Kamis, 21 Juli 2011

FANFICTION 7 ICONS (part 12)

Remember, it's just a Fanfiction.
Sejak kejadian di tenda penjual mi ayam itu, Adrian jadi selalu teringat dengan yang namanya CherryBelle. Girlband sembilan cewek itu terus terngiang-ngiang dalam pikiran Adrian, bahkan hingga masuk ke dalam mimpi dalam tidurnya. Setiap hari, yang mengisi mimpinya selalu adalah para personil CherryBelle. Padahal dulu, ia sering bermimpi tentang anak2 7 Icons. Tapi kini sudah berubah. CherryBelle yang mendominasi pikiran dan mimpinya. Biasanya ada satu atau dua personil CherryBelle yang masuk ke dalam mimpinya. Bisa siapa saja. Tidak selalu Wenda. Tapi justru Wenda yang paling sering ada dalam mimpinya Adrian. Khayalan Adrian soal siapa Wenda itu sangat besar. Pada suatu hari ia bisa jadi Cinderella, pada hari lainnya, ia bisa jadi seorang cheerleaders ketika Adrian sedang bertanding sepakbola. Di hari lainnya, Wenda bisa berubah menjadi seorang malaikat yang jatuh terjun bebas dari khayangan karena sayapnya patah dan mendarat di atap rumah Adrian. Adrian lalu jatuh cinta padanya dan... kau tahulah ceritanya... Wenda tidak kembali ke khayangan karena sudah ada orang yang jatuh cinta padanya. Untuk segmen mimpi ini, semua personil CherryBelle yang lain hadir sebagai teman2 Wenda sesama malaikat yang pergi ke dunia untuk mencari Wenda! Cherly menjadi pimpinan para malaikat itu, dan ia memberi dua pilihan pada Wenda, tetap di dunia bersama Adrian, atau ikut dengannya dan personil CherryBelle yang lain ke khayangan. Karena Adrian cinta padanya dan memintanya untuk tidak ikut kembali, Wenda pun akhirnya memilih bertahan di dunia, bersama Adrian. Yah, kurang lebih seperti itulah ceritanya... jadi seperti itu. Adrian punya khayalan besar dan pemikiran yang luas tentang siapa Wenda sebenarnya. Adrian pun ingin sekali bertemu kembali dengan CherryBelle, khususnya Wenda. Namun, ia tidak pernah menemukan CherryBelle lagi. Mereka semua menghilang, pergi ke luar kota karena ada tawaran untuk tampil (maklum, CherryBelle kini juga lagi terkenal, mereka juga ada di mana2, sama halnya 7 Icons), dan itu membuat Adrian jadi gigit jari. Tapi Adrian tidak akan pernah lupa dengan mereka. Ia yakin, suatu saat ia akan kembali bertemu dengan mereka.
Sekarang kita masuk ke inti ceritanya. SMA Cambridge kembali lagi berkompetisi di Liga Sepakbola Antar-Sekolah. Saya sudah cerita tentang perjalanan mereka sejauh ini, mulai dari penyisihan hingga babak perempat final yang berlangsung dua leg. Kini, mereka sekarang sudah masuk semifinal, namun hingga sekarang, SMA Cambridge belum tahu siapa lawan mereka di semifinal, dan seperti apa sistem permainan yang akan digunakan. Ada yang bilang kalau semifinal akan dimainkan sama seperti babak 16 besar atau babak 8 besar, dengan dua leg, seperti Champions League. Ada juga yang bilang kalau semifinal akan dimainkan satu kali saja, di tempat netral, seperti Piala FA. Hingga kini, masih belum ada pernyataan resmi dari pihak panitia soal ini. Pihak panitia baru akan mengumumkan seperti apa sistem permainannya plus pengundian tim yang bertanding pada hari Senin depan, mengingat ada jeda kompetisi selama satu minggu untuk memberi kesempatan keempat tim yang tersisa untuk beristirahat. Tapi pihak panitia sudah mengungkapkan, untuk pengundian tim yang akan bertanding, akan menggunakan sebuah cara khusus, yaitu menggunakan coin toss. Yang menang coin toss akan melawan sesama tim yang menang, dan yang kalah coin toss akan melawan tim yang juga kalah dalam coin toss. Untuk itu, akan ada undangan untuk para pelatih dan perwakilan pemain. Selain pengundian, juga akan dibahas soal aturan permainan dan juga soal sistem permainannya. Nah, disitulah semuanya akan terungkap.
Selagi menunggu seperti apa pengumuman dari panitia soal pertandingan berikutnya, para pemain SMA Cambridge terus berlatih keras. Mereka kini berlatih makin intensif. Mereka kini berlatih soal strategi permainan, tendangan bola mati, baik itu tendangan bebas, tendangan pojok, hingga tendangan penalti. Semua pemain dilatih untuk melakukan eksekusi penalti, jaga2 kalau seandainya harus bermain hingga adu penalti. Selain itu, juga dilatih soal teknik penguasaan bola, teknik pass and move, tiki-taka... semuanya. Apapun yang memang selama ini dianggap sebagai kunci keberhasilan SMA Cambridge mereka latih terus, karena sudah teruji keberhasilannya di lapangan, hanya saja, dengan variasi yang lebih banyak dan dengan trik yang makin unik. Mereka berlatih sepanjang hari, dari siang hingga sore hari. Bahkan kadang hingga malam hari. Meskipun mereka capek, tapi mereka lakukan semua itu, demi mewujudkan hasil terbaik untuk sekolah mereka. Perlu diketahui kalau selama ini prestasi SMA Cambridge hanya selalu bisa masuk babak 16 besar atau paling jauh 8 besar. Dalam lima tahun terakhir, baru kali ini bisa masuk semifinal, dan ada kesempatan besar yang terbuka lebar untuk menjadi finalis dalam kejuaraan ini. Tapi itu pun bisa terwujud jika mereka berhasil lolos dari hadangan lawan mereka di babak semifinal ini... Walaupun begitu, sebetulnya, mereka mau finish di posisi apapun di kejuaraan ini, mereka sudah membanggakan sekolah. Karena baru inilah prestasi besar yang diraih oleh sekolah ini dalam bidang sepakbola. Biasanya sekolah ini selalu membanggakan kalau sudah urusannya dengan lomba2 pelajaran akademik, contohnya... Olimpiade Matematika, Olimpiade Fisika, Olimpiade Kimia, Olimpiade Biologi, Olimpiade Sains, dan sederetan olimpiade nalar lainnya. Disitulah mereka biasa berprestasi. Tapi kini, mereka punya kesempatan untuk dapat membanggakan diri lewat cabang kompetisi yang lain, yaitu lewat Liga Sepakbola Antar-Sekolah ini... dan sejauh ini, jalannya masih mulus untuk menggapai prestasi tinggi yang mereka inginkan.
Beberapa hari kemudian, sebuah surat undangan datang ke sekolah. Inilah undangan yang ditunggu oleh anak2 tim sepakbola SMA Cambridge. Undangan untuk hadir dalam technical meeting yang digelar oleh pihak panitia. Sekolah pun mengirim pelatih, Coach Johan, dan tiga orang pemain untuk hadir. Berdasarkan pilihan pelatih, yang ikut adalah Rizky, Andi, dan Rico. Sebenarnya ia ingin mengajak Adrian, namun ketika semua tim dipanggil, Adrian tidak ada karena ia sedang menjalani ulangan pelajaran bahasa. Coach Johan pun tidak memaksakan, akhirnya ia hanya mengajak mereka bertiga untuk datang ke technical meeting. Dalam technical meeting ini, pokok bahasannya banyak. Selain membahas soal peraturan pertandingan, disini juga menjelaskan soal seperti apa sistem pertandingan dan pengundian tim yang bertanding. Ternyata, diketahui kalau sistem pertandingannya akhirnya mengikuti... Piala FA (bukan Champions League lagi, dulu saya pernah menulis semifinal dua leg ya ? Sekarang diganti, semifinalnya hanya sekali), dengan artian, semifinalnya hanya satu kali saja, dan digelar di tempat netral. Kalau begini, maka jika seandainya imbang, akan langsung ada perpanjangan waktu, dan kalau masih imbang, penalti langsung digelar. Tempat bertandingnya adalah di stadion yang berada dekat Gelanggang Remaja. Semua semifinal akan dimainkan di sana, dan akan dimainkan dalam dua hari, yaitu hari Sabtu (untuk semifinal pertama), dan Minggu (untuk semifinal kedua). Semifinal pertama akan mempertemukan tim yang sama2 kalah dalam coin toss. Sementara semifinal kedua akan mempertemukan tim yang sama2 menang dalam coin toss. Setelah pemberitahuan itu, coin toss untuk menentukan siapa yang akan bertanding dilakukan. Disini, semua pelatih melakukan coin toss. Coin toss tidak dilakukan dengan cara seperti mengundi giliran kick-off pada awal permainan sepakbola, tapi dengan cara melemparkan koin yang para pelatih pegang bersama-sama. Jika ketika koin itu jatuh, gambar yang muncul bukan gambar koin pertama sebelum dilempar, maka ia kalah. Sementara jika gambar koinnya sama seperti gambar koin sebelum dilempar, maka ia menang. Para pelatih pun kemudian berdiri di samping meja moderator dan mereka sudah siap dengan koin mereka masing2. Coach Johan sendiri memegang sebuah koin perak bersejarah yang ia dapatkan ketika ia pergi ke Inggris. Sebuah koin six pence keluaran tahun 1886 yang kondisinya masih sangat bagus meskipun agak sedikit karatan. Sementara pelatih lain lebih banyak memegang koin lokal. Ada koin 500-an, ada koin 1000, bahkan ada yang membawa koin kuno dari jaman penjajahan Belanda. Ketua panitia lalu meminta mereka untuk melemparkan koinnya hingga jatuh ke lantai. Dan mereka lalu melemparkannya. Setelah semua koin jatuh di lantai, panitia pun kemudian memeriksa bagian koin mana yang menghadap ke atas. Itulah yang akan menentukan apakah mereka termasuk yang menang atau kalah. Keempat SMA yang berada di semifinal saat ini adalah SMA Cambridge, SMA 6, SMA 92, dan SMA 20. Pelatih dari SMA 20 yang diperiksa koinnya terlebih dulu. Ia memegang koin 500-an. Gambar pertamanya adalah gambar Garuda Pancasila. Di lantai, gambar koin yang menghadap ke atas adalah gambar bunga melati. Jadi, ia kalah. Kemudian SMA 92. Pelatihnya memegang koin kuno dari jaman penjajahan Belanda. Koin itu katanya biasa dipakai buat kerokan. Gambar pertamanya adalah gambar tanda kerajaan. Tapi yang menghadap ke lantai, justru adalah gambar aksara Jawa, sehingga ia juga kalah. Apakah yang bertanding di semifinal sudah bisa ditentukan ? Ternyata belum. Ketua panitia minta agar dua koin yang lain juga diperiksa. Kini giliran koin dari SMA 6. Pelatihnya memegang koin 1000 yang baru. Gambar pertamanya juga gambar Garuda Pancasila. Tapi yang muncul di lantai adalah gambar Angklung dan Gedung Sate, jadi ia kalah juga. Terakhir, koin dari SMA Cambridge. Koin six pence keluaran 1886. Bagian depannya adalah gambar Ratu Victoria. Tapi yang muncul di lantai adalah... tulisan Six Pence. Ia juga kalah. Karena semuanya kalah, akhirnya coin toss harus diulang, dengan aturan yang sama. Akhirnya, semua pelatih mengambil kembali koinnya, dan mengulangi coin toss dari awal. Mereka lalu melempar lagi koinnya, dan setelah jatuh, koinnya diperiksa lagi. Untuk mempersingkat waktu, akhirnya setiap anggota panitia memeriksa koin itu langsung secara bersamaan, bukan satu per satu seperti tadi. Ternyata, ada dua koin yang gambar di lantainya sama dengan gambar pertama, yaitu SMA 20 dan SMA Cambridge. Merekalah yang akan bertanding di semifinal kedua, sementara SMA 6 dan SMA 92, yang gambar koinnya berbeda, mereka yang akan bertanding di semifinal pertama. Kini, pertanyaan tentang siapa lawan SMA Cambridge di semifinal sudah terjawab. Mereka akan berhadapan dengan SMA 20 pada hari Minggu.
Keesokan harinya, ketika jam istirahat, Adrian bertemu dengan Rizky, Andi, dan Rico di kantin. Mereka lalu duduk berempat di salah satu meja kantin. Seperti biasa obrolan mereka membahas soal sepakbola, khususnya soal hasil technical meeting kemarin. Adrian tidak ikut ke technical meeting karena sedang ada ulangan di kelasnya, sehingga ia masih belum tahu soal apa yang terjadi pada saat itu.
Adrian: Jadi, kemarin gimana ? Kita lawan siapa ?
Rizky: Kita lawan anak 20, Adrian. Mainnya hari Minggu.
Adrian: Wow, good. Kita nggak langsung ketemu unggulan, kalau begitu...
Andi: Iya... anak SMA 6 ketemu dulu sama anak 92. Paling SMA 6 yang menang...
Adrian: Gw juga mikirnya begitu. SMA 6 kan kuat banget. Berarti tinggal kita aja dong... kekuatan anak 20 kita nggak terlalu tahu, kan ?
Rico: Iya sih... kalau kayak begini, kita serang aja habis2an dari awal.
Adrian: Ya, kalau begitu kita main pass and move plus tiki-taka gaya kita...
Andi: Betul banget... kita kasih trik tergokil kita... dikasih begitu, gw yakin kita bakal menang.
Adrian: Tapi jangan ngeremehin dulu. Siapa tahu mereka bakalan kasih kita pertahanan superketat.
Rizky: Kayak Inter waktu lawan Barca tuh... sampai main setengah lapangan...
Andi: Iya... tapi gw salut sama pertahanannya Mourinho waktu itu... cuma bisa tembus satu gol, itu pun udah mati2an anak2 Barca... Mourinho memang kalau main strategi bisa dewa banget...
Adrian: Itu juga yang bikin gw suka sama Mourinho. Kalaupun ada kurangnya, paling cuma karena dia tukang bawel...
Rizky: Iya, bawel. Banyak bikin panas kuping orang...
Rico: Tapi itu ciri main bola sekarang. Nggak ada omongan panas, pertandingan biasa aja tuh jadinya... apalagi kalau sudah tim besar yang main... wah, kuat-kuatan mental itu yang bermain...
Rizky: Betul banget. Mental bisa ngedrop kalau sampai termakan omongan lawan...
Tidak lama, datanglah tujuh cewek cantik yang sempat istirahat di part sebelumnya... anak2 7 Icons yang sebenarnya sudah bukan anggota 7 Icons lagi. Angel, PJ, Linzy, Vanila, Natly, Gc, dan Mezty kembali lagi... dan mereka duduk bertujuh di meja tempat mereka biasa makan kalau istirahat. Tempat dimana dulu Adrian juga suka makan bareng dengan mereka. Adrian pun langsung melihat mereka dengan pandangan yang tajam, di saat teman2nya sedang ngobrol soal bola lagi. Anak2 7 Icons pun tahu kalau ada Adrian di situ. Mereka semua langsung membicarakan soal Adrian, dan kemudian terungkap kalau semua anak2 7 Icons sudah tahu kalau Adrian tidak mau lagi bicara atau bahkan membicarakan mereka lagi, imbas dari perang mulut antara Linzy dan Adrian beberapa bulan lalu.
Natly: Hei, coba lihat siapa yang lagi ada di meja sana...
Angel: Adrian ya ? Tumben banget dia ke kantin lagi...
PJ: Dia kan lagi ngobrol dengan teman2nya yang pemain bola itu... jadi wajar aja dia ke kantin... belakangan ini kalau dia nggak ada urusan, dia nggak mau kemana-mana...
Mezty: Makan sama kita aja sudah nggak pernah... kenapa sih dia jadi berubah kayak begini ?
Angel: Semua ini gara2 dulu Linzy sama Adrian debat waktu itu. Adrian kan tahu kita bubar... mudah2an aja dia nggak kasih tahu ke orang lain...
Gc: Hah ? Serius, Linzy ?
Linzy yang sejak tadi diam saja pun kemudian ikut bicara.
Linzy: Ya, memang begitu kejadiannya. Adrian tahu kita bubar, karena waktu hari kita tandatangan surat itu, dia ketemu Mezty dan dia kasih kopian suratnya ke Adrian...
Mezty: Gw nggak kasih... dia yang penasaran, gw kasih suratnya... terus waktu gw mau jalan lagi, dia mau kasih suratnya lagi ke gw... tapi gw minta simpan aja... bikin pusing baca surat itu soalnya...
Angel: Jadi, sekarang kamu nggak pegang surat itu ?
Mezty: Ya. Anggap saja Adrian yang pegang. Gw nggak mau tuh surat digimanain nantinya sama Adrian, yang pasti gw nggak mau dipusingkan soal... grup kita yang bubar.
Angel: Apa kamu masih nggak terima soal grup kita yang bubar ?
Mezty: Iya sih, sejujurnya. Gw bilang ke Adrian, kalau sebenarnya, kita masih bisa jadi 7 Icons. Semuanya masih bisa diselesaikan. Tapi nggak tahunya, label sudah keburu ambil tindakan, ya sudah... gw udah nggak bisa bicara lagi...
PJ: Pantesan kamu waktu tandatangan surat itu kamu lama banget... merasa berat ya ?
Mezty: Berat banget. Nggak tegaan gitu rasanya. Kalau gw ingat semua cerita yang dulu kita jalanin bareng... kayaknya nggak pantes deh, kalau semuanya berakhir seperti ini... tapi karena ini sudah pilihan kita, yah sudah... mau nggak mau, biarpun gw nggak terima, terpaksa deh...
Angel: Jadi, sebenarnya kamu nggak terima keputusan kita dulu ?
Mezty: Niatnya. Tapi karena gw khawatir kalian semua marah kalau gw punya pendapat yang berbeda, akhirnya gw putuskan untuk menerimanya.
Semua anak2 7 Icons pun kemudian saling melihat satu sama lain. Mereka jadi kebingungan. Kini mereka baru sadar kalau ada salah satu dari mereka ada yang nggak setuju soal keputusan yang dulu mereka buat. Mezty sendiri hanya bersandar di kursinya sambil menghabiskan biskuit yang sedang ia makan. Linzy pun kemudian berpikir, apa mungkin ini yang bikin Adrian ingin sekali mengembalikan penampilan 7 Icons seperti semula... karena Adrian sudah tahu kalau ada perbedaan pendapat soal pembubaran 7 Icons. Angel yang duduk di sebelah kanan Mezty pun kemudian melihat ke arah Mezty, dan memberitahukan sesuatu.
Angel: Mezty, Mezty... seharusnya kalau misalnya kamu nggak setuju sama keputusan ini, kamu ngomong aja... kita kan sahabat, dan kita bisa menerima pendapat dari siapa saja... nggak usah takut... kalau misalnya kamu nggak setuju, kan kita semua bisa bicarain bareng...
Mezty: Bener sih... tapi kan waktu itu kondisinya beda dengan sekarang... takutnya, kalau gw pendapatnya beda, kalian tersinggung atau gimana gitu... kenapa gw bicara sekarang, itu lebih karena gw sedang mencari waktu yang pas buat gw bicara, supaya kalian nggak tersinggung...
PJ: Gw bisa terima alasannya Mezty. Beresiko banget kalau misalnya harus bicara saat itu. Apalagi, kita kan baru ngobrol bareng lagi saat kita nentuin pilihan dari label itu... kalau seandainya dia langsung ungkapin pendapatnya saat itu juga... takutnya kita semua tersinggung dan pas kita mau ngambil keputusan jadinya berlarut-larut... karena kita masih harus ngobrolin sana-sini dulu...
Angel: Tapi kan nggak bisa gitu caranya... kita kan bisa omongin baik2... itu kan keputusan yang memang harus kita ambil bertujuh... dan ini demi masa depan kita juga... kan nggak ada salahnya mengungkapkan pendapat, kan ? Harusnya kalau kalian semua punya pendapat yang beda, ungkapin aja... karena ini kan juga berhubungan dengan 7 Icons ke depannya kan ? Iya kan ?
Semua anak2 7 Icons pun mengangguk pelan.
Angel: Berarti kalau sudah seperti ini jadinya, bisa dikatakan keputusan kita itu tidak sah, karena ada satu orang dari kita yang sebenarnya nggak terima soal keputusan ini, dan ia pun menerimanya dalam karena terpaksa, karena khawatir dengan pengaruh ego kita yang lagi labil waktu itu. Tapi masalahnya satu, teman2... kita nggak bisa mengubah keputusan kita itu... keputusan kita itu sudah terlanjur ada di label, dan kalau keputusan itu sudah sampai ke label, kita nggak punya kewajiban apapun untuk mengubahnya.
Linzy: Jadi itu nggak bisa diubah ? Walaupun kemudian terungkap kalau ada yang nggak sependapat ?
Angel: Sayangnya nggak. Dicky sudah cerita ke gw, saat kita tandatangan waktu itu. Tapi suatu kali dia bilang, ada satu cara untuk bisa bikin label mau menerima kita lagi.
Vanila: Hah ? Beneran ? Bagaimana caranya ?
Linzy: Iya, gimana caranya ? Kasih tahu dong...
Angel: Kita harus bisa meyakinkan label kalau kita bisa tampil baik seperti dulu lagi.
PJ: Maksudnya, kita tampil seperti dulu ? Waktu kita nggak punya masalah ?
Angel: Betul banget. Kita harus tampil seperti 7 Icons yang dulu. Kalau kita berhasil, label akan terima kita kembali. Itu kata Dicky, dan dia sudah berjanji soal itu.
Vanila: Waaah... kalau kayak begitu sih, kayaknya sulit banget... semua orang kan sudah tahu, kalau perform kita belakangan ini kacau banget...
Angel: Iya sih, itu memang sulit banget... tapi kalau seandainya kita usaha, bukan nggak mungkin perform kita akan bagus lagi... tapi itu semua tergantung pada kalian... kalian mau melakukannya, atau tidak.
Pada saat itulah, Linzy teringat dengan tawaran Adrian dulu. Adrian mengaku bisa membuat perform 7 Icons kembali normal seperti dulu. Tapi di saat bersamaan, Linzy juga masih meragukan, apakah Adrian benar2 bisa melakukan itu. Akhirnya, Linzy pun kemudian melupakan tawaran itu dan tidak memberitahukannya pada teman2nya yang lain. Linzy masih meragukan kemampuan Adrian.
Kembali ke Adrian. Adrian dan teman2nya masih ngobrol2 soal sepakbola. Tapi kemudian, Rizky, Andi, dan Rico sudah mulai lapar dan ingin makan.
Rizky: Eh, gw udah laper nih... makan dulu yuk...
Andi: Sama, gw juga... ya udah, kita pesan makanan dulu...
Rico: Eh, gw ikutan dong... sama nih, gw juga laper...
Rizky: Ya ayo, ikutan! Biar barengan...
Adrian: Pada mau ke mana nih ?
Rizky: Kita mau pesan makanan dulu... nanti kita ngobrol lagi...
Adrian: Oke deh kalau begitu...
Rizky, Andi, dan Rico pun kemudian pergi untuk memesan makanan, dan meninggalkan Adrian sendirian di meja makannya. Adrian pun kini bisa langsung melihat orang2 yang duduk tepat di meja seberangnya, anak2 7 Icons. Adrian yang masih eneg sama anak2 Icons pun langsung buang muka, menyadari kalau sekarang ia bisa melihat anak2 7 Icons tanpa terhalang oleh siapapun. Kalaupun ia melihat mereka langsung, sorot matanya tajam banget, seperti ada niat untuk musuhan. Dan itu dilihat oleh anak2 7 Icons yang mejanya hanya beberapa langkah dari mejanya Adrian.
Gc: Eh, lihat tuh si Adrian... mukanya kok begitu sih ?
Angel: Kayaknya dia masih benci sama kita deh... dia kan masih pegang janjinya...
Vanila: Janji ? Janji apa ?
Angel: Dia nggak akan bicara lagi ke kita, dan dia nggak akan bicarain kita lagi. Linzy yang kasih tahu ke gw...
Vanila: Wah, Linzy... kok bisa begitu sih ?
Linzy: Iya, itu gara2 gw adu mulut sama dia... sewaktu kita bubar itu...
Vanila: Jadi musuhan nih ceritanya ?
Linzy: Seperti itu sih, tapi sekarang nggak lagi...
Vanila: Wah, kok bisa jadi begini sih ? Pasti gara2 kita bubar itu juga ya ?
Angel: Iya... dia satu2nya orang disini yang tahu kalau kita itu bubar. Sebenarnya sih, dia sudah berbaik hati menawarkan sesuatu buat kita, tapi Linzy keburu menolaknya...
Vanila: Wah, tawaran apa itu, Linzy ?
Linzy yang tadi sudah melupakan tawaran dari Adrian itu pun terpaksa harus memberitahukan soal tawaran Adrian itu pada Vanila, dan semua anak2 7 Icons yang lain.
Linzy: Sebenarnya gw udah mau lupain tuh tawaran... Jadi begini. Dia itu, ngakunya, bisa bikin perform kita jadi baik lagi, seperti dulu. Tapi gw sih ngeraguin tawaran itu. Soalnya, gw belum pernah lihat dia nyanyi, ataupun dia menari. Sementara, untuk bisa ngembaliin perform kita seperti dulu kan, butuh orang2 yang bener2 ahli soal ini... dan gw pikir... Adrian bukan tipe yang seperti itu... jadi, gw tolak saja...
PJ: Kamu tolak begitu aja ? Jangan dong, siapa tahu dia bisa aja beneran ngembaliin perform kita...
Linzy: Tapi kan waktu itu dia tawarinnya hari Senin setelah kita bubar... ya gw pikir kita masih nggak perlu kan, karena kita waktu baru bubar...
Natly: Apa itu juga yang bikin dia nggak mau ngobrol dengan kita dan ngobrol bareng kita ?
Linzy: Iya. Justru dia keluarin janji itu setelah tawarannya gw tolak... dia sebenarnya punya niat baik lho, pengen ngembaliin semuanya seperti normal lagi... tapi karena kita baru bubar dan gw masih meragukannya, akhirnya gw tolak.
Angel: Mungkin suatu saat kita harus bicara dengan Adrian, gw pengen tahu sebenarnya apa rencananya... mungkin siapa tahu, dia punya rencana yang bagus buat kita, karena gw tahu, dan kita semua tahu, sebenarnya dia juga punya niat baik dengan kita...
Mezty: Mungkin sekalian juga kita baikan sama dia... supaya semua masalahnya jadi jelas dan selesai...
Angel: Setuju banget! Bagaimanapun juga, semua masalah ini harus segera selesai!
Gc: Tapi tunggu dulu... kalau misalnya Adrian masih nggak mau bicara sama kita, gimana ?
Vanila: Iya, gimana kalau seandainya dia menolak ?
Angel: Justru kita akan cari waktu yang tepat untuk bisa ngobrol dengannya... tunggu saja, waktu itu pasti akan datang... sabar saja deh semuanya...
Di saat anak2 7 Icons sedang ngobrolin soal Adrian, Adrian hanya sibuk lihat ke kiri ke kanan, berusaha untuk membuang muka dari mereka. Tidak lama kemudian, datanglah Rizky, Andi, dan Rico yang membawa banyak makanan dan minuman buat dimakan bareng2.
Rizky: Weh, Adrian! Ngelihatin siapa tuh ?
Adrian: Oh, nggak... di depan, pemandangannya nggak bagus...
Rizky: Ah, masa... bukannya bening2 tuh di depan ?
Adrian: Bening2 dari mana ? Rusak tuh yang ada!
Andi: Bener nih, yang tujuh orang sudah dilupain... udah nggak selera...
Adrian: Ya, bisa ditebak lah... udah, pada bawa apa aja nih ?
Rizky: Nih, mi ayam, teh buah, snack, roti... mau nggak ? Kita beliin juga buat kamu nih...
Adrian: Oh, good! Ayo makan2!
Rizky, Andi, dan Rico lalu duduk di kursinya masing2. Mereka pun makan bersama.
Rico: Mulai dari mana dulu nih ?
Adrian: Apa aja boleh... gw makan mi ayamnya dulu ah...
Rizky: Sama, mi ayam dulu deh...
Sambil makan, mereka berempat ngobrolin lagi soal sepakbola. Khususnya soal latihan nanti.
Adrian: Eh, hari ini kita latihan ya ?
Rizky: Yoi... pakai baju apa lu hari ini ?
Adrian: Ada deh... nanti aku kasih lihat ke kalian... kalau kamu ?
Rizky: Gw kaos timnas Spanyol... tapi yang warna biru, ada nama Torres-nya, seperti biasa...
Andi: Kalau gw baju Barca yang ada nama David Villa-nya... tapi yang tandang...
Rico: Gw sih baju olahraga, tapi bawahnya celana MU... baju bola gw pada kotor semua... lagi dicuci...
Adrian: Hahahaha... nanti sambil nunggu yang lain... mau latihan apa ?
Rizky: Main pass and move lagi ?
Rico: Gw bilang, kita latihan penalti aja... jaga2, kalau semifinal kan rawan penalti...
Andi: Betul. Tapi siapa kipernya ?
Adrian: Kipernya kita semua. Nanti kalau jebol, ganti. Seperti biasa...
Rizky: Oh, bisa kalau begitu... siapa tahu kita bisa latihan jadi kiper juga...
Andi: Nah, latihan jadi kiper! Gimana kalau kita sambil nunggu yang lain kita sambil latihan penalti, kita latihan jadi kiper! Tapi ada permainannya. Siapa yang paling sedikit kebobolan, menang. Gimana ?
Adrian: Setuju banget... kita main adu penalti sambil nunggu latihan hari ini. Tapi ada yang bawa sarung tangan kiper ?
Rico: Gw bawa kok... biasanya ada teman yang pinjam buat latihan... jadi gw bawa terus...
Adrian: Siapa ? Pasti si Yudi ya ?
Rico: Banyak... nggak hanya si Yudi aja... banyak yang pinjam...
Adrian: Ya udah, nanti bawa ya, sarung tangannya... bakalan asyik latihan hari ini...
Rizky: Pastinya dong...
Mereka berempat pun kemudian melanjutkan makannya dan beberapa jam kemudian, keempat pria ini mendatangi lapangan bola belakang sekolah dan bersiap-siap untuk latihan. Padahal kondisi di luar cukup dingin habis hujan deras dan langitnya masih mendung. Mereka sudah memakai kostum bola mereka... namun ternyata yang datang bukan empat orang, tapi hanya tiga orang. Rizky, Andi, dan Rico. Mana Adrian ? Ternyata Adrian baru datang setelah ketiganya berada di lapangan. Dia memakai kostum Manchester City yang terbaru, berwarna biru laut, dengan titik-titik berwarna biru yang membentuk gelombang suara, diambil dari gelombang suara para fans Manchester City ketika mereka menyanyikan lagu kebangsaan mereka, Blue Moon. Ada strip putih di bagian pinggir kostum dan di kerah. Kerahnya berbentuk huruf V dan ada sedikit bagian kecil yang berpola kotak2 biru-putih. Adrian juga memakai celana biru laut dengan strip putih yang merupakan celana baru Manchester City. Ia juga memakai kaos kaki berwarna biru-putih garis2 dan sepatu Nike Mercurial Vapor Superfly III yang seperti biasa, pinjaman temannya. Karena di luar dingin dan bajunya bertangan pendek, Adrian memakai sleeve tangan panjang berwarna biru laut. Melihat kostum yang dikenakan Adrian, ketiganya langsung kaget.
Rizky: ANJRIT!!!! Itu kaos Manchester City yang baru ?
Adrian: Ya. Keren kan ?
Andi: Serius nih ? Ada pola gelombang suaranya nggak ? Itu ciri bajunya lho...
Adrian: Ada kok. Lihat saja. Yang titik2nya kan ?
Andi: Ya... (melihat ke arah kaosnya) Oh, bener! Ada! Ini kaus asli atau KW nih ?
Adrian: Asli. Ini hadiah dari teman2 fans Manchester City. Ada teman saya fans Oasis dan Manchester City. Dia kasih hadiah satu set ini pada saya. Dia jauh2 cari sampai ke Inggris lho... tapi jangan bilang kalau ini asli... bilang saja ini KW... KW-nya tapi KW spesial gitu...
Andi: Buset... kayaknya enak banget kalau gw jadi kamu...
Adrian: Gw cuma beruntung aja... namanya juga dapat hadiah dari teman...
Rico: Keren... boleh gw lihat belakangnya ? Ada namanya nggak ?
Adrian: Periksa saja. Ada yang menarik di situ.
Rico lalu melihat ke belakang kostum itu, dan menemukan ada tulisan "ADRIAN S." dan nomor 7 di belakangnya, dengan huruf Premier League. Rico pun langsung kaget dan lalu berkata pada Adrian.
Rico: GILA!!!! "ADRIAN S." serius nih pakai nama sendiri ?
Adrian lalu berbalik dan berbicara pada Rico. Ketika ia berbalik, giliran Rizky dan Andi yang kaget, melihat tulisan nama dan nomor yang ada di kostum itu.
Adrian: Ya, sengaja. Makanya ini hadiah. Aku juga kaget ketika tahu ada namaku di belakang kaos ini. Hebat kan ?
Rico: Hebat banget... (sambil memberi dua jempol)
Rizky: Wah, gila... keren banget baju kamu! Hahaha... keren abis!
Andi: Banget! Luar biasa!
Adrian lalu berbalik lagi, dan giliran si Rico yang melongo melihat bagian belakang kostum itu.
Adrian: Terima kasih. Kalau begitu, sekarang kita latihan.
Rizky: Oke! Let's go!
Adrian, Rizky, dan Andi langsung berjalan menuju gawang yang berada di depan tribun timur. Mereka akan memulai latihan penalti sekaligus permainan kiper. Sesampainya di depan gawang, mereka baru sadar kalau ada yang tertinggal.
Adrian: Oke, kita mulai. Sekarang siapa yang akan jadi kiper duluan ?
Andi: Tunggu dulu. Kayaknya ada yang kurang deh.
Adrian: Maksudnya ?
Andi: Ada yang kurang. Harusnya kita berempat. Kok cuma bertiga ?
Rizky: Iya, bener... eh, si Rico ke mana ?
Adrian: Wah, bener... si Rico ke mana tuh ?
Ternyata Rico masih ada di tengah lapangan, mematung sambil melongo. Mulutnya mangap segede-gedenya. Begitupun juga matanya melotot segede-gedenya. Ketiga temannya pun tertawa melihat ekspresi wajahnya. Sepertinya ia masih kaget melihat kostum Manchester City milik Adrian.
Andi: Woy, lihat tuh si Rico... mangapnya gede banget ya...
Rizky: Hahahahahaha... parah banget... fotoin yuk ?
Andi: Hayo... tapi kamera gw ada di loker...
Rizky: Yah... nggak usah deh kalau begitu...
Adrian: Sadarin dia aja. Kita kan mau main...
Andi: Ya udah deh... kita sadarin aja dia... parah banget tuh...
Rizky: Oke deh... ayo!
Rizky dan Andi pun kemudian kembali ke tengah lapangan untuk menyadarkan kembali Rico. Cara untuk menyadarkannya seperti ini. Rizky menepuk punggungnya, dan Andi mencoba untuk menutup mulutnya yang mangapnya luar biasa lebar itu. Ketika mereka sedang berusaha untuk menyadarkannya, tahu2 Rico sadar sendiri dan ia langsung kaget. Setelah ia sadar, ia pun pergi bersama Rizky dan Andi ke depan gawang dimana Adrian sudah bersiap-siap.
Adrian: Nah, akhirnya ia sadar juga. Sudah siap buat main ?
Rizky: Sudah dong... yang mau jadi kiper duluan siapa ?
Adrian: Terserah, siapa duluan...
Andi: Bagaimana kalau si Rico ? Lumayan buat bikin dia melek lagi...
Rizky: Bener banget... sudah siap, Rico ?
Rico: Maksudnya apaan nih ?
Andi: Lu jadi kiper duluan. Mau nggak ?
Rico: Gw jadi kiper duluan ? (berpikir sebentar) Boleh deh, gw duluan...
Rizky: Nah, begitu...
Adrian: Ya sudah, kalau begitu, Rico duluan. Berarti gw yang nendang...
Rico: Nih aturannya gimana nih ?
Andi: Jadi begini... kita bertiga, akan nendang ke gawang kamu. Nanti, kita lihat nanti berapa kali kamu kebobolan. Kalau kita sudah nendang semua, ganti kiper, dan caranya seperti tadi, seterusnya. Yang paling sedikit kebobolan dialah yang menang. Gimana ?
Rico: Oke, gw terima... seterusnya begini terus nih aturannya ?
Andi: Ya pastilah! Sampai waktunya habis, kita akan tahu siapa kiper yang paling sedikit kebobolan, dan... pemain yang paling banyak memasukkan. Dialah yang akan menang.
Rico: Oke siap! Sekarang mulai dari siapa dulu nih ?
Rizky: Gw yang nendang duluan.
Permainan pun dimulai. Rizky menendang duluan, dan tendangannya masuk. Bolanya meluncur ke kanan atas gawang, dan Rico bergerak ke kiri bawah gawang. Kemudian giliran Adrian. Ia menendang bolanya dengan keras ke tengah, dan Rico malah bergerak ke kanan. Masuk lagi. Terakhir, giliran Andi. Andi menendang ke kiri bawah, dan Rico bergerak ke arah yang sama. Namun, bolanya lebih cepat, sehingga bolanya masuk. Penalti pertama selesai, dan Rico pun melepas sarung tangannya untuk diberikan pada Rizky. Kini giliran Rizky yang menjadi penjaga gawang, dan Rico menjadi penendang pertama. Tendangan Rico masuk. Bolanya ke kanan gawang dan Rizky terlambat bergerak ke kanan. Kemudian Andi yang menendang. Kali ini, tendangannya justru mengenai tiang. Tapi itu tidak dihitung sebagai suatu penyelamatan. Adrian menjadi penendang terakhir, ia menendang bolanya ke kiri atas gawang, dan Rizky salah antisipasi dengan bergerak ke kanan. Adrian gol lagi. Setelah semua tendangan selesai dan bola dikembalikan ke titik penalti, kini giliran Andi yang menjadi kiper. Rizky kini menjadi penendang pertama. Tendangannya... justru berhasil ditepis oleh kaki Andi. Inilah penyelamatan pertama. Kemudian Rico yang menendang. Tendangannya berhasil masuk, berada di samping kanan gawang. Lalu giliran Adrian. Tendangannya masuk, mengenai tengah gawang. Sesudah itu, giliran Adrian yang menjadi kiper, dan Andi yang menendang duluan. Tendangannya berhasil ditepis oleh Adrian, karena bolanya mengenai lututnya. Penyelamatan kedua. Rizky lalu penjadi penendang kedua, bolanya berhasil masuk, tipis di kanan gawang, dan hampir tertepis. Rico menjadi penendang terakhir, dan bolanya lagi2 berhasil ditepis oleh Adrian, dengan menggunakan tangannya. Adrian pun jadi kiper yang paling kebobolan sejauh ini. Setelah istirahat sebentar, penalti pun diulang lagi... dan seterusnya. Setiap orang mendapat giliran untuk menendang dan menjadi kiper. Ada yang tendangannya berhasil, ada yang tertepis kiper, dan ada juga yang melenceng. Ada kiper yang kebobolan semuanya, ada juga yang bisa tertepis satu atau dua tendangan, tapi belum ada yang bisa menepis semuanya. Seperti itulah permainannya, dan keempat orang itu sangat menikmatinya. Setelah asyik bermain penalti, keempat orang itu bermain pass and move. Mereka saling berlari dan mengoper pada temannya satu sama lain, dari gawang di sebelah timur ke gawang yang di sebelah barat. Mereka semua bergerak ke kiri, ke kanan, posisi mereka berubah hanya dalam sekejap saja. Bola terus mengalir... dan terus dioperkan pada teman mereka yang berdiri bebas. Hingga akhirnya... ketika mendekati gawang, Rizky menerima operan dari Rico, ia lalu mem-backheel bolanya dan Adrian yang berlari dari belakang, langsung menendang bola tersebut dan masuk ke dalam gawang. Setelah gol, mereka langsung berselebrasi. Mereka berpelukan hingga jatuh ke lapangan sambil tertawa puas. Tak lama setelah mereka berselebrasi, Adrian mengambil bolanya lagi dan mereka bermain pass and move lagi, seperti tadi. Dan ketika mereka sedang bermain, anak2 7 Icons melihat mereka dari jauh, dari lorong berjendela yang jendelanya menghadap ke arah lapangan bola.
Gc: Wah hebat banget ya main bolanya...
PJ: Emangnya kamu tahu Adrian yang mana ?
Gc: Tahu. Yang pakai baju biru laut itu kan ? Hahaha...
PJ: Ya, bener... tumben kamu lagi nggak dong2...
Gc: Aku kan lihat belakang bajunya... jadi aku tahu dong...
PJ: Hmmm... dibantuin nih...
Gc: Hahahahaha...
Angel: Gw pikir... si Adrian ada bakatnya juga main bola... hebat gitu...
Natly: Betul banget... dulu kita kan seharusnya dukung dia waktu seleksi... tapi kita harus manggung...
Angel: Eh, iya... benar... sayang banget tuh... tapi dia memang hebat kok...
Natly: Dia yang sekarang terkenal... dan kita... sepertinya nggak ada lagi yang kenal dengan kita...
Angel: Bener banget... kayaknya sekarang semua orang lebih merhatiin dia deh... dan juga teman2nya...
Natly: Maklum sih, dia lagi bagus sekarang... yah kita terima aja...
Angel: Ya... mudah2an aja kita bisa cepat baikan lagi sama dia...
Natly: Mudah2an... tapi kalau misalnya dia lupain kita ?
Angel: Nggak akan mungkin... itu nggak akan mungkin. Dia kan teman kita... dan sepertinya hanya dia yang masih setia mendukung kita sampai sekarang... jadi, dia nggak akan mungkin ngelupain kita...
Natly: Tapi kan dia udah nggak ngobrol lagi dengan kita...
Angel: Nggak ngobrol dengan kita bukan berarti ngelupain kita... dia kan punya janji, dan kita hormati janji itu... dan gw selalu yakin kalau suatu saat dia akan bicara lagi dengan kita... asal kita mau baikan dengannya dan mau mengerti apa masalah yang sebenarnya terjadi... niatnya sebenarnya baik kok, dia mau mengembalikan perform kita seperti semula... tapi karena dulu dia diragukan sama Linzy... dia ditolak... dan setelah itu, dia nggak mau bicara lagi dengan kita ataupun ngobrol dengan kita... sebenarnya kalau misalnya kita ngerti tentang apa niatnya Adrian... kayaknya nggak perlu jadi begini... dan gw percaya itu. Kalau misalnya kita bisa baikan lagi sama dia... dan mau mengerti niatnya... kayaknya urusan ini bisa selesai...
Natly: Oh, begitu... jadi ini sebenarnya urusan pengertian dan kepercayaan aja nih ?
Angel: Begitulah. Dia sudah menawari kita apa yang sebenarnya kita inginkan... dan kita hanya tinggal menerimanya saja... dan memberi kepercayaan padanya... itu saja. Hanya itu yang kita perlukan... soal berikutnya, itu semua tergantung dia, dan kita. Itu saja.
Natly: Oke, gw ngerti soal itu. Yah, semoga saja apa yang kau harapkan bisa terwujud...
Angel: Yah, mudah2an...
Angel dan Natly, bersama juga dengan anak2 7 Icons yang lain kemudian melihat lagi ke arah lapangan bola, di mana Adrian dan teman2nya masih bermain pass and move dan berlatih beberapa tendangan bola mati, sambil menunggu teman2nya datang untuk ikut berlatih. Beberapa menit kemudian, mulailah satu per satu teman2nya datang dan itu berarti saatnya untuk Adrian dan teman2nya bersiap untuk latihan. Ketika akhirnya latihan dimulai, anak2 7 Icons pun pergi meninggalkan lorong berjendela itu dan pulang.
Kita fast forward ke hari Minggu... ketika semifinal Liga Sepakbola Antar-Sekolah berlangsung. Akhirnya Adrian dan teman2nya bertanding kembali, setelah satu minggu libur untuk mempersiapkan pertandingan ini. Suasana stadion sudah cukup ramai, meskipun kapasitas stadionnya kecil. Hanya sekitar 5000 orang. Penonton yang hadir kurang lebih ada sekitar 3000-an orang, dan kebanyakan berada di bagian2 tertentu di dalam stadion itu. Pendukung SMA Cambridge ada sekitar 1000-an orang, yang terdiri atas murid2 SMA Cambridge dan guru2 yang memang sudah merencanakan datang untuk mendukung sekolah mereka. Sementara pendukung dari SMA 20 sedikit banyak, ada sekitar 1500-an orang, juga terdiri atas murid2, guru2, tapi ada juga beberapa suporter tambahan yang diajak untuk memberi dukungan. Selain itu, mereka juga membawa tim cheerleaders mereka, yang sudah standby di lapangan atletik. Ada juga para penonton yang datang dari sekolah lain, mereka menonton hanya sekedar untuk mencari hiburan saja. Hari itu, SMA Cambridge akan memakai kostum berwarna merah strip biru dengan celana merah strip biru dan kaus kaki merah, sementara SMA 20 memakai kostum berwarna biru bergaris putih dengan celana biru bergaris putih dan kaus kaki berwarna biru. Para ofisial pertandingan (wasit, hakim garis, dan wasit cadangan) memakai kostum berwarna hitam dengan celana hitam dan kaus kaki berwarna hitam. Bola yang akan dipakai adalah bola Nike T90 Tracer Doma berwarna biru, persis seperti yang dipakai di Copa America 2011. Bola ini baru datang dari pihak apparel kemarin, tiga jam sebelum semifinal pertama. Omong2 soal semifinal pertama antara SMA 6 dan SMA 92, yang menang adalah SMA 6, tapi dengan cara adu penalti, skornya 6-5. Itu terjadi setelah waktu normal dan perpanjangan waktu, kedua tim bermain imbang tanpa gol dan bahkan sampai ada yang kena kartu merah. Ada tiga pemain yang kena kartu merah, satu dari SMA 6 dan dua dari SMA 92. Itu berarti SMA 6 akan menjadi lawan dari siapapun yang menang antara SMA Cambridge dan SMA 20 di partai final pada Minggu berikutnya nanti.
Sekarang kembali ke pertandingan ini. Kedua tim sudah bersiap di lorong menuju lapangan. Para pemain SMA Cambridge memakai jaket berwarna merah strip biru dengan logo SMA Cambridge di bagian depan dan tulisan "CAMBRIDGE" di bagian belakang. Sementara SMA 20 juga memakai jaket, warnanya biru dengan strip putih, dengan angka 20 berukuran besar di bagian depan dan belakang. Wasit dan ofisial pertandingan yang lain sudah siap di depan pintu lorong, dan ada seorang pria berjas yang sudah standby untuk memandu para ofisial pertandingan dan para pemain untuk masuk ke lapangan. Pria berjas itu kemudian melihat jamnya, dan lalu menganggukan kepalanya pada wasit, tanda bahwa inilah saatnya untuk memulai pertandingan. Ia lalu mengubah posisinya, menghadap ke arah lapangan, dan mulai melangkahkan kakinya masuk ke arena, diikuti oleh para ofisial pertandingan dan para pemain. Saat itu, suasananya sudah ramai dan penonton pun semakin banyak yang berdatangan.
Pemain dari kedua tim plus ofisial pertandingan mulai memasuki lapangan, dan sebelum memasuki lapangan, wasit sempat mengambil sebuah bola Nike T90 Tracer Doma yang diberikan seorang anak kecil padanya. Ketika para pemain memasuki lapangan, semua penonton bersorak dan mulai bernyanyi-nyanyi. Namun ketika para pemain sudah berbaris di lapangan dan host mengumumkan bahwa lagu Indonesia Raya akan segera dikumandangkan, semua penonton terdiam dan berdiri. Mereka lalu ganti bernyanyi lagu Indonesia Raya secara bersama-sama ketika lagu itu dikumandangkan. Ada orang yang membentangkan syalnya, ada yang membentangkan bendera, ada yang saling berangkulan, ada yang malu2 nyanyinya, ada yang menyanyikan sampai keluar air mata, ada yang bernyanyi sambil memegang dadanya, karena di dadanya ada logo burung Garuda (kan Garuda di Dadaku), ada yang menyanyikannya seperti ber-chanting. Banyak cara untuk menyanyikan lagu kebangsaan ini di saat pertandingan sepakbola. Setelah lagu itu selesai dikumandangkan, suasana pun menjadi sangat riuh dan ramai. Terompet, klakson, bahkan vuvuzela pun dibunyikan, para penonton pun berteriak, dan itu membuat para pemain semakin bersemangat. Kemudian, pemain2 dari SMA Cambridge menyalami wasit dan para ofisial pertandingan lain, lalu menyalami para pemain dari SMA 20. Setelah semua pemain saling bersalaman, para pemain SMA 20 menyalami para ofisial pertandingan. Beberapa saat kemudian, setelah semua pemain telah bersalaman dengan wasit, wasit lalu mempersilakan para pemain untuk memberi hormat pada para penonton. Ketika para pemain memberi hormat pada penonton, penonton langsung ramai memberi dukungan. Setelah itu, kedua tim melepas jaket timnya dan lalu berfoto bersama. Di tim SMA Cambridge, semuanya adalah tim inti. Adrian, Rizky, Andi, dan Rico masuk semua sebagai starter. Rico bahkan jadi kapten tim (sudah dari dulu... sejak pertama kali main...) sehingga dialah yang kemudian harus bertemu dengan wasit untuk mengundi giliran main pertama. Saat pengundian, ia bertemu dengan keempat ofisial pertandingan, dan kapten dari SMA 20, yang bernama Fajar Arifin. Mereka bertukar vandel dan bersalaman sebelum memulai coin toss. Kemudian wasit mengeluarkan sebuah koin dari kantongnya untuk memulai coin toss. Sementara di belakang, kedua kiper dari kedua tim sama2 ngobrol sambil mengetes bola yang akan dipakai untuk bermain. Wasit yang bertugas hari ini adalah Edi Soebandrio. Asisten wasit 1 adalah Teguh Santoso, asisten wasit 2 adalah Hengky Wijaya. Wasit cadangan adalah Arief Rahman Lubis.
Wasit: Baik, kita langsung mulai saja. Saya akan beri kesempatan SMA 20 untuk memilih koin lebih dulu. Mau yang mana ? Burung Garuda atau 500-an ? (menawarkan koin)
Fajar Arifin: 500-an aja deh...
Wasit: Baik, kalau begitu, SMA Cambridge dapat burung Garuda ya... (memperlihatkan koinnya)
Rico: Ya...
Wasit: Sekarang kita undi... heads up tails down... (melempar koinnya, lalu dibiarkan hingga jatuh ke tanah) (lalu melihat ke arah koin, gambar koin yang muncul adalah gambar burung Garuda) ya, SMA Cambridge menang. Mau main di sisi kanan saya atau di sisi kiri saya ?
Rico lalu melihat cara sinar matahari yang mengarah ke gawang sebelah timur, yang berarti di sebelah kiri wasit. Rico berpikir tempat bermainnya sudah teduh, sehingga ia tidak perlu pindah tempat lagi.
Rico: Saya main disini. (sambil menunjuk posisinya)
Wasit: Baiklah, kalau begitu SMA 20 yang pegang kick-off duluan (sambil memberi kode bola pada kapten SMA 20) dan SMA Cambridge akan pegang kick-off di babak kedua. Sekarang saya kasih tahu aturannya. Kalian main 2x45 menit, kalau imbang ada perpanjangan waktu 2x15 menit, kalau masih imbang, adu penalti. Ingat, main sportif, setiap pelanggaran akan ditindak, baik itu dengan peringatan, kartu kuning, atau kartu merah. Hanya boleh kapten tim yang boleh komunikasi dengan wasit. Mudah2an bisa menjaga emosi teman2nya yang lain dan bisa mengatur timnya, oke ? Kalau begitu, selamat bertanding.
Kedua kapten tim pun kemudian saling bersalaman, dan kemudian bersalaman dengan para ofisial pertandingan. Setelah itu, kedua kapten itu pergi ke bench mereka masing2 dan para ofisial pertandingan berjalan menuju tengah lapangan. Wasit lalu bersalaman dengan para asisten wasit, dan kedua kapten pun kemudian ikut bergabung dengan teman2nya untuk melakukan persiapan terakhir sebelum pertandingan dimulai. Mereka lalu melakukan team huddling, sementara para asisten wasit mulai memeriksa kondisi gawang yang akan dipakai untuk pertandingan hari ini.
Rico: Oke, sekarang begini... kita akan masih seperti biasa, pass and move, tiki-taka, dan full pressed defense. Kalau ada kesempatan untuk menyerang, kita serang mereka, oke ?
Adrian: Jangan lupa juga, kalau lawan bisa masuk ke wilayah kita, fokus dan jangan lengah, kalau bolanya bisa dibuang, buang saja! Sebisa mungkin kita cegah gawang kita dari kebobolan. Oke ?
Rizky: Satu lagi... kalau kita ngegol, ada rencana selebrasi khusus nggak ?
Adrian: Nanti ada kok... bagaimana kalau joget dangdut ?
Andi: Jangan... mendingan dance Playboy...
Adrian: Nanti kalau ada waktunya... ya udah deh, nanti dipikirin gimana. Sekarang kita main aja.
Rico: Baiklah, sekarang kita mulai saja. Ayo, taruh tangannya di tengah!
Semua pemain pun kemudian menaruh tangannya di tengah. Mereka sudah siap untuk bermain.
Rico: Oke, semuanya... One! Two! Three!
All: GOOO!!!!!!! (sambil tangannya di-toss)
Semua pemain SMA Cambridge lalu menempati posisinya masing2. Begitupun juga dengan para pemain SMA 20 yang juga sudah siap di posisinya masing2. Stadion kini sudah penuh, 5000 orang telah memadati stadion, bahkan ada yang sudah berdiri dan duduk2 di lapangan atletik di depan tribun. Tapi beruntungnya para penonton di lapangan atletik ini masih tertib, sehingga para polisi tidak perlu menertibkan mereka. Hanya saja, mereka sudah diawasi oleh pihak kepolisian, untuk mencegah hal2 yang tidak diinginkan. Dua orang pemain dari SMA 20 sudah siap untuk melakukan kick-off, untuk memulai babak pertama. Wasit lalu memeriksa kesiapan dari semua perangkat pertandingan, mulai dari para pemain yang bertanding, inspektur dan pengawas pertandingan, hingga para asisten wasit. Semuanya memberi tanda bahwa mereka telah siap. Wasit lalu menyetel jamnya, ada dua jam tangan di kiri dan kanan, jam di kiri adalah timer pertandingan, dan jam yang dikanan adalah jam tangan biasa, untuk menyesuaikan antara jam di timer dan waktu pertandingan. Setelah ia menyetel kedua jam itu, ia lalu mengambil peluit yang ia kalungkan di lehernya, dan lalu meniupnya dengan keras. Babak pertama pun dimulai!
SMA 20 yang memegang bola langsung mengoper jauh ke belakang untuk memulai serangannya. Sempat mengoper beberapa kali, kemudian salah seorang pemain menendang jauh ke depan, mengetahui ada temannya yang sudah berada di depan. Namun ketika bola itu akan dijangkau oleh temannya itu, ada seorang pemain dari SMA Cambridge yang memotong bola itu dengan dadanya dan lalu mengopernya pada temannya. Penonton dari SMA Cambridge pun langsung bersorak mengetahui timnya yang kini memegang bola. Saatnya untuk memainkan tiki-taka dan pass and move. Semua pemain SMA Cambridge kemudian memainkan bolanya dengan santai. Mereka membuat operan2 pendek yang tepat pada teman mereka dan sesekali memainkan bola di bagian permainannya sendiri, sambil mencari celah untuk menyerang. Pada menit ke-10, setelah lama memainkan bola, SMA Cambridge mendapat kesempatan. Rico membuat sebuah through pass pada Rizky, dan Rizky hanya tinggal mencetak gol saja. Namun, wasit meniup peluitnya dan ternyata Rizky berada pada posisi offside, sehingga selamatlah gawang SMA 20. Kemudian, kiper SMA 20 melakukan tendangan bebas, dan kini giliran SMA 20 yang menyerang. Tapi, pertahanan "full press" ala anak2 Cambridge berhasil menahan serangan tersebut, dan mereka mengambil alih kendali permainan. Seperti biasa, mereka memainkan tiki-taka dan pass and move. Tapi kali ini jalannya berbeda. Para pemain Cambridge mulai bergerak kesana-kemari, memainkan bola dari kaki ke kaki, dan beberapa kali memainkan umpan satu dua dan overlapping. Hingga akhirnya Adrian berhasil lolos dari jebakan offside untuk tinggal menendang bola masuk ke gawang. Tapi... tendangannya terlalu kencang dan melenceng di atas gawang. Mengetahui itu, Adrian pun langsung tidak percaya. Ia kemudian memukul2kan tangannya ke kepalanya, sambil berteriak "Kampreeeeettttttt!!!!!!!!" Penonton pun juga kecewa, namun kemudian bertepuk tangan dan memberi semangat lagi pada Adrian. Ia kemudian ditenangkan oleh teman2nya yang lain dan langsung konsentrasi untuk bertahan. SMA 20 kemudian mencoba lagi untuk menyerang, dengan mencoba mengikuti gaya permainan dari lawan mereka. Usaha mereka berhasil, perlahan mereka bisa bergerak hingga daerah pertahanan Cambridge, dan kemudian melepaskan sebuah tendangan ke arah gawang yang masih mengenai tiang dan kemudian bola pantulannya berhasil dibuang oleh salah satu bek Cambridge. Aksi itu pun membuat banyak fans yang sport jantung, baik dari fans Cambridge ataupun fans SMA 20. Kini giliran SMA 20 yang mulai menekan. Lemparan ke dalam pun dilakukan, tapi pemain SMA 20 salah kontrol dan bola langsung dicuri oleh anak2 Cambridge. Sekarang giliran anak2 Cambridge lagi yang menyerang... mereka bermain pass and move lagi, dan lagi2 berhasil masuk hingga ke daerah penalti, tapi sayangnya usaha Andi berhasil digagalkan oleh pemain belakang SMA 20, menghasilkan tendangan penjuru. Adrian yang mengambil tendangan penjuru itu, dan semua pemain2 Cambridge berkumpul di daerah penalti (kecuali pemain belakang), bersama juga dengan para pemain SMA 20 yang semua pemainnya berada di kotak penalti. Tendangan penjuru pun ditendang, dan berhasil disundul oleh Rizky, tapi sundulan masih tipis di samping gawang. SMA 20 lagi-lagi selamat dari kebobolan. Hingga 45 menit, tidak ada gol yang tercipta, hanya saja SMA Cambridge mencetak banyak peluang. Ketika wasit akhirnya meniup peluit tanda babak pertama usai, skor masih imbang 0-0. Kedua tim pun kemudian kembali ke locker room masing2 dan para penonton kemudian disuguhi oleh hiburan peniup terompet dan aksi cheerleaders dari SMA 20.
Di locker room SMA Cambridge, para pemain yang sudah mulai kelelahan langsung duduk di kursinya masing2. Ada yang melepas bajunya, ada yang duduk di lantai, ada yang tiduran, ada yang mendinginkan diri dengan duduk di dekat kipas angin, dan ada juga yang langsung mengambil handuknya di dalam loker. Mereka semua sangat kelelahan dan banjir keringat dimana-mana. Beruntung bajunya ada teknologi penyerap keringat, sehingga bajunya nggak basah2 banget. Tapi tetap saja keringat mengucur dari mana2... maklum, namanya juga main bola... basah2an itu... wajib. Tidak lama kemudian, Coach Johan datang bersama beberapa orang asistennya. Setelah semuanya masuk, pintu locker room pun ditutup. Coach Johan lalu duduk dan merundingkan strategi dengan asistennya. Adrian, Rizky, Andi, dan Rico sibuk ngobrol2 sambil beristirahat. Mereka semua kompak membuka bajunya karena penuh dengan keringat (dan selain itu juga panas), dan mereka memakai baju yang mereka pakai untuk mengelap keringat mereka. Beberapa pemain lain juga ada yang saling ngobrol membicarakan soal babak pertama tadi. Sementara Coach Johan mulai menggambar strategi yang akan dipakai untuk babak kedua nanti, sambil memperhatikan penjelasan dari asistennya. Asistennya membawa sebuah map besar berwarna biru yang berisi gambar2 strategi. Tidak lama setelah menggambar semua strategi itu, Coach Johan memulai penjelasannya. Semua pemain pun langsung diam ketika ia berbicara dan mulai memperhatikan gambarnya.
Coach Johan: Oke, semuanya perhatikan. Tadi permainan kita sudah lumayan. Kita sudah bisa bikin banyak peluang... tapi sayang tadi banyak jebakan offside jadi kita agak sulit mencetak gol. Tidak apa2, sekarang kita coba lagi. Ini saya punya strategi baru... kita akan main pass and move seperti biasa, tapi akan ada perubahan di lapangan tengah. Rico di sini, kita arahkan ke sini, lalu juga Adrian pindah dari sayap ke tengah, tukar tempat dengan Yudi, Yudi main di sayap, terus tolong jaga jarak antara pemain belakang, tengah, dan depan. Minimal ada satu pemain yang bisa meneruskan bola untuk setiap posisi. Jangan paksakan umpan jauh, kita main umpan bawah saja. Hati2 jangan sampai terjebak offside lagi. Itu saja strateginya. Kita main seperti biasa, tapi kalau bisa lebih rileks. Kita juga sering kena offside karena terlalu buru2 maju dan buru2 main through pass. Tahan dulu. Juga jangan lupa manfaatkan bola mati. Sebisa mungkin saja. Dan kita akan tetap main menyerang. Kita nanti pegang kick-off, kan ? Nah, kita mulai menyerang dari situ, tapi jangan2 buru2 menyerang. Santai saja. Mainkan bola dulu, cari celah, kalau sudah ketemu, baru kita mulai menyerang. Begitu saja. Jangan lupa, kalau lawan pegang bola, kita tekan mereka langsung. Buat mereka sulit mengembangkan permainan, tapi jangan sampai bikin pelanggaran, sebisa mungkin. Mengerti ?
Semua pemain: Mengerti!!!!!
Coach Johan: Baiklah, kalian sekarang istirahat dulu, setelah itu kita main lagi, dan kita akan coba terapkan strategi itu di lapangan. Oke ?
Semua pemain: Oke, Coach!!!!!
Para pemain kemudian beristirahat sambil membahas strategi tadi. Mereka sudah mulai memakai kostum mereka dan siap untuk bermain. Adrian bahkan sudah mulai berdiri dan membahas strategi dengan beberapa teman2nya yang lain, dibantu oleh Rico. Beberapa pemain lainnya ada yang sedang dipijat oleh para masseur (tukang pijat tim) dan ada pemain yang sudah mulai pemanasan lagi, meski dibantu oleh fisioterapis. Ada yang minum, ada yang handukan, ada yang memperbaiki tali sepatunya, ada juga yang sedang merapikan lokernya... banyak yang dilakukan. Banyak pula botol air minum yang berceceran di sana, ada yang tumpah, ada juga yang masih berdiri. Di beberapa sisi lantai ada yang basah, ada bekas orang duduk di sana, bisa terlihat karena orang yang duduk tadi berkeringat... gelas2 air minum juga banyak yang berceceran, tumpah, dan lain sebagainya... pokoknya locker room yang biasanya bersih dan rapi kini menjadi kotor. Tentunya ini akan menjadi tugas baru buat para pembersih stadion setelah pertandingan ini selesai... belum lagi di luar locker room, tepatnya di tribun ataupun di lapangan atletik, mulai banyak sampah yang berceceran karena banyak penonton yang makan, minum, merokok, dan lain sebagainya... masih beruntung lapangan masih steril dan bersih dari sampah. Kembali ke locker room, beberapa menit kemudian, semua pemain sudah siap untuk kembali bermain. Mereka semua sudah memakai kostum mereka dan bersiap untuk masuk kembali ke lapangan. SMA 20 masuk lebih dulu ke lapangan, disambut oleh teriakan para suporternya, kemudian selang beberapa detik kemudian, para pemain SMA Cambridge memasuki lapangan, dan sambutan para fans Cambridge tidak kalah heboh. Beberapa pemain bahkan sempat melambaikan tangannya pada para penonton ketika memasuki lapangan. Setelah kedua tim masuk ke lapangan, giliran para ofisial pertandingan yang masuk ke lapangan, namun ada yang berbeda dengan pakaian mereka kali ini. Mereka semua berganti kostum dari kostum serba hitam menjadi kostum putih, celana hitam, dan kaus kaki hitam. Mereka sengaja berganti kostum karena kostum sebelumnya penuh dengan keringat (maklum, cuacanya lagi panas, dan semakin lama semakin panas) dan bahkan salah satu asisten wasit sempat terkena kotoran burung (yaiksss!), membuat semuanya harus kompak mengganti kostum mereka. Untuk memulai babak kedua, SMA Cambridge akan melakukan kick-off. Rizky dan Andi sudah siap untuk melakukan kick-off, dan hanya tinggal menunggu peluit dari wasit. Seperti biasa, wasit memeriksa dulu kondisi para perangkat pertandingan. Semuanya memberi tanda siap. Wasit pun lalu menyetel kedua jamnya, lalu mengambil peluitnya, dan meniupnya dengan keras... Babak kedua pun dimulai!
SMA Cambridge kini memegang kendali permainan. Mereka langsung mengatur tempo permainan dengan memainkan bola dari kaki ke kaki di daerah mereka sendiri. Setelah menemukan saat yang tepat, mereka lalu mulai menyerang dari sayap. Mereka langsung menusuk dari sayap kanan, melewati beberapa pemain, dan lalu melepaskan sebuah umpan silang, namun sayangnya masih dengan mudah tertangkap oleh kiper lawan. Kiper SMA 20 langsung menendang jauh ke depan, dan bolanya kembali lagi berhasil dicuri oleh pemain2 Cambridge lewat sundulan. SMA Cambridge kembali lagi melakukan serangan. Seperti biasa, mereka tetap bermain tenang, menahan umpan lambung, dan selalu mengutamakan umpan menyusur tanah dan terukur kepada temannya. Adrian dan Rico yang bermain di tengah kini bisa lebih bebas memberikan bola pada teman2nya daripada sebelumnya. Strategi baru SMA Cambridge berjalan dengan baik. Tiki-taka... pass and move... berjalan dengan enak, bola mengalir dengan mudahnya melewati kaki para pemain lawan, dari kaki satu ke kaki lainnya saling memainkan bola dengan penuh irama dan ritme yang menarik. Sepertinya para pemain menari-nari dengan bola itu, walaupun kesannya mereka hanya berlari. Mereka sepertinya tidak punya masalah kalau lawan membayangi mereka, karena ada teman mereka yang sudah siap untuk menerima operan dari pemain itu jika ia mengoper. Dalam gaya permainan SMA Cambridge, tiki-taka dan pass and move punya tujuan untuk mempertahankan bola selama mungkin dalam penguasaan mereka dan sebisa mungkin jangan sampai bola itu keluar lapangan. Setelah lama menguasai bola, kini mereka mulai menyerang. Adrian melepaskan sebuah through pass pada Rizky dan lalu ia operkan pada Andi yang berdiri bebas, tak terkawal, dan langsung menendang bola itu ke gawang... dan kiper SMA 20 pun tak mampu menjangkau bola tersebut... GOOOOLLLLL!!!!!!! Akhirnya Andi berhasil membuat SMA Cambridge unggul 1-0 atas SMA 20, di menit 65. Semua penonton pun bersorak menyambut gol tersebut, mereka langsung berteriak-teriak, membunyikan terompet, klakson, dan vuvuzela yang mereka bawa, mengibarkan bendera, berjoget, saling berpelukan, dan bernyanyi-nyanyi. Andi langsung berselebrasi dengan berdiri, menaruh satu kakinya di atas papan sponsor, dan lalu bergoyang goyang gergaji ala Dewi Perssik, sebelum kemudian diserang oleh teman2nya yang lain. Dari bench, para pelatih bertepuk tangan, dan Coach Johan sempat berselebrasi dengan mengangkat kedua tangannya. Sementara para pemain2 cadangan banyak yang bertepuk tangan, bahkan tadi ketika gol terjadi, para pemain cadangan ini berlari dari bench dan melompat-lompat hingga masuk ke dalam lapangan. Beruntung wasit cadangan tidak melihatnya, karena para pemain ini langsung kembali ke dalam bench. Setelah selebrasi selesai, para pemain langsung kembali ke daerah pertahanannya dan bersiap untuk memulai kembali pertandingannya. Pertandingan kemudian dilanjutkan, dan anak2 SMA 20 kini mulai terpacu untuk sesegera mungkin mencari gol balasan. Tapi, pressing ketat anak2 Cambridge berhasil mencegah mereka untuk maju menyerang ke daerah pertahanan SMA Cambridge. Yang ada justru bolanya berhasil dicuri lagi oleh SMA Cambridge dan mulai melakukan serangan balik. Hasilnya di menit ke-72, sebuah solo run dari Adrian setelah mendapat umpan dari Rico berhasil diselesaikan dengan sebuah tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti yang tidak dapat dijangkau oleh kiper lawan... GOOOOLLLLL!!!!!!! SMA Cambridge kini unggul 2-0 atas SMA 20. Lagi2 penonton menjadi heboh, dan bahkan mereka seperti kesetanan merayakan gol itu. Kini para fans SMA Cambridge bahkan punya selebrasi baru. Mereka membelakangi lapangan, saling berangkulan, dan melompat-lompat sambil bernyanyi-nyanyi... namanya The Poznan, dan itu mereka dapatkan dari kelompok fans Manchester City yang juga ikut hadir dan duduk di depan tempat para fans SMA Cambridge duduk. Adrian sendiri merayakannya dengan berjoget-joget seperti Irfan Bachdim (masih ingat joget-nya di Piala AFF itu kan ?) sebelum kemudian teman2nya datang dan ikut berjoget dengannya. Di bench pun selebrasinya juga nggak kalah heboh... Coach Johan sampai melompat-lompat kegirangan menyambut gol itu. Setelah itu, ia saling toss dengan para pelatih yang lain. Bagaimana dengan para pemain cadangan ? Mereka menyambut gol itu dengan cara yang unik. Mereka berbaris dan membuat Mexican Wave! Mereka melakukannya lima kali bolak-balik dan kemudian duduk lagi di bench. Unggul 2-0 membuat SMA Cambridge hanya butuh bertahan saja untuk memastikan tiket ke partai final. Namun, bukan SMA Cambridge kalau hanya sekedar bertahan. Ketika pertandingan dilanjutkan kembali, para pemain Cambridge langsung fokus untuk mencoba mencuri bola dan menyerang kembali. Benar saja, ketika mereka mendapatkan bolanya kembali, SMA Cambridge langsung menyerang pertahanan SMA 20 habis2an, bahkan hingga injury time. Hasilnya, di menit kedua injury time, Adrian membuat sebuah tendangan jarak jauh yang berhasil ditepis oleh kiper SMA 20, namun bola muntah berhasil direbut Rizky dan menendangnya ke bagian tengah atas dalam gawang... GOOOOLLLLL!!!!!! SMA Cambridge 3, SMA 20 0. It's over. Rizky langsung berselebrasi dengan bersujud syukur menghadap kiblat, dan lalu mengangkat kedua tangannya dalam kondisi berlutut. Pada saat itulah Andi memeluknya, dan begitupun juga pemain lain. Para penonton kini sudah lebih baik, mereka hanya bertepuk tangan dan hanya penonton di tribun belakang yang masih melompat-lompat gaya The Poznan. Di bench kondisinya juga biasa. Para pemain cadangan hanya bertepuk tangan, begitupun juga para pelatih. Mereka sudah puas dengan hasil kemenangan ini. Para pemain kemudian kembali ke daerah pertahanan mereka untuk memulai kembali pertandingan ini, yang sebenarnya hanya tinggal satu menit saja. Pertandingan kemudian dilanjutkan, dan para pemain SMA 20 sepertinya sudah pasrah, mereka hanya memainkan bola di daerahnya sendiri, kemudian ditendang jauh ke arah para pemain SMA Cambridge yang kemudian hanya mengoper-oper bola saja, sambil menunggu peluit dari wasit. Wasit lalu melihat jamnya dan lalu ia berjalan menuju tengah lapangan, kemudian meniup peluit dengan keras dan sangat panjang, menandai pertandingan telah usai. Para pemain SMA Cambridge pun langsung merayakan sukses mereka lolos ke final, mereka saling berpelukan, melompat-lompat, ada juga yang sujud syukur, ada juga langsung main siram2an botol air minum dingin. Ada juga beberapa pemain yang saling bersalaman dengan pemain lawan, hingga ada yang bertukar kostum. Para pemain SMA 20 kemudian bertepuk tangan ke arah penonton, meski kalah tapi para penonton tetap puas dengan penampilan mereka. Mereka lalu meninggalkan lapangan lebih dulu. SMA 20 akan bertanding di perebutan tempat ketiga pada hari Sabtu depan. Sementara para pemain SMA Cambridge, mereka masih berpesta, namun kali ini di depan penonton mereka, yang sangat senang melihat tim mereka lolos ke final. Mereka kemudian meninggalkan lapangan dengan perasaan puas dan senang, mereka bernyanyi-nyanyi hingga memasuki locker room. Para penonton pun mulai meninggalkan stadion, dan dalam dua jam, stadion itu kosong. Semuanya sudah selesai.
Itulah tadi akhir dari pertandingannya. SMA Cambridge lolos ke final, setelah mengalahkan SMA 20 dengan skor 3-0. Mereka akan berhadapan dengan SMA 6, yang sudah sering masuk final Liga Sepakbola Antar-Sekolah, pada hari Minggu yang akan datang. Kira2, seperti apa persiapan dan kisah SMA Cambridge di partai final nanti ? Berhasilkah SMA Cambridge menjadi juara ? Akankah ada kejutan lain di kisah selanjutnya ? Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Nanti deh aku akan ceritakan buat kalian. Yang pasti, segini dulu cerita Fanfiction 7 Icons part 12. Kita akan lanjut lagi di Fanfiction 7 Icons part 13. Kalau misalnya penggambaran pertandingan sepakbolanya agak kacau, maafkan ya... maklum, baru sekarang ini bisa menulis cerita yang seperti ini. Oke, sekian dulu. Nanti akan lanjut ke cerita berikutnya, jadi tetap stay tune di blog saya. Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar