti bermain bola sejenak.
Rizky: Weeh, Adrian balik lagi... gimana ngobrol dengan Mezty ? Ada yang enak nggak ?
Andi: Iya, kamu ngobrol apa saja dengannya ?
Adrian: Sayangnya nggak ada yang enak. Justru ngobrol sama dia, yang gw dapat malah kabar buruk...
Rizky: Kabar buruk apa ? Ada yang masuk rumah sakit ya ?
Rico: Ah, masa ada yang masuk rumah sakit ? Apa kabar buruknya, Adrian ?
Adrian: 7 Icons... resmi bubar mulai hari ini.
Rizky: HAH ?! 7 ICONS BUBAR ?!!!!!! Lu kalau bilang kabar buruk jangan yang kayak begitu dong...
Andi: Iya, bener! 7 Icons nggak mungkin bubar! Mereka baru beberapa bulan terkenal, tapi kok langsung bubar ? Mereka nggak mungkin seperti itu!
Rico: Betul banget! Nggak percaya gw!
Adrian lalu mengambil lipatan surat pernyataan yang tadi Mezty berikan padanya dan lalu membukanya di hadapan Rizky, Andi, dan Rico.
Adrian: Ini buktinya. Tadi, mereka tandatangan surat pernyataan yang menyatakan bahwa mulai hari ini, besok, dan seterusnya... 7 Icons bubar dan tidak akan ada lagi di dunia musik kita!
Rizky: (melihat ke arah surat) Serius ini suratnya ? Dapat dari mana nih ?
Adrian: Ya dari Mezty lah! Mezty bilang suruh aku yang pegang, karena dia nggak butuh. Dia sampai nggak tega tandatangan surat ini! Serius, ini suratnya...
Rico: Ini sih bener, Rizky... mereka semua tandatangan!
Andi: Mana, mana ? Gw pengen lihat... (melihat suratnya) tapi ini kok kayak kopian ?
Adrian: Memang ini kopian. Pasti ada yang pegang aslinya... mungkin itu anak2 7 Icons yang lain atau orang lain... gw nggak tahu persisnya...
Rizky: Jadi, bener nih 7 Icons bubar ?
Adrian: Ya, kalau berdasarkan surat ini dan kesaksiannya si Mezty, gw akan bilang kalau ini benar. 7 Icons sudah bubar...
Rizky: Ya illahillah... gw nggak nyangka coy... cewek2 idola kita... bubar... wis modyar kabeh...
Rico: Kok modyar ? Mereka belum mati! Cuma bubar! Lebay lu ah...
Andi: Tahu nih... tapi gw juga nggak nyangka... kok 7 Icons bisa jadi begini sih ?
Adrian: Ceritanya panjang... yang pasti, belakangan ini 7 Icons lagi kacau segala2nya... perform-nya ancur, persahabatan mereka sampai kacau, banyak dah... akhirnya oleh label mereka diberi dua pilihan, mau nyelametin persahabatan mereka, atau nyelametin karir... kalau persahabatan yang diselamatkan, mau nggak mau 7 Icons bubar... tapi kalau karir yang diselamatkan, mereka harus bisa tampil seperti dulu lagi, kalau nggak dipecat... mereka akhirnya pilih yang pertama, dan akibatnya 7 Icons bubar... gitu ceritanya...
Rizky: Wah... sampai begitunya... ya kalau gw bilang sih, memang keputusan mereka bener... cuma pengorbanannya gila banget... sampai grupnya bubar... parah tuh...
Andi: Iya emang parah abis tuh... sayang banget... tragis...
Adrian: Mungkin setelah ini gw harus bicara sama anak2 7 Icons yang lain. Gw penasaran kenapa hal ini bisa terjadi. Hari Senin gw akan ngobrol dengan mereka. Hanya untuk minta kejelasan saja.
Rico: Emang kamu harus bicara dengan mereka, Adrian. Kesannya ini mendadak banget. Beruntung hanya kita yang tahu... kalau ada orang lain yang tahu, bisa gawat nih...
Adrian: Ya, gw akan bicara dengan mereka. Harus.
Pada hari Senin, Adrian pun melakukan apa yang ingin ia lakukan. Bicara langsung pada anak2 7 Icons soal alasan kenapa 7 Icons harus bubar. Namun, hanya satu orang personil yang bisa diajak ngobrol. Linzy. Mereka berdua bertemu di lantai dua gedung sekolah, dengan pemandangan taman sekolah di sebelah kiri lorong sekolah, dan ruang kelas di samping kanannya. Saat itu jam pelajaran sekolah sudah selesai.
Adrian: Linzy, boleh bicara sebentar ?
Linzy: Boleh, ada apa ?
Adrian: Soal kejadian hari Sabtu.
Adrian lalu menunjukkan kopian surat pernyataan pembubaran 7 Icons milik Mezty yang ia keluarkan dari saku jasnya. Linzy pun sedikit kaget, namun ia sudah tahu apa yang ingin Adrian bicarakan.
Adrian: Ini maksudnya apa ?
Linzy: Kamu pasti kemarin ketemu Mezty ya ?
Adrian: Ya. Waktu aku bermain bola dengan teman2. Ia meminta saya untuk menyimpan surat ini.
Linzy: Pantas kau bisa punya surat itu. Hanya personil 7 Icons dan manager yang punya surat ini.
Adrian: Di mana yang asli ? Ini hanya kopian.
Linzy: Yang asli ada di tangan manager dan sudah dilaporkan pada pihak label. Ada pertanyaan lain ?
Adrian: Ada. Kenapa bisa jadi seperti ini ? Kenapa kalian memilih untuk bubar ?
Linzy: Mungkin Mezty sudah menjawabnya. Aku nggak perlu jawab apa2 lagi. Semua sudah jelas.
Adrian: Jadi si Mezty benar, kalau misalnya kalian bubar gara2 pilihan yang diberikan label ?
Linzy: Ya, betul... memang... label sudah bosan mendengar kabar kalau perform kita kacau terus. Belum lagi dengan sederetan cerita nggak enak lainnya... mereka sudah bosan sehingga mereka mengajukan pilihan itu pada kita. Kita hanya punya waktu satu minggu untuk menentukan pilihan kita, tapi karena kita bergerak cepat dengan membuat rapat dadakan... kita jadi langsung menentukan pilihan hanya dalam waktu beberapa menit saja.
Adrian: Kamu sadar kalau pilihan ini konsekuensinya berat ?
Linzy: Sadar kok... karena memang hanya itu yang label berikan pada kita. Kita harus berani memilih dan menanggung konsekuensinya... karena label menuntut kita untuk bisa mempertanggungjawabkan semuanya dengan baik, dan kita harus siap terhadap apapun yang akan terjadi, termasuk sekarang.
Adrian: Jadi sekarang kamu bukan Linzy 7 Icons lagi ?
Linzy: Ya. Semua hal yang berhubungan dengan 7 Icons pada diri saya dan teman2 yang lain sudah tidak ada. Mungkin mulai sekarang kita akan jadi warga biasa... anak sekolah biasa, maksudnya...
Adrian: Well, bagus kalau begitu... tapi kamu tahu ? Akan ada banyak orang yang kecewa dengan keputusan kalian ini...
Linzy: Itu bukan masalah. Kita bisa mengajukan permintaan maaf. Anggap saja ini kegagalan kami, dan kita berharap bahwa ini adalah sebuah pertanggungjawaban yang tepat untuk kami, dan saya yakin mereka semua akan mengerti soal ini.
Adrian: Gagal ? Kalian belum gagal. Kalau kamu dan teman2mu mau, aku bisa mengembalikan penampilan kalian menjadi lebih baik.
Linzy: Oh, ya ? Benarkah ? Hmmph. Emangnya kamu bisa ?
Adrian: Saya bisa kok. Asalkan kalian percaya saja.
Linzy: Hmm... oke. Tapi sepertinya bantuanmu sudah terlambat. Kita sudah bubar, jadi lebih baik lupakan saja.
Adrian: Terlambat ? Belum. Masih ada waktu dan kesempatan buat kalian untuk mengembalikan perform kalian kembali seperti semua. Aku jamin itu.
Linzy: Masa ? Kita punya waktu dan kesempatan ? Kapan ? Semua sudah terlambat, Adrian... kita sudah terlanjur hancur. Buat apa diperbaiki ? Biarlah yang hancur tetaplah hancur. Karena sudah tidak ada gunanya lagi... yang ada kurang kerjaan kalau misalnya kamu tetap ingin memperbaikinya.
Adrian: Kalau ada kemauan, kenapa tidak ? Apapun bisa berhasil kalau ada kemauan...
Linzy: Hmm... maaf ya, untuk sekarang kita sedang tidak punya kemauan untuk itu. Kita sudah bubar. Mau diapain lagi coba ? Hancur, hancur aja sekalian...
Adrian: Kamu benar2 nggak ngerti ya, Linzy ? Semuanya masih bisa diperbaiki, semuanya masih bisa diubah! Kalau misalnya kamu dan teman2 kamu punya kemauan lebih, penampilan kalian pasti bisa kembali, bahkan lebih keren daripada sebelumnya!
Linzy: Kita sudah mencoba berkali-kali... tapi hasilnya sama saja! Ujung2nya tetap saja kacau! Kita juga sebenarnya punya kemauan kok! Tapi sayangnya tetap saja banyak yang kecewa. Akhirnya, ya sudah...
Adrian: Ya sudah ? Maksudnya menyerah ?
Linzy: Ya, seperti itulah... semuanya sudah nggak ada gunanya lagi... mau diapa2in juga tetap aja ujung2nya kacau! Nggak ada yang perhatiin kita! Nggak ada yang menghargai kita! Semuanya hanya bisa mencaci-maki kita habis-habisan! Padahal kita sudah berusaha... meskipun kacau, tapi kita masih punya niat untuk menampilkan yang terbaik...
Adrian: Mereka mencaci-maki kalian karena penampilan kalian tidak seperti biasanya... mereka pantas melakukannya, karena mereka kecewa pada kalian!
Linzy: Ya, itu yang mereka bisa lakukan! Bisanya hanya itu saja! Mereka nggak tahu perjuangan kita! Mereka harusnya bersyukur dong, 7 Icons masih bisa tampil penuh, walaupun kacau! Tapi justru kita malah dikasih komentar2 yang nggak enak... dalam hati nggak terima! Nggak terima!
Adrian: Tapi kamu tahu, Linzy ? Justru sekarang fans-mu akan jauh lebih kecewa lagi ketika kemudian mereka tahu kalau kalian itu bubar!
Linzy: Masa bodoh! Kita sudah nggak punya apa2 lagi kok...
Adrian: Tidak, kalian masih punya! Di luar sana masih ada orang yang masih senang dan sayang pada kalian! 7 Icons masih punya fans di luar sana, Linzy... mereka masih ada.
Linzy: Tidak ada! Mereka tidak ada! Mereka hanya bohongan! Mereka sebenarnya bukan fans kita! Fans kita sudah pergi! Mereka semua meninggalkan kita, melupakan kita... kita sudah nggak punya siapa2... 7 Icons sudah tidak punya siapa2...
Adrian: Tapi Linzy, 7 Icons itu...
Dengan cepat, Linzy langsung memotongnya.
Linzy: Sudah ya Adrian, sudah! Nggak usah dibicarain lagi. 7 Icons itu masa lalu. Kita sudah bubar... dan saya harap kamu mengerti soal ini. Jangan bicarakan apapun lagi tentang 7 Icons. Permisi.
Linzy lalu berbalik dan pergi meninggalkan Adrian. Adrian pun hanya berdiam diri saja. Ia tidak menyangka kalau semuanya sudah berubah menjadi seperti ini. Akhirnya, sebagai pelampiasan emosinya, ia pun berteriak pada Linzy.
Adrian: OKE!!!! OKE KALAU ITU MAU KAMU!!!!! GW NGGAK AKAN BICARA LAGI SOAL KELOMPOK KAMU YANG JUMLAHNYA TUJUH ORANG ITU!!!!! KALAU KAMU MEMANG BUBAR, BUBAR!!!!!!!! KALAU PERLU MAMPUS AJA LU SEKALIAN!!!!!!! DEMI BILL SHANKLY DAN BOB PAISLEY!!!!!!! DEMI PARA KORBAN HILLSBOROUGH DAN KORBAN HEYSEL, GW NGGAK AKAN BICARA LAGI SOAL KALIAN!!!!!!!! TITIK!!!!!!!!!!!!
Adrian pun sangat emosional hingga sumpah-serapahnya menyebut-nyebut nama legenda2 Liverpool yang buat dia, sebagai seorang fans Liverpool, adalah kata yang sakral untuk diucapkan. Emosi Adrian pun meluap-luap gara2 perkataan Linzy yang sepertinya sudah menunjukkan tanda2 keputusasaan. Adrian pun kemudian berusaha untuk menenangkan dirinya, karena biasanya Adrian tidak pernah seemosi ini sebelumnya. Setelah ia menenangkan diri untuk beberapa saat, ia pun lalu pergi, tanpa melihat ke belakang, karena Linzy sudah menghilang.
Seperti itulah Fanfiction 7 Icons part 10. 7 Icons telah bubar lewat sebuah pilihan yang ditentukan sendiri oleh para personilnya untuk menjawab pertanyaan label seputar keseriusan dan profesionalitas mereka, setelah serangkaian kejadian buruk yang dialami oleh 7 Icons, yang telah membuat banyak orang kecewa. Seperti apakah kelanjutan ceritanya ? Bisakah 7 Icons terbentuk kembali ? Mungkinkah Adrian mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan kembali 7 Icons ? Seperti apa kiprah Adrian di tim sepakbola SMA Cambridge ? Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Jangan kemana-mana. Stay tune terus di blog saya, karena cerita ini akan segera berlanjut menuju bagian berikutnya. Berakhirnya Fanfiction 7 Icons part 10 ini juga sekaligus mengakhiri bagian pertama dari Fanfiction 7 Icons. Mulai part 11, kita sudah masuk ke bagian kedua dari Fanfiction 7 Icons, dimana disini akan diceritakan bagaimana penyelesaian dari semua masalah yang terjadi di bagian pertama cerita ini. Oke, sekian dulu ceritanya... nanti lanjut lagi.
Pesan saya seperti biasa... Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG...
hey dude , your story .. makin hari makin bagus! BTW gue ngakak liat 'DEMI BILL SHANKLY ' he made "THE BOOT ROOM" , Heysel Tragedy .. 39 juventus & liverpool fans died , 14 liverpudlian get punishment .Hillsborough tragedy .. 96 liverpudlian died , 1 of them died 4 days later on the hospital , another one died on hospital after 4 years coma . tragedi yang menurut saya lebih mengerikan dari titanic , karna menyangkut liverpudlian. But i swear to god this is the best story i ever read on mylife ! Keep On Writing Dude ! , YNWA !
BalasHapusHahahaha... thank you, thank you... YNWA!
BalasHapus