Selasa, 05 Juli 2011

STORY ABOUT 7 ICONS (part 1)

Jadi ceritanya, ada seorang cowok yang baru saja pindah dari sebuah sekolah. Hari itu adalah hari pertamanya masuk sekolah. Ia memakai jas hitam, dengan tanda kerajaan di bagian dadanya, kemeja putih, dasi hitam, dan celana hitam. Sepatunya Converse klasik berwarna hitam, dengan tali yang seluruhnya diikat, dan ia juga memakai kaus kaki pendek berwarna putih. Namun tidak terlihat karena tertutup oleh celananya. Ia juga memakai jaket berwarna merah dengan strip putih di bagian bahunya, dengan logo Arsenal 125th Anniversary Crest di bagian dadanya, dan tulisan besar Arsenal di bagian belakangnya. Ia memakai jaket karena saat itu sangat dingin sekali. Saat itu jam 7 lewat 12 menit di Jakarta, udara pagi masih terasa segar, walaupun mungkin sedikit bersaing dengan polusi yang sudah mulai ditimbulkan oleh mobil-mobil yang lewat saat itu. Ia memakai topi berwarna merah dengan logo Liverpool di bagian depannya. Ia membawa tas yang ia selempangkan dari bahu kirinya ke pinggang kanannya. Warna tasnya hitam, dengan garis berwarna merah, bentuknya seperti postman bag, namun lebih banyak kantongnya. Ia berjalan dari rumahnya hingga ke ujung jalan. Dari ujung jalan, ia menunggu taksi yang akan mengantarnya ke tempat ia akan sekolah. Tak beberapa lama, muncullah sebuah taksi, mobil Peugeot 406 berwarna putih yang lewat tidak jauh darinya dengan kecepatan sedang. Cowok ini langsung menghentikan taksi itu dan langsung masuk ke dalam taksi itu ketika ia berhenti. Tak lama, taksi itu langsung meluncur dengan kecepatan tinggi.
Lima belas menit kemudian, tibalah taksi itu di depan sekolah. Cowok itu langsung keluar dari taksinya dan lalu berlari masuk ke dalam sekolah. Ia khawatir kalau ia terlambat. Tapi ternyata ia tidak terlambat. Ia langsung menghela napas lega. Ia lalu berjalan masuk ke dalam sekolah. Ketika ia berada di dalam sekolah, ia sibuk melihat-lihat seperti apa kondisi sekolahnya. Sekolah itu sangat besar. Sebuah bangunan kuno peninggalan Belanda yang sudah direnovasi besar-besaran dan kini menjadi sekolah yang sangat prestisius di Jakarta. Di sekeliling bangunan utama itu terdapat lukisan orang-orang terkenal dunia, yang merupakan karya dari para alumni-alumni sekolah itu. Di bagian gerbang utama, terdapat dua lukisan besar Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, yang terpasang di kiri dan kanan gerbang. Di atas gerbang terdapat sebuah ukiran coat of arms Kerajaan Belanda, yang menandakan kalau bangunan ini peninggalan Belanda. Ia merasa takjub melihat ruangan utama bangunan itu. Tidak lama, seseorang mendatanginya dari pintu gerbang utama itu.
Guru: Anda Adrian Susanto ?
Adrian: Ya, saya sendiri. Ada apa ya, pak ?
Guru: Anda murid baru, kan ? Mari ikut saya.
Cowok itu, yang namanya Adrian, mengikuti orang itu masuk ke dalam gerbang utama, dan ia dibawa ke sebuah ruangan yang semuanya masih klasik. Warna coklat menghiasi ruangan itu, ada sofa berwarna coklat di sana, rak buku yang isinya buku-buku yang tebal, penuh dengan foto, meja kayu ukiran Jepara, beberapa patung, chandelier (lampu gantung), dan ada dua tiang bendera. Adrian dibawa menghadap kepala sekolah. Dia sedang duduk di kursi kerjanya, yang juga ukiran Jepara, dan meja kerjanya besar dan penuh ukiran, seperti Resolute Desk, meja kerjanya Presiden Obama. Sang kepala sekolah badannya besar, memiliki kumis tebal, memakai morning dress. Jas, dasi, kemeja... yah, layaknya pria kantoran yang mapan. Orang itu memberikan sebuah kartu pelajar pada Adrian, buku perkenalan, dan beberapa wejangan sebelum masuk ke kelasnya. Setelah semuanya selesai, Adrian diantar oleh orang tadi ke ruang kelasnya. Ia diantar ke ruang kelasnya, yang merupakan ruang kelas nomor 7, dihitung dari lorong utama sekolah. Ketika ia masuk... saat itu sedang pelajaran Matematika. Suasananya cukup tenang saat itu, karena semua murid sedang serius memperhatikan penjelasan guru. Jelaslah suasana langsung berubah ketika Adrian masuk ke dalam kelas, bersama guru piket tadi.
Guru: kelas, mohon perhatiannya... hari ini kita kedatangan murid baru, namanya Adrian Susanto. Dia datang jauh-jauh dari Bandung, dan dia pindah ke sini karena orangtuanya dapat tugas baru di Jakarta. Ada yang mau disampaikan, Adrian ?
Adrian: Ya... nama saya Adrian Susanto. Saya... pindahan dari Bandung...
Tiba2, ada seseorang yang mengangkat tangannya dan bertanya.
Siswa #1: Eh, itu jaket Arsenal bagus banget tuh, dapat dari mana ?
Langsung satu kelas meneriakinya... "Wooooooooo..."
Adrian: Soal jaket ? Ini hadiah dari kakakku kok. Dia baru pulang dari London...
Siswa #2: Wuih, hoki banget...
Adrian: Hahahahaha...
Siswa #3: Eh, nomor HP berapa ? punya FB, twitter ?
Siswa #4: Wah, wah... belum apa-apa udah begini...
Siswa #3: eh, suka-suka gw dong mau nanya apa ?
Adrian: Ya nanti saya kasih... gampang kok.
Guru: Baiklah kalau begitu, semoga kalian bisa berteman baik dengannya, be good with him. Kalau dia ada apa2, tolong dia dibantu ya...
Satu kelas: Iya, pak guru...
Guru: Baiklah, Pak Broto, saya permisi dulu.
Pak Broto: ya, silakan.
Guru piket itu lalu pergi meninggalkan kelas. Pak Broto, sang guru matematika, lalu mempersilakan Adrian untuk duduk.
Pak Broto: Karena kursinya hanya ada di sebelah Linda, berarti kamu duduk sama Linda ya... jangan malu2, duduk saja... siapa tahu langsung kenalan...
Satu kelas: Cieeeeeee... suit... suit... prikitiew!
Adrian: Baik pak, terima kasih.
Pak Broto: Satu lagi. Lepas jaketnya ya...
Adrian: Oh, ya pak.
Pak Broto: Baiklah, semuanya kembali diam, kita lanjutkan.
Adrian lalu duduk di kursinya, dan tak lupa ia membuka jaket Arsenal-nya. Ia duduk di sebelah seorang cewek cantik bernama Linda. Orangnya cantik banget. Dia memakai seragam sekolah, jas, dasi, kemeja, rok kotak-kotak hitam-abu-abu, kaus kaki abu-abu, dan sepatu penny loafer. Ia juga memakai hiasan kepala berbentuk pita berwarna putih. Wajahnya cantik, dan berciri oriental.
Adrian: Hi, aku Adrian. Nama kamu siapa ya ?
Linda: Hi juga, Aku Linda. Selamat datang di sekolah ini.
Adrian: Oh, terima kasih.
Linda: Kamu fans Arsenal ya ?
Adrian: Oh, nggak. Saya aslinya... fans Liverpool. Jaket ini hadiah dari kakakku. Ia baru pulang dari London. Kalau kamu, fans klub mana ? Suka bola juga ?
Linda: Ya, aku juga suka bola... aku fans Manchester United...
Adrian: Oh... hehehehe... dulu aku juga fans MU... waktu jaman David Beckham.
Linda: Aku juga sudah ngefans sejak jaman Beckham kok... hihihihihi...
Adrian: Oh...
Adrian dan Linda lalu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh Pak Broto. Kini, anggap saja Adrian sudah punya teman di sekolah itu. Linda inilah yang kemudian akan mengantarkan kita ke kelanjutan cerita ini. Bagaimana kelanjutan ceritanya ? Jangan kemana-mana... tetap di Opera Van Java... eh, maksud saya... tetap di blog saya ya... nanti akan ada kelanjutannya. Hehehehehe...
BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar