Sabtu, 23 Juli 2011

FANFICTION 7 ICONS (part 13a)

Remember, it's just a Fanfiction.
SMA Cambridge masuk ke final, dan tentu saja itu menjadi sesuatu yang harus untuk disyukuri dan dirayakan. Kini seluruh sekolah mengelu-elukan Adrian dan teman2nya. Kehebatan mereka menembus partai final membuat mereka seakan-akan menjadi superstar sekolah yang baru, menggantikan 7 Icons. Semua orang di sekolah kini mulai melupakan 7 Icons, dan berpindah mengidolakan Adrian dan teman2nya. Tentu saja, sambutan ini tidak pernah dikira-kira oleh Adrian dan teman2nya. Biasanya, mereka berpikir, setelah pulang dari pertandingan, keesokan harinya tidak banyak yang membicarakan mereka. Mungkin hanya satu atau dua orang, itupun juga adalah teman2 dekat mereka saja. Tapi kini, satu sekolah membicarakan mereka, mengelu-elukan mereka, dan memuji-muji mereka setinggi langit gara2 mereka berhasil lolos ke final Liga Sepakbola Antar-Sekolah itu. Tapi sambutan yang mereka terima itu ada wajarnya dan bisa diterima. SMA Cambridge selama ini diketahui jarang punya prestasi bagus di kompetisi sepakbola antar-sekolah. Kalaupun paling tinggi, itupun hanya bisa masuk perempat final dan tersingkir dengan skor besar. Perlu diketahui kalau SMA Cambridge di masa lalu selalu mengutamakan untuk menjadi yang terbaik dalam bidang akademik, bukan bidang non-akademik. Itulah yang kemudian membuat prestasi non-akademik sekolah ini sangat sedikit. Terakhir kali prestasi non-akademik tertinggi yang diraih oleh sekolah ini adalah menjadi juara lomba debat Bahasa Inggris selama empat tahun berturut-turut, dari tahun 1987-1991. Jadi, sudah lama sekali. Sejak tahun 1996 SMA Cambridge mengikuti kompetisi sepakbola antar-sekolah ini, tapi hasilnya selalu gagal, mulai dari tersingkir di penyisihan grup, babak sistem gugur, dan lain sebagainya. Tapi kali ini tidak. SMA Cambridge hanya tinggal satu langkah lagi untuk menggapai prestasi tertinggi non-akademik mereka sejak 1991. Yap, Adrian dan teman2nya akan mencoba untuk meraih gelar sebagai tim sepakbola terbaik antar-sekolah se-Jakarta pada hari Minggu nanti. Tapi, lawan mereka di final bisa dibilang cukup berat. SMA 6. Mereka adalah kebalikan dari SMA Cambridge, malah bisa dibilang lebih baik dan lebih seimbang. Prestasi akademik dan non-akademiknya sama bagusnya. Kalau ada lomba antar-sekolah, pasti mereka akan mencuri minimal satu gelar dari lomba itu. Bisa juara, bisa runner-up, bisa juara ketiga, dan lain sebagainya. Untuk urusan sepakbola, sekolah ini jangan diremehkan. Mereka adalah pemegang juara terbanyak di kompetisi sepakbola antar-sekolah ini, dengan lima gelar. Selama lima tahun terakhir, mereka bisa lolos ke final sebanyak empat kali, dimana mereka menang dua kali dan kalah dua kali. Ini adalah final kelima mereka dalam enam tahun terakhir. Mereka sudah tahu siapa yang mereka lawan di partai final, dan di atas kertas, mungkin SMA Cambridge akan dihabisi oleh SMA 6.
Sadar kalau SMA 6 jauh lebih kuat daripada SMA Cambridge, latihan pun diintensifkan. Para pemain SMA Cambridge berlatih lebih intensif, berlatih lebih keras, dan berlatih lebih lama daripada biasanya. Selain melatih soal gaya permainan mereka, kini mereka juga berlatih dalam pola pertahanan, pola penyerangan, strategi rahasia yang akan dilakukan, dan latihan untuk memanfaatkan set piece. Tiki-taka, pass and move, semua dilatihkan lagi dari awal, dan bahkan kali ini diperdalam. Trik2 yang mungkin bisa digunakan untuk mempertahankan bola semuanya dipelajari dan dilatihkan. Belum lagi setelah latihan selesai, ada semacam klinik mental, yang dibuat oleh Coach Johan untuk memotivasi para pemain sehingga mental mereka lebih siap untuk menghadapi pertandingan final nanti. Klinik mental ini dilakukan, karena Coach Johan sadar, kalau sudah masuk partai final, bukan hanya teknik dan kehebatan individu yang bermain, tapi juga mental. Dan itu bukan hal main2. Banyak pertandingan yang telah membuktikan bahwa kematangan mental itu dapat menjadi kunci kemenangan sebuah tim, terutama di partai final. Oleh karena itulah, mental pemain harus digenjot semaksimal mungkin, bahkan kalau bisa sama maksimalnya dengan fisik pemain, atau bahkan lebih.
Sekarang kita masuk ke segmen lain dari cerita ini. Masih ingat Harry Susanto ? Ya, dia adalah ayahnya Adrian. Pada hari itu, ia pulang cepat dari kantornya. Saat itu jam enam sore. Dia membawa banyak sekali kotak box berbungkus kertas kado yang semuanya diperuntukkan untuk Adrian. Walaupun sebenarnya ada juga hadiah untuk dirinya sendiri, tapi kebanyakan itu semua untuk Adrian. Hadiah2 itu didapatkan oleh Harry dari berbagai tempat di Indonesia dan di luar negeri. Maklum, belakangan ini Harry sering pergi jauh ke berbagai tempat di Indonesia atau bahkan di dunia, demi memperluas jangkauan bisnis perusahaannya dan menambah hubungan bisnis dengan perusahaan lain. Nah, selama ia berada di luar rumah itu, Harry banyak bertemu dengan orang2 yang secara khusus mengajaknya untuk berkenalan dengan budaya dan tradisi dari setiap daerah yang Harry kunjungi. Dari situlah kemudian Harry terpikir untuk menghadiahkan cinderamata dari setiap daerah yang ia kunjungi itu pada Adrian. Setidaknya untuk menyenangkan hati Adrian yang memang selama ini ditinggal terus pergi keluar rumah. Dan pada hari itulah, Harry akan memberikan semua hadiah itu kepada Adrian, mumpung di kantor ia sedang tidak ada pekerjaan.
Seperti biasa, Harry akan selalu menaruh hadiah2nya untuk Adrian di bawah tempat tidurnya, seperti Santa Claus. Ia dibantu oleh supirnya untuk membawakan semua hadiah2 tersebut ke kamar Adrian. Tapi supirnya hanya boleh mengantarkan dan menaruh hadiahnya di depan pintu kamar. Sisanya, itu adalah urusan Harry. Dialah yang akan menata semua hadiah2 itu di bawah tempat tidur Adrian. Namun, ketika dia sedang menata hadiah2 tersebut, Harry mencurigai sesuatu. Ada sebuah kertas yang terselip di laci meja belajar Adrian. Ujung kertasnya terlihat keluar dari laci. Harry yang penasaran kemudian membuka laci itu dan mengambil kertasnya. Ternyata, itu adalah kopian surat pernyataan pembubaran 7 Icons milik Mezty yang disimpan oleh Adrian. Harry lalu membacanya dengan sangat seksama, halaman demi halaman. Ada tiga halaman di situ, halaman pertama berisi pendahuluan, ada nama pihak yang menandatangani di situ, di halaman kedua ada isi pernyataannya, ada lima butir, sudah saya tuliskan di cerita ini pada part 10, dan di halaman ketiga terdapat tandatangan dari semua personil 7 Icons, dan juga manager-nya, yang merupakan saksi dari penandatanganan surat pernyataan tersebut. Ketika ia sedang membaca surat itu, Adrian datang, baru pulang latihan. Mengetahui itu, Harry berusaha untuk mengembalikan surat itu ke dalam laci. Tapi sayangnya, Adrian lebih cepat. Adrian pun memergoki ayahnya memegangi surat itu. Adrian pun jadi kaget.
Harry: (sambil memegang kertasnya) Well, halo, Adrian... bagaimana harimu ?
Adrian: (terdiam sebentar) Well, lumayan baik, Yah. Saya baru saja pulang latihan...
Harry: Bagus kalau begitu. Aku sudah bawakan banyak hadiah buat kamu. Itu, di bawah tempat tidurmu.
Adrian: Oh, ya. Bagus, bagus sekali... terima kasih, Ayah...
Adrian lalu bergerak masuk ke dalam kamarnya, menaruh tasnya, dan lalu melihat hadiah2nya. Tapi kemudian, Harry duduk di kursi meja belajar Adrian, memutar kursinya, dan menanyakan sesuatu pada Adrian. Harry masih memegang kertas tersebut.
Harry: Adrian, tunggu dulu. Sebelum kamu boleh memegang hadiahnya... boleh saya tanya satu hal ?
Adrian: Silakan, Ayah. Apa pertanyaannya ?
Harry: Kamu tahu apa maksud surat ini, Adrian ? (sambil menunjukkan surat itu pada Adrian)
Adrian: (terdiam sebentar, melihat ke arah surat itu) Ternyata Ayah sudah tahu surat itu. Itu yang tadi Ayah pegang, kan ?
Harry: (terdiam sebentar) Ya. Tadi Ayah menemukannya terselip di laci meja belajarmu. Ujung kertasnya keluar dari laci. Sepertinya kau menaruhnya dengan terburu-buru.
Adrian lalu teringat ketika ia menaruhnya di laci beberapa bulan yang lalu. Ketika itu, ia menaruhnya secara buru2 gara2 ada orang yang menekan bel beberapa kali yang ternyata adalah pengantar makanan dari restoran siap saji yang dulu pernah Adrian telepon. Karena ia terburu-buru, Adrian pun langsung menggeser lacinya tanpa menyadari kalau belum semua bagian dari kertas itu masuk ke dalam laci, sehingga meninggalkan bagian kecilnya yang terselip keluar. Itulah ceritanya.
Adrian: Ya, memang. Aku menaruhnya terburu-buru. Saya waktu itu harus segera membukakan pintu untuk pengantar makanan. Aku dulu pernah menelepon layanan pesan antar, Ayah.
Harry: Oh, begitu ? Sayang kertasnya dong... (terdiam sebentar) sekarang jelaskan soal surat ini.
Adrian kini harus menjelaskan apa maksud dari surat itu. Kini semuanya telah terungkap. Ayahnya kini tahu kalau 7 Icons telah bubar, dan ia kini telah memegang bukti kuncinya. Adrian pun kini harus "break his silence" tentang 7 Icons dan mulai menjelaskan tentang semuanya.
Adrian: Well, itu adalah surat pernyataan tentang pembubaran 7 Icons. 7 Icons, kini sudah bubar sekarang.
Harry: Serius kamu ? Aku kira mereka sedang vakum untuk sementara. Pantas saja mereka tidak ada kabarnya belakangan ini... jadi mereka sudah bubar ?
Adrian: Ya, Ayah... begitulah... jujur saja, untuk menjelaskan ini butuh waktu yang lama, karena ceritanya sangat panjang...
Harry: Lalu jelaskan... Ayah punya waktu banyak kok. Dari mana kau dapatkan surat ini ?
Adrian: Dari Mezty. Dia yang mempersilakanku untuk menyimpannya. Ia nggak butuh surat itu, katanya...
Harry: Oh, begitu... apakah personil 7 Icons yang lain menyimpannya juga ?
Adrian: Ya, pastinya. Mereka akan menyimpannya. Itu yang saya dengar.
Harry: Jadi kau sempat bertemu Mezty dan karena itu kau bisa menyimpan surat ini. Kapan ?
Adrian: Setelah ia dan personil yang lain menandatangani surat itu... saat itu saya sedang bermain bola dengan teman2 saya, Yah. Kemudian ia lewat di depan lapangan tempat kami bermain, dan kemudian saya ngobrol dengannya...
Harry: Apa yang kau dapat dari pembicaraannya ? Mungkin kau tahu alasan kenapa mereka harus bubar...
Adrian: Soal alasan mereka bubar ? Ya, saya tahu. Mezty yang cerita. Jadi begini. 7 Icons itu ada dalam masalah besar, Yah. Mereka kacau segalanya. Mulai dari perform hingga persahabatan mereka bermasalah. Hingga akhirnya, label ambil tindakan. Mereka memberi dua pilihan buat 7 Icons. Apakah mereka akan menyelamatkan persahabatan mereka, atau menyelamatkan karir mereka. Setiap pilihannya punya konsekuensi sendiri2. Kalau mereka menyelamatkan persahabatan mereka, 7 Icons harus bubar. Sementara kalau mereka menyelamatkan karir, mereka harus berusaha untuk kembali ke perform terbaik mereka, kalau tidak, mereka akan dipecat oleh label. Dan mereka semua memilih untuk menyelamatkan persahabatan mereka... jadi 7 Icons harus bubar.
Harry: Oke, aku mengerti. Mereka memang kacau beberapa bulan terakhir. Lalu apa lagi yang kau dapat ?
Adrian: Yang juga saya dapat adalah... sepertinya Mezty tidak menerima keputusan tersebut.
Harry: Maksudnya ?
Adrian: Ya, diam2 ia tidak menerimanya. Ia berpikir kalau kondisi di 7 Icons saat itu masih bisa berubah sendiri, tanpa perlu diselesaikan oleh pihak label...
Harry: Well, bagus itu. Seharusnya mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi... kenapa ia menerimanya ?
Adrian: Dengar2, ia menerimanya karena terpaksa. Ia khawatir kalau misalnya ia beda pendapat, ia akan memperkeruh suasana. Aku dengar itu baru2 ini, ketika saya sedang ada di kantin.
Harry: Apa maksudnya kalau begitu ?
Adrian: Maksudnya, kalau ia beda pendapat... ia bisa menambah masalah baru, karena semua personil yang lain sudah satu suara... apalagi kondisinya waktu itu kan masih kacau... takutnya malah jadi lebih kacau lagi kalau misalnya ia beda pendapat dengan yang lain...
Harry: Oh, begitu... well, kalau begitu, surat pernyataan ini bisa saja tidak legitimatif.
Adrian: Tidak legitimatif ? Artinya ?
Harry: Artinya, tidak mewakili pendapat semua orang yang ada dalam surat perjanjian ini. Karena ada salah satu orang disini yang memilih karena merasa terpaksa, tentu saja ini menjadi tidak legitimatif. Seharusnya, kalau memang ini sudah pilihannya, maka semuanya harus memilih tanpa ada rasa terpaksa. Itulah seharusnya yang terjadi dalam pengambilan keputusan. Tidak seperti ini.
Adrian: Jadi, kalau misalnya hasil keputusan ini tidak legitimatif, maka... 7 Icons bisa terbentuk lagi dong ?
Harry: Seharusnya bisa. Tergantung dari kemauan para personilnya. Bagaimanapun juga, semuanya kembali lagi pada para personilnya. Kalau mereka tetap nggak mau, berarti 7 Icons tidak akan terbentuk lagi...
Adrian: Kalau misalnya para personilnya sadar dan mau untuk membentuk 7 Icons lagi ?
Harry: Yah, puji Tuhan kalau begitu... tapi saya yakin mereka akan terbentuk lagi.
Adrian: Benarkah ?
Harry: Ya. Saya yakin suatu saat para personilnya akan sadar dan mau kembali lagi. Mereka tidak akan bisa begini terus. Cepat atau lambat, akan ada banyak orang yang mencari mereka. Mereka harus sesegera mungkin kembali sebelum mereka mulai mencari.
Adrian: Sebenarnya sih, Yah... saya sudah mencoba menawari mereka untuk... semacam pelatihan, agar perform mereka bisa kembali normal seperti dulu... tapi mereka menolaknya.
Harry: Benarkah ? Kau menawari mereka untuk memperbaiki perform mereka ?
Adrian: Ya, sejujurnya... tapi mereka meragukanku... dan tawaranku ditolak.
Harry: Tidak apa2. Usaha yang bagus. Kapan kau menawari mereka ?
Adrian: Dua bulan yang lalu, tapi ditolak. Linzy yang menolaknya.
Harry: Oh, oke. Sekarang tawari mereka lagi. Siapa tahu mereka sekarang berubah dan mau menerima tawaran ini. Jangan mau diragukan. Yakinkan mereka. Jangan menyerah, oke ?
Adrian: Saya harus tawari mereka lagi, Yah ? Serius ?
Harry: Serius. Tawari mereka, atau kamu dan mereka tidak akan dapatkan apa2. Semuanya harus dicoba. Kalau keburu menyerah sekarang, kamu tak akan dapat apa2. Apalagi mereka.
Adrian: Tapi kalau mereka menolak lagi ?
Harry: Saya yakin untuk yang kali ini mereka tidak akan menolak. Mereka pasti akan memikirkannya dulu, sebelum memutuskan. Dan saya yakin, mereka tidak akan menolaknya. Seperti saya bilang, mereka tidak bisa menghilang terus2an. Mereka harus kembali, cepat atau lambat.
Adrian: Baiklah, kalau itu maunya Ayah. Akan aku coba.
Harry: Bagus. Lakukan yang terbaik, dan kau tak akan kecewa. Oh, ya. Jangan lupa buka hadiahnya ya... karena kamu sudah datang, berarti Ayah sudah tidak perlu lagi menaruhnya di bawah tempat tidur lagi. Silakan menikmati hadiahmu. Ayah mau istirahat dulu. (berdiri, lalu melangkah pergi)
Adrian: Baiklah, Ayah. Terima kasih untuk semua hadiahnya!
Harry lalu pergi meninggalkan kamar Adrian dan pergi ke kamarnya yang ada di lantai bawah. Sementara itu, Adrian sibuk membuka hadiah2 yang Harry berikan padanya. Sambil ia membuka hadiahnya, ia memikirkan soal nasihat ayahnya tadi, yang memintanya untuk menawari anak2 7 Icons pelatihan itu sekali lagi. Ia pun menjadi bingung, karena ia khawatir anak2 7 Icons menolak tawaran itu lagi. Ia ragu apakah ia bisa atau tidak. Kini, Adrian pun jadi memikirkan 7 Icons lagi. Janjinya telah terpatahkan karena ayahnya kini sudah tahu soal surat pernyataan itu. Untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir, Adrian membicarakan soal 7 Icons. Sebenarnya belum semuanya terpatahkan, karena masih ada satu janji lain, yaitu berbicara dengan anak2 7 Icons. Tapi tetap saja janji itu terpatahkan. Adrian pun seakan-akan membuka pintu yang sudah lama ia kunci rapat. 7 Icons kini mulai masuk kembali ke dalam pikirannya... dan kali ini, mereka masuk dengan membawa sebuah urusan lama yang belum selesai. Adrian pun harus menyelesaikan tugas itu, karena sang Ayah memintanya untuk melakukan hal tersebut. Adrian pun kemudian menaruh hadiahnya, dan merebahkan dirinya di tempat tidurnya, sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan berikutnya.
Hari berikutnya, di sekolah... semua pemain2 tim sepakbola SMA Cambridge berkumpul di sebuah ruangan. Pada hari itu tidak ada latihan, para pemain boleh langsung pulang setelah mendapatkan pengumuman ini. Kebetulan, ada pengumuman yang ingin disampaikan oleh Coach Johan sehubungan dengan persiapan menjelang partai final nanti. Sambil menunggu Coach Johan datang, para pemain pada ngobrol2 dulu... ngomongin cerita di kelas, persiapan final, cewek, main poker, main game internet, dan lain sebagainya... semuanya pada ngobrol. Ada yang duduk, ada yang berdiri... ada yang ngobrolnya hanya berdua, ada yang ngobrolnya ngumpul... bahkan ada yang sampai mojok di belakang tembok. Ada yang main PSP, ada yang main catur, banyak deh... semuanya santai dan ramai. Tidak lama, datanglah Coach Johan sambil membawa sebuah trolley besar yang berisi tumpukan dus besar. Dus yang berada paling atas sudah dibuka, dan ada plastik yang muncul dari dalamnya. Apa isi dus ini ? Mengetahui Coach Johan datang, semua pemain pun langsung kembali ke bangkunya masing2 dan duduk.
Coach Johan: Selamat siang semuanya!
Semua pemain: Selamat siang, Coach!
Coach Johan: Oke... langsung saja ya... hari ini kalian sudah tahu, kalian tidak ada latihan, dan jadwalnya akan dipindahkan besok siang. Hari ini saya hanya akan memberi sebuah pengumuman, mengenai... kaus baru kita untuk final nanti (sambil mengeluarkan kaus contoh dari dalam dus dan memamerkannya)
Coach Johan mengeluarkan sebuah contoh kostum yang akan dipakai oleh para pemain tim sepakbola SMA Cambridge untuk pertandingan final nanti. Semua pemain langsung menyambutnya dengan tepuk tangan dan decak kagum (tak lupa juga ada teriakan dari para pemain).
Coach Johan: Kostum ini dibuat dari bahan kain khusus yang memiliki teknologi terbaik, dapat menyerap keringat, dan memiliki pori-pori di bagian samping badan, di dekat ketiak. Ini untuk mencegah agar ketiak kalian tidak lembap. Soalnya kalau lembap bahaya...
Semua pemain: Hahahahahaha...
Coach Johan: Tapi benar kan ? Kalau lembap, ketiakmu bahaya... baunya nggak enak untuk ukuran kamar ganti... nanti ada yang nggak tahan lagi...
Pemain #1: Kalau bau ketiak lembap, pantesnya di mana dong, jadinya ?
Pemain #2: Pantesnya di Bantar Gebang!
Semua pemain: Hahahahahahaha...
Coach Johan: Betul itu... sudah, sekarang kita lanjutkan... baju ini juga elastis, jadi kalau seandainya baju ini ditarik oleh lawan, tidak akan langsung robek, asalkan tidak lebih dari 13% ukuran aslinya. Lebih dari itu, sobek bajunya. Kemudian, warna kostumnya merah, tidak ada strip biru seperti biasanya, warna kostumnya terinspirasi dari warna kostum pertama tim sekolah ini ketika dulu pertama kali ikut kompetisi sepakbola antar-sekolah ini pada tahun 1996. Kebetulan ini juga adalah final pertama untuk sekolah ini, jadi pas lah kalau dibuat kostum ini... final pertama, dengan kostum pertama... tapi dengan desain yang lebih bagus tentunya... keren kan bajunya ?
Semua pemain: Kereeeennnnnn!!!!!!
Coach Johan: Sekarang saya akan bahas detail bajunya. Di bagian badan, ada motif wajik yang dipadukan dengan motif zig-zag yang sangat unik. Di bagian kedua tangan juga ada motif wajik, tapi dipadukan dengan garis2 yang didalamnya ada tulisan nama sekolah kita. Kalau terkena matahari maka detailnya di bagian badan dan tangan ini akan kelihatan. Di bagian leher, kita ada kerah khusus, kerah V berwarna merah, dengan detail gambar tujuh buah wajik yang dibuat bersusun, di-emboss pada setiap bagian kerah. Di bagian belakang kerah ini, ada sedikit tambahan kerah, di bagian ini pada bagian dalamnya tertulis nama sekolah kita namun di-emboss, pada bagian tengah, juga berwarna merah, dan di belakangnya tertulis kata "CAMBRIDGE" dengan tulisan warna putih. Pada bagian kerah dalam, ada tulisan sekolah kita lagi, dengan huruf sambung, dengan logo sekolah kita dan beberapa hiasan, di bagian karet leher tertulis tulisan yang berulang-ulang, yaitu "GO CAMBRIDGE GO" diselingi oleh gambar wajik. Di bawah kerah dalam, terdapat tanda merek dari apparel, dan sekarang kita lihat detail di bagian badan. Di bagian badan ada dua patch, ada logo trofi dan tulisan pertandingan final, tim yang bertanding, tanggal, jam kick-off, dan lokasi, yang semuanya ditulis melingkari trofi. Itu yang di sebelah kiri. Sementara di sebelah kanan, ada logo tim sepakbola kita, dengan perisai, ada tanda kerajaan di dalamnya, dan di bagian luar terdapat daun laurel yang mengelilingi logo, dan pita di bagian bawahnya. Pitanya ada tiga, pita di kiri dan di kanan bertuliskan tanggal berdirinya sekolah dan tanggal ulang tahun sekolah kita yang ke-125. Tanggalnya adalah 21 Juni 1886, di bagian kiri, dan 21 Juni 2011 di bagian kanan. Di tengah tertulis "CAMBRIDGE HIGH SCHOOL 125th ANNIVERSARY". Logonya lebih besar dibandingkan logo sebelumnya. Logo ini dijahit secara khusus, dan di balik logonya, terdapat sebuah tulisan, bisa saya perlihatkan pada kalian (membalikkan kostumnya) nah, ini dia tulisannya, "GO CAMBRIDGE GO, WE'LL DO THIS TOGETHER, YOU'LL NEVER WALK ALONE" ditulis dengan menggunakan sulaman khusus, dan ini memakai tangan. Jadi ini handmade. Dan ini ditulis sedemikian rupa sehingga ukurannya cukup, dapat terbaca, dan terlihat menarik. Sekarang saya balikkan lagi kostumnya (membalikkan kostumnya lagi) dan kita akan melihat di bagian tangan. Di bagian tangan, selain ada detail wajik dan garis2 yang bertuliskan nama sekolah kita, juga ada sebuah detail lagi yang menarik di bagian ujung lengan baju, yaitu ada tulisan emboss "CAMBRIDGE" dengan ukuran besar. Di atasnya, terdapat logo kompetisi, yang sudah menjadi keharusan untuk dipasang pada setiap kostum tim yang bertanding. Sekarang kita lihat belakangnya. (mengubah posisi kostum) Ada tiga tulisan di bagian belakang kostum, ada nama punggung, nomor punggung, dan nama tim, seperti di Bundesliga. Kalau ini sih masih contoh, jadi dituliskan asal. Tapi seperti ini nantinya nama dan nomor kalian ditulis, dengan menggunakan tulisan ala Premier League, dengan warna putih, dan khusus untuk tulisan nama tim-nya menggunakan huruf Roman yang diperbesar. Di bagian bawah tulisan nama tim, ada satu detail lagi yang unik, yaitu ada motif logo sekolah kita yang digambar secara khusus dengan tambahan beberapa motif hiasan. Menarik bukan ?
Semua pemain: Menarik! Keren!
Coach Johan: Baiklah. Sekarang kita kembali lagi membahas soal detail di kostum ini... saya belum beritahu kalian soal detail di bagian bahu ya ? Oke. Di bahu kostum ini ada yang spesial, dimana bahu kita bercelah! Kalian bisa lihat, ada celah diantara bagian badan dan tangan kostum ini, ini sengaja untuk membuat kita lebih enak untuk bergerak, karena bahu kita sedikit lebih panjang. Kemudian, di bagian bawah kostum ini, ada potongan khusus, sehingga ada tempat untuk bisa menulis merek apparel dari kostum ini, dan ada jahitan gambar wajik di sampingnya. Selain itu juga ada tanda authenticity dari apparel yang juga digabungkan dengan tanda authenticity dari sekolah kita. Tanda dari sekolah kita khusus, karena... ada tanda sekolah kita, ada hiasan khususnya, dan juga ada tanda hologram trofi kejuaraan dibaliknya! Sedangkan tanda dari apparel, itu dilengkapi dengan nomor seri, yang sudah terdaftar di pabriknya, untuk mencegah pemalsuan terhadap kostum ini. Nomor ini juga berguna untuk identifikasi kostum dan untuk memastikan keaslian kostum ini. Nomor seri yang paling kecil adalah 000001, itu sudah disumbangkan ke sekolah. Untuk nomor berikutnya, itu jadi milik kalian, berdasarkan nomor punggung kalian masing2. Untuk kiper, kostumnya beda lagi. Nanti akan saya jelaskan soal kostum kipernya.
Coach Johan lalu mengeluarkan celana yang akan dipakai untuk partai final nanti. Celananya juga berwarna merah, dengan sedikit detail motif wajik yang digabung dengan zig-zag dan garis2 yang bertuliskan nama Cambridge di dalamnya. Celananya berwarna merah polos, ada logo tim di bagian kiri celana, dan nomor pemain di bagian kanannya. Di bagian belakang celana ada tulisan "CAMBRIDGE" di karet luar celananya, dan ada emboss motif wajik di bagian depan karet celananya. Selain itu, ia juga mengeluarkan kaus kakinya. Kaus kakinya berwarna merah, dengan tulisan "CHS" di bagian depannya dan tulisan "21.06.1886" dan "21.06.2011" yang saling ditumpuk di bagian belakangnya. Sambil ia mengeluarkan kedua barang itu, ia juga menjelaskan soal apa saja detail yang ada. Setelah menjelaskan soal celana dan kaus kaki para pemain, ia lalu mengeluarkan kostum untuk kipernya. Detailnya sama dengan kostum pemainnya, namun perbedaannya ada pada warna. Kalau kostum pemain warnanya merah, maka untuk kostum kiper, warna kostumnya hitam dengan strip putih. Warna celananya juga sama, begitupun juga dengan kaus kakinya.
Setelah memamerkan kostum pemain dan kostum kipernya, kini yang akan dipamerkan berikutnya ada jaket. Jaketnya juga berwarna merah. Kainnya dari bahan sweater, jadi sudah pasti hangat banget, kemudian ada pola wajiknya, ada pola zig-zagnya, ada pola garis2nya, lalu ada juga patch kejuaraan di kiri depan jaket dan logo tim di kanan depan jaket. Di belakang, ada tulisan "CAMBRIDGE" berukuran besar dan berwarna putih, dan juga ada motif bergambar logo sekolah mereka yang diberi hiasan tambahan. Di belakang kerah juga tertulis "GO CAMBRIDGE GO" berukuran kecil. Di balik logo juga tertulis motto tim, sama dengan yang ada di kostum pemain. Jaketnya juga memiliki kantong di bagian depan, ada dua kantong di setiap sisinya. Jaket ini nantinya akan dipakai ketika upacara sebelum pertandingan dimulai. Perlu diketahui, untuk semua motif yang ada di kostum ini, semuanya samar2. Kalau dari jauh tak terlihat, tapi kalau dilihat dari dekat, motif itu akan terlihat. Motif ini ada keunikannya. Kalau motifnya terkena matahari, dia akan memancarkan warna emas, karena di detail motifnya diberi aksen emas sehingga ia bisa memancarkan warna. Itulah keunikannya. Pancaran warna emas inilah yang bisa membuat kostum ini terlihat bersinar dari kejauhan, terutama kalau disinari matahari. Setelah semua kostum dipamerkan, Coach Johan mengumumkan bahwa semua kostum ini akan diberikan pada para pemain saat latihan besok. Nggak datang, nggak dapat baju. Selain itu juga, mulai besok kostum ini akan dipamerkan di ruang pamer SMA Cambridge, dan akan diberi manekin, lengkap dengan penjelasannya. Pameran kostum ini akan terus dilakukan hingga satu hari setelah partai final. Setelah dipamerkan, kostum ini akan disimpan di museum sekolah, dan akan dipamerkan dengan manekin seperti di ruang pamer. Belum ada konfirmasi akankah kostum ini akan terus dipamerkan di ruang pamer jika seandainya SMA Cambridge menjadi juara. Yang pasti, pameran kostumnya akan seperti itu. Setelah informasi itu selesai diberikan, para pemain diperbolehkan untuk pulang dan beristirahat. Mereka semua lalu meninggalkan ruangan itu dengan tertib.
Keesokan harinya, di sekolah...
Seorang siswa berlari menuju ruang kelas dan memberitahukan ada sesuatu.
Siswa #1: Woy, semuanya! Ke ruang pamer sekarang!
Siswa #2: Emangnya ada apa ?
Siswa #1: Udah ikut aja semuanya ke ruang pamer! Buruan!
Siswa itu pun lalu mengajak teman2nya yang lain untuk pergi melihat sesuatu di ruang pamer. Ketika kemudian mereka tiba di ruang pamer... mereka melihat sesuatu yang sangat menakjubkan. Yap, mulai hari itu, kostum final tim sepakbola SMA Cambridge mulai dipamerkan. Ada dua manekin yang saling bersebelahan, yang di sebelah kiri memakai kostum pemain, dan yang berada di sebelah kanan memakai kostum kiper. Di belakang kedua manekin itu ada satu manekin lain, berdiri tepat di tengah, dia memakai kostum pemain, namun kostumnya ditutup dengan jaket tim. Hanya celana dan kaus kakinya yang terlihat. Tepat di depan manekin yang memakai jaket itu, ada bola Nike T90 Tracer Doma, yang nantinya akan dipakai pada pertandingan final nanti. Ketiga manekin itu diletakan dalam sebuah tabung besar yang ditutupi kaca, dengan lampu tepat di atasnya, dan diberi pembatas di luarnya. Di depan tabung itu, terdapat tiga panel yang berisi penjelasan mengenai tiga kostum tersebut. Ketiga kostum itu sengaja dipamerkan dalam sebuah tabung agar seluruh bagian kostum tersebut bisa dilihat oleh semua orang. Tabung besar itu ada tepat di tengah2 ruang pamer, membuat tabung itu langsung menjadi pusat perhatian semua anak2 SMA Cambridge. Tidak heran, hanya dalam beberapa menit setelah ruang pamer itu dibuka, dan tabung itu resmi dipamerkan, semua orang langsung menyemut di sekitarnya. Komentar pun langsung muncul ketika melihat kostum itu. Ada yang bilang, "Wow, bagus banget!", "Keren abisss!!!!!", "Desainnya bagus, aku suka!", dan lain sebagainya. Semuanya menilai kalau kostum ini sangat bagus.
Ketika semua orang sedang mengerubungi tabung besar itu, datanglah anak2 7 Icons yang sudah mengetahui kabar kalau ada benda pamer baru di ruang pamer. Tentu saja mereka menjadi sangat penasaran, dan sekarang, rasa penasaran mereka terjawab. Inilah benda pamer baru yang dimaksud. Hati2, di 7 Icons semuanya diisi oleh orang2 yang melek fashion, pengetahuan fashion mereka sangat tinggi. Tapi apakah mereka bisa menilai sebuah kostum sepakbola yang baru saja diluncurkan ? Kita lihat saja.
Natly: Jadi... ini nih benda pamernya ?
Angel: Sebuah kostum sepakbola. Ini pasti baju yang akan dipakai Adrian nanti.
Natly: Dari mana kamu tahu ?
Angel: Jelaslah aku tahu... dengar2 dari anak2 yang lain kalau nanti tim sepakbola sekolah ini akan pakai kostum khusus untuk partai final nanti. Aku kan dengar dari pembicaraan di kantin...
Natly: Oh, begitu... dan inilah kostumnya ?
Angel: Sepertinya. Kita harus lihat kostum ini. Tapi kita tunggu kondisinya sepi dulu... nggak enak kalau kita harus berdesak2an... nanti yang lain pada engap, gimana ?
Natly: Betul banget... apalagi... (melihat ke belakang) katanya Gc dan Linzy lagi nggak enak badan ya ?
Angel: Sudah bukan katanya lagi... malah beneran... lihat saja.
Natly dan Angel kemudian melihat ke belakang dan melihat Gc dan Linzy sedang berbagi tissue gara2 hidung mereka sama2 meler. Mereka sedang sama2 kena pilek belakangan ini. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menunggu hingga kondisi di sekitar tabung pameran itu sepi. Mereka duduk2 di sebuah bangku panjang yang ada di ruang pamer itu.
Beberapa menit kemudian, kondisi di sekitar arena pameran kostum mulai sepi. Pada saat itulah anak2 7 Icons beraksi. Mereka mulai melihat-lihat kostum yang akan dipakai oleh tim sepakbola SMA Cambridge itu. Ketika dilihat dari dekat, justru kostum itu malah lebih bagus. Karena ada lampu yang menyinari dari atas, semua detail kostum itu pun jadi terlihat, dan memancarkan sinar. Detail kostumnya seperti menyala-nyala. Semuanya pun terlihat, mulai dari pola wajik, zig-zag, hingga motif logo sekolahnya bisa terlihat dengan jelas. Anak2 7 Icons menelitinya dengan sangat detail, mulai dari membaca informasi dalam panel hingga melihat langsung kostumnya. Mereka sampai mengelilingi tabung itu hingga beberapa kali untuk melihat detail kostumnya. Angel bahkan menggambar kostum itu, lengkap dengan detailnya dengan menggunakan sebuah buku tulis dan pensil. Ia juga mencatat beberapa maksud dari detail2 kostum itu. Setelah puas melihat-lihat kostum itu, mereka lalu pergi dan membuat kesimpulan soal kostum itu.
Angel: Gw bilang tuh kostum bagus banget... gw suka detailnya.
PJ: Sama. Menyala-nyala gitu... ada unsur benang emasnya kali ya ?
Angel: Kalau menurut gw sih, detailnya memang diberi efek emasnya begitu... jadi kalau dia kena cahaya, pasti kelihatan bersinar...
PJ: Gw penasaran tuh, yang bikin bajunya siapa ? Kayaknya keren gitu desainnya...
Angel: Gw juga penasaran. Yang pasti bukan merek sini. Mungkin dari luar...
PJ: Bisa jadi. Kalau ada merek lokal yang bisa bikin tuh baju, gw bilang hebat.
Linzy: Kalau nggak salah itu desainer Inggris yang bikin... ada tulisannya tadi...
Angel: Desainer Inggris ? Wah, itu sih namanya keren banget. Di mana tulisannya ?
Linzy: Tadi aku lihat di tanda keasliannya... ada tulisan "Made in Lancashire, England", pakai huruf sambung begitu... susah sih bacanya, kecil soalnya, tapi gw tahu maksudnya...
Angel: Hmmm... tapi gw bilang keren banget. Kalau ada yang jual bajunya, gw beli deh...
Linzy: Gw juga mau... tapi emangnya baju tim sepakbola sekolah ada yang mau beli, gitu ?
Angel: Yah, siapa tahu... yang lain juga pada pengen kok...
Mezty: Gw juga pengen tuh kostum... kapan lagi ada kostum yang seperti ini ?
Vanila: Sama! Akyu juga mau... bajunya keren!
Gc: Aku... aku juga mau... kalau perlu, sekalian tulis nama gw di belakangnya...
Natly: Yah, sekalian aja main bola sama mereka...
PJ: Hahahahaha...
Anak2 7 Icons pun tertawa mendengar perkataan Gc dan Natly itu. Mereka terus membicarakan soal kostum sepakbola itu hingga ke dalam kelas. Mereka sangat terkesan dengan kostum itu, hingga mereka sangat berharap bisa memiliki kostum tersebut (ya, bisa dilihat dari dialog di atas). Tapi jangan salah, bukan hanya anak2 7 Icons yang menginginkan kostum itu. Semua anak2 SMA Cambridge ingin sekali memiliki kostum itu, sehingga bisa dipakai untuk mendukung tim kesayangan mereka saat final nanti. Kesannya jadi seperti di Premier League ya ? Kostum tim sepakbola sekolah jadi barang incaran satu sekolah. Nggak ada sekolah yang seperti ini (ini jujur lho), tapi ini perlu dimaklumi, ini adalah pertandingan final, dan kostum yang akan dipakai untuk pertandingan final ini adalah kostum khusus, untuk merayakan kesuksesan pertama masuk final, dan juga untuk merayakan ulang tahun sekolah, selain itu juga, desain kostumnya bagus (walaupun detailnya diambil dari kostum yang sudah jadul), makanya nggak heran kalau banyak yang kepengen dengan kostum ini. Harapan mereka, kostum ini bisa dibuat replikanya dan dijual untuk para siswa, dalam rangka mendukung tim mereka di partai final nanti.
Sementara itu, para pemain tim sepakbola SMA Cambridge sudah berkumpul di tempat latihan. Mereka semua langsung disuguhi sebuah meja yang sangat panjang, dengan puluhan tas sudah tersedia di atasnya. Semua tasnya berwarna merah, dengan tulisan "CAMBRIDGE HIGH SCHOOL EQUIPMENT" di salah satu sisi tasnya, dengan nomor pemain di bagian lainnya. Coach Johan sudah berdiri di belakang meja, dan para pemain berbaris dari kiri ke kanan di depan meja itu. Hari itu, perlengkapan tempur mereka akan dibagikan. Final hanya tinggal beberapa hari lagi.
Coach Johan: Oke, selamat siang semuanya...
Semua pemain: Selamat siang, Coach!
Coach Johan: Baiklah, hari ini adalah hari yang mungkin kalian tunggu2, karena hari ini, perlengkapan kalian akan dibagikan. Ini spesial, kiriman paket dari Lancashire, Inggris, dan berbahagialah, karena hanya kalianlah yang akan menyimpan peralatan2 spesial ini. Siswa-siswi SMA Cambridge yang lain tidak akan memilikinya, mungkin mereka hanya akan punya kaosnya saja. Baiklah, langsung saja. Saya akan jelaskan apa saja barang2 yang ada di dalam tas ini.
Coach Johan lalu membuka salah satu tas yang ada di meja itu, dan mengeluarkan semua isinya, sambil menjelaskan apa saja barang2nya. Ada satu set kostum untuk pertandingan final, terdiri atas baju, celana, kaus kaki, dan jaket, dua stel baju latihan, dua buah handuk, satu buah botol minum, dua armband, dua pasang shinguard, dan sebuah polo shirt untuk bersantai. Semua peralatan itu akan jadi milik para pemain, dan boleh disimpan selamanya. Anggap saja barang kenangan, begitu. Setelah semuanya dijelaskan, satu per satu pemain dipanggil untuk mengambil tasnya, dan lalu boleh membuka dan melihat isinya. Anda mau tahu, semuanya itu masih diplastik! Entah itu bajunya, entah itu handuknya, baju latihannya... semuanya masih dalam keadaan diplastik dan ada sertifikat keasliannya, serta nomor register dari kostum itu. Semuanya terbungkus dengan rapi dan dalam kondisi baik, tanpa ada cacatnya. Semuanya berkualitas terbaik. What a good taste for a final. Itu yang asyik... Setelah dilihat-lihat sebentar, para pemain kemudian mendapat perintah dari Coach Johan untuk segera memulai latihan. Mereka lalu membereskan isi tas itu, dan memulai latihan. Hari itu mereka latihan cukup lama, dari siang hingga sore, bahkan hingga menjelang malam hari... mereka berlatih banyak hal, seperti biasa, tiki-taka, pass and move... berbagai strategi baru, eksekusi bola mati, tendangan penalti... semuanya. Belum lagi dengan klinik mental yang selalu dilakukan sambil relaksasi setelah latihan berakhir. Sesi latihan pun menjadi panjang, namun semuanya menikmati dan menjalaninya dengan penuh keseriusan, karena ini untuk pertandingan terakhir mereka. Pertandingan final. Hanya satu pertandingan ini setelah itu semuanya berakhir. That's it. Oleh karena itu semuanya terlihat serius menjalani latihan ini, karena setelah ini, mereka tidak akan berlatih lagi atau bahkan bertanding lagi. Setelah semua latihan selesai, para pemain pun langsung pulang ke rumah mereka masing2, sambil membawa tas besar itu.
Adrian pulang dengan naik taksi dari sekolah, ke rumahnya. Lalu ia berjalan hingga mencapai rumahnya. Di rumahnya, ternyata Harry sudah menunggunya. Ia sedang menonton acara TV luar negeri. Mengetahui Adrian pulang, ia langsung tersenyum sambil menyapanya.
Harry: Halo, Adrian. Bagaimana latihanmu ?
Adrian: Seru banget, Yah. Bikin capek sih, tapi seru. Menyenangkan.
Harry: Well, bagus kalau begitu. Oh, ya. Itu tas apa ? (melihat ke arah tas yang dibawa Adrian)
Adrian: (melihat ke tasnya) Oh, ini ? Ini tas baru saya. Isinya perlengkapan buat pertandingan final nanti.
Harry: Final ? Maksudnya, kau akan bermain di pertandingan final ?
Adrian: Ya, Ayah. Aku akan bermain di pertandingan final, Ayah. Kalau misalnya aku menang, aku akan jadi juara. Maksudnya sekolah saya. Sekolah saya yang akan juara.
Harry: Wow. That's great, Adrian... kau masuk ke tim sepakbola SMA Cambridge, dan sekarang kau akan bermain di final ? SMA Cambridge masuk final ?
Adrian: Ya, Ayah. Sekolah saya masuk final.
Harry lalu berdiri dari kursinya dan langsung bereaksi. Ia mengangkat tangannya sambil berteriak.
Harry: YEAAAHHHH!!!!!!! FINAL ? SERIOUSLY ?
Adrian: Yes, Dad. Final.
Harry lalu mendekati Adrian dan lalu memeluknya, memberinya selamat.
Harry: Selamat, anakku. (memeluk Adrian)
Adrian: Terima kasih, Ayah.
Harry lalu melepaskan dirinya.. dan kembali berbicara dengan Adrian.
Harry: Ayah bangga sama kamu. Padahal Ayah tak menyangka kalau kamu masuk tim sepakbola, karena Ayah tahu kalau kamu tidak terlalu sering bermain sepakbola... dari mana kau bisa belajar secepat ini ?
Adrian: Bantuan teman2, Ayah.
Harry: Well done. Pasti teman2mu ahli bermain bola semua...
Adrian: Tidak semuanya. Tapi mereka semua yang membantu saya.
Harry: Well, bagus kalau begitu. Kapan pertandingannya ?
Adrian: Hari Minggu nanti, dan saya sudah tidak sabar.
Harry: Hari Minggu ? Well, Ayah akan coba usahakan untuk datang ke sana. Yang pasti, good luck buat kamu di final nanti. Kau telah membuat semua orang bangga, dan sekarang, kau punya kesempatan untuk membuat mereka lebih bangga lagi padamu.
Adrian: Oke, Yah. Terima kasih, Ayah...
Harry dan Adrian pun berpelukan lagi. Kali ini lebih hangat, dan penuh kasih sayang. Adrian telah mendapat dukungan dari ayahnya, meskipun ia jarang mengikuti perkembangannya di tim sepakbola. Tapi, ia sangat bangga mengetahui kalau anaknya telah berhasil membawa tim sepakbola itu masuk final. Kini, hanya tinggal urusan bisa atau tidak, Harry akan hadir di pertandingan final. Hanya kesibukan pekerjaannya yang dapat menghalangi Harry untuk hadir di pertandingan besar itu. Tapi, sesungguhnya, Harry ingin sekali melihat pertandingan tersebut, karena ia belum pernah melihat Adrian bermain bola seumur hidupnya. Dalam hatinya, Harry ingin sekali melihat final itu. Serius. Itu yang langsung timbul ketika mendengar Adrian berhasil masuk final. Kini, tinggal waktu yang bisa mengizinkan Harry untuk menonton partai final itu.
Adrian lalu masuk ke dalam kamarnya dan membuka isi tasnya. Tadi ketika latihan, ia hanya melihat-lihat secara sepintas saja soal isi tasnya. Tapi ia sudah tahu apa isi tasnya, karena sudah diberitahu oleh Coach Johan. Tapi detailnya kan belum. Sekarang saatnya untuk melihat apa isi tasnya itu. Adrian lalu mengeluarkan isi tasnya. Ada satu set kostum, dua stel baju latihan lengkap, dua buah handuk, sebuah botol air minum, dua buah armband, dua pasang shinguard, dan sebuah polo shirt. Ia lalu membukanya satu per satu dan mengepasnya dengan memperlihatkannya pada kaca cermin yang ada di seberang tempat tidurnya. Ia merasa sangat senang, selain karena ukurannya cukup, juga karena ini adalah sebuah kehormatan untuknya. Rasa senangnya semakin memuncak ketika... ia mulai membuka plastik satu set kostumnya. Ia langsung mengambil kausnya dan langsung membentangkannya... kaus itu sungguh luar biasa. Kostum itu bersinar jika disinari lampu, dan ketika ia membolak-balikkan kostumnya, dan melihat ke belakang kostumnya, ada namanya, "ADRIAN", dengan nomor punggung 7 (bukan karena pilihannya pribadi, bukan karena dia suka 7 Icons, tapi ini pilihan pelatih) dengan tulisan "CAMBRIDGE" di bawahnya, seperti di kaus klub Bundesliga, yang mewajibkan semua klubnya menuliskan nama klubnya di belakang kostumnya. Ia tersenyum penuh kebanggaan melihat kostum itu, dan ia membolak-balikkannya lagi... He feels so fuckin' proud. Totally proud. Saking senangnya, ia memperlihatkan kaus itu ke arah lampu kamarnya, untuk membuktikan pancaran cahaya dari detail kostumnya... ia pun tertawa penuh kebanggaan... ia lalu mencium logo timnya, ia menciumnya dengan sangat kuat... seperti ia mencium seorang gadis... seperti ia membayangkan dirinya mencium wanita yang ia sangat cintai... Ia lalu menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya, sambil memegang kostum itu... feels like heaven... totally, in seventh heaven. Ia tidak henti-hentinya tersenyum... raut wajah penuh dengan kepuasan tergambar di wajahnya... ia pun kemudian mengangkat tangannya... mengambil napas yang dalam, dan ia pun lalu berteriak dengan kencang, "FINAAAAALLLLL!!!!!!!! I'M COMINNNNN'!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Kira2, seperti apakah cerita Adrian dan teman2nya di partai final ? Berhasilkah SMA Cambridge menjadi juara Liga Sepakbola Antar-Sekolah ? Bagian ini masih akan berlanjut. Khusus untuk part 13, akan dibagi dua, part 13a dan part 13b. Di part 13b, akan diceritakan tentang the main event, The Final. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Stay tune terus di blog saya, karena sambungan dari cerita ini akan segera saya tulis. Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG... (ke part 13b)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar