Remember, it's just a Fanfiction.
Sekarang kita lanjutkan saja ceritanya... Cherrybelle-nya istirahat dulu ya... nanti akan ada lagi tokoh lain yang juga akan muncul. Siapa dia ? Lihat saja nanti. Oke, langsung saja, Fanfiction 7 Icons part 16b.
DAY 23
Latihan dance lagi, dan Adrian mengajarkan lagi soal dance lagu Cinta Satu Malam. Kali ini latihannya lebih serius. Adrian mulai masuk ke detail2 gerakannya, mulai dari goyangnya, gerakan dance-nya, dan gerakan dance yang nantinya akan ditampilkan oleh masing2 personil. Adrian melatihkan satu per satu gerakannya, dan semuanya mengikuti latihan itu dengan sangat antusias dan penuh semangat. Ini adalah hal baru buat 7 Icons, karena gerakan ini semuanya adalah gerakan baru, hasil eksperimen Adrian yang paling baru, dan belum pernah dibawakan sebelumnya. 100% masih fresh, sehingga gerakannya harus dilatih dari awal. Meskipun begitu, anak2 7 Icons sangat senang, karena mereka punya pengalaman baru yang bisa mereka dapatkan dari latihan ini, selain itu juga cara melatih Adrian yang juga lucu, dan tak ragu2 kalau bergerak juga membuat suasana latihan mereka jadi lebih menyenangkan. Mereka pun jadi kebawa semangat saat latihan. Selama tiga jam penuh mereka berlatih gerakan2 baru yang sifatnya eksperimental ini, dan hasilnya sudah cukup lumayan. Mereka sudah menguasai gerakan dance bersamanya. Kini tinggal Adrian mengatur gerakan dance perorangannya. Itu akan dilatihkan pada latihan dance berikutnya.
Sepulang dari latihan, Adrian langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, ia mendapati kalau rumahnya sedang ramai sekali. Ketika ia masuk ke dalam rumah, ia mendapati ada beberapa orang yang sedang ngobrol dengan ayahnya. Ada seorang pria yang membawa kamera dan ada seorang lainnya yang membawa beberapa kertas dan alat rekaman. Lalu juga ada beberapa peralatan fotografi di tempat itu. Dari sini sudah terlihat jelas kalau orang yang datang ke rumahnya dan ngobrol2 dengan ayahnya adalah seorang wartawan. Tapi Adrian datang, wartawan itu, bersama fotografer dan kru fotografinya, sudah bermaksud untuk pergi karena tugas mereka sudah selesai. Tak lama, mereka pergi meninggalkan rumah itu, dan Adrian kemudian mendatangi ayahnya untuk bertanya padanya soal apa yang baru saja terjadi.
Adrian: Tadi mereka siapa, Yah ?
Harry: Mereka tadi wartawan. Saya tadi baru saja diwawancara.
Adrian: Ayah yang mengundang mereka ?
Harry: Tidak kok, mereka yang datang ke sini dan kita sudah janjian. Kebetulan hari ini pekerjaan Ayah sudah selesai, jadi Ayah bisa pulang cepat dan bisa langsung diwawancara...
Adrian: Kenapa Ayah tidak diwawancara di kantor saja ?
Harry: Tadinya mau demikian, tapi mereka ingin aku untuk diwawancara di rumah. Mereka bilang ingin wawancara yang lebih santai, sekaligus juga mereka ingin melihat-lihat rumah saya.
Adrian: Siapa yang wawancara Ayah ?
Harry: Ayah tadi diwawancara sebuah majalah gaya hidup. Ayah terpilih jadi Socialite of The Month versi majalah itu. Katanya itu hasil pilihan pembaca dari bulan sebelumnya.
Adrian: Wah, hebat Yah... apakah wawancaranya sudah selesai ?
Harry: Belum. Masih ada sesi foto lagi di kantor saya. Mereka ingin saya difoto pada malam hari.
Adrian: Oh... nanti aku boleh lihat ?
Harry: Boleh saja. Senin malam nanti ada sesi fotonya, sekaligus juga ada beberapa pertanyaan lain yang akan wartawan itu tanyakan pada saya.
Adrian: Well, baiklah. Tapi memangnya boleh, bawa wartawan ke kantor ?
Harry: Kenapa tidak ? Pak Presdir suka mengajak wartawan untuk wawancara soal bisnis. Apa salahnya ? Dia kan salah satu orang sukses, pebisnis yang terkenal, yang semua aktivitasnya perlu untuk diliput... hanya saja karena dia orang yang sibuk... akhirnya dia bawa wartawannya ke kantor... begitulah...
Adrian: Oh, begitu ? Dan sekarang Ayah mengikutinya, begitu ?
Harry: Kalau untuk itu sih... yah, itu memang sudah keharusannya. Wartawan itu memang meminta saya untuk memperlihatkan dua sisi saya... sisi sibuk dan sisi santai saya... jadi mau tak mau saya harus diwawancarai di rumah dan di kantor... hanya saja untuk wawancara di kantornya hari Senin nanti.
Adrian: Oh, begitu... baiklah, aku mengerti, Yah.
Harry: Kamu baru pulang jam segini. Dari mana saja ?
Adrian: Saya dari flat, melatih anak2 7 Icons untuk mendapatkan penampilan mereka kembali...
Harry: Oh, akhirnya kamu lakukan juga latihan itu. Bagaimana hasil sejauh ini ? Baguskah ?
Adrian: Setiap hari selalu ada peningkatan yang cukup baik. Mereka semua sangat bersemangat saat latihan dan hasilnya sejauh ini sangat memuaskan.
Harry: Bagaimana dengan lagu Playboy-nya ? Berhasil ?
Adrian: Berhasil sejak beberapa hari yang lalu. Sekarang tinggal melatih mereka untuk hal2 lain. Setidaknya untuk memperbaiki penampilan mereka...
Harry: Well, that's good. Lanjutkan. Aku mau melihat 7 Icons tampil lagi. Kau harus mempersiapkan mereka dengan sangat baik. Jangan mau kalah dengan girlband penggantinya...
Adrian: Girlband pengganti ? Siapa ?
Harry: Cherrybelle. Who else ? Mereka yang kini sedang populer...
Adrian: Oh, mereka... ya, mereka memang sangat populer... Ayah juga suka dengan mereka ?
Harry: Mereka sudah membuat saya jadi Dilema. Saya jadi bingung harus memilih siapa yang terbaik diantara 7 Icons dan Cherrybelle. Mereka semua punya karakter dan kelebihan mereka masing2. Saya sebenarnya masih suka dengan 7 Icons, tapi kehadiran Cherrybelle membuat saya jadi ingin sedikit berpaling dari mereka. Mereka punya kemampuan untuk bisa bersaing dengan 7 Icons, tak seperti girlband lain, maaf kalau saya harus mengatakan ini... tapi memang begitulah adanya. Saya sudah sering menyaksikan penampilan Cherrybelle dan saya melihat kalau mereka punya potensi dan bakat yang bagus. Penonton tak akan pernah bosan melihat mereka. Pantaslah, di saat seperti ini, dimana kita sedang kehilangan 7 Icons, Cherrybelle datang sebagai pengganti buat 7 Icons. Nggak heran kalau mereka dijuluki "girlband pengganti". Mereka datang di saat yang tepat.
Adrian: Ya, memang waktunya sangat pas... hampir tiga bulan ini aku melihat penampilan mereka terus...
Harry: Wow, bagus... Ayah bahkan pernah menonton mereka langsung, saat mereka tampil di acara perusahaan telekomunikasi seberang... kamu pernah nonton langsung ?
Adrian: Pernah... dua kali malah. Waktu pas pensi sebulan lalu, dan baru beberapa hari yang lalu untuk acara off-air-nya di sebuah mal. Penampilan mereka bagus banget kok...
Harry: Hehehehehehe... mereka memang bagus. Seharusnya ini bisa jadi penambah motivasi kamu untuk melatih anak2 7 Icons, agar mereka bisa bersaing dan bisa lebih hebat dari mereka. Mungkin akan menarik jika Cherrybelle dan 7 Icons bertemu...
Adrian: Itu juga aku pikirkan. Sekarang sedang diusahakan. Itu juga keinginanku.
Harry: Good. Sekarang kamu istirahat dulu. Ayah akan masak untuk makan malam ini.
Adrian: Oke, Yah. Masak apa ?
Harry: Nanti lihat persediaannya. Sepertinya saya bisa buat beberapa pilihan menu. Tapi aku lihat dulu bahan2 dan persediaannya, juga dari segi bisa bikin kenyang atau nggak... nanti lihat saja.
Adrian: Baiklah, Yah. Aku ke kamar dulu ya...
Harry: Oke.
Adrian lalu berdiri dari sofanya dan lalu naik tangga menuju kamarnya. Sementara Harry masih tetap duduk di sofa itu sambil menonton beberapa acara berita. Tak beberapa lama, Harry juga berdiri dari sofanya dan berjalan menuju kamarnya. Selang dua menit kemudian, ia keluar lagi dengan membawa beberapa buku masak. Buku2 itu akan ia pakai sebagai panduannya dalam memasak.
Di kamarnya, Adrian sedang beristirahat. Ia mengisi waktu istirahatnya dengan tiduran di tempat tidurnya, sambil membaca buku catatannya dan bermain twitter. Di tengah2 keasyikannya membaca, tiba2 ada sebuah BBM masuk. Adrian lalu memeriksanya dan ternyata itu berasal dari Wenda. Saat itu, Wenda sedang dalam perjalanan ke tempat latihan, bersama teman2nya. Di situ ia menulis, "Malammm... kabar kamu gimana ? Aku lagi mau latihan nih... doain ya biar latihannya sukses... hari Minggu besok kita bakal tampil, mau nonton nggak ? Nanti aku kasih tahu lokasinya... jangan tidur terlalu malam ya... W." Huruf W adalah inisial namanya, untuk menyamarkan pengirimnya (meskipun personil Cherrybelle yang lain juga tahu) dan Adrian tahu siapa yang mengirimkan pesan ini. Adrian pun lalu membalasnya dengan jawaban seperti ini, "Malam juga, W... aku baik kok. Good luck ya buat latihannya... nanti deh aku usahain bisa nonton... emangnya dimana ? Dan... nanti aku tidur jam 10-an kok, setelah makan malam. Aku nggak akan tidur malam kok. Thanks ya... A." dan lalu ia kirimkan ke Wenda. Tak lama Wenda membalas, "Tempat kita perform di SMA Sistine... dulu Cherly SMP-nya disitu... nonton yaaa... W." Adrian lalu mengangguk, dan lalu menjawab lagi, "SMA Sistine ? Yang di dekat Pondok Indah itu kan ? Oke, aku ke sana. Aku tahu kok tempatnya... A." Wenda pun tersenyum membaca jawaban Adrian, dan ia pun menjawab, "Oh good! Besok jam 6 sore datang ya... kita bakalan tampil jam 7... nanti biar kita bisa ngobrol2 dulu... biar hilang rasa deg2annya... W." Adrian lalu membalas lagi ucapan Wenda itu dengan kalimat, "Siiip... aku akan coba datang lebih cepat. Nanti kita ngobrol2 lagi ya... sekarang kamu latihan... latihannya yang serius ya... A." Wenda pun membalas, "Thank you luvie... aku janji aku akan lebih semangat latihan... oke, kebetulan sudah mau dekat tempat latihan nih... sekarang gw harus siap2 dan fokus latihan dulu... sampai jumpa hari Minggu... W." Dan lalu pembicaraan singkat via BBM itu berakhir. Wenda langsung mematikan kontak BBM-nya, dan Adrian pun juga melakukan hal yang sama. Adrian pun kemudian melanjutkan lagi membaca buku catatannya, dan Wenda sudah siap2 untuk latihan. Tak lama kemudian, Harry mendatangi kamar Adrian dan memberitahukan bahwa makan malam sudah siap. Adrian pun langsung bangun dari tempat tidurnya, keluar dari kamar tidurnya, dan lalu pergi ke ruang makan. Di ruang makan, sudah ada nasi goreng spesial, lengkap dengan telur goreng, dan sayuran yang direbus sebagai pelengkapnya. Juga ada daging cincang dan salad khusus yang dibuat dari sayuran tadi, yang belum disajikan, ditambah dengan saus Thousand Island dingin yang sudah lama disimpan di lemari es. Adrian lalu makan bersama dengan ayahnya sambil ngobrol2. Yang mereka bicarakan cukup banyak, mulai dari soal masa latihan anak2 7 Icons, Cherrybelle, urusan bisnis, wawancara Harry dengan majalah itu, dan banyak lagi yang lainnya. Tapi Adrian tidak membicarakan soal hubungannya dengan Wenda. Dia memilih untuk tidak dulu membicarakannya. Ia khawatir membuat ayahnya kaget, dalam hatinya. Setelah makan malam, Adrian lalu menonton acara TV sebentar, lalu belajar di kamar, dan kemudian tidur. Sesuai janjinya pada Wenda, ia tidur jam 10 malam. Besok, ia akan menonton Wenda tampil sekali lagi.
Keesokan harinya, suasana di SMA Sistine sudah cukup ramai. Sebuah pentas seni dalam rangka merayakan ulang tahun SMA Sistine dan Yayasan Sistine yang ke-80 digelar pada hari itu, dari pagi hingga malam. Acara utamanya digelar malam hari, menghadirkan Cherrybelle sebagai penampil utamanya. Tidak hanya tampil saja, tapi di acara itu juga akan ada acara meet and greet dengan para personil Cherrybelle, setelah acara selesai. Mengetahui Cherrybelle akan hadir, ribuan orang langsung memenuhi lapangan depan panggung utama pensi yang berukuran cukup besar. Kebanyakan dari mereka adalah para Twibi-Twibi (fans-nya Cherrybelle) yang sudah tahu soal acara ini dan berduyun-duyun datang ke sana. Tapi banyak juga kok anak2 dari SMA Sistine yang datang untuk menonton... mereka semua juga fans Cherrybelle, jadi mereka pun juga ikut menonton. Bahkan di SMA Sistine ini ada komunitas Twibi Sistine, yang merupakan fans club Cherrybelle dari semua anak2 Sistine, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Anggotanya sudah mencapai lebih dari 200 orang, dan kehadiran Cherrybelle di pensi SMA Sistine ini tidak lepas dari keinginan para Twibi Sistine, yang ingin sekali menonton Cherrybelle hadir di acara ini. Dan malam itu, keinginan mereka terwujud.
Adrian tiba di SMA Sistine pada jam setengah enam sore, dengan penampilan casualnya. Topi Liverpool merah, jaket jeans Levi's hitam, kostum Liverpool terbaru berwarna merah, celana jeans, dan sepatu Converse klasik warna hitam, yang biasa ia pakai kalau pergi ke sekolah. Dia juga membawa sebuah tas pinggang yang biasa ia bawa ke mana2. Ia juga memakai kacamata hitam untuk menutupi jati dirinya. Adrian sadar kalau ia datang lebih awal daripada Wenda, sehingga ia menyempatkan diri dulu untuk berkeliling dulu di arena pensi. Ia melewati satu stand ke stand lain. Stand-nya bermacam-macam. Ada yang mempromosikan sekolah, ada yang menjual makanan dan minuman, ada yang menjual buku, ada yang menjual suvenir, dan bahkan ada stand radio sekolah di tempat itu. Ketika Adrian sedang melihat-lihat suvenir yang dijual di tempat itu, yang semuanya 100% kreasi anak2 SMA Sistine, datanglah iring2an mobil masuk ke dalam sekolah. Sebuah VW Kombi warna pink-putih dengan stiker Cherrybelle di depan dan belakangnya, dengan kawalan dua mobil Toyota Kijang di depan dan belakangnya. Itulah iring2an mobil yang mengangkut Cherrybelle. Para penggemar yang sudah tahu siapa yang ada di balik VW Kombi itu langsung mengejar mobil itu dan mulai memanggil-manggil para personil Cherrybelle, yang semuanya ada di dalam VW Kombi. Christy yang mengemudikan mobilnya, dan Cherly ada di kursi sebelahnya. Semua personil Cherrybelle langsung melambaikan tangannya pada para fans yang sudah menunggu kedatangan mereka. Tak lama, mobil VW Kombi itu langsung meluncur ke parkir belakang sekolah. Para fans pun langsung bersemangat begitu mengetahui Cherrybelle sudah tiba di sekolah mereka. Penampilan mereka kini hanya tinggal menunggu waktu. Melihat kedatangan Cherrybelle, Adrian pun langsung bersiap untuk ikut menonton bersama dengan para fans yang lain. Lapangan depan panggung pun mulai dipenuhi massa, dan dalam waktu cepat, semua penonton sudah standby di depan panggung, menunggu Cherrybelle tampil.
Ketika Adrian sedang ikut mencari tempat duduk di depan panggung, tiba2 pesan BBM dari Wenda datang. Adrian pun langsung membukanya dan ia mendapatkan pesan dari Wenda... "Hai Adrian! Kamu di mana ? Aku dan teman2ku lagi siap2 nih... kita ada di belakang sekolah, di tenda dekat ruang perpustakaan. Kalau bingung, tanya saja... ditunggu nih... aku lagi deg2an mau tampil... W." Adrian lalu membalasnya dengan jawaban, "Oke, aku ke sana... dibolehin masuk nggak nih ? A." Wenda lalu membalas lagi, "Boleh kok. Aku sudah kasih tahu kru2 Cherrybelle yang lain kalau kamu yang datang, kamu boleh masuk. Semua teman2ku sudah nungguin kok... buruan ke sini... W." Adrian kemudian membalas lagi, "Oke deh. Aku akan segera ke sana. Tungguin ya... A." Segera setelah ia membalas BBM itu, Adrian langsung keluar dari kerumunan penonton dan pergi mencari tempat di mana Cherrybelle bersiap-siap. Begitu ia sampai di sana, Adrian bertemu dengan beberapa kru Cherrybelle. Mereka semua meminta Adrian untuk menunggu di luar, karena sekarang semua personil Cherrybelle sedang berganti pakaian. Sambil menunggu mereka berganti pakaian, Adrian ngobrol2 dengan para kru Cherrybelle. Mereka semua sudah tahu soal hubungan Adrian dan Wenda, dan semuanya bertanya pada Adrian soal awal pertemuannya dengan Wenda. Adrian pun harus bercerita lagi soal kisah masa lalunya itu... ia bercerita panjang lebar... dan suaranya terdengar hingga ke dalam ruang ganti, di mana saat itu Wenda sedang membantu teman2nya yang lain untuk make-up bersama stylist Cherrybelle. Wenda pun hanya bisa tertawa saja mendengar cerita Adrian itu, dan mengatakan kalau itu semua benar adanya. Ia sudah tahu kalau Adrian pasti akan menjawab seperti itu kalau sudah ditanyai soal hubungannya dengan Adrian, jadi dia santai2 saja. Itu kan masa lalunya juga, jadi bukan masalah untuknya. Setelah ia membantu make-up para personil Cherrybelle yang lain, Wenda pun keluar dari ruangan dan menemui Adrian. Adrian pun langsung menghentikan ceritanya yang sudah terlanjur panjang-lebar dan meluber ke mana2. Wenda saat itu memakai pakaian yang cukup santai. Kemeja tangan pendek warna putih, dengan dasi kupu2 warna merah, rok selutut warna merah, dan sepatu khas Cherrybelle, yang biasa mereka pakai tampil (yang biasa saya juluki sebagai sepatu Smooth Criminal, karena hampir mirip dengan sepatu Smooth Criminal-nya Michael Jackson, hanya saja ada hak tingginya dan nggak ada efek miringnya). Rambutnya sudah diikat, dengan pita warna merah ada di atas kepalanya, di sebelah kanan. Di pergelangan tangan kirinya ada jam Ice Watch warna putih, dan di pergelangan tangan kanannya ada gelang warna merah. Dia sudah di-make-up, dan dia sangat cantik sekali, as usual. Adrian dan Wenda pun kemudian ngobrol2 bersama, dengan kru2 Cherrybelle, yang semuanya memakai kemeja putih dan jaket hitam dengan tulisan Cherrybelle di belakangnya dan logo Cherrybelle di depannya, mendengarkan dari kejauhan. Ngobrolnya sih serius, nggak hanya soal pacaran, tapi juga soal curhat2 tentang personil Cherrybelle yang lain, dan juga soal persiapannya menjelang tampil. Dari situ terungkap kalau... sejak ia pacaran dengan Adrian, Wenda jadi lebih semangat dalam latihan. Adrian sendiri cukup senang, tapi ia sedikit nggak percaya. Ia merasa perlu minta keterangan personil lain soal benar-nggaknya terjadi perubahan dalam diri Wenda selama masa latihan. Tapi ia juga memberi beberapa motivasi buat Wenda sebelum tampil. Motivasi2 dari Adrian itu makin membuat Wenda jadi makin semangat, dan ia pun berjanji untuk tidak mengecewakan. Ketika mereka sedang asyik ngobrol, Gigi dan Devi memanggil Wenda untuk masuk ke dalam ruang ganti, karena sekarang saatnya untuk Cherrybelle untuk doa bersama dulu sebelum tampil. Wenda lalu masuk ke dalam ruangan, dan ikut berkumpul bersama personil Cherrybelle yang lain. Adrian sendiri hanya menunggu saja di luar, sambil melihat-lihat jamnya, yang sudah menunjukkan pukul enam lebih empatpuluh sembilan menit. Sepuluh menit lagi, Cherrybelle akan tampil. Tak lama, terdengar bunyi teriakan "Chibi Chibi Chibi... haaak haaak haaak haaaaa!!!!!!!" dari dalam ruangan. Itu berarti Cherrybelle sudah siap tampil. Selang semenit kemudian, satu per satu personil Cherrybelle keluar dari ruang ganti, dipimpin oleh Cherly, sebagai kapten tim Cherrybelle, lalu menyusul si kembar Christy dan Felly, kemudian Gigi, Angel, Devi, Ryn, Anisa, dan Wenda keluar terakhir. Setelah Wenda keluar, Adrian bersama kru2 Cherrybelle mengikutinya dari belakang. Begitu sudah dekat panggung, Adrian berpisah dengan kru2 Cherrybelle, dan ikut menonton bersama para penonton yang lain. Konser Cherrybelle akan segera dimulai.
Tak lama kemudian, Cherrybelle naik ke panggung dan langsung disambut oleh teriakan penonton. Di hadapan Cherrybelle, ada sekitar seribuan orang memadati daerah sekitar panggung. Paling banyak di tengah lapangan, ada juga yang nonton dari balkon sekolah (karena sekolahnya berlantai empat), ada yang nonton dari selasar sekolah, ada yang nonton dari stand, bahkan ada yang sampai naik ke atas pohon untuk bisa menyaksikan Cherrybelle, karena yang menonton di lapangan sudah penuh dan terlalu banyak. Semua penonton berteriak menyambut kehadiran Cherrybelle di panggung. Mereka menyanyikan lima lagu, seperti biasa, Love Is You, Best Friends Forever, Beautiful, I'll Be There For You, dan yang terakhir, Dilema. Untuk lagu terakhir, semua penonton langsung histeris dan ikut bernyanyi. Suasananya cukup ramai dan heboh waktu itu. Hujan blitz kamera juga menghiasi acara itu, di mana setiap personil Cherrybelle tidak luput dari sorotan kamera para penonton. Acara itu juga diselingi dengan wawancara dengan para personil Cherrybelle, dan semacam unjuk kebolehan para personil Cherrybelle, yang bikin semua penonton bertepuk tangan dengan meriah. Tapi ada yang menarik di situ. Ketika tampil, Wenda terlihat lebih bersemangat daripada sebelumnya. Senyumnya lebih lebar, gerakannya lebih total, dan nyanyinya lebih jelas. Beda banget dengan sebelumnya, dimana ia tampil biasa2 saja. Adrian bisa melihatnya sendiri... dan ia langsung berpikir kalau mungkin saja apa yang tadi Wenda bilang sebelum tampil itu benar adanya. Wenda seperti... robot yang baru diberi baterai baru. Ia jadi lebih bersemangat, lebih lincah, dan jadi lebih riang. Semua personil Cherrybelle yang lain juga merasakannya... kalau Wenda sekarang jauh lebih bersemangat dari sebelumnya. Mereka pun langsung satu suara kalau perubahan ini semuanya karena Adrian. Adrian dianggap memberi warna baru dalam penampilan Wenda dan mampu membuatnya jadi lebih semangat tampil. Adrian sendiri hanya diam2 saja melihat penampilan Wenda di panggung itu, tapi dia tahu ada yang berubah dalam dirinya.
Satu jam kemudian, konser Cherrybelle itu selesai. Para penonton pun langsung membubarkan diri setelah Cherrybelle turun dari panggung. Namun ada beberapa penonton yang langsung mengejar Cherrybelle ke ruang aula sekolah, dimana akan ada meet and greet dengan para personil Cherrybelle. Untuk meet and greet ini hanya dilakukan untuk anggota Twibi Sistine saja, jadi nggak semua orang bisa ikut. Apalagi, untuk bisa ikut acara ini, harus daftar dulu jauh2 hari. Di acara ini, Cherrybelle membagi2kan banyak pernak-pernik buat para fans. Ada CD, poster, photobook eksklusif, stiker, pin Cherrybelle (bukan pin BB ya, ini pin lencana), dan kaus Cherrybelle yang sudah ditandatangani. Semua merchandise itu jumlahnya disesuaikan dengan jumlah fans yang datang, itulah sebabnya fans yang mau ikut harus daftar dulu jauh2 hari, agar pihak Cherrybelle bisa tahu jumlah pastinya berapa banyak barang yang akan mereka bawa, sehingga semua fans bisa dapat merchandise itu secara merata. Saat acara ini berlangsung, beberapa kru Cherrybelle mengajak Adrian untuk ikut membantu mereka membawakan barang2 merchandise yang akan dibagikan pada para fans. Adrian sendiri mau melakukannya. Ia membawa sebuah dus besar yang berisi CD Cherrybelle dari mobil VW Kombi yang ditumpangi oleh anak2 Cherrybelle ke ruang meet and greet. Kemudian ia kembali lagi dengan membawa dua gulungan besar poster Cherrybelle yang ukurannya sudah segede gulungan kain. Setelah bertugas membawa barang2 itu, Adrian bertugas untuk memeriksa jumlah barang2 yang ada, apakah sudah sesuai dengan jumlah fans yang ada atau belum. Untuk ini, ia dibantu oleh beberapa kru Cherrybelle yang lain. Setelah diperiksa, jumlah barang2 dan jumlah fans-nya sama, sehingga acara sudah bisa dimulai. Apakah pekerjaan Adrian sudah selesai saat itu juga ? No. Adrian harus membantu membawakan semua barang itu ke meja para personil Cherrybelle. Di ruang meet and greet sudah disiapkan sembilan meja, plus dua meja untuk menaruh barang, yang disatukan, dengan masing2 satu bangku di meja itu. Nantinya, para personil Cherrybelle akan duduk di kursi2 itu, dan menandatangani setiap poster, CD, atau merchandise yang ingin diberikan. Kalau mau menyampaikan hadiah, taruh saja di dua buah meja lain yang sudah disiapkan di seberang meja untuk menaruh barang itu, dan nanti tinggal bilang saja pada personil Cherrybelle yang ingin diberi hadiah... setelah membawa barang2 merchandise itu, Adrian boleh beristirahat. Ketika ia sedang beristirahat, para fans yang sudah lama menunggu mulai diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan meet and greet. Para personil Cherrybelle sendiri ada di backstage aula, dan baru mau keluar kalau fans sudah memenuhi ruangan. Di depan meja Cherrybelle, terdapat kursi untuk 500 orang. Itu adalah jumlah maksimal fans yang bisa masuk ke dalam acara itu. Hanya dalam waktu 10 menit, semua kursi terisi penuh, dipenuhi oleh para Twibi yang sudah menyiapkan banyak hadiah untuk para personil Cherrybelle idola mereka. Ada yang bawa boneka Hello Kitty, boneka sapi, boneka bebek, boneka Spongebob ukuran besar, hingga beberapa pernak-pernik lainnya. Mereka semua sudah nggak sabar menanti anak2 Cherrybelle untuk datang.
Tak lama kemudian, satu per satu personil Cherrybelle keluar dan langsung menyapa para fans yang datang. Mereka lalu duduk di kursinya masing2 dan acara meet and greet pun dimulai. Ketika acara dimulai, Adrian langsung dipanggil lagi oleh para kru Cherrybelle untuk bertugas sebagai penjaga tempat hadiah2 untuk para personil Cherrybelle. Ia pun kemudian berdiri di samping meja yang sudah disiapkan tadi, dan menyaksikan acara yang sedang berlangsung. Mulai dari perkenalan setiap personil, sambutan dari setiap personil, tanya-jawab antara fans dan para personil, hingga nyanyi2 bersama. Setelah semua acara itu, mulailah acara yang paling ditunggu-tunggu, yaitu sesi tandatangan dan foto bersama. Satu per satu Twibi maju ke depan untuk mendapatkan merchandise dari para personil Cherrybelle, sekaligus juga minta tandatangan dan foto bareng. Tidak hanya para personil Cherrybelle yang sibuk. Adrian pun juga sibuk, melayani hadiah2 dari para fans yang ingin diberikan pada para personil Cherrybelle. Ia bertugas untuk menerima hadiah2 itu dan menaruhnya di atas meja yang sudah disiapkan. Menariknya, sebelumnya ia menaruh hadiah2 itu di atas meja, Adrian melihat semua hadiah itu, termasuk mencari tahu untuk siapa hadiah yang akan diberikan. Dalam hati dia juga menghitung berapa banyak hadiah yang diberikan oleh fans pada seorang personil Cherrybelle. Dari situlah Adrian bisa tahu apa barang2 kesukaan para personil Cherrybelle. Anisa suka kucing, Ryn suka sapi, Devi suka bebek, Felly dan Gigi suka Spongebob, dan Wenda suka Hello Kitty. Adrian kini sudah tahu barang apa yang akan ia hadiahkan pada Wenda suatu saat nanti. Ia sudah tahu apa yang akan ia lakukan nanti.
Selang satu jam kemudian, acara meet and greet selesai. Semua fans sudah mendapatkan hadiah merchandise dari Cherrybelle, dan sekarang saatnya para personil Cherrybelle dan kru2nya untuk pulang. Persiapan untuk pulang pun langsung dilakukan, dan Adrian juga ikut membantu disini... ia memasukkan semua hadiah2 dari fans ke dalam mobil. Beruntung hadiah2nya ringan, jadi bukan masalah buat Adrian. Nah, ketika Adrian sedang membantu memasukkan hadiah2 itu ke dalam mobil, Wenda datang dan langsung membantu Adrian memasukkan barang2 yang masih di luar ke dalam mobil. Adrian pun jadi kaget. Wenda sendiri hanya tersenyum sambil memasukkan hadiah2 itu ke dalam mobil.
Wenda: Nggak apa2 kan, kalau aku bantu ?
Adrian: Nggak... nggak apa2 kok...
Wenda: Terima kasih ya, sudah semangatin aku tadi... aku jadi kebawa semangat deh...
Adrian: Itu sudah tugas gw untuk jadi pacar yang baik buat kamu... teman2 kamu mana ?
Wenda: Lagi di belakang, ngobrol2 dulu...
Adrian: Mereka tahu gw bantu2 di meet and greet tadi ?
Wenda: Tahu lah... yang jagain hadiah buat kita kan ?
Adrian: Hehehehehe...
Wenda: Tapi kerja kamu bagus... kamu mau layani semuanya dengan baik...
Adrian: Yah, itu kan sudah tugasnya seperti itu... tapi memangnya kamu suka Hello Kitty ?
Wenda: Oh, ya... aku suka sekali. Aku suka banget. Lucu soalnya...
Adrian: Dan kamu tahu banyak orang yang memberi boneka Hello Kitty padamu ?
Wenda: Aku tahu kok... mereka semua memberitahuku. Aku senang sekali mendengarnya...
Adrian: Bagus deh kalau begitu... tapi kamu masih punya tempat untuk menyimpan ini semua ?
Wenda: Tenang saja untuk urusan itu. Oh, ya... kapan kamu mau memberiku hadiah seperti ini ?
Adrian: Secepatnya. Justru setelah aku tahu seperti apa hadiah dari fansmu, sekarang aku tahu apa yang akan aku hadiahkan buat kamu. Tunggu saja.
Wenda: Good. Aku akan tunggu saat itu.
Adrian: Oke.
Ketika Adrian dan Wenda sedang ngobrol2 sambil memasukkan hadiah2 dari fans ke atas mobil, datanglah personil Cherrybelle yang lain. Mereka semua habis ngobrol2 dengan panitia sekolah dan juga berganti pakaian. Mereka juga lagi mencari Wenda untuk segera berganti pakaian, karena pakaian untuk tampilnya akan segera dimasukkan ke dalam tas stylist mereka. Melihat Adrian dan Wenda lagi ngobrol2 di dekat VW Kombi mereka, para personil Cherrybelle ini langsung jadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Mereka pun kemudian mendatangi keduanya. Begitu mereka sudah berada dekat dengan Adrian dan Wenda, Cherly pun langsung memukulkan kipasnya secara pelan pada Wenda, sambil memanggilnya. Ia pun jadi kaget.
Cherly: Halo Wenda... (sambil memukulkan kipasnya dengan pelan)
Wenda: Eh! Cherly... ada apa ?
Cherly: Lagi asyik berduaan ya ? Pantesan dicari-cari menghilang dari ruang ganti...
Wenda: Sorry, Cherly... soalnya gw udah nggak tahan pengen ketemu... apalagi dia lagi kerja kayak begini... ya mendingan aku bantu aja deh...
Cherly: Nggak apa2 kok, Wenda... (melihat ke Adrian) jadi ini pacarmu, Wenda ?
Wenda: Iya, dia pacarku. Namanya Adrian... (menepuk bahu Adrian, lalu berbicara pada Adrian) eh, eh... itu teman2 aku... sapa dong...
Adrian: Mana ?
Adrian yang saat itu sedang memasukkan beberapa hadiah ke bagian belakang dalam mobil langsung kaget dan berbalik. Tapi ketika ia berbalik, kepalanya membentur bagian atas pintu mobil. Sontak, para personil Cherrybelle pun tertawa, dan Wenda pun langsung sedikit panik. Ia lalu menanyakan kondisi Adrian, yang langsung memegangi kepalanya setelah membentur pintu mobil.
Wenda: Kamu nggak apa2 kan ?
Adrian: (sambil memegangi kepalanya) Nggak apa2 kok. Cuma sakit sedikit... beruntung aku pakai topi...
Wenda: Bagus deh... tapi beneran nggak sakit ?
Adrian: Nggak apa2 kok. Aku sudah sering kebentur pintu mobil kok...
Melihat Wenda yang segitu perhatiannya pada Adrian, para personil Cherrybelle langsung berkomentar.
Ryn: Cieee... perhatian nih yee...
Cherrybelle: Cieeeeeee Wenda...
Cherly: Perhatian banget kamu sama dia...
Wenda: Harus dong, dia kan pacar aku...
Cherrybelle: Cieeeeeeee...
Gigi: Bagus, bagus...
Wenda: Hehehehehehehe...
Cherly: Jadi ini yang namanya Adrian ? Halo...
Adrian: Halo... sebenarnya kita kan sudah sering ketemu...
Cherly: Tapi waktu itu kamu masih temannya Wenda kan ?
Adrian: Iya sih... memangnya saya harus memperkenalkan diri lagi ya, sebagai pacarnya Wenda ?
Cherly: Harus dong... biar kita semua tahu...
Adrian pun kemudian duduk di lantai mobil VW Kombi Cherrybelle, menghadap ke arah para personil yang lain, dan memperkenalkan diri.
Adrian: Baiklah, aku akan memperkenalkan diri. Namaku Adrian. Aku sekarang... adalah pacarnya Wenda. Apa cukup hanya itu saja ?
Cherly: Kurang... asal sekolahmu dari mana ?
Devi: Rumahmu di mana ?
Felly: Makanan kesukaanmu ?
Christy: Minuman kesukaanmu ?
Anisa: Lagu kesukaanmu ?
Gigi: Suka menari ? Hobimu apa ?
Ryn: Nomor handphone-mu berapa ?
Cherly: Oh... jangan lupa, pin BB berapa ?
Angel: Alamat twitter kamu apa ?
Christy: Punya facebook ? Punya facebook ?
Adrian: Ummm... pertanyaannya banyak banget... tapi kasih tahu nggak ya ?
Wenda: Kasih tahu aja... mereka semua bisa menyimpan rahasiamu kok...
Adrian: Baiklah kalau begitu.
Adrian lalu mengubah posisi duduknya dan memberitahukan semua tentang dirinya, sekaligus menjawab pertanyaan2 para personil Cherrybelle soal dirinya. Semua personil Cherrybelle mengelilinginya, tapi hanya Wenda yang duduk. Dia duduk di sebelah Adrian, di lantai mobil VW Kombi milik Cherrybelle.
Adrian: Sekolahku di SMA Cambridge. Rumahku di sebuah perumahan yang tersembunyi. Golden Paradise namanya. Di pinggiran Jakarta Barat tempatnya. Makanan kesukaanku... yah, normal2 saja... nasi goreng, ayam goreng, mungkin yang termahal yang pernah saya makan... Chicken Cordon Bleu di restoran Le Grandeur tempat ayah saya biasa makan... minuman kesukaan, standar juga, Coca-Cola, teh, susu, pernah coba kopi juga... lagu kesukaanku banyak, saya suka banyak jenis genre musik, jadi sulit untuk bilang lagu kesukaan saya seperti apa, karena banyak sekali yang saya suka, yah paling... yang enak di telinga saja... hobi saya membaca, menulis, main internet, nyanyi, menari, menggambar, melukis... seperti itulah... nomor handphone saya... (dirahasiakan) pin BB saya... BB saya hanya BB Curve, nomor pinnya (dirahasiakan) alamat twitter saya @AdrianSusanto7, dan facebook saya... Adrianus Harry Susanto. Memangnya kalian mau add saya sebagai teman di facebook dan twitter ?
Cherly: Pastinya dong... facebook dan twitter kita masih tersedia kok, tempat untuk nambah satu teman lagi... ya kan, teman2 ?
Cherrybelle: Betul banget...
Angel: Tapi itu beneran nama asli kamu... Adrianus Harry Susanto ?
Adrian: Sebenarnya memang itu nama asli saya. Wenda tahu kok. Dia teman satu kelas saya dulu, jadi dia tahu soal nama asli saya.
Christy: Dari mana asal namanya ?
Adrian: Dari nama kakek buyut saya. Kalau dia namanya Hadrianus, bukan Adrianus. Ada tambahan huruf H di depannya. Tapi ayah saya cukup menamai saya dengan nama Adrianus saja. Harry itu nama ayah saya. Susanto nama keluarga. Jadi aku ini Adrianus anak dari Harry Susanto. Itu maknanya...
Angel: Oh, begitu... kalau boleh tahu, nama ibumu siapa ? Apa dia masih ada ?
Adrian: Nama ibu saya Eunike Constance Anastasia. Sebenarnya lebih panjang lagi. Dia keturunan Jerman-Austria, tapi lahir di Bandung. Dia masih ada kok, tapi dia sekarang di London. Dia sedang mengawal kakak saya yang kuliah di Inggris, dan sekaligus membantu warga Indonesia yang tinggal di sana...
Cherly: Jadi ibumu di Inggris ? Sejak kapan ?
Adrian: Sejak dua tahun lalu. Dia akan ada di sana hingga kakakku lulus kuliah.
Cherly: Oh... terus tempat kuliah kakakmu di mana ?
Adrian: King's College, London. Dia tinggal di London, namun dia sering pergi ke berbagai tempat di Inggris.
Cherly: Namanya ?
Adrian: Wilhelmus Robert Edward Susanto. Panggilannya Wim. Ibuku yang menamainya.
Cherly: Namanya keren banget... pernah pulang ke sini, selama masa kuliah ?
Adrian: Belum pernah. Ibuku sibuk saat liburan musim panas, jadi ia belum bisa pulang. Tapi katanya untuk tahun ini, mereka akan pulang.
Cherly: Oh, begitu... (melihat ke arah Wenda) oh, ya Wenda, kamu ganti kostum kamu dong... stylist kita udah nungguin...
Wenda: (melihat ke arah kostumnya) Oh, ya! Lupa... sebentar ya, aku ganti baju dulu... stylist kita di mana ?
Cherly: Ada kok, masih di belakang, masih beres2 alat2 rias kita... buruan ganti... ditungguin soalnya...
Wenda: Sorry ya, Adrian... gw harus ganti baju dulu... kamu ngobrol saja dengan teman2ku... oke ?
Adrian: Oke... jangan lama2 ganti bajunya... aku tungguin...
Wenda: Tenang saja... nggak akan lama kok...
Cherrybelle: (sambil melihat Wenda pergi) Cieeeeeeeeee...
Anisa: Eh,, beneran lho, Wenda sama Adrian ini punya hubungan yang gimana gitu...
Felly: Iya... pasangan yang serasi...
Christy: Tepatnya, emang sudah jodohnya...
Cherrybelle: Cieeeeeeee...
Adrian sendiri hanya diam2 saja. Tapi kemudian pembicaraan berlanjut lagi.
Angel: Kalau boleh tahu... sejak kapan sih kamu kenal dengan Wenda ?
Adrian: Sejak SMP. Dia waktu itu tidak seperti yang kalian lihat sekarang. Dia... agak sedikit pemalu, baru datang dari Beijing, meskipun dia bisa bahasa Indonesia, tapi kosakatanya masih baku dan bahasanya masih belum seperti sekarang. Kadang2 dia masih bicara dengan bahasa Mandarin, jadi teman2nya agak sedikit kebingungan untuk bisa bicara dengannya. Kalau sudah bahasa Mandarinnya keluar... kadang2 teman2nya sering tertawa, atau kalau nggak meledek bahasanya... tahu lah, bahasa Mandarin disini sering dibuat parodi2 nggak jelas gitu... dia jadi sering sedih dan menjauh dari pergaulan. Tapi dia juga punya usaha untuk bisa menyamai teman2nya yang lain. Dia berusaha untuk bisa mempelajari semua kehidupan yang ada disini... dan aku termasuk salah satu yang menemaninya. Selain juga ada temannya yang kemudian jadi sahabatnya...
Gigi: Apa itu Lauren ?
Adrian: Betul. Berarti kalian sudah dengar cerita masa lalunya Wenda...
Cherrybelle: Iya dong!
Gigi: Malah dari situ, kita mengerti soal hubungan kamu dengan Wenda... dan apa keputusannya, Cherly ?
Cherly: Kita semua menerima hubungan kamu dengan Wenda... dan membuat kita semua harus menghapus perjanjian yang dulu kita buat...
Adrian: Perjanjian apa itu ?
Cherly: Jadi, malam sebelum Cherrybelle terbentuk, kita semua membuat perjanjian yang isinya kita semua tidak akan berpacaran sebelum kita sukses. Kita semua menandatanganinya dan kita membuat perjanjian ini atas inisiatif kita sendiri. Siapa yang melanggar, dia bisa kita keluarkan dari Cherrybelle dengan menunjukkan surat itu pada produser atau manager kita. Namun, belakangan kita juga sadar kalau perjanjian itu juga menghambat kita dalam mencari pacar. Kita semua diam2 juga naksir dengan cowok yang ada di sekolah kita masing2. Wenda telah membuat kita semua memikirkan lagi soal perjanjian itu, dan setelah kita rundingkan, termasuk juga mendengarkan cerita dari semuanya, dan juga karena kita sudah terkenal, akhirnya kita putuskan untuk menerima hubungan kalian dan mengganti perjanjian itu dengan sebuah komitmen bersama.
Adrian: Komitmen apa itu ?
Cherly: Kita boleh pacaran, asalkan tidak mengganggu aktivitas kita di sekolah dan aktivitas kita di Cherrybelle. Dan semuanya menerima.
Adrian: Well, komitmen yang bagus... tapi omong2, diantara kalian, sudah ada yang dapat pacar belum, menyusul Wenda ?
Cherly: Belum... hanya saja kita jadi lebih berani dalam mengungkapkan perasaan kita masing2. Hanya saja kita belum dapatkan pacar. Masih mencari waktu yang pas.
Christy: Hanya saja, kita semua sudah ada perkembangan lah, untuk soal cowok... tapi kita juga nggak mau buru2 punya pacar sih...
Ryn: Kita semua mau lihat dulu sejauh mana hubungan kamu dengan Wenda, nanti dari situ kita menilai baik dan buruknya...
Cherly: Kita semua memakai hubunganmu dengan Wenda sebagai tes awal. Kalau misalnya bisa tahan lama, mungkin kita juga akan mencoba.
Adrian: Well, that's good. Berarti kalian akan menimbang baik-buruknya, ya kan ?
Cherly: Betul banget... kita harus tahu baik-buruknya, supaya ini bisa jadi pelajaran buat kita juga...
Adrian: Very good. Tapi aku sudah janji aku akan jadi pacar yang baik untuk Wenda. Kejadian masa lalu yang membuat aku dan Wenda belajar. Dulu saya pernah lukai hatinya, karena aku memilih sahabatnya sebagai pacarnya, daripada dia yang memang sejak awal suka denganku. Tadinya saya berpikir aku nggak akan bertemu Wenda. Tapi kini kita berdua bertemu dan... setelah kita membuka masa lalu masing2, aku sadar bahwa aku seperti mendapatkan kesempatan kedua untuk bisa jadi pacarnya, dan Wenda juga merasakan hal yang sama, mendapatkan kesempatan kedua untuk bisa suka padaku lagi... dan kita sadar, ketika kita sudah bertemu dan semua kisah masa lalu kita benar adanya... kita langsung berpikir, it's time. Kita tidak akan menunda-nunda lagi. Inilah saatnya untuk melanjutkan apa yang dulu belum kita capai, dan juga memberi kesempatan pada masing2 untuk saling mencintai sebagai kekasih, apa yang dulu belum sempat kita lakukan saat SMP...
Cherly: So, it's just like... unfinished business, isn't it ?
Adrian: Yes, it is. And we've just finish it. We're become lovers. A couple. Just like what we actually we want.
Cherly: Ok, I see that...
Anisa: Tapi... satu pertanyaan. Kenapa kamu lebih memilih sahabatnya Wenda itu jadi pacarmu ? Kenapa tidak kamu tolak saja dia, kalau memang kamu suka dengan Wenda ?
Adrian: Nice question. Tadinya memang ingin demikian. Aku ingin menolak Lauren, dan bilang kalau aku lebih menyukai Wenda. Tapi dia tipe pejuang keras. Dia tahu kalau aku lebih menyukai Wenda daripadanya, sehingga dia berusaha untuk bisa membuatku suka padanya. Dia selalu berusaha untuk mengalihkan perhatianku. Aku bisa melihat usahanya. Dan harus aku akui, usahanya boleh juga. Akhirnya, setelah lama aku berpikir, aku putuskan untuk menanyakan keseriusannya. Kalau dia serius, maka bisa saja aku melupakan Wenda. Tapi kalau tidak, maka akan kutolak dia. Setelah aku tanyai keseriusannya, ternyata dia serius. Dia memang suka dan cinta denganku. Fine. Sejak itulah saya mulai menjauhi Wenda dan mulai serius dengan Lauren. Sebenarnya saya sadar, saya telah melukai Wenda, tapi mau bagaimana lagi ? Dia memang serius dan cinta sama saya... dan sesuai apa yang dulu saya rencanakan sebelumnya, kalau dia serius, maka mau tidak mau aku harus melupakan Wenda... dan aku konsisten dengan itu.
Anisa: Jadi karena dia memang punya usaha untuk bisa mengalihkan perhatianmu, dan karena memang serius ingin jadi pacarmu ?
Adrian: Yes. Itu yang aku lihat. Dan syukurnya apa yang dia lakukan sesuai dengan apa yang dia katakan. Dia sangat perhatian dan sangat sayang pada saya. Itu yang membuatku jadi senang padanya.
Anisa: Tapi kasihan Wenda dong... ia pasti sakit hati.
Adrian: Ya. Dia sangat terluka. Tapi itu sudah akibat dari konsekuensinya. Konsekuensi dari semuanya. Lauren serius ingin jadi pacarku, jadi aku harus melupakan Wenda. Aku menyesal harus melakukan itu, dan setelah aku putus dengan Lauren, aku jadi teringat lagi dengan Wenda. Tapi saat itu Wenda sudah menghilang, jadi aku menganggap ini bakalan jadi dosa besar saya... menyakiti orang yang sebenarnya suka dengan saya.
Felly: Berapa lama hubunganmu dengan Lauren ?
Adrian: Satu tahun, tiga bulan, tiga minggu, lima hari. Hampir saja masuk satu tahun empat bulan. Lumayan lama sih, tapi akhirnya nggak enak.
Felly: Kenapa putus ?
Adrian: Di SMP tempat aku sekolah dulu, ada anak baru. Lauren langsung kepincut sama dia. Nggak tahu kenapa. Sejak itu ia mulai menjauhi saya dan jalan dengan anak baru itu. Saat itu saya sadar, bahwa bisa saja saya akan bernasib seperti Wenda. Untuk itu, aku menanyakan keseriusannya sekali lagi. Dia masih ingin pacaran denganku atau tidak. Kali ini dia menjawab tidak. Maka pada saat itu juga, kita langsung putus. Kita putus baik2, dan semuanya berdasarkan pilihan Lauren. Dia sudah siap terima konsekuensinya, dan dia menerima semuanya. Selang beberapa hari kemudian, ia jadian dengan anak baru itu. Itu saja.
Felly: Jadi, kamu putus karena... kamu tidak mau bernasib seperti Wenda, begitu ?
Adrian: Ya. Aku nggak mau disakiti. Sebelum dia benar2 menyakitiku, lebih baik kuakhiri saja.
Felly: Setelah itu, apa yang kemudian terjadi ?
Adrian: Tiga bulan setelah Lauren dan pacar barunya jadian, aku pindah ke Jakarta. Ayahku naik pangkat jadi General Manager di perusahaannya, dan untuk mengisi posisi ini, ia harus pindah tugas ke Jakarta. Aku pun mau tak mau harus mengikutinya. Tapi kemudian saya jadi merasa senang, ketika aku pindah ke sini, aku bisa punya kesempatan untuk bisa bertemu lagi dengan Wenda, dan kalian juga.
Devi: Waktu awal2 kamu pindah ke Jakarta, kamu sempat cari tahu nggak, soal keberadaan Wenda ?
Adrian: Nggak ada waktu untuk itu... aku sudah mulai sibuk beradaptasi disini... jadi sama sekali nggak ada waktu untuk itu...
Devi: Waktu itu, kamu masih ingat nggak soal Wenda, bagaimana persisnya dia, seperti itu ?
Adrian: Aku sudah mulai lupa2 ingat... Wenda yang dulu dengan Wenda yang sekarang berbeda. Jadi aku sempat nggak mengenalinya...
Devi: Kapan kamu pertama kali melihat Wenda ketika kamu sudah disini ?
Adrian: Sekitar sebulan yang lalu, waktu kalian tampil di sebuah pensi. Dulu aku dan teman2ku nonton bareng di sana, dan kebetulan kalian tampil di situ.
Cherly: Oh, ini aku tahu... pensi yang di SMA 20 itu kan ?
Adrian: Tepat sekali. Itulah untuk pertama kalinya saya melihat Wenda lagi, dan juga kalian. Tapi waktu itu, ingatanku masih blank. Aku tahu namanya Wenda, tapi sepertinya dia itu berbeda sekali dengan Wenda yang dulu aku kenal... dia lebih cantik, senyumnya lebih lebar, dan dia lebih tinggi. Orangnya juga ceria. Dulu aku jarang melihatnya seceria sekarang. Ia sudah berubah. Apa itu efek dari image Cherrybelle ?
Cherly: Ummm... seperti itulah. Tapi yang pasti ketika kita pertama kali bertemu Wenda, dia memang mirip dengan apa yang kamu gambarkan tadi. Orangnya seperti traumatik, tapi dia punya bakat dan percaya diri yang tinggi. Apa seperti itu Wenda yang dulu ?
Adrian: Seperti itu. Dia trauma punya sahabat. Dia khawatir kalau ada orang yang menyakitinya seperti dulu. Kenangan masa lalu itu yang membuatnya trauma. Tapi sekarang traumanya hilang kan ?
Cherly: Perlahan-lahan sih menghilang... kita berusaha untuk membuatnya melupakan trauma di masa lalu dan jadi lebih ceria. Selama masa training Cherrybelle, kita saling mengenal dan saling dekat satu sama lain. Wenda tadinya tertutup, tapi belakangan mereka mau akrab dengan kita. Akhirnya setelah beberapa lama, dia jadi lebih baik. Hanya saja, traumanya masih ada, meskipun sudah mulai berkurang.
Adrian: Yah, setidaknya ia jadi lebih baik, ya kan ?
Cherly: Iya sih, tapi belakangan ini, dia jadi berubah. Maksudnya, ada semacam perubahan lagi dalam dirinya.
Adrian: Apa itu ?
Cherly: Sejak dia pacaran denganmu... dia jadi lebih semangat untuk latihan. Aku lihat sendiri perubahannya. Semua juga melihat. Dia jadi lebih semangat dan lebih serius untuk latihan.
Devi: Apalagi saat tadi kita tampil. Dia tampilnya lebih total. Lebih ada semangatnya begitu... nggak biasanya dia seperti itu sebelumnya... berubah banget, dan kita suka banget dengan perubahan itu.
Gigi: Apa itu karena faktor pacarnya ?
Adrian: Bisa saja... aku juga melihat ada yang berubah dengan Wenda. Kok tiba2 Cherrybelle jadi lebih kompak, dan gerakannya lebih total. Ketika aku lihat Wenda, dia jadi lebih total dan lebih bersemangat. Berarti yang ia bilang sebelum acara dimulai itu benar...
Devi: Memangnya, dia bilang apa sebelum tampil ?
Adrian: Dia hanya bilang kalau... belakangan ini dia jadi lebih serius latihan, dan kata teman2nya, dia jadi lebih semangat latihan... seperti itulah...
Cherly: Berarti benar. Memang kita bilang Wenda jadi lebih semangat saat latihan... dan juga saat tampil. Kalau begitu, selamat, kau telah berhasil menjadi pacar yang baik untuk Wenda, sejauh ini...
Cherrybelle: Yeaaaayyyyy...
Adrian: Terima kasih ya... kan ini memang sudah tugas dan tanggung jawab saya... tapi aku ingin kalian juga bisa jadi teman dan sahabat yang baik buat Wenda. Jaga dia baik2 ya, selama Wenda ada pada kalian...
Cherly: Itu sih bukan masalah buat kita... kita sudah jadi sahabat buat Wenda. Dan memang kita sudah janji untuk saling menjaga satu sama lain. Jadi, kamu nggak usah ragu. Wenda akan kita jaga sebaik2nya, sama halnya dengan personil yang lain. Betul kan teman2 ?
Cherrybelle: Betul banget!
Tidak lama kemudian, datanglah Wenda yang sudah berganti pakaian. Pakaiannya kini lebih santai. Kaus dengan syal merah, celana jeans, dan sepatu high heels. Rambutnya yang tadi diikat, kini terurai, dengan pita merah di bagian kanan kepalanya. Dia juga membawa tas pribadinya dan tas make-upnya. Sampai di mobil, dia langsung menaruh tas dan tas make-upnya di dalam mobil dan kemudian duduk lagi di lantai mobil.
Wenda: Gimana ngobrol2nya, Adrian ?
Adrian: Asyik kok... kita saling curhat2an saja...
Cherly: Cieeeeee... eh, Wenda, kru2 yang lain sudah selesai ?
Wenda: Iya tuh, sudah hampir selesai... sebentar lagi mereka semua ke sini...
Cherly: Wah, berarti kalau begitu kita sudah harus pulang nih... kita soalnya hanya tinggal menunggu kru2 yang lain saja nih... kamu nggak pulang, Adrian ?
Adrian: Mungkin setelah ini. Saya juga sebenarnya mau siap2 pulang, karena tugas saya sudah selesai.
Cherly: Tugas ? Emangnya kamu tugas apa tadi ?
Adrian: Aku tadi diajak untuk jadi kru dadakan kalian... lumayan sih buat bantu2 saja...
Cherly: Oh... bagus dong kalau begitu... bisa lebih kenal lagi dengan kru2 kita...
Adrian: Yah, seperti itulah...
Tak lama, datanglah kru2 Cherrybelle yang lain. Mereka semua membawa banyak peralatan dari dalam gedung sekolah. Ada alat audio controller, mixer, tas pakaian, dan beberapa peralatan lainnya. Semuanya adalah alat2 yang tadi dipakai untuk acara Cherrybelle tadi. Melihat mereka yang sudah mulai berkumpul dan memasukkan barang2 ke dalam mobil, maka itulah saatnya Adrian untuk pulang. Semua personil Cherrybelle juga sudah bersiap-siap untuk pulang. Adrian lalu berdiri dari tempat ia duduk, dan berpisah dengan para personil Cherrybelle.
Adrian: Well, sepertinya semua sudah berkumpul, berarti saya harus pulang. Nanti kapan2 kita bertemu lagi.
Cherly: Oke deh... terima kasih ya, untuk semuanya... Cherrybelle senang banget bisa mengenal kamu lebih dekat. Kita semua bakal menunggu kedatanganmu lagi.
Adrian: Oke, omong2... (melihat VW Kombi milik Cherrybelle) VW Kombi yang bagus. Siapa yang punya mobil ini nih ?
Cherly: Ini mobil dari manajemen kita... hanya saja Christy yang mengemudikannya. Awalnya kita nggak terlalu suka mobil ini... karena terlalu jadul. Tapi setelah dimodifikasi, kita jadi suka mobil ini, karena cukup untuk menampung kita semua dan kegiatan2 kita didalamnya. Di dalamnya ada TV, ada meja buat ngobrol atau makan-minum dalam mobil, terus kursinya bisa dijadikan tempat tidur kalau lagi mau istirahat, banyak deh. Kita jadi seperti punya rumah kedua dalam mobil ini, karena semua kegiatan kita bisa dilakukan dalam mobil ini. Anggap saja ini seperti rumah dan kantor berjalan Cherrybelle...
Adrian: Hmmm... bagus. Memang mobil ini bagus buat kalian. Cukup untuk sembilan orang...
Cherly: Memang sih... tapi selain itu, fasilitas mobilnya yang bikin kita senang dengan mobil ini...
Adrian: Well, I see that. Kalau begitu, aku pulang dulu ya... take care.
Cherly: Take care juga... udah pamitan sama Wenda ?
Adrian: Just say that I love her. Dia sudah tahu kok kalau aku mau pulang. Sampai jumpa, selamat malam... (melambaikan tangannya, lalu melangkah pergi)
Cherly: Oke... akan kusampaikan... selamat malam juga... hati2!
Adrian hanya memberi kode acungan jempol saja pada Cherly sambil berjalan pulang. Setelah itu, dia menghilang. Cherly lalu berjalan masuk ke dalam mobilnya, dan bersiap untuk pulang. Ketika dia akan masuk ke dalam mobil, Wenda bertanya pada Cherly apa yang tadi dia bicarakan dengan Adrian. Ketika Cherly sedang ngobrol dengan Adrian, Wenda sedang membantu teman2nya yang lain membereskan hadiah2 dari fans yang ditaruh di kursi mobil. Mereka semua menaruhnya di tempat lain karena kursinya akan dipakai untuk duduk. Cherly lalu memberitahukan semuanya pada Wenda, termasuk kata "I love you" yang Adrian titipkan pada Cherly. Wenda pun jadi sedikit merasa lega. Ia pun kemudian masuk lagi ke dalam mobilnya dan duduk di kursinya. Setelah semuanya sudah siap, rombongan mobilnya Cherrybelle meninggalkan kawasan SMA Sistine 15 menit kemudian, dan saat itu kondisi di arena pensi sudah mulai sepi.
Pulang dari SMA Sistine, Adrian tidak langsung naik taksi. Dia memilih untuk berjalan kaki sejenak, sambil memikirkan apa yang selama ini sudah terjadi padanya. Dia berjalan di atas trotoar yang sangat sepi, hanya ada sedikit penerangan, dan hanya beberapa mobil yang lalu lalang di jalanan. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya, dan kepalanya sedikit menunduk. Dia memikirkan apa yang kini sedang terjadi pada dirinya. Adrian kini sadar kalau dia punya hubungan dengan dua girlband terkenal. 7 Icons dan Cherrybelle. 7 Icons adalah teman sekolahnya, sementara Cherrybelle adalah teman barunya dan didalamnya ada pacarnya. Dia sadar bahwa sekarang kondisinya sudah mulai berjalan di luar kendali. Dia seharusnya tetap ada di jalurnya dan rencananya, melatih 7 Icons agar penampilan mereka bisa kembali. Namun, pertemuannya kembali dengan Wenda justru membawanya masuk ke dalam lingkungan baru. Cherrybelle. Kini, Adrian dekat dengan dua girlband sekaligus, bahkan salah satu personil dari salah satu girlband yang dekat dengannya itu adalah pacarnya, meskipun cintanya lebih didasari oleh persahabatan mereka di masa lalu. Adrian merasa kalau ini semua tidak boleh terjadi. Ia harus tetap pada jalurnya. Jalurnya adalah 7 Icons. Tapi ia tidak bisa begitu saja membuang Cherrybelle, terlebih mereka semua sudah menerima dengan baik keberadaannya dan juga hubungannya dengan pacarnya. Adrian pun kini dalam dilema besar. Mana yang harus ia pilih... jalan yang ada didepannya kini sudah terbagi dua. Mau tetap di jalurnya sejak awal, yaitu mendukung 7 Icons, atau banting setir mendukung Cherrybelle. Semuanya punya konsekuensinya masing2. Kalau dia tetap mendukung 7 Icons, berarti misinya akan tetap berlanjut, tapi itu akan membuat perhatiannya pada sang pacar berkurang, meskipun untuk saat ini masih dalam kondisi yang cukup baik... Adrian masih bisa membagi waktu antara 7 Icons dan pacarnya. Tapi kalau kemudian ia mendukung Cherrybelle, ia jadi akan lebih dekat dengan pacarnya dan teman2 barunya, namun dia justru malah mengkhianati misinya dan juga teman2nya. Adrian pun jadi bingung sendiri. Ia berjalan seperti orang bingung, karena dalam pikirannya sedang penuh dengan kedua girlband itu. Ia tidak bisa memutuskan siapa yang akan ia pilih sekarang. Terlalu sulit dan terlalu berat untuk memutuskan saat ini. Ketika ia sedang berpikir itu, lewatlah sebuah taksi. Adrian pun langsung menyetopnya dan ia pun pulang ke rumahnya. Ia butuh waktu untuk beristirahat. Hari itu sangat melelahkan untuknya.
Itulah akhir dari Fanfiction 7 Icons part 16b. Akhirnya Adrian dilema juga. Kedekatannya dengan Cherrybelle membuat dia jadi bingung sendiri. Ia mulai khawatir konsentrasinya pada misi awalnya menjadi berkurang. Ia kini mulai dihadapkan pada dua pilihan, mau mendukung 7 Icons atau Cherrybelle ? Jujur saja, ini yang saat ini saya rasakan. Tiba2 saya jadi makin suka sama Cherrybelle, padahal tadinya masih biasa2 saja... tapi tenang kok, aku masih suka sama 7 Icons, dan sesuai lagunya, Cherrybelle sukses bikin Iconia jadi pada dilema. Di bagian berikutnya, akan diceritakan bagaimana cara Adrian mengatasi dilemanya ini. Harry, ayahnya Adrian, akan menjadi pemecah terhadap masalah ini. Apa yang akan Harry lakukan untuk menolong Adrian ? Tunggu saja. Ya sudah deh, ceritanya segini dulu... tetap stay tune terus di blog saya karena cerita ini akan segera berlanjut ke bagian berikutnya. Remember, it's just a Fanfiction.
BERSAMBUNG... (ke part 16c)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar