Rabu, 06 Juli 2011

STORY ABOUT 7 ICONS (part 2)

Beberapa menit kemudian, bel sekolah tanda istirahat berbunyi. Semua murid kelas nomor 7 keluar dari kelasnya, termasuk juga Adrian dan Linda.
Linda: Nah, karena kamu anak baru disini, mau nggak aku kasih sedikit panduan soal sekolah ini ?
Adrian: Panduan soal sekolah ? Maksudnya ?
Linda: Begini, gw akan kasih tahu beberapa tempat2 asyik yang ada disini. Mau nggak ?
Adrian: Oh, itu. Mau banget. Tapi mulai dari mana ?
Linda: Ikut gw.
Linda lalu mengantar Adrian melihat-lihat semua tempat2 yang ada di sekolah itu, mulai dari kantor guru, yang berbentuk seperti ruang rapat para perwira tinggi kompeni Belanda dengan meja lonjongnya, ruang lukisan, yang berisi lukisan-lukisan bersejarah, ruang studio tari, studio musik, ruang OSIS yang bentuknya seperti ruang rapat Istana Negara, lengkap dengan meja bundarnya, ruang auditorium yang bentuknya seperti percampuran antara bioskop dan gedung opera, ruang radio sekolah, perpustakaan yang katanya luas ruangannya paling besar di sekolah itu, hingga tempat dimana banyak anak2 biasa bolos saat jam pelajaran, yaitu di kantin sekolah yang tersebar di beberapa tempat di sekolah itu. Tempat itu yang kemudian menjadi tujuan akhir dari keliling sekolah tersebut.
Di kantin, mereka berdua makan bersama. Linda memesan kentang dan sosis sementara Adrian memesan bakso semangkok dan sebotol teh buah. Sambil mereka makan, mereka juga ngobrol-ngobrol.
Linda: Jadi, kenapa kamu bisa pindah ke sini ? Bukannya tinggal di Bandung enak ?
Adrian: Bandung memang enak. Tapi kebetulan orangtuaku ada pekerjaan. Ayahku diangkat jadi General Manager di sebuah perusahaan, dan sekaligus juga ia dipindahtugaskan ke sini. Akhirnya aku juga pindah. Ayahku sudah janji, kalau aku pindah sekolah, aku akan disekolahkan di sekolah terbaik di kota ini. Dan ternyata inilah sekolahnya.
Linda: Bisa saja bilangnya. Sekolah kita memang terbaik, tapi masih banyak sekolah lain yang lebih baik dari kita...
Adrian: Hmm... berarti kalau begitu, ayahku salah masukin aku dong... ah, tapi nggak apa-apa deh. Sepertinya aku merasa enak berada disini.
Linda: Jalani aja. Semuanya bakalan enak kok. Kalau misalnya kamu bingung, tanya aku aja, nanti aku bantu kok. Kita kan sekelas...
Adrian: Ya, kau benar.
Linda lalu melihat ke arah armband yang ada di tangan kanan Adrian. Sebuah armband merah dengan logo burung liver di bagian atasnya. Itu simbol Liverpool.
Linda: Armband-mu bagus. Hadiah dari kakak juga ?
Adrian: Hah ? Armband ? Oh, nggak kok. Ini waktu aku dulu jalan2 di Bandung. Kebetulan aja ketemu. Aku beli ini di toko barang bekas.
Linda: Oh... berapa harganya ?
Adrian: Hanya Rp. 25.000...
Linda: Murah banget. Kamu suka pakai ya ?
Adrian: Ya, aku sering pakai. Tapi nggak terlalu juga. Kalau saat-saat tertentu saja...
Linda: Seperti misalnya... ke sekolah ?
Adrian: Ya, seperti itulah.
Di saat Linda dan Adrian sedang mengobrol, tiba-tiba datanglah enam orang cewek cantik yang juga memakai seragam sekolah, memasuki wilayah kantin. Cewek yang pertama, rambutnya diikat, dengan poni didepannya, dengan hiasan kepala warna merah. Ia memakai kacamata besar berwarna merah. Di tangan kanannya ada gelang besar berwarna merah juga. Di belakangnya ada seorang cewek lain, ia memakai kacamata berbingkai hitam, wajahnya oriental, ia tidak memakai jas, tapi ia memegang jasnya di tangan kirinya, rambutnya juga diikat. Di dekatnya ada seorang cewek lain, dia memakai kacamata berbingkai pink, rambutnya agak sedikit bergelombang di bagian ujungnya, di lehernya terdapat headset yang sengaja ia kalungkan di lehernya. Warna headsetnya biru dengan sedikit warna pink di beberapa bagiannya. Lalu ada lagi seorang cewek yang rambutnya panjang banget, ada pita besar berwarna merah putih polkadot di kepalanya, membuatnya seperti Minnie Mouse. Di tangan kanannya, ada permen lollipop, dan dia tidak berhenti untuk menghisapnya. Kemudian, ada cewek yang rambutnya dikepang kiri-kanan dan ikal, berponi juga, dan sepertinya gaya rambutnya itu berbeda dengan yang lainnya, atau mungkin juga paling aneh. Dan terakhir, ada seorang cewek yang wajahnya natural, berponi juga, ada bando berwarna putih di atas kepalanya. Mereka semua langsung menuju ke tempat makanan dan memesan makanan yang akan mereka makan siang itu. Sambil menunggu makanan mereka, mereka sibuk mencari teman mereka yang lain.
PJ: eh, pada lihat Linzy nggak ?
Angel: Linzy ? Oh, ya. Dia kemana ya ? Kok nggak kelihatan...
Vanila: Iya tuh, kok dia nggak ada ya ? Tapi dia hari ini masuk, kan ?
Angel: Iya, kan kita berangkatnya bareng. Mana ya ?
Gc: Tuh dia... tuh, dia lagi ngobrol sama cowok...
Mezty: Mana ?
Gc: Ituuu... (sambil nunjuk-nunjuk)
Natly: Iya tuh, bener... siapa cowok itu ya ?
Semua cewek-cewek itu pun melihat ke arah Linda, atau yang kemudian nanti kita kenal sebagai Linzy, yang sedang asyik ngobrol bersama Adrian. Mereka hanya melihat saja, penuh dengan rasa penasaran. Tapi secara tiba-tiba... Vanila langsung memanggil-manggil Linzy, membuat Linzy menjadi kaget.
Vanila: LINZZZYYYYY!!!!!!!
Angel: Eh, jangan berisik!
Mezty: Iya nih, tahu... jadinya ketahuan deh...
PJ: tahu deh... orang lagi asyik2nya ngobrol digangguin...
Vanila: Sorry teman2... sorry...
Linzy pun langsung nengok ke belakang dan melihat teman-temannya sudah berada di sana. Adrian juga melihat ke belakang, dan ia langsung bertanya pada Linzy.
Adrian: Linzy ? Bukannya nama kamu Linda ? Itu nama apa ?
Linzy: Oh, itu panggilan dari teman-temanku... itu mereka teman-temanku...
Adrian: Oh, mereka ? Cantik-cantik semua...
Adrian lalu melambaikan tangan pada teman-temannya Linzy itu. Mereka pun membalasnya dengan melambaikan tangan juga kepada Adrian.
Linzy: Makasih... Mau saya kenalkan mereka ?
Adrian: Boleh. Tapi apa mejanya cukup untuk berdelapan ?
Linzy: Itu urusan gampang. Kita bisa kok cari meja yang kosong buat digabungin...
Adrian: Baiklah.
Linzy: Oke, kalau begitu aku ngobrol dulu sama mereka ya...
Adrian: Silakan...
Linzy lalu berdiri dari kursinya dan langsung mendatangi teman-temannya. Sementara itu, Adrian menghabiskan teh buahnya.
Linzy: Hallo... sorry aku nggak jalan bareng kalian...
Angel: Nggak apa2 kok. Eh, dia siapa ?
Linzy: Dia itu anak baru di kelas gw. Gw ajak dia jalan2 dulu keliling sekolah ini. Lumayan lah, sekalian perkenalan...
Angel: Oh, begitu... pindahan dari mana ?
Linzy: Dia dari Bandung. Katanya orangtuanya pindah, karena ayahnya dapat pekerjaan baru disini.
Angel: Wah, asyik banget tuh...
Vanila: Ganteng lagi tuh orangnya... baik nggak ?
Natly: Eh, Van... belum apa2 sudah bertanya yang begitu... suka ya ?
Vanila: Ih, apa ? Nggak kok, cuma penasaran aja...
Linzy: Hehe... baik kok orangnya, cuma... karena dia anak baru... dia kayaknya masih pendiam begitu deh...
PJ: Ya, itu sih wajar, tapi setidaknya kamu sudah berhasil bikin dia bicara...
Angel: Betul banget. Minimal, dia harus bisa bersosialisasi dan beradaptasi disini.
Linzy: Ya itu juga harapan gw. Mungkin kalian mau bantu dia bersosialisasi dan beradaptasi disini ?
PJ, Angel, Vanila, Gc, Mezty, dan Natly: OH PASTINYA...
Linzy: Eh, jangan keras-keras! Tapi bagus deh... gw kenalin deh pada kalian.
Angel: Sip... tapi tunggu makanan kita selesai dulu ya... sebentar lagi nih...
PJ: Iya, sebentar saja, oke ?
Linzy: Pastinya. Udah ya, gw balik dulu.
PJ, Angel, Vanila, Gc, Mezty, dan Natly: OKE DEH...
Linzy lalu kembali ke mejanya dan tersenyum pada Adrian.
Linzy: Sebentar lagi kok mereka siap. Mereka mau nungguin makanan dulu...
Adrian: Oh, nggak apa2 kok... aku masih bisa nunggu...
Tidak beberapa lama, mereka datang... sambil membawa makanan mereka masing-masing yang dihidangkan di atas nampan. Sebelum mereka duduk, mereka menaruh nampan makanan di atas meja yang kosong, lalu mereka mendorongnya hingga mendekati meja yang ditempati oleh Linzy dan Adrian.
Adrian: Kelihatannya mereka kompak banget...
Linzy: Pastinya dong. Itulah yang bikin kita beda dari geng pertemanan yang lain...
Adrian: Ah, bisa saja...
Sesudah mejanya selesai didorong, Linzy langsung memperkenalkan Adrian kepada teman-temannya.
Linzy: Oke, teman2... ini teman baruku, yang tadi baru aku ceritain... namanya Adrian... eh, Adrian apa ?
Adrian: Adrian Susanto.
Linzy: Nah, Adrian Susanto. Nih, Adrian, aku kenalin... ini namanya PJ.
Adrian: Hai, PJ...
PJ: Hai Adrian...
Linzy: Yang ini, namanya Angel.
Angel: Halo, Adrian... aku Angel.
Linzy: Kalau yang ini, namanya Vanila... dia orangnya nggak pernah lepas dari lollipop...
Vanila: Hi, akyu Vanila...
Adrian: Umm... memangnya dia ngomongnya kayak begitu ?
Linzy: Iya. Tapi lucu kan ?
Adrian: Ya, lucu juga sih...
Linzy: Ini Mezty. Orangnya nggak bisa lepas dari headset, BB, dan iPod.
Mezty: Aku Mezty...
Linzy: Kalau yang ini, namanya Gc. Bacanya... jisi.
Gc: Halo, aku Gc...
Linzy: Dan yang terakhir... ini, namanya Natly.
Natly: Halo, Adrian... aku Natly.
Adrian: Well, halo semuanya... senang bisa kenalan dengan kalian.
Linzy: Nah, oke... kenalannya sudah cukup... sekarang, kita makan yuk!
PJ, Angel, Vanila, Mezty, Gc, dan Natly: Oke! Ayo... ayo...
Mereka berdelapan lalu ngobrol-ngobrol bersama. Setiap dari mereka saling bertanya satu sama lain, sambil juga menyantap makan siang. Mereka ngobrol panjang-lebar... hingga nggak terasa... waktu istirahat sudah berakhir... ketika bel istirahat berbunyi, semua cewek2 itu pun langsung panik menghabiskan makanan mereka, yang ternyata masih belum habis. Maklum, keasyikan ngobrol...
Fast Forward... beberapa jam kemudian, bel pulang berbunyi. Semua murid2 di sekolah itu langsung berhamburan keluar dari kelas mereka masing2 dan bergerak menuju pintu gerbang utama sekolah. Adrian pun juga sudah bersiap-siap untuk pulang, ia memakai kembali jaket Arsenal dan topi Liverpool-nya, dan lalu mengalungkan tasnya, dan melangkah keluar dari kelasnya. Ia keluar terakhir dari kelasnya.
Di parkiran mobil, saat Adrian sedang berjalan, tiba2 Linzy memanggilnya. Ia sudah berkumpul bersama PJ, Angel, dan Mezty. Mereka masih menunggu teman2nya yang lain.
Linzy: Hey, Adrian, kamu pulang dijemput atau nggak ?
Adrian: Nggak kok. Aku tadi ke sini naik taksi.
Linzy: Oh... bagaimana kalau kita antar kamu pulang ?
Adrian: Serius nih ?
Linzy: Iya, serius kok, kita anterin pulang.
Angel: Iya, Adrian, nggak apa2... mobil kita masih cukup kok... mau nggak ?
Adrian: ya udah deh. Aku ikut kalian.
Angel: Rumahmu di mana ?
Adrian: di perumahan. Golden Paradise.
Angel: Oh, gw tahu perumahan itu. Aku biasa lewat kok.
Linzy: Tuh, Angel aja tahu. Kita anterin deh...
Adrian: Ya, aku ikut sama kalian...
Linzy: Sip deh...
Tak beberapa lama, Vanila, Gc, dan Natly datang.
Vanila: Aduh sorry ya, bikin kalian jadi menunggu lama...
Natly: Iya, tadi soalnya pelajaran di kelas gw selesainya belakangan, jadi pulangnya agak telat nih...
Angel: Nggak apa2 kok... udah yuk, kita langsung berangkat...
Gc: Eh, kok Adrian ada di sini sih ?
Linzy: Dia itu bakalan ikut kita pulang. Kita anterin dia pulang buat hari ini.
Gc: Oh, begitu. Kalau gitu, ayo masuk...
Adrian: Kamu aja duluan... aku masuknya belakangan.
Mereka lalu masuk ke dalam mobil, dan Adrian masuk ke mobil paling terakhir. Setelah semuanya masuk, Angel langsung menjalankan mesin dan memasang seatbelt-nya. Mobil dengan plat nomor B 71 CNS itu pun langsung melaju dengan kencang setelah keluar dari parkiran sekolah. Itu mengakhiri hari pertama Adrian di sekolah barunya... sekaligus mengakhiri bagian kedua dari cerita ini. Nanti ada kelanjutannya. Stay tune terus di blog saya, karena bagian ketiga dari cerita ini akan segera menyusul. Oke ?
BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar